Anda di halaman 1dari 25

Perkuatan lentur dengan metoda near surface

mounted (NSM)
Bimbingan Teknis PUPR

Faimun

Fakultas Teknik Sipil, Lingkungan, dan Kebumian


Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

PUPR

Faimun (ITS Surabaya) Bimbingan Teknis PUPR 1 / 25


Daftar Isi :

1 Pendahuluan

2 Perbandingan Metode

3 Keuntungan dan kerugian

4 Asumsi Desain

5 Batasan-batasan Desain

6 Pola Keruntuhan

7 Prosedure Penerapan

8 Contoh Penerapan

Faimun (ITS Surabaya) Bimbingan Teknis PUPR 2 / 25


Pendahuluan

Fiber-Reinforced Polymer (FRP) Composite

Tipe strip / pelat

Serat karbon kontinyu dalam


bahan resin Tipe batang

Faimun (ITS Surabaya) Bimbingan Teknis PUPR 3 / 25


Perbedaan Metode Penempatan

Penempatan eksternal Penempatan NSM

Faimun (ITS Surabaya) Bimbingan Teknis PUPR 4 / 25


Perbandingan metode penempatan

Penempatan eksternal : Penempatan NSM :


Sistem yang sudah dikenal Sistem yang relatif baru
Strip/pelat lebar Strip/pelat tidak lebar atau
Diperlukan pembersihan bentuk batang
permukaan Tidak perlu pembersihan
Cocok untuk permukaan
beton/baja/masonri Cocok untuk
beton/masonri/kayu

Faimun (ITS Surabaya) Bimbingan Teknis PUPR 5 / 25


Keuntungan dan Kerugian

Keuntungan : Kerugian :
Regangan rencana yang tinggi Resiko tulangan terpotong
Bisa untuk permukaan beton saat pelaksanaan
yang lemah Biaya pelaksanaan lebih tinggi
Tidak perlu pembersihan
permukaan
Tidak terekspose
Tidak mudah rusak (lebih
terlindungi)
Tidak buckling (bisa untuk
perkuatan kolom)

Faimun (ITS Surabaya) Bimbingan Teknis PUPR 6 / 25


Perkuatan Lentur

Perkuatan lentur dengan FRP Perkuatan lentur dengan FRP NSM


terekat
Keunggulan utama perkuatan dengan FRP NSM dibandingkan
dengan FRP terekat adalah peningkatan efektifitas lekatan antara FRP
dengan beton yang menghasilkan regangan lepas(debonding) lebih
tinggi

Faimun (ITS Surabaya) Bimbingan Teknis PUPR 7 / 25


Asumsi Desain
a) Kalkulasi desain adalah berdasarkan dimensi, susunan tulangan
baja internal, dan sifat-sifat material dari komponen eksisting
yang sedang diperkuat.
b) Regangan tulangan baja dan beton adalah berbanding lurus
dengan jaraknya dari sumbu netral. Artinya pada penampang
bidang sebelum dibebani dan setelah dibebani akan tetap.
c) Tidak ada slip antara perkuatan FRP eksternal dengan beton.
d) Deformasi geser pada lapisan yang terlekat diabaikan sebab
lapisan pelekatnya sangat tipis dan sedikit variasi dalam
ketebalannya.
e) Regangan tekan maksimum yang dapat digunakan pada beton
adalah 0.003
f) Kekuatan tarik beton diabaikan.
g) FRP mempunyai hubungan tegangan-regangan elastik linier
hingga runtuh.
Faimun (ITS Surabaya) Bimbingan Teknis PUPR 8 / 25
Batasan Regangan FRP

Untuk menghindari retak karena kegagalan debonding, regangan


efektif tulangan FRP harus dibatasi dengan regangan deboding, εfd ,
s
fc0
EB FRP εfd = 0.41 ≤ 0.9εfu
nEf tf
NSM FRD εfd = 0.7εfu

Faimun (ITS Surabaya) Bimbingan Teknis PUPR 9 / 25


Regangan dan Tegangan FRP

Regangan FRP :
df − c
 
εfe = εcu − εbi ≤ εfd
c
Tegangan FRP :
f fe = Ef εfe

Sedangkan εbi adalah regangan awal pada substrat yang terlekat,


ditentukan dari analisis elastik pada komponen eksisting, dengan
memperhitungkan semua beban yang bekerja pada komponen selama
pemasangan sistem FRP

Faimun (ITS Surabaya) Bimbingan Teknis PUPR 10 / 25


Faktor Reduksi Kekuatan

Nilai Faktor Reduksi kekuatan (φ) sama dengan SNI 2847




 0.9 untuk εt ≥ 0.005
0.25(εt − εsy )


φ = 0.65 + untuk εsy < εt < 0.005

 0.005 − εsy

0.65 untuk εt ≤ εsy

Faimun (ITS Surabaya) Bimbingan Teknis PUPR 11 / 25


Kemampuan Layan

Untuk menghindari deformasi inelastik dari komponen beton


bertulang nonprategang yang diperkuat FRP secara eksternal,
tegangan baja dan beton eksisting harus dicegah dari kelelehannya
terhadap terhadap tingkatan beban layan, terutama untuk komponen
yang diberi beban siklik

Batas tegangan tulangan baja :


f s,s ≤ 0.8f y

Batas tegangan beton :


f c,s ≤ 0.6f c0

Faimun (ITS Surabaya) Bimbingan Teknis PUPR 12 / 25


Batasan Tegangan Fatik

Untuk menghindari keruntuhan komponen perkuatan FRP akibat


keruntuhan rangkak dan fatik pada FRP, batasan tegangan harus
dikenakan pada perkuatan FRP. Tegangan pada FRP dapat dihitung
menggunakan analisis elastik dan berdasarkan momen yang terjadi
akibat beban tetap (beban mati dan beban tetap yang dikombinasikan
dengan beban hidup) ditambah dengan momen maksimum yang
didekati melalui siklus pembebanan fatik.

Batas tegangan siklik menerus :

GRFP f f ,s = 0.2f fu
ARFP f f ,s = 0.3f fu
CRFP f f ,s = 0.5f fu

Faimun (ITS Surabaya) Bimbingan Teknis PUPR 13 / 25


Kekuatan ultimit penampang persegi tulangan
tunggal

   
β1c β1c
M n = As f s d− + Ψf Af f fe df −
2 2
Nilai Ψf direkomendasi sebesar 0,85.

Faimun (ITS Surabaya) Bimbingan Teknis PUPR 14 / 25


Tegangan pada baja terhadap beban tetap

Tegangan di tulangan baja dapat dikalkulasi berdasarkan pada Pers.


(10.2.10.1).
  
kd
Ms + ε bi Af Ef df − (d − kd)Es
3
fs,s =      
kd kd
As Es d − (d − kd) + Af Ef df − (df − kd)
3 3
(10.2.10.1)

Nilai Pers. (10.2.10.1) harus diperiksa dengan batasan tegangan


kemampuan layan.
Nilai Ms adalah sama dengan momen akibat beban tetap (beban mati
dan beban hidup) ditambah dengan momen maksimum yang
diperoleh dari pembebanan fatik secara siklik.

Faimun (ITS Surabaya) Bimbingan Teknis PUPR 15 / 25


Tegangan pada FRP terhadap beban tetap

Pers. (10.2.10.2) memberikan tegangan pada perkuatan FRP terhadap


momen yang terjadi pada komponen dengan rentang respon elastik.

Ef df − kd
 
ff ,s = fs,s − ε bi Ef (10.2.10.2)
Es d − kd

Teganan yang dihitung dari Pers. (10.2.10.2) harus dibandingkan


dengan batasan tegangan fatik.

Faimun (ITS Surabaya) Bimbingan Teknis PUPR 16 / 25


Lekatan sistem near-surface-mounted (NSM)

Ukuran alur minimum 1.5db (untuk bentuk batang) atau 3ab × 1.5bb
(untuk strip).
Jarak antara alur ag ≥ 2 × 1.5db atau 2 × 1.5bb .
Jarak alur ke tepi balok ae ≥ 4 × 1.5db atau 4 × 1.5bb .

Faimun (ITS Surabaya) Bimbingan Teknis PUPR 17 / 25


Pola Keruntuhan NSM

Garis biru adalah kemungkinan garis keruntuhan

Faimun (ITS Surabaya) Bimbingan Teknis PUPR 18 / 25


Pola Keruntuhan NSM

Gagal pengangkeran

Faimun (ITS Surabaya) Bimbingan Teknis PUPR 19 / 25


Prosedure Penerapan
1 Buat alur dengan alat potong sesuai dengan
spesifikasi.
2 Bersihkan/betel sisa beton diantara dua alur gergaji.
3 Bersihkan alur dan hindari debu yang ada dengan
tiupan udara. Catatan: Tidak diperlukan
memperkasar permukaan dalam alur.
4 Agar tampil rapi, tempel "celotape" dan potong bagian
dalam nya.
5 Isi alur dengan perekat setengah kedalam alur.
6 Tekan FRP kedalam alur hingga "terendam" dalam
perekat.
7 Isikan lagi perekat sehingga FRP tertutup.
8 Ratakan sisa perekat dengan pisau perata.
9 Cabut "celotape" sebelum perekat mengeras.

Faimun (ITS Surabaya) Bimbingan Teknis PUPR 20 / 25


Contoh Penerapan
Gedung Parkir, Switzerlan:

Penulangan sisi atas kurang


Dimungkinkan penjangkaran
pada pelat yang retak
Pekerjaan persiapan
permukaan berkurang

Faimun (ITS Surabaya) Bimbingan Teknis PUPR 21 / 25


Contoh Penerapan
Monumen Menara Bata, Itali:

Terdapat retak vertikal pada


Menara Bata
FRP disisipkan pada spesi
hubungan antara bata
Digunakan batang FRP 5mm

Faimun (ITS Surabaya) Bimbingan Teknis PUPR 22 / 25


Beberapa Ide Yang menarik
Meningkatkan pengangkuran :

Faimun (ITS Surabaya) Bimbingan Teknis PUPR 23 / 25


Pemasangan NSM di tepi balok :

Faimun (ITS Surabaya) Bimbingan Teknis PUPR 24 / 25


Refferences:

BSN, Panduan perancangan dan pelaksanaan system serat berperekat


polimer terlekat eksternal untuk perkuatan struktur beton, Jakarta
PT. SIKA Indonesia, Sikadur FRP Solution, SIKA
L. De Lorenzis,J.G. Teng, Near-surface mounted FRP reinforcement:
An emerging technique for strengthening structures, Composites: Part
B 38 (2007) 119–143
Mohd Zamin Jumaat, et all., Innovative End Anchorage for
Preventing Concrete Cover Separation of NSM Steel and CFRP bars
Strengthened RC Beams, Conference manuscript, Malaysia

Faimun (ITS Surabaya) Bimbingan Teknis PUPR 25 / 25

Anda mungkin juga menyukai