NIM: 218411006
Kelas: 2MED, Politeknik Manufaktur Bandung
Mata Kuliah: Elemen Mesin
4) Hitung momen torsi yang terjadi pada poros; T = 9,74 x 105 (Pd / n1)
Satuan: T (kgf.mm)
Pd (kW)
n1 (rpm)
halaman selanjutnya
Nama: Darell Farhan Putra Sunaryo
NIM: 218411006
Kelas: 2MED, Politeknik Manufaktur Bandung
Mata Kuliah: Elemen Mesin
Nama: Darell Farhan Putra Sunaryo
NIM: 218411006
Kelas: 2MED, Politeknik Manufaktur Bandung
Mata Kuliah: Elemen Mesin
Rumus: τa = σB /(Sf1.Sf2)
Satuan: τa (kgf/mm2)
σB (kgf/mm2)
Nama: Darell Farhan Putra Sunaryo
NIM: 218411006
Kelas: 2MED, Politeknik Manufaktur Bandung
Mata Kuliah: Elemen Mesin
,
Rumus: ds = 𝐾𝑡 . 𝐶𝑏 . 𝑇
Satuan: ds (mm)
τa (kgf/mm2)
T (kgf.mm)
12) Tentukan ukuran pasak (lebar, tebal, fillet, kedalaman alur pasak pada
poros) yang digunakan mengacu pada ukuran ds, dengan melihat tabel
1.8
Nama: Darell Farhan Putra Sunaryo
NIM: 218411006
Kelas: 2MED, Politeknik Manufaktur Bandung
Mata Kuliah: Elemen Mesin
Nama: Darell Farhan Putra Sunaryo
NIM: 218411006
Kelas: 2MED, Politeknik Manufaktur Bandung
Mata Kuliah: Elemen Mesin
13) Tentukan harga faktor konsentrasi tegangan untuk alur pasak α dan
untuk poros bertangga β dengan menggunakan diagram R. E. Peterson
(Gambar 1.1, 1.2)
Konsentrasi tegangan poros bertangga β (r yang digunakan adalah fillet
poros bertangga)
Nama: Darell Farhan Putra Sunaryo
NIM: 218411006
Kelas: 2MED, Politeknik Manufaktur Bandung
Mata Kuliah: Elemen Mesin
14) Pilih salah satu nilai yang paling besar antara α dan β untuk kontrol
kelayakan
Satuan: τ (kgf/mm2)
T (kgf.mm)
ds (mm)
Nama: Darell Farhan Putra Sunaryo
NIM: 218411006
Kelas: 2MED, Politeknik Manufaktur Bandung
Mata Kuliah: Elemen Mesin
Yang terjadi; τ . Kt . Cb
*satuan (kgf/mm2)
Jika kondisi tegangan yang terjadi > kondisi tegangan yang diizinkan,
maka ulangi/iterasi dari pemilihan diameter poros (tahap 9) dengan
memilih diameter yang lebih besar.
Jika kondisi tegangan yang terjadi < kondisi tegangan yang diizinkan,
maka perencanaan poros selesai.