Acute chest pain merupakan alasan yang paling umum dari kedatangan pasien
ke Emergency department (sekitar 7 juta kedatangan pasien ke emergency
department).
Kunjungan pasien ini merefleksikan suatu Acute Coronary Syndrome (ACS),
bagaimanapun, hanya sekitar 15-25 % pasien dengan acute chest pain beanr-
benar menderita ACS setelah evaluasi diagnostik.
Kesulitan yang paing umum terjadi adalah untuk membedakan pasien dengan
ACS dengan noncardiac chest pain.
Table 13-3 Considerations in the Assessment of the Patient with Chest Discomfort
Table 13-4 Prevalence of Myocardial Infarction and Unstable Angina among Subsets
of Patients with Acute Chest Discomfort in the Emergency Department
Finding Prevalence
Myocardial Unstable
Infarction, % Angina, %
ST elevation (1 mm) or Q waves on ECG not 79 12
known to be old
Ischemia or strain on ECG not known to be old 20 41
(ST depression 1 mm or ischemic T waves)
None of the preceding ECG changes but a prior 4 51
history of angina or myocardial infarction (history
of heart attack or nitroglycerin use)
None of the preceding ECG changes and no prior 2 14
history of angina or myocardial infarction (history
of heart attack or nitroglycerin use)
PERICARDIAL DISEASE
Permukaan visceral dari pericardium sangat tidak sensitif terhadap nyeri,
sebagaimana kebanyakan bagian parietalnya. Oleh karena itu, penyebab
noninfectious dari pericarditis (seperti uremia) biasanya hanya menyebabkan
sedikit atau bahkan sama sekali tidak nyeri. Sebaliknya, infectious
endocarditis biasanya hampir selalu melibatkan struktur pulmonary pleura
yang berdekatan, jadi biasanya pasien akan mengalami suatu peluritic pain
ketika bernafas, batuk, maupun berganti posisi. Menelan dapat menginduksi
nyeri karena dekatnya esophagus dengan posterior heart. Karena central
diaphragm menerima sensory supply dari phrenic nerve, dan phrenic nerve
muncul dari third-fifth cervical segment of the spinal cord, pain dari infectious
pericarditis biasanya terasa pada bahu dan leher. Keterlibatan dari lateral
diaphragm dapat menyebabkan gejala pada upper abdomen dan punggung,
yang dapat menyebabkan kebingungan diagnosis dengan diagnosis banding
pancreatitis atau cholecystitis. Pericarditis biasanya menyebabkan steady
crushing substernal pain yang menyerupai acute myocardial infarction.
VASCULAR DISEASE
Acute aortic dissection biasnaya menyebabkan sudden onset of excruciating,
ripping pain, yang lokasinya merefleksikan tempat dan progression of
dissection. Ascending aortic dissection cenderung bermanifestasi dengan pain
in teh midline of the anterior chest, dan posterior descending aortic dissection
bermanifestasi dengan pain in the back of the chest. Aortic dissection biasanya
terjadi dengan adanya faktor resiko yang mencakup hypertension, pregnancy,
atherosclerosis, dan kondisi lainnya yang menyebabkan degenerasi dari aortic
media, seperti Marfan dan Ahlers-Danlos syndrome.
Pulmonary emboli biasanya bersifat asymptomatik tetapi biasanya
menyebabkan sudden onset of dyspnea dan pleuritic chest pain. Massive
pulmonary emboli cenderung menyebabkan severe dan persistent substernal
pain, karena adanya distensi dari pulmonary artery. Emboli yang lebih kecil
biasanya dapat mengakibatkan pulmonary infarction yang dapat
mengakibatkan lateral pleuritic chest pain. Pulmonary emboli yang signifikan
secara hemodinamis dapat menyebabkan hypotension, syncope, dan tanda-
tanda dari right heart failure. Pulmonary hypertension daoat menyebabkan
chest pain yang sama dengan angina pectoris, mungkin karena adanya right
heart hypertension dan ischemia.
PULMONARY
Kondisi pulmonary yang dapat mengakibatkan chest pain biasanya
menghasilkan dyspnea dan gejala pleuritic yang lokasinya merefleksikan
tempat dari pulmonary disease. Tracheobronchitis cenderung berhubungan
dengan burning midline pain, dimana pneumonia dapat menghasilkan pain
disekitar paru-paru yang terlibat. Pain dari pnemothorax biasanya bersifat tiba-
tiba dan disertai dengan dyspnea.
GASTROINTESTINAL
Iritasi dari esophagus oleh acid reflux dapt menghasilkan burning discompfort
yang diperparah oleh alcohol, aspirin, dan beberapa jenis makanan tertentu.
Gejala-gejala ini biasanya diperparah dengan posisi berbaring dan mereda
ketika duduk dan oleh acid reducing therapy. Esophageal spasm dapat
menghasilkan squeezing chest discomfort yang sama dengan angina. Mallory-
Weiss tears of the esophagus dapat terjadi pada pasien yang mempunyai
riwayat prolong vomiting episode. Chest pain yang disebabkan oleh ulcer
disease biasanya terjadi 60-90 menit setelah makan dan biasanya dapat
disembuhkan secara cepat oleh acid reducing therapy. Pain ini berlokasi pada
epigastric tetapi dapat menyebar ke chest dan bahu. Cholecystitis dapat
menghasilkan wide range of pain syndrome dan biasanya menyebabkan right
upper quadrant abdominal pain. Chest dan back pain karena cholecystitis
biasanya jarang terjadi, tetapi dapat dideskripsikan dengan aching atau
colicky. Pancreatitis biasanya menyebabkan intense aching epigastric pain
yang menyebar ke punggung dan dapat diredakan oleh acid-reducing therapy
walaupun dalam jumlah yang terbatas.
CLINICAL EVALUATION
Ketika mengevaluasi pasien dengan acute chest pain, dokter harus mengetahui
sederet masalah yang berhubungan dengan prognosis dan manakemen yang
segera. Sebelum mengeluarkan diagnosis yang pasti, pertanyaan harus
diprioritaskan kepada:
o Clinical stabiity: apakah pasien membutuhkan treatment yang segera
untuk circulatory collapse atau respiratory insufficiency?
o Immediate prognosis: apakah sekarang pasien stabil dan apakah pasien
mempunyai resiko dari life threatening condition seperti ACS,
pulmonary embolism, atau aortic dissection?
o Safety if triage options: apakah resiko dari life threatening condition
rendah, dan apakah aman untuk mengeluarkan pasien dan meteruskan
pengobatan secara rawat jalan, ataukah pasien harus menjalani tes-tes
lainnya dan observasi tertentu?
Table 13-2 Typical Clinical Features of Major Causes of Acute Chest Discomfort
Pericardial friction
Condition Duration Quality Location Associated
Features
rub
Murmur of aortic
insufficiency,
pericardial rub,
pericardial
tamponade, or loss
of peripheral
pulses
Relieved by
antacids
May be
reproduced by
localized pressure
on examination
Anxiety or
depression often
detectable with
careful history