peserta didik?
Hazana Itriya, Guru SKI (2022)
Pendahuluan
Usaha “membumikan” nilai-nilai Islam melalui dakwah Walisanga sampai periode KH.
Abdurahman Wahid dengan istilah “pribumisasi Islam” jejaknya masih nampak jelas sampai
saat ini.
Masyarakat Indonesia sebelum kedatangan Islam ada yang sudah menganut agama dan atau
kepercayaan. Para Walisanga dakwahnya bisa diterima oleh masyarakat setempat, melalului
pendekatan budaya dengan cara-cara yang bijaksana dan dengan berpedoman tidak
menyimpang dari ajaran Islam. Selanjutnya terjadi proses akulturasi (percampuran budaya).
Proses ini menghasilkan budaya baru yaitu perpaduan antara budaya setempat dengan nilai-
nilai Islam yang merupakan kearifan lokal.
Kearifan lokal yang diwariskan leluhurnya pada masyarakat di berbagai wilayah Indonesia
sebagai wujud mengapresiasi nilai-nilai ajaran Islam harus kita lestarikan dan dihormati.
Salah satu wujud nyata bangsa Indonesia dalam mengapresiasi nlai-nilai kearifan lokal dan
keberagaman seabagai kekayaan sekaligus sebuah keniscayaan. Perbedaan, keberagaman
bukan sebagai alasan untuk bercerai berai namun justru sebaliknya sebagai sarana untuk
bersatu padu menuju Indonesia maju dengan semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”.
1
Pertanyaan Kunci
Bagaimana cara tokoh agama atau ulama di tempatmu menggunakan budaya sebagai
media dakwah?
Apakah di daerahmu ada budaya tahlilan, khitanan, dan Muludan atau tradisi budaya
Islam yang lainnya?
Budaya kesukuan apa yang masih sangat kental di daerah rumah atau kampung
halamanmu?
Pada hari besar apakah biasanya sebuah tradisi keislaman dilaksanakan?
M. Kholiludin. 2020. Buku Pedoman Ajar Sejarah Kebudayaan Islam MTs Kelas IX.
Jakarta : Kementrian Agama RI. Cetakan I
Kertas Flipchart 5 Lembar
Spidol warna-warni
Solasi atau double tip
Handout 4.1 berisi ”perbandingan tradisi budaya sebelum dan setelah Islam datang ke
Indonesia.”
Informasi tambahan 4.2 berisi info tentang
Informasi tambahan klasifikasi budaya tradisi yang bernilai Islami
Reward berupa coklat atau voucer jajan di kantin bagi kelompok terbaik
Waktu
Sesi ini berlangsung selama 90 menit. Fasilitator dapat mengikuti urutan waktu yang
ditetapkan secara fleksibel untuk tiap tahap kegiatan seperti yang ditunjukkan.
ICT
Jika ada peseerta didik yang tidak hadir ataupun mendapat skor minimal pada kegiatan belajar
tersebut, guru sudah menyiapkan pembelajaran remedial dengan menjawab soal-soal melalui
aplikasi Quizizz atau website dengan mengklik link berikut
https://quizizz.com/join?gc=56470291 dengan kode sebagai berikut 5647 0291 . ditunggu
sampai tanggal 20 Oktober 2022 pukul 23.00 WIB untuk mengerjakan test tersebut.
2
Energizer
TEPUK GRAFIK
Gunakan bolpoin atau benda yang agak panjang
Aturan
Jika bolpoin digerakkan mendatar, dijawab tepuk secara perlahan-lahan hingga bolpoin
berhenti.
Jika bolpoin digerakkan semakin ke atas, dijawab tepuk yang semakin cepat hingga bolpoin
berhenti.
Jika bolpoin digerakkan semakin ke bawah, dijawab tepuk yang semakin pelan hingga bolpoin
berhenti.
Nb: Urutannya bisa dibolak-balik !
I
Introduction (5 menit)
1. Guru memaparkan tema, tujuan dan hasil pembelajaran, serta pertanyaan-pertanyaan kunci
kepada peserta.
2. Sampaikan beberapa poin utama yang terdapat dalam pendahuluan sesi ini.
3. Mintalah para peserta untuk melihat materi kompetensi pedagogik inti guru yang mengacu
pada kompetensi inti 4.1.4, 4.2.4, dan 4.3.4. Jelaskanlah bahwa sesi ini akan membantu mereka
untuk mengembangkan berbagai kompetensi tersebut.
3
4) Minta peserta menemukan ciri-ciri masing-masing pembelajaran tersebut.
5) Motivasi peserta agar memahami makna: toleransi pada nilai-nilai keislaman dalam kearifan
lokal dan tradisi budaya keislaman; serta minta mereka untuk mengembangkan ide-ide kreatif
pada materi yang diajarkan.
6) Beri kesempatan kepada peserta untuk memaparkan pemikirannya sehingga muncul ide
kreatif siswa di kelas.
7) Pada akhir dari bagian connection ini, minta peserta menyimpulkan apa makna pentingnya
ide-ide yang kreatif untuk memecahkan masalah dalam pembelajaran.
E Extension
Carilah gambar dan informasi di Google mengenai asal mula terjadinya akulturasi budaya yang
terjadi di Indonesia dan ceritakan pada pertemuan mendatang terkait temuanmu di dunia
internet.
Catatan Fasilitator
Seorang guru Pendidikan Agama Islam yang baik harus mampu memahami
cara menstimulasi siswa agar mereka dapat terlibat dalam pembelajaran.
Interaksi efektif, menyenangkan dan menantang akan membangun ide-ide
dalam proses pembelajaran.
Guru harus memahami sebuah proses pembelajaran yang ” interaktif,
inspirasional, menyenangkan, dan memotivasi siswa untuk berpartisipasi
secara aktif, yakni:
1. Peserta didik bertanggung jawab terhadap pembelajarannya sendiri
2. Peserta didik menentukan sumber pembelajaran dan cara mencarinya
3. Peserta didik mampu memecahkan masalah
4. Peserta didik mampu mengevaluasi hasil belajar
Semakin baik seorang guru dalam menstimulasi siswa untuk aktif dalam
pembelajaran akan semakin partisipatif siswa dalam pembelajaran.
Peserta diharapkan mempelajari strategi pembelajaran yang dapat
mendorong partsipasi siswa di dalam pembelajaran.
Fokus pemamahan strategi pembelajaran aktif adalah pada ketepatan
strategitersebut dapat melibatkan siswa secara aktif dalam pelajaran di kelas.
Bagaimana guru dapat mengorganisasi dan mengelola kelas dengan berbagai
cara antara lain dengan kerja kelompok kecil di dalam pelajaran.
Pesan Utama
4
Seluruh strategi atau metode pembelajaran yang guru gunakan seharusnya merangsang
partisipasi aktif siswa di dalam proses belajar mereka. Ketika kegiatan belajar bersifat aktif,
siswa akan mengupayakan sesuatu, misalnya menemukan pola, mengajukan pertanyaan,
memecahkan masalah, membuat pemetaan, dan memberi alasan logis. Kegiatan belajar aktif
tidak dapat berlangsung tanpa partisipasi siswa.
Glosarium
Adat : aturan atau perbuatan yang lazim diturut atau dilakukan sejak dahulu kala
Hadrah : Sebuah kesenian dalam bentuk seni tari dan nyanyian yang bernapaskan Islam
Kasidah : Jenis seni suara yang bernapaskan Islam dan dibawakan dengan irama gembira
serta diiringi dengan rebana
Kesenian : perihal tentang keahlian membuat karya yang bermutu dilihat dari segi
kehalusannya dan keindahannya
Sekaten : Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW. Yang diselenggarakan di Yogyakarta
dan Surakarta
Slabadan : Pertunjukan teater komedi yang menjadi adat Madura
Tradisi : Adat kebiasaan turun-temurun dari nenek moyang yang masih dijalankan dalam
masyarakat
Bacaan Tambahan
H. Harsono dan T. Ibrahim. 2017. Tonggak Sejarah Kebudayaan Islam 3. Solo : Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri
M. Kholiludin. 2020. Buku Pedoman Ajar Sejarah Kebudayaan Islam MTs Kelas IX. Jakarta
: Kementrian Agama RI. Cetakan I
LKS Khazanah Cerdas, Bahagia Dunia Akhirat. Sejarah Kebudayaan Islam 9 Semester
Ganjil. Solo : CV. Media Adi Karya.
Gambar 4.1.4. Menjelaskan tentang tradisi kesukuan yang sudah ada sebelum Islam datang
5
Gambar 4.3.4 merupakan ilustrasi seni budaya dan kearifan lokal masyarakat Indonesia yang
masih dapat kita jumpai sampai saat ini. Rumuskan beberapa pertanyaan tentang nilai-nilai
Islam berkaitan dengan kearifan lokal di beberapa daerah yang ada di Indonesia!
Informasi Tambahan
Wawasanku!
6
Catatan Singkat
7
3) Tembuni (upacara mengubur tembuni (placenta) yang sudah dibersihkan, bisa
dikuburkan di halaman/area di sekitar rumah ataupun dihanyutkan ke sungai disertai
pembacaan doa agar bayi itu selamat dan kelak berbahagia)
4) Gusaran (budaya meratakan gigi anak perempuan dengan alat khusus disertai
pembacaan doa dan shalawat kepada Nabi Muhammad Saw.)
5) Sunatan/Khitanan (kegiatan ini dilakukan dengan maksud agar alat vital anak bersih
dari najis)
6) Cucurak (memasak makanan yang berbeda-beda, kemudian dikumpulkan di masjid
terdekat untuk dibagikan dan dimakan bersama
d. Kearifan Lokal di Melayu
1) Petang Megang (budaya masyarakat Melayu yang dilaksanakan di Sungai Siak dengan
berziarah ke berbagai makam pemuka agama dan tokoh-tokoh penting Riau)
2) Balimau Kasai (upacara tradisional untuk menyambut bulan suci Ramadhan sebagai
simbol penyucian dan pembersihan diri)
3) Tahlil Jamak atau Kenduri Ruwah (tahlil jamak berupa dzikir dan doa untuk para
arwah orang tua atau sesama muslim serta kenduri dengan sajian menu yang
bersumber dari sumbangan sukarela warga)
4) Barzanji (pembacaan Barzanji diiringi penggunaan alat musik modern agar
masyarakat Melayu Islam dapat mengambil pelajaran dari kehidupan Nabi Muhammad
Saw.)
e. Kearifan Lokal di Bugis
1) Upacara Ammateang (upacara masyarakat Bugis saat seseorang di dalam suatu
kampung meninggal dunia, di mana pelayat yang hadir biasanya membawa
sumbangan atau amplop kepada keluarga yang ditinggalkan)
2) Mabbarasanji/Barzanji/Barazanji (budaya masyarakat Bugis yang mengandung
estetika tinggi dan kesakralan serta dibagi-bagi dalam banyak jenis, seperti Barazanji
Bugis ‘Ada’ Pa’bukkana’; Barazanji Bugis ‘Ri Tampu’na’ Nabitta’; Barazanji Bugis
‘Ajjajingenna’; dan lain-lain)
f. Kearifan Lokal di Minang
1) Salawat Dulang (cerita memuji Nabi Muhammad Saw. atau berhubungan dengan
persoalan agama Islam diiringi irama bunyi ketukan jari pada dulang atau piring logam
besar [memperingati hari-hari besar agama Islam dan alek nagari])
2) Makan Bajamba/Makan Barapak (budaya makan masyarakat Minangkabau dengan
cara duduk bersama-sama di dalam suatu ruangan atau tempat di hari-hari besar
agama Islam dan dalam berbagai upacara/pesta adat dan pertemuan penting)
3) Mandi Balimau (budaya membersihkan hati dan tubuh manusia dalam rangka
mempersiapkan diri untuk melaksanakan ibadah puasa dengan cara mengguyur
seluruh anggota tubuh dan keramas