Anda di halaman 1dari 10

Nama: Darell Farhan Putra Sunaryo

NIM: 218411006
Kelas: 2MED, Politeknik Manufaktur Bandung
Mata Kuliah: Elemen Mesin

Step by Step Perencanaan Poros dengan Beban Puntir


1) Diketahui:
P = Daya nominal (kW)
n1 = Putaran poros (rpm)

2) Tentukan fc (faktor koreksi daya yang akan ditransmisikan)


Daya yang akan ditransmisikan fc
Daya rata-rata yang diperlukan 1,2 – 2,0
Daya maksimum yang diperlukan 0,8 – 1,2
Daya normal 1,0 – 1,5

3) Hitung daya rencana; Pd = fc.P (kW)


*Jika yang diberikan dalam daya kuda (PS), maka harus dikalikan dengan
0,735 untuk mendapatkan daya dalam kW

4) Hitung momen torsi yang terjadi pada poros; T = 9,74 x 105 (Pd / n1)
Satuan: T (kgf.mm)
Pd (kW)
n1 (rpm)

5) Tentukan kekuatan tarik σB (kgf/mm2) poros berdasarkan tabel di

halaman selanjutnya
Nama: Darell Farhan Putra Sunaryo
NIM: 218411006
Kelas: 2MED, Politeknik Manufaktur Bandung
Mata Kuliah: Elemen Mesin
Nama: Darell Farhan Putra Sunaryo
NIM: 218411006
Kelas: 2MED, Politeknik Manufaktur Bandung
Mata Kuliah: Elemen Mesin

6) Tentukan Sf1 dan Sf2


 Sf1 , faktor keamanan karena kelelahan tarik dan puntir
Sf1 = 5,6; untuk bahan SF dengan kekuatan yang dijamin
Sf1 = 6,0; untuk bahan S-C dengan pengaruh masa, dan baja
paduan
 Sf2 , faktor keamanan karena kekasaran permukaan poros
Sf2 nilainya sebesar 1,3 sampai 3,0 (dikira-kira)

7) Hitung tegangan geser yang diizinkan τa (kgf/mm2)

Rumus: τa = σB /(Sf1.Sf2)
Satuan: τa (kgf/mm2)

σB (kgf/mm2)
Nama: Darell Farhan Putra Sunaryo
NIM: 218411006
Kelas: 2MED, Politeknik Manufaktur Bandung
Mata Kuliah: Elemen Mesin

8) Tentukan faktor pertimbangan karena beban; C b dan Kt


 Cb , faktor pertimbangan beban lentur/bengkok
 Cb = 1,0; jika diperkirakan tidak akan terjadi pembebanan lentur
 Cb nilainya antara 1,2 sampai 2,3 jika diperkirakan akan terjadi
pemakaian dengan beban lentur
 Kt , faktor pertimbangan karakteristik beban
 Kt = 1,0; jika beban dikenakan secara halus
 Kt nilainya 1,0 – 1,5 jika terjadi sedikit kejutan atau tumbukan
atau tumbukan ringan
 Kt nilainya 1,5 – 3,0 jika beban dikenakan dengan kejutan atau
tumbukan besar

9) Hitung diameter poros yang mungkin aman ds (mm)

,
Rumus: ds = 𝐾𝑡 . 𝐶𝑏 . 𝑇
Satuan: ds (mm)

τa (kgf/mm2)

T (kgf.mm)

Pembulatan lihat tabel 1.7 di halaman selanjutnya, ukuran poros harus


dipilih dari tabel tersebut.
Nama: Darell Farhan Putra Sunaryo
NIM: 218411006
Kelas: 2MED, Politeknik Manufaktur Bandung
Mata Kuliah: Elemen Mesin
Nama: Darell Farhan Putra Sunaryo
NIM: 218411006
Kelas: 2MED, Politeknik Manufaktur Bandung
Mata Kuliah: Elemen Mesin

10) Jika poros merupakan poros bertangga, dimana untuk kepentingan


bearing, tentukan ukuran diameter bagian bearing (diameter dalam
bearing), disimbolkan D. Ukuran D harus berdasarkan tabel 1.7 dan lebih
besar daripada ukuran ds.

11) Hitung jari-jari fillet r / fillet poros bertangga (mm)


Rumus: r = (D – ds) / 2

12) Tentukan ukuran pasak (lebar, tebal, fillet, kedalaman alur pasak pada
poros) yang digunakan mengacu pada ukuran ds, dengan melihat tabel
1.8
Nama: Darell Farhan Putra Sunaryo
NIM: 218411006
Kelas: 2MED, Politeknik Manufaktur Bandung
Mata Kuliah: Elemen Mesin
Nama: Darell Farhan Putra Sunaryo
NIM: 218411006
Kelas: 2MED, Politeknik Manufaktur Bandung
Mata Kuliah: Elemen Mesin

13) Tentukan harga faktor konsentrasi tegangan untuk alur pasak α dan
untuk poros bertangga β dengan menggunakan diagram R. E. Peterson
(Gambar 1.1, 1.2)
 Konsentrasi tegangan poros bertangga β (r yang digunakan adalah fillet
poros bertangga)
Nama: Darell Farhan Putra Sunaryo
NIM: 218411006
Kelas: 2MED, Politeknik Manufaktur Bandung
Mata Kuliah: Elemen Mesin

 Konsentrasi tegangan alur pasak α (r yang digunakan adalah fillet pasak)

14) Pilih salah satu nilai yang paling besar antara α dan β untuk kontrol
kelayakan

15) Hitung tegangan geser τ (kgf/mm2) yang terjadi

Rumus: τ = 5,1 . T / (ds)3

Satuan: τ (kgf/mm2)

T (kgf.mm)
ds (mm)
Nama: Darell Farhan Putra Sunaryo
NIM: 218411006
Kelas: 2MED, Politeknik Manufaktur Bandung
Mata Kuliah: Elemen Mesin

16) Lakukan syarat kelayakan:

 Yang terjadi; τ . Kt . Cb

*satuan (kgf/mm2)

 Yang diizinkan; τa . Sf2 / (α atau β; pilih yang lebih besar)


*satuan (kgf/mm2)

Jika kondisi tegangan yang terjadi > kondisi tegangan yang diizinkan,
maka ulangi/iterasi dari pemilihan diameter poros (tahap 9) dengan
memilih diameter yang lebih besar.

Jika kondisi tegangan yang terjadi < kondisi tegangan yang diizinkan,
maka perencanaan poros selesai.

17) Cantumkan hasilnya:


 Material
 Diameter ujung poros = ds
 Diameter dalam bearing = D
 Jari-jari fillet poros
 Ukuran pasak (lebar, tinggi, fillet pasak)

Anda mungkin juga menyukai