Anda di halaman 1dari 6

BAB II

STRUKTUR ORGANISASI KKM

Stuktur Organisasi KKM PADOLA


Desa Aek Siala Kecamatan Portibi
KKM PADOLA Pembina

Koordinator Kepala Desa


Sahrial Umri Ali Mahruddin Hsb

Anggota Tokoh Masyarakat


Sayuti Harahap Tokoh Agama
Darwis Harahap
Fitrina Siregar
Rosmila Siregar

Ketua Satlak

Ilman Harahap

Unit Pengaduan
Masyarakat

Awaluddin Hasibuan

Unit Keuangan Unit Teknis Unit Kesehatan

Putra Tuani Jega Amrul Sani Pratiwi


2. 1 Kelompok Keswadayaan Masyarakat ( KKM )

KKM merupakan lembaga yang diakui, dipercaya dan diterima masyarakat sebagai
representasi warga yang berhimpun dalam suatu himpunan masyarakat warga setempat, sebagai
pengelola Pamsimas di tingkat masyarakat. Lembaga ini dibentuk dengan latar belakang hal sebagai
berikut :
• Perlu ada lembaga atau dengan sebutan lain yang independen, sebagai pengelola Program
Pamsimas di tingkat masyarakat.
• Lembaga/badan dimaksud harus mendapat pengakuan, dipercaya dan dibentuk oleh
masyarakat.
• Nama generik untuk kelompok/badan tersebut adalah Kelompok Keswadayaan Masyarakat
(KKM).
• KKM dibentuk sebagai kesatuan perwakilan masyarakat dalam menerima dan menyalurkan
bantuan program, langsung kepada masyarakat.
• KKM tidak harus dibentuk jika di desa tersebut sudah ada organisasi sejenis, yang
dinilai/diverifikasi sesuai dengan konsep KKM.
Kelompok Keswadayaan Masyarakat (KKM) dibentuk melalui beberapa tahapan, dan tahapan
tersebut adalah sebagai berikut :
a. Persiapan pembentukan KKM
b. Pemilihan panitia pembentukan KKM
c. Sosialisasi
d. Identifikasi kelembagaan masyarakat yang ada
e. Penetapan criteria calon anggota KKM
f. Penyusunan tata tertib pemilihan dan anggaran dasar KKM
g. Pemilihan KKM tingkat desa
h. Peresmian KKM
Dalam pelaksanaanya, kelompok keswadayaan masyarakat (KKM) memiliki tugas-tugas
sebagai berikut :
◦ Merumuskan dan menetapkan kebijakan serta aturan main (termasuk sanksi) secara
demokratis dan partisipatif mengenai hal-hal yang bermanfaat untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat warga desa/kelurahan setempat termasuk penggunaan
Dana BLM Pamsimas.
◦ Mengorganisasi masyarakat untuk bersama-sama merumuskan visi, misi, rencana
strategis dan rencana program peningkatan kesejahteraan masyarakat tahunan.
Memfasilitasi aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam perumusan kebutuhan dan
usulan program penyediaan layanan air minum dan sanitasi dan penanggulangan
kemiskinan pada umumnya, untuk dapat dikomunikasikan, dikoordinasikan dan
diintegrasikan dengan program serta kebijakan pemerintah desa/kelurahan, kecamatan
dan kabupaten/kota.
◦ Mengkoordinasi pengelolaan program-program yang diterima masyarakat, dan
pelaksanaan program yang dilakukan oleh Unit-unit Pelaksana (UP)/Satuan Pelaksana
(Satlak) berbagai program sektoral.
◦ Mendorong berlangsungnya proses pembangunan partisipatif sejak tahap penggalian
ide dan aspirasi, pemetaan swadaya atau penilaian kebutuhan, perencanaan,
pengambilan keputusan, pelaksanaan, pemeliharaan hingga monitoring dan evaluasi.
◦ Membangun transparansi dan akuntabilitas kepada masyarakat dan pihak luar melalui
berbagai media seperti papan pengumuman, sirkulasi laporan kegiatan dan keuangan,
serta rapat dan laporan pertanggungjawaban secara terbuka.
◦ Memonitor, mengawasi dan memberi masukan untuk berbagai kebijakan maupun
program pemerintah lokal yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat miskin
untuk mendapatkan pelayanan dasar, maupun pembangunan desa/kelurahan pada
umumnya.
◦ Memonitor, mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan keputusan-keputusan yang
telah diambil KKM termasuk penggunaan dana-dana bantuan program pemberdayaan
yang diterima.
◦ Menjamin dan mendorong peran serta berbagai unsur masyarakat, khususnya
masyarakat miskin dan kaum perempuan di wilayahnya, melalui proses serta hasil
keputusan yang adil dan demokratis.
◦ Membuka akses dan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk melakukan
kontrol terhadap kebijakan, keputusan, kegiatan dan keuangan yang di bawah kendali
KKM.
◦ Mengawal penerapan nilai-nilai hakiki, dalam setiap keputusan maupun pelaksanaan
Pamsimas serta pembangunan lainnya di desa/kelurahan masing-masing.
Fungsi KKM :
◦ Penggerak dan pemicu munculnya kembali nilai-nilai kemanusiaan, kemasyarakatan,
dan demokrasi dalam kehidupan nyata masyarakat setempat.
◦ Penggerak proses pengembangan aturan (kode etik, kode tata laku, dsb).
◦ Penggerak proses pengambilan keputusan yang adil dan demokratis.
◦ Pengendalian aspek sosial terhadap proses pembangunan.
◦ Pembangkit dalam memediasi aspirasi dan partisipasi masyarakat.
◦ Wadah informasi dan komunikasi bagi warga masyarakat desa/kelurahan setempat.
◦ Penggerak untuk advokasi dalam mengintegrasikan kebutuhan program di masyarakat
dengan kebijakan dan program pemerintah setempat.
◦ Mitra kerja pemerintah desa/kelurahan setempat dalam upaya penyediaan layanan air
minum, sanitasikesehatan, dan peningkatan kapasitas masyarakat.

2.2 Satuan Pelaksana ( Satlak ) PAMSIMAS

1. Ketua Satlak
Tugas & Tanggung Jawab Koordinator Memimpin dalam pengelolaan dana dan pelaksanaan
kegiatan dilapangan yang meliputi :
a. Menyusun, melaksanakan dan mempertanggung jawabkan RKM;
b. Memimpin setiap pertemuan yang diselenggarakan oleh RKM;
c. Memeriksa dan menyetujui pengajuan pencairan dan pengeluaran yang diajukan oleh
Unit Pengelolaan Keuangan;
d. Melakukan inspeksi/ pengawasan terhadap setiap kegiatan yang dilakukan;
e. Bertanggung jawab melaporkan hasil kemajuan kegiatan yang telah dilaksanakan
kepada masyarakat dan mengirimkan laporan tersebut ke DPMU setiap bulan.

2. Unit Pengelola Keuangan (UPK/Bendahara)


Tugas dari UPK adalah:
a. Mengorganisir terkumpulnya kontribusi masyarakat dalam bentuk tunai (in cash) minimal
4% dari total biaya hibah desa;
b. Bersama unit teknis membelanjakan dan membayar kebutuhan material untuk kontruksi;
c. Membuat catatan pembukuan seluruh kegiatan;
d. Membuat laporan keuangan bulanan;
e. Melaksanakan kegiatan administrasi program sebagaimana diperlukan.

3. Unit Kerja Teknik


Tugas dan tanggungjawab UKT adalah:
1. Menyiapkan dan melaksanakan pembuatan RKM (terutama yang menyangkut bidang
teknis);
2. Membantu dalam pelaksanaan desain sarana air minum masyarakat dan sanitasi institusi;
3. Membelanjakan material dan peralatan yang dibutuhkan untuk pembangunan konstruksi
sarana air minum masyarakat dan sarana sanitasi institusi;
4. Mengorganisasi tukang untuk pelaksanaan konstruksi program;
5. Mengorganisasi tenaga gotong royong dalam pembangunan konstruksi program;
6. Mengawasi jalannya pelaksanaan konstruksi sarana air minum dan sanitasi;
7. Mengoperasikan, memelihara, dan memperbaiki sarana air minum dan sanitasi;
8. Membantu masyarakat yang ingin membangun sarana sanitasi pribadi;
9. Memonitor pelayanan air minum pada masyarakat;
10. Membuat laporan kondisi dan pelayanan sarana air minum;
11. Melakukan pelelangan secara terbuka bagi pekerjaan yang memerlukan bantuan pihak
ketiga;
12. Mengorganisasi pengumpulan material dan/ atau tenaga kerja.

4. Unit Kerja Kesehatan


Tugas dari UKK adalah:
1. Menyiapkan dan melaksanakan pembuatan RKM yang menyangkut perubahan perilaku
hidup sehat, peningkatan/ promosi kesehatan serta sanitasi masyarakat;
2. Melaksanakan promosi kesehatan dan sanitasi pada masyarakat;
3. Memonitor dan membuat laporan tentang pelaksanaan promosi kesehatan dan sanitasi
yang dilaksanakan di desa/kelurahan dan juga di sekolah;
4. Bekerjasama dengan guru sekolah dalam pelaksanaan kegiatan PHS di sekolah;
5. Bekerjasama dengan lembaga-lembaga yang ada di masyarakat seperti Posyandu, PKK,
Fatayat, Asyiah, dan Komite CLTS – Natural Leader dalam pelaksanaan kegiatan PHS dan
CLTS di masyarakat;
6. Bekerjasama dengan sanitarian dan Fasilitator Kesehatan dalam pelaksanaan RTL dan
monitoring pelaksanaan pencapaian Stop BABS (ODF).

5. Unit Pengaduan Masyarakat


Tugas dari UPM adalah:
1. Menerima dan mengumpulkan pengaduan dari masyarakat baik yang lewat surat langsung
maupun melalui pengaduan KKM, pengaduan langsung dari masyarakat, media masa,
maupun temuan lapangan;
2. Mengidentifikasi permasalahan dan mencatat isi pengaduan ke dalam formulir atau buku
register pengaduan yang memuat (tanggal pengaduan, nama pengadu bila ada, isi
pengaduan, kepada siapa pengaduan ditujukan, dlsb);
3. Memetakan masalah-masalah dari pengaduan yang masuk dengan mengkategorikannya
(kebijakan, manajemen/organisasi proyek, pembangunan fisik, pengelolaan keuangan,
pemberdayaan, pelatihan, kesetaraan jender, dsb);
4. Dibantu oleh TFM dan konsultan merumuskan penanganan pengaduan masyarakat
berdasarkan hasil verifikasi dan investigasi atas kebenaran pengaduan tersebut;
5. Segera menyampaikan hasil penanganan pengaduan terhadap pengadu yang
bersangkutan dan dicatat dalam buku register pengaduan sebagai basis data pengaduan
yang terselesaikan. Jika di luar kapasitas untuk penyelesaiannya, melanjutkan pengaduan
yang dimaksud kejajaran yang lebih tinggi untuk dicarikan penyelesaiannya dengan
mekanisme yang sama.

Anda mungkin juga menyukai