karena nyeri dada disertai dengan sesak napas sejak 30 menit yang lalu. Nyeri timbul sesaat
setelah pasien main tenis, dan tidak mereda dengan istirahat.
c. Bagaimana perbedaan gejala nyeri dada pada penyakit jantung dan paru?
Pada kasus faktor risiko adalah merokok, jarang berolahraga, riwayat penyakit
diabetes melitus dan memiliki riwayat penyakit jantung koroner dalam keluarga
(ayah). Beberapa hal diatas dapat meningkatnya atherosklerosis, peningkatan
trombogenesis, peningkatan tekanan darah dan denyut jantung dan penurunan
kapasitas pengangkutan oksigen.
Merokok menyebabkan meningkatnya atherosklerosis dengan mekanisme
injury endotel secara langsung akibat agent pada rokok (karbon monoksida dan
nikotin) yang menyebabkan timbulnya plak pada permukaan lumen, formasi
mikrofili dan lepasnya sel endotel (endotel damage), perubahan trombosit,
meningkatnya kadar fibrinogen dan C-reactive protein dan menginduksi sitokin
proinflamasi.
Disamping itu meningkatkan level produk oksidasi termasuk LDL-oksidasi
dan menurunkan kolesterol HDL. Atherosklerosis pembuluh koroner merupakan
penyabab penyakit arteria koronaria yang paling sering ditemukan.
Atherosklerosis menyebabkan penimbunan lipid dan jaringan fibrosa dalam
arteria koronaria, sehingga secara progresif mempersempit lumen pembuluh darah.
Bila lumen menyempit, maka resistensi terhadap aliran darah akan meningkat dan
membahayakan aliran darah miokardium. Bila keadaan ini berlanjut, maka
penyempitan lumen akan diikuti dengan perubahan vaskular yang mengurangi
kemampuan pembuluh darah untuk melebar. Dengan demikian keseimbangan
antara suplai dan kebutuhan oksigen miokardium menjadi tidak seimbang,
sehingga dapat menyebabkan nyeri dada, penurunan cardiac output, dan infark
miokardium. Nyeri berlangsung terus menerus oleh stimulus noxious (inflamasi).
Infark Penurunan
Nyeri dada cardiac output
Miokardium
e. Bagaimana tatalaksana awal nyeri dada?
Dokter perlu segera menetapkan diagnosis kerja yang akan menjadi dasar
strategi penanganan selanjutnya. Yang dimaksud dengan terapi awal adalah terapi
yang diberikan pada pasien dengan diagnosis kerja kemungkinan SKA atau SKA
atas dasar keluhan angina di ruang gawat darurat, sebelum ada hasil pemeriksaan
EKG dan/atau marka jantung.
Terapi awal yang dimaksud adalah Morfin, Oksigen, Nitrat, Aspirin (disingkat
MONA), yang tidak harus diberikan semua atau bersamaan.
1. Tirah baring (Kelas I-C)
2. Suplemen oksigen harus diberikan segera bagi mereka dengan saturasi O2 arteri
<95% atau yang mengalami distres respirasi (Kelas I-C)
3. Suplemen oksigen dapat diberikan pada semua pasien SKA dalam 6 jam
4. Aspirin 160-320 mg diberikan segera pada semua pasien yang tidak diketahui
intoleransinya terhadap aspirin (Kelas I-A). Aspirin tidak bersalut lebih terpilih
mengingat absorpsi sublingual (di bawah lidah) yang lebih cepat (Kelas I-C)
5. Penghambat reseptor ADP (adenosine diphosphate)
a. Dosis awal ticagrelor yang dianjurkan adalah 180 mg dilanjutkan dengan
dosis pemeliharaan 2 x 90 mg/hari kecuali pada pasien STEMI yang
direncanakan untuk reperfusi menggunakan agen fibrinolitik (Kelas I-B) atau
b. Dosis awal clopidogrel adalah 300 mg dilanjutkan dengan dosis
pemeliharaan 75 mg/hari (pada pasien yang direncanakan untuk terapi
reperfusi menggunakan agen fibrinolitik, penghambat reseptor ADP yang
dianjurkan adalah clopidogrel) (Kelas I-C).
6. Nitrogliserin (NTG) spray/tablet sublingual bagi pasien dengan nyeri dada yang
masih berlangsung saat tiba di ruang gawat darurat (Kelas I-C). jika nyeri dada
tidak hilang dengan satu kali pemberian, dapat diulang setiap lima menit sampai
maksimal tiga kali. Nitrogliserin intravena diberikan pada pasien yang tidak
responsif dengan terapi tiga dosis NTG sublingual (kelas I-C). dalam keadaan
tidak tersedia NTG, isosorbid dinitrat (ISDN) dapat dipakai sebagai pengganti .
7. Morfin sulfat 1-5 mg intravena, dapat diulang setiap 10-30 menit, bagi pasien
yang tidak responsif dengan terapi tiga dosis NTG sublingual (kelas IIa-B).
f. Apa GOLD STANDARD penyakit jantung?
Angiografi koroner Adalah suatu tindakan pemeriksaan (test) yang paling
akurat (gold standard) untuk mendiagnosa penyakit jantung koroner. Angiografi
koroner (kateterisasi jantung). Pemeriksaan ini menggunakan sinar X dan zat
kontras yang diinjeksikan ke dalam pembuluh darah arteri koroner / jantung untuk
melihat adanya penyempitan / sumbatan.
Angiografi koroner juga digunakan sebagai gold standard penentuan Acute
Coronary Syndrom.
g. Penegakan diagnosis
Diagnosis dapat ditegakkan dengan melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang seperti laboratorium, EKG.
a. Anamnesis
− Pasien yang datang dengan keluhan nyeri dada perlu dilakukan anamnesis
secara cermat apakah nyeri dadanya berasal dari jantung atau non jantung.
− Tanyakan bagaimana kualitas nyeri, lokasi nyeri, lama terjadinya nyeri, apakah
nyeri menjalar atau tidak, pencetus dan penghilang nyeri (istirahat, berkegiatan,
stres, makan), serta gejala yang menyertai.
− Sakit dada yang timbul mempunyai ciri khas yaitu :
o Timbul pada waktu aktivitas dan menghilang dengan istirahat.
o Kualitas rasa sakit dada seperti ditekan benda berat, perasaan tercekik, rasa
panas di dada atau kadang-kadang perasaan tak enak di perut yang
menyerupai sakit epigastrium.
o Lokalisasi rasa sakit dada biasanya substernal atau pada dada kiri dan rasa
sakit ini tak dapat ditunjuk dengan jari. Penjalaran rasa sakit meliputi
persarafan segmen C7 -Th4, dan paling sering ke bahu kiri, lengan atas,
bagian voler lengan bawah dan jari ke 4-5.
o Lama serangan biasanya sekitar L sampai 5 menit. Apabila serangan setelah
marah atau setelah makan kenyang serangan dapat terjadi lebih lama (sekitar
75 - n menit). Bilamana lama serangan lebih dari 20 menit harus dipikirkan
kemungkinan infark miokard akut
− Tanyakan kebiasaan (merokok, berolahraga, konsumsi alkohol, makanan)
− Tanyakan riwayat penyakit terdahulu
− Tanyakan riwayat penyakit keluarga yang berhubungan dengan penyakit
sekarang
b. Permeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik pada penderita angina pektoris sering masih dalam batas-
batas normal. Biasanya yang ditemukan pada pemeriksaan fisik adalah penyakit
yang merupakan faktor predisposisi dari angina pektoris. Pada waktu serangan
dapat didengar bising sistolik, bunyi jantung ketiga atau keempat dalam posisi
lateral dekubitus kiri.
c. Pemeriksaan penunjang
− Laboratorium
Beberapa pemeriksaan lab yang dibutuhkan yaitu: hemoglobin, hematokrit,
trombosit, dan pemeriksaan terhadap faktor risiko koroner seperti gula darah,
profil lipid, dan penanda inflamasi akut bila diperlukan, yaitu bila nyeri dada
cukup berat dan lama, seperti enzim CK/CK-MB, CRP/hs CRP, dan troponin.
Bila nyeri dada tidak mirip suatu UAP maka tidak semuanya pemeriksaan
dilakukan.
− Elektrokardiogram (EKG)
Di luar serangan, gambaran EKG pada 25 % penderita masih normal. Pada
waktu serangan, dijumpai depresi atau elevasi segmen ST dan gelombang T
negatif. Kelainan lain yang mungkin ditemukan adalah tanda-tanda infark lama,
pembesaran ventrikel kiri atau gangguan hantaran.
− Exercise Test
Pemeriksaan ini dilakukan bila pada pemeriksaan EKG tidak ditemukan
kelainan. Dikenal beberapa jenis tes yaituTreadmill test dan Bicycle ergometer.
Tes ini dianggap positif bila pada waktu menjalani tes timbul rasa nyeri di dada
dan gambaran EKG menunjukkan depresi segmen ST lebih dari 1. mm. Resiko
mendapat kematian atau serangan infark dalam tes ini sekitar 1 : 1000.
Tes ini tidak dikerjakan pada beberapa keadaan, yaitu:
o Sebelumnya pernah ada kecurigaan riwayat infark miokard.
o Kemungkinan adanya angina tak stabil.
o Kegagalan jantung.
o Stenosis aorta.
Tes ini dihentikan kalau selama menjalani tes timbul:
o Hipotensi atau hipertensi
o Keluhan angina
o Aritmia
o Sesak napas
o Kelelahan berlebihan
− Thalium Exercise Myocardial lmaging
Zat radioaktif Thalium merupakan zat yang mudah diserap oleh jaringan
miokard normal. Pada tes ini dilakukan penyuntikan Thalium intravena pada
waktu puncak tes. Kemudian dilakukan scanning jantung segera dan setelah
istirahat. Miokard yang iskemik hanya mengandung sedikit Thalium dibanding
miokard normal, sehingga pada waktu menjalani tes di daerah iskemia akan
tampak cold spot dan cold spot ini akan menghilang dengan istirahat. Apabila
cold spot menetap sampai 4 jam, hal ini menunjukkan adanya iskemia berat atau
kemungkinan adanya infark miokard.
Indikasi pemeriksaan:
o Angina berat
o Angina pektoris tidak stabil
o Prinzmetal angina
o Kemungkinan penyempitan pembuluh darah utama kiri atau adanya Three
vessels disease.
o Angina atau infark pada penderita di bawah umur 40 tahun
Jenis Angina