Anda di halaman 1dari 18

BAHAN AJAR

TEKS PROSEDUR

PROJECT BASED LEARNING:


PRODUKSI KONTEN YOUTUBE VIDEO TUTORIAL
CARA MEMBUAT KERAJINAN BAMBU

Fase D
Bahasa Indonesia
SMP/MTs Kelas VII

Penyusun:
Heru Joko S., S.Pd,
SMP Negeri 1 Ngawen, Kab. Blora

TAHUN 2022

2
Segala puji bagi Allah, Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan buku ajar. Disampaikan juga rasa terima kasih
kami kepada pihak-pihak yang telah memberikan dukungan sehingga bahan ajar ini
dapat dapat terselesaikan.

Bahan ajar teks prosedur ini telah selesai penulis buat secara semaksimal dan
sebaik mungkin agar menjadi manfaat bagi guru yang membutuhkan informasi dan
pengetahuan mengenai pembelajaran teks Prosedur mata pelajaran bahasa
Indonesia. Bahan ajar disusun berdasarkan Capaian Pembelajaran (CP) sesuai
dengan Kurikulum Operasional Sekolah yang lebih menempatkan peserta didik untuk
merdeka belajar.

Penulis sadar, masih terdapat kesalahan dalam penyusunan bahan ini. Oleh
sebab itu, kami sangat terbuka atas pemberian kritik dan juga saran, agar kami terus
dapat meningkatkan kualitas bahan berikutnya.

Demikian bahan ajar ini kami buat, semoga bermanfaat khususnya bagi peserta
didik dan guru untuk mewujudkan Kurikulum Merdeka dan Program Penguatan Profil
Pelajar Pancasila.

Blora, 15 Agustus 2022

Penulis

3
HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ 1
PRAKATA ............................................................................................................ 2
DAFTAR ISI ......................................................................................................... 3
1. Pengertian Teks Prosedur ....................................................................... 5
2. Ciri Teks Prosedur ................................................................................... 6
3. Tujuan Teks Prosedur .............................................................................. 8
4. Jenis Teks Prosedur ................................................................................ 8
5. Struktur Teks Prosedur ............................................................................ 9
6. Kaidah Kebahasaan Teks Prosedur ......................................................... 10
7. Contoh Teks Prosedur ............................................................................. 12
GLOSARIUM ........................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 17

4
TEKS PROSEDUR

1. Pengertian
Hal pertama yang perlu dipahami adalah pengertian dari teks prosedur.
Teks jenis prosedur merupakan teks atau tulisan yang memuat cara untuk
melakukan sesuatu secara tepat, berupa runtutan langkah demi langkah,
sehingga tercapai tujuan yang diinginkan.
Hal ini sesuai dengan penjelasan tentang tulisan berbentuk prosedur
yang disampaikan oleh Try Astuti dalam bukunya yang berjudul Yuk, Ungkap
Idemu Melalui Teks Persuasi hingga Teks Tanggapan (2019), Beliau
menjelaskan, teks jenis prosedur adalah teks yang berisi arahan atau
langkah demi langkah yang memberikan instruksi untuk melakukan atau
mengerjakan sesuatu.
Sedangkan melalui KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
kata prosedur memiliki arti sebagai tahapan atau langkah-langkah. Sehingga
teks jenis ini adalah jenis tulisan yang memaparkan tahapan dalam
melakukan sesuatu atau menggunakan sesuatu. Tentunya teks jenis ini
semakin familiar dalam keseharian.
Misalnya saja, saat mencuci baju kemudian membuka kemasan
detergen. Dalam kemasan deterjen tersebut akan dicantumkan tata cara
penggunaan detergen yang baik dan benar. Supaya kandungan bahan aktif
di dalamnya bekerja dengan baik dalam merontokan semua kotoran yang
menempel pada baju.
Prosedur pemakaian yang tertera pada kemasan deterjen sudah
termasuk ke dalam teks prosedur. Sebab menjelaskan tahapan dalam
menggunakan produk deterjen tersebut yang kemudian diikuti oleh
pembacanya untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Selain menjelaskan
tahapan dalam menggunakan sesuatu.
Teks jenis ini juga digunakan untuk menjelaskan tahapan kegiatan lain.
Misalnya saja tahapan dalam memasak, maka akan dijelaskan bahan apa
saja yang dibutuhkan dan tata cara mengolahnya sampai bisa disajikan dan
disantap. Bisa juga digunakan untuk menjelaskan proses merangkai suatu
barang.

5
Misalnya saja sedang membeli meja belajar yang dari tokonya masih
dalam bentuk bagian-bagian meja yang belum disatukan. Maka di dalam dus
kemasan akan ada kertas berisi panduan merangkai meja tersebut. Kertas
tersebut berisi teks jenis prosedur, karena menjelangkah tahapan merangkai
meja dari bentuk terpisah menjadi satu-kesatuan yang utuh.

2. Ciri Teks Prosedur


Sesuai dengan penjelasan mengenai pengertian teks prosedur di atas,
maka teks jenis ini kemudian memiliki sejumlah ciri khas. Ciri inilah yang
kemudian membedakannya dengan teks jenis lain karena jenis-jenis teks
dalam bahasa Indonesia sangat banyak. Adapun ciri-ciri dari teks jenis
prosedur ini antara lain:
a. Menggunakan Kalimat Perintah
Ciri yang pertama adalah penggunaan kalimat perintah, bisa juga
diartikan teks menggunakan kalimat larangan dan anjuran. Artinya di dalam
teks tersebut pembaca dihimbau atau diperintahkan untuk mengikuti
penjelasan yang diberikan. Misalnya saja pada saat menjelaskan cara
merebus mie instan.
Maka akan menggunakan kata “tuangkan”, “aduk perlahan”, “kecilkan
api”, dan lain sebagainya. Sehingga pembaca seolah-olah diperintahkan
untuk melakukan apa yang disampaikan di dalam teks dan kemudian
mematuhinya. Penggunaan kata perintah kemudian menjadi intens untuk
mencapai tujuan dari penyusunannya.
Contohnya adalah pada kasus prosedur merebus mie instan tadi, maka
tujuannya adalah membantu pembaca merebus mie dengan benar. Dimana
mie matang dengan sempurna, tidak terlalu keras alias belum matang, dan
tidak juga terlalu lembek karena terlalu lama direbus di air mendidih.

b. Berisi Panduan yang Harus Dilakukan Pembaca


Ciri kedua dari teks prosedur adalah berisi panduan yang harus dilakukan
oleh pembacanya. Jadi, di dalam teks jenis ini akan berisi panduan atau
langkah-langkah dan tahap demi tahap dalam melakukan sesuatu atau

6
menggunakan sesuatu. Sehingga pembaca bisa melakukan dari langkah
paling awal sampai selesai.
Misalnya saja pada keterangan penggunaan toner. Biasanya penulis teks
jenis prosedur penggunaan toner akan mencantumkan detail perawatan
sebelum toner diaplikasikan. Dimulai dari membersihkan wajah, menuangkan
toner ke kapas, mengoleskan toner ke seluruh permukaan kulit wajah, dan
seterusnya.
Sehingga teks tersebut memandu para pembaca untuk mengikuti aturan
pemakaian atau merangkai suatu produk. Tujuannya agar produk yang
digunakan atau dimiliki bisa bekerja dengan baik maupun memberi manfaat
yang maksimal. Sebab jika cara merangkai dan menggunakannya sudah
salah, maka semua fungsi produk akan hilang begitu saja.

c. Menggunakan Kata Kerja Aktif


Berikutnya adalah selalu menggunakan kata kerja aktif, yakni seolah-
olah dilakukan secara langsung oleh pembaca. Sebab memang teks jenis
prosedur berisi tahapan yang perlu dilakukan langsung oleh pembaca yang
bersangkutan. Maka di dalamnya tidak pernah menggunakan kata kerja
pasif, melainkan aktif.
Tujuannya agar prosedur atau tahapan yang disampaikan mudah
dipahami dan kemudian dipraktekan langsung oleh pembaca. Jika
menggunakan kata kerja pasif maka ada kemungkinan pembaca kesulitan
untuk memahami bagaimana memakai suatu produk yang baru saja
dibelinya.
d. Menggunakan Konjungsi
Ciri khas teks prosedur berikutnya adalah menggunakan konjungsi atau
kata penghubung. Mengingat isi dari teks jenis ini adalah tahapan untuk
merangkai sesuatu atau menggunakan sesuatu. Maka berisi poin-poin yang
menjelaskan setiap tahapan dari awal sampai akhir.
Antara satu tahapan ke tahapan lainnya kemudian diawali dengan
konjungsi atau kata hubung. Sehingga akan sangat akrab dalam
menggunakan kata “kemudian”, “lalu”, “selanjutnya”, “berikutnya”, dan lain
sebagainya. Penggunaan konjungsi bertujuan untuk menghubungkan satu
tahapan ke tahapan lain agar lebih mudah dipahami pembaca.

7
e. Ada Aturan Terkait Bahan atau Kegiatan
Ciri-ciri selanjutnya adalah adanya aturan khusus dan aturan tambahan
terkait bahan maupun kegiatan yang disampaikan di dalam teks. Jadi, saat
membaca detail teks jenis ini maka akan menemukan beberapa aturan.
Misalnya pada prosedur memasak mie instan maka ada aturan terkait
takaran air, takaran besar kecilnya api kompor, dan lain-lain.
Pada saat merangkai suatu barang, maka ada aturan terkait jumlah
pengait yang digunakan, harus merangkai dari bagian mana dulu, dan lain
sebagainya. Aturan ini menjelaskan prosedur secara mendetail karena
memang prosedur dibuat untuk meminimalisasi kegagalan.
f. Terdapat Urutan Kegiatan
Ciri terakhir dari teks prosedur adalah terdapat urutan kegiatan yang oleh
penulisnya disusun secara sistematis. Memudahkan pembaca memahami
urutan kegiatan tersebut maka penulis menggunakan poin-poin atau
penomoran. Sehingga pembaca bisa tahu langkah awal bagaimana, kedua
seperti apa, dan seterusnya.
Penyusunan teks secara sistematis selain bertujuan memudahkan pembaca
mempraktikan anjuran yang dicantumkan. Juga untuk mengurangi terjadinya
kesalahan dan menekan risiko kegagalan. Yakni sesuai dengan penjelasan
sebelumnya.

3. Tujuan Teks Penulisan


Teks prosedur bertujuan untuk memberikan informasi kepada pembaca
atau pendengar agar mengikuti langkah atau perintah dari isi teks dengan
tujuan akhirnya bisa sesuai dengan keinginan pembaca ataupun pendengar.

4. Jenis Teks Prosedur


Secara bentuk teks prosedur dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu teks
prosedur sederhana, teks prosedur kompleks, dan teks prosedur protokol.
a. Teks Prosedur Sederhana
Teks prosedur sederhana merupakan panduan teknis yang berisi langkah
atau cara yang harus dilakukan untuk melakukan suatu operasi secara
sederhana. Dalam teks prosedur sederhana terdapat langkah-langkah yang

8
harus diambil, batasan materi atau tindakan yang diambil, dan langkah-
langkah yang dijelaskan secara berurutan.

b. Teks Prosedur Kompleks


Teks prosedur kompleks merupakan teks prosedur yang berisi banyak
langkah dalam melakukannya. Dalam penjabaran langkah yang terdapat
pada teks prosedur kompleks dimungkinkan terdapat sublangkah atau juga
pilihan dan konsekuensi jika langkah tersebut tidak dilaksanakan. Sering
dijumpai teks prosedur kompleks yang tersusun dalam bentuk paragraf.
c. Teks Prosedur Protokol
Teks prosedur protokol merupakan teks prosedur yang berisikan langkah-
langkah yang tidak terlalu ketat dan rumit serta dapat dibolak-balik. Langkah
yang terdapat dalam teks prosedur protokol bersifat fleksibel sehingga tidak
harus runtut. Meskipun dapat diubah urutannya namun tujuan akhir dari
langkah-langkah tersebut tetaplah sama.

5. Struktur Teks Prosedur


Seperti halnya berbagai jenis teks lainnya, prosedur juga memiliki
struktur yang menjadi unsur pembentuk teks. Struktur teks prosedur yaitu
tujuan, alat dan bahan, langkah-langkah, dan simpulan.
Bagian tujuan juga dapat disebut bagian pembuka atau pengantar.
Dalam bagian ini disampaikan informasi terkait hal apa yang akan dibuat atau
dilakukan.
Bagian alat dan bahan juga disebut bagian material. Berisi bahan atau
perlengkapan apa saja yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Bagian ini
belum tentu dijumpai di setiap teks prosedur. Misalnya teks prosedur yang
berisi langkah melakukan sesuatu yang hanya berisi langkah-langkah saja
tanpa adanya material. Struktur inti dari teks prosedur adalah bagian langkah-
langkah. Di bagian ini berisi uraian langkah-langkah yang harus dilakukan
untuk mencapai tujuan. Bagian terakhir adalah simpulan, berisi penegasan
ulang atas tujuan yang telah diharapkan. Bagian ini bersifat opsional yang
berarti dalam teks prosedur boleh ada atau tidak disertakan.

9
6. Kaidah Kebahasaan Teks Prosedur

Dalam menyusun teks jenis prosedur juga terdapat kaidah kebahasaan


yang perlu dipahami dan diterapkan. Kaidah-kaidah tersebut antara lain:
a. Menggunakan Kata Kerja Perintah
Sesuai dengan ciri-ciri kalimat prosedur yang disampaikan sebelumnya,
dimana menggunakan kalimat perintah. Maka detailnya adalah
menggunakan kata kerja perintah atau yang disebut dengan istilah kata kerja
imperatif. Hal ini berhubungan dengan akhiran yang digunakan pada kata
kerja yang dicantumkan.
Biasanya menggunakan akhiran -kan, -i, dan juga kata kerja -lah.
Misalnya pada kata tuangkan, panaskan, diamkan, kencangkan, dan lain
sebagainya. Penggunaan kata kerja in menegaskan bahwa di dalam kalimat
prosedur berisi perintah maupun larangan. Semuanya kemudian perlu
dipatuhi oleh para pembacanya.
b. Menggunakan Kata Teknis
Kaidah berikutnya adalah menggunakan kata teknis dimana kata teknis
sendiri adalah istilah yang digunakan dalam teks prosedur berkaitan dengan
isi teks yang dibahas. Sehingga terdapat kelompok kata yang sering
digunakan untuk teks jenis prosedur yang membahas sesuatu.
Jika teks ini disusun untuk menuliskan resep masakan maka ada kata
teknis atau istilah khusus yang akrab di dunia dapur. Misalnya satu sendok
makan, aduk sampai kalis, tuangkan adonan ke panci, dan lain sebagainya.
Ada kalanya istilah yang digunakan masih asing karena bisa jadi
pembacanya baru pertama kali membaca prosedur di bidang tersebut.
c. Menggunakan Kata Penghubung
Kaidah selanjutnya adalah menggunakan kata penghubung atau
konjungsi jenis temporal. Konjungsi temporal adalah kata penghubung yang
menjelaskan mengenai keterangan waktu. Fungsinya di dalam teks prosedur
adalah untuk menjelaskan urutan proses maupun kronologinya.
Misalnya adalah menggunakan kata penghubung temporal kemudian,
selanjutnya, setelah itu, dan lalu. Sehingga antara satu kalimat dengan

10
kalimat lain bisa diketahui pembaca keduanya memiliki hubungan yang
berurutan. Pembaca pun bisa melakukan kegiatan sesuai urutan tersebut.
d. Menggunakan Kalimat Persuasif
Kaidah kebahasaan selanjutnya adalah menggunakan kalimat persuasif
atau ajakan. Kalimat persuasif sendiri adalah kalimat yang bersifat membujuk
seseorang untuk melakukan suatu tindakan. Contohnya adalah pada kalimat
“tuangkan cairan sabun ke dalam baskom yang bersih.”
Sehingga di dalam teks jenis prosedur penulis akan selalu menggunakan
kalimat ajakan. Biasanya kalimat ini ditujukan untuk mengajak pembaca
melakukan sesuatu yang disampaikan penulis. Bisa digunakan juga untuk
menggantikan kalimat perintah dan bisa juga digunakan bersamaan untuk
membangun kalimat yang efektif.
e. Menggunakan Gambaran Terperinci
Kaidah kebahasaan selanjutnya adalah menggunakan kata-kata yang
mampu menggambarkan suatu proses secara terperinci. Misalnya terkait
bahan, alat yang digunakan, ukuran, jumlah, dan lain sebagainya. Sehingga
dengan membacanya seseorang langsung bisa menggambarkan bagaimana
prosesnya.
Kemudian mempraktekan secara langsung sesuai dengan hasil
gambaran personal saat membaca detail teksnya. Kaidah kebahasaan satu
ini paling umum dijumpai pada resep masakan. Sehingga dijelaskan detail
kebutuhan bahan, takaran, dan lain sebagainya.
f. Menggunakan Kata Kerja Material dan Tingkah Laku
Selanjutnya adalah menggunakan kata kerja material atau tingkah laku,
disebut juga dengan istilah verba material dan tingkah laku. Verba ini sendiri
memiliki arti sebagai tindakan fisik yang perlu dilakukan oleh pembaca.
Sehingga akan menggunakan kata-kata khas yang meminta pembaca
melakukannya secara fisik.
Misalnya kata tuangkan untuk meminta pembaca menuangkan sesuatu
yang sedang dibahas di dalam teks tersebut. Lalu ada kata haluskan untuk
mengajak pembaca menghaluskan suatu bahan yang disebutkan di dalam
teks. Sehingga di dalamnya selalu meminta pembaca melakukan kegiatan
fisik tertentu.

11
7. Contoh Teks Prosedur

Tas Cantik dari Kardus Bekas


Kardus adalah barang yang biasanya digunakan sebagai bahan untuk
mengemas suatu produk. Sampah kardus sebenarnya dapat dimanfaatkan
kembali. Kardus yang sudak tidak terpakai lagi dapat diproses kembali dengan
cara didaur ulang kemudian dibuat menjadi sebuah kerajinan tangan yang
mempunyai nilai jual.
Ada beberapa manfaat dari pembuatan kerajinan tangan ini, yaitu
mengembangkan kreatifitas. Berikut ini adalah alat dan bahan yang
digunakan.
1. Kardus bekas
2. Tali rafia
3. Plastik transparan putih
4. Kertas kado
5. Jarum kasur
6. Lem
7. Gunting
8. Tali untuk pegangan tas

Setelah itu, ikuti langkah-langkah pembuatan tas cantik berikut.


1. Pertama, gunting kardus sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan.
2. Kedua, stelah digunting, bungkus sekeliling dinding kardus bagian
luar dengan kertas kado sampai rapi.
3. Ketiga, lalu bungkus kembali dengan menggunakan plastik
transparan putih agar lebih awet dan tahan lama
4. Keempat, jahit semua sisi kardus dengan menggunakan tali rafia dan
jarum kasur.
5. Kelima, setelah semua sisi dijahit, masing-masing sisi kemudian
dijadikan satu dengan cara dijahit juga.
6. Keenam, beri lubang untuk pegangan kemudian beri tali.
7. Ketujuh, jadilah tas cantik dari kardus bekas.

12
Demikian cara membuat tas cantik dari kardus bekas. Kerajinan tangan ini
dapat kamu memanfaatkan sebagai hiasan di pameran kelas atau
mengoleksi di rumah. Mulailah berkreasi dengan memanfaatkan barang
bekas di sekitar kalian. Selamat mencoba dan semoga berhasil.

Membuat Batik Tulis Khas Blora

Batik Blora memiliki motif daun Jati. Proses pembuatan batik tulis
membutuhkan teknik, ketelitian, dan kesabaran yang tinggi. Batik sebagai
warisan budaya yang agung perlu kita lestarikan. Dengan latihan yang tekun
dan semangat melestarikan budaya, kita dapat belajar membuat batik tulis.
Bahan yang dibutuhkan untuk membuat batik Blora yaitu canting (alat tulis lilin
yang digunakan untuk menutupi pola dan motif batik), pensil pola, kain mori
putih (kain sutra atau kain katun), lilin malam, Kompor atau alat pemanas lilin
malam, dan bahan pewarna kain
Hal pertama yang perlu disiapkan adalah kain mori/sutra, kemudian
buatlah motif daun Jati di atas kain tersebut dengan menggunakan pensil.
Setelah motif selesai dibuat, sampirkan atau letakkan kain pada gawangan
dengan posisi melebar supaya mudah dibatik. Panaskan malam/lilin ke dalam
wajan dengan api kecil sampai malam/lilin mencair sempurna. Untuk menjaga
agar suhu kompor/anglo stabil biarkan api tetap menyala kecil.
Proses selanjutnya, ambil sedikit malam yang sudah cair dengan
menggunakan canting, tiup-tiup sebentar biar tidak terlalu panas kemudian
torehkan canting dengan mengikuti motif. Dalam proses ini harus dilakukan
dengan hati-hati agar jangan sampai malam yang cair menetes di atas
permukaan kain karena akan memengaruhi hasil motif batik. Canting untuk
bagian halus, atau kuas untuk bagian berukuran besar. Proses ini bertujuan
agar pada saat pencelupan bahan/ kain ke dalam larutan pewarna bagian yang
diberi lapisan malam tidak terkena pewarna.
Setelah semua motif yang tidak ingin diberi warna tertutup oleh
malam/lilin, kemudian celupkan kainnya ke dalam larutan pewarna. Proses ini
merupakan pewarnaan pertama pada bagian yang tidak tertutup oleh malam.
Sebaiknya, pencelupan dimulai dengan warna-warna muda, dilanjutkan
dengan warna lebih tua atau gelap pada tahap berikutnya. Jemur kain yang

13
telah diwarnai sampai kering. Setelah kering dilakukan proses pelorodan yaitu
dengan cara lilin dikerik dengan pisau, kemudian kain direbus bersama-sama
dengan air yang telah diberi soda abu. Proses ini bertujuan menghilangkan
lapisan malam sehingga motif yang telah digambar menjadi terlihat jelas.
Jika diinginkan beberapa warna pada batik yang kita buat, proses dapat
diulang beberapa kali tergantung pada jumlah warna yang kita inginkan.
Setelah kain bersih dari malam, dilakukan kembali proses pembatikan dengan
penutupan malam, pewarnaan kedua, dan seterusnya. Begitu terus diulangi
seperti proses sebelumnya sebanyak jumlah warna yang diinginkan. Setelah
beberapa kali proses pewarnaan, kain yang telah dibatik dicelupkan ke
campuran air dan soda ash untuk mematikan warna yang menempel pada
batik. Hal ini untuk menghindari kelunturan.
Proses terakhir rendam batik dalam air dingin dan dijemur sebelum dapat
digunakan dan dipakai. Perlu ketelitian dan kecermatan untuk belajar
membatik. Meski agak sulit tidak ada salahnya dicoba. Berkreasi untuk
melestarikan tradisi dan warisan nenek moyang kita.

Cara Membuat Channel Youtube


Saat ini Youtube menjadi satu di antara media yang digandrungi hampir
semua orang. Dengan Youtube, kamu bisa memilih tayangan yang kamu
inginkan, bahkan kamu bisa terkenal dan mendapatkan pendapatan dari
Youtube.
Untuk bisa mencapai kesuksesan tersebut, langkah pertama yang kamu
lakukan adalah membuat channel Youtube. Namun, bagaimana cara
membuat channel Youtube? Nah, berikut cara membuat channel Youtube
dengan mudah:
1. Pastikan kamu telah memiliki akun email Google yang masih aktif.
2. Kemudian buka aplikasi Youtube, kamu bisa membukanya melalui
browser youtube.com maupun mengunduh aplikasinya di Playstore.
3. Lihat bagian pojok kanan atas dan terdapat kotak "Masuk." Setelah itu,
klik kotak tersebut, lalu masukkan nama pengguna dan kata sandi dari
akun email Google-mu.
4. Setelah berhasil masuk ke akun, pada pojok kanan atas, ketuk logo
akunmu.

14
5. Kemudian akan muncul menu dengan beberapa opsi, lalu pilih opsi
"Buat Channel."
6. Setelah itu akan muncul menu yang menampilkan informasi dan nama
channel yang akan kamu buat.
7. Jika semua informasi yang diperlukan sudah dilengkapi, beri ceklist atau
centang pada bagian syarat dan ketentuan, lalu klik "buat."
8. Channel Youtubemu sudah selesai dibuat.

15
Abstrak : tidak nyata dan tidak dapat disentuh secara fisik
Alat : benda yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu
Bahan : segala sesuatu yang dapat dipakai atau diperlukan
untuk tujuan tertentu
Bambu : tanaman yang beruas dan berongga di bagian batangnya
yang merupakan tanaman anggota jenis rerumputan atau
rumput-rumputan
Edit : kegiatan memodifikasi format suatu keluaran atau masukan
dengan jalan menyisipkan atau menghapus karakter
Intonasi : ketepatan pengucapan dan irama kalimat
Kamera : sebuah perangkat yang dapat merekam gambar yang dapat
disimpan secara langsung, dikirim keperangkat lain, atau
keduanya
Konten : suatu informasi yang tersedia pada produk elektronik
Langkah : tahapan kegiatan untuk menyelesaikan suatu
Prosedur : tahap atau Langkah menyelesaikan atau membuat sesuatu
Refleksi merupakan kegiatan yang dilakukan dalam
proses belajar mengajar dalam bentuk penilaian tertulis dan
lisan oleh guru untuk siswa dan oleh siswa untuk guru untuk
mengekspresikan kesan konstruksif, pesan, harapan, dan
kritik terhadap proses pembelajaran
Teks : bahan dasar tertulis untuk dasar memberikan pelajaran,
berpidato, dan sebagainya
Tripod : fotografi, adalah alat stan untuk membantu agar badan
kamera bisa berdiri dengan tegak dan tegar
Video teknologi pengiriman sinyal elektronik dari suatu gambar
bergerak
Youtube : salah satu aplikasi yang memberi informasi berupa video-
video

16
Badan Pusat Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (n.d). Prosedur. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online. Diakses 12 Agustus 2021,
melalui https://kbbi.web.id/.

Damaianti, Wismaia. 2021. Literasi Membaca: Hasrat Memahami Makna Kehidupan.


Bandung: Refika.

Depdiknas. 2009. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Reepublik Indonesia


Nomor 46 tahun 2009 tentang Pedoan Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan. Jakarta: Depdiknas.

Dewayanti, Sofie, dkk. 2017. Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII.


Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Harsiati, Titik, dkk. Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Direktorat Sekolah Menengah Pertama. 2021. Inspirasi Pembelajaran yang


Menguatkan Literasi. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Effendi, Neng Marlina. 2018. Revoslusi Pembelajaran Berbasis Digital (Penggunaan


Animasi Digital pada Start Up Sebagai Metode
Pembelajaran Siswa Belajar Aktif. Junal Pendidikan, Sosiologi, dan Antropologi
(UGM): Yogyakarta.

Harsiati, Titik. & Trianto, Agus. & Kosasih, E. (2016). Bahasa indonesia edisi revisi
2016 untuk SMP kelas VII. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang,
Kemdikbud.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Gerakan Literasi Nasional Materi


Pendukung Literasi Numerasi. Jakarta: Tim Gerakan Literasi Nasional.

Subarna, Rakhma. 2021. Bahasa Indonesia. Jakarta: Kementerian Pendidikan,


Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Wahono dan Sawali. 2021. Mahir Berbahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Wisudo, Bambang, dkk. 2012. Pancasila yang Mencerdaskan Bahan Pembelajaran


Literasi Kritis untuk Pendidikan Pancasila di Bangku Sekolah. Jakarta:
Sekolah Tanpa Batas & Yayasan Tifa.

17
18

Anda mungkin juga menyukai