0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
17 tayangan2 halaman
RSUD Kolonel Abundjani menerbitkan standar prosedur operasional tentang Monitoring Efek Samping Obat (MESO) untuk memantau efek samping obat pada pasien dan melaporkannya. Petugas farmasi, dokter, perawat atau bidan yang mengetahui efek samping obat pada pasien harus mendokumentasikannya dan melaporkannya ke kepala ruangan, Kepala Instalasi Farmasi, Komite Farmasi dan Terapi, serta Pusat MESO Nasional. Standar
Deskripsi Asli:
Standar Prosedur Operasional MESO RSUD Kolonel Abundjani Bangko
RSUD Kolonel Abundjani menerbitkan standar prosedur operasional tentang Monitoring Efek Samping Obat (MESO) untuk memantau efek samping obat pada pasien dan melaporkannya. Petugas farmasi, dokter, perawat atau bidan yang mengetahui efek samping obat pada pasien harus mendokumentasikannya dan melaporkannya ke kepala ruangan, Kepala Instalasi Farmasi, Komite Farmasi dan Terapi, serta Pusat MESO Nasional. Standar
RSUD Kolonel Abundjani menerbitkan standar prosedur operasional tentang Monitoring Efek Samping Obat (MESO) untuk memantau efek samping obat pada pasien dan melaporkannya. Petugas farmasi, dokter, perawat atau bidan yang mengetahui efek samping obat pada pasien harus mendokumentasikannya dan melaporkannya ke kepala ruangan, Kepala Instalasi Farmasi, Komite Farmasi dan Terapi, serta Pusat MESO Nasional. Standar
DIREKTUR RSUD KOLONEL ABUNDJANI STANDAR BANGKO 01-Juli-2019 PROSEDUR OPERASIONAL
dr. Irwan Kurniawan
PENGERTIAN Monitoring Efek Samping Obat (MESO) adalah pencatatan setiap kejadian yang dicurigai sebagai efek samping obat atau keracunan obat atau akibat yang merugikan dari penggunaan obat
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah – langkah petugas
farmasi, dokter, perawat dan bidan dalam melakukan monitoring efek samping obat ke pasien KEBIJAKAN Keputusan Direktur RSUD Kolonel Abundjani Bangko Nomor 01/A/PKPO/RSD/VII/2019 tentang Kebijakan Pelayanan Farmasi PROSEDUR 1. Petugas farmasi, dokter, perawat atau bidan yang mengetahui efek samping obat terhadap pasien yang mendapatkan terapi obat segera mendokumentasikan ke dalam formulir MESO yang terdapat pada rekam medis, kemudian melaporkan kepada DPJP atau dokter jaga ruangan untuk mendapatkan penanganan segera. 2. Kemudian membuat laporan incident report dan dilaporkan pada kepala ruangan 3. Kepala ruangan melaporkan ke Kepala Instalasi Farmasi dengan format yang sudah ditentukan dan kemudian melaporkan ke KPRS 4. Laporan MESO dikirimkan ke Komite Farmasi dan Terapi untuk dilakukan verivikasi, analisa dan kemudian dievaluasi dan pelaporannya dilanjutkan ke Pusat MESO Nasional. UNIT TERKAIT IFRS Komite Rekam Medik Komite Farmasi dan Terapi (KFT)