Anda di halaman 1dari 2

KEPUTUSAN

MUSYAWARAH NASIONAL
PERHIMPUNAN SARJANA DAN PROFESIONAL KESEHATAN MASYARAKAT
INDONESIA (PERSAKMI)
THE INDONESIAN PUBLIC HEALTH UNION (IPHU)

No : 09/Munas.V/PERSAKMI/2017

TENTANG

KODE ETIK PERHIMPUNAN SARJANA DAN PROFESIONAL KESEHATAN


MASYARAKAT INDONESIA (PERSAKMI)

MUKADIMAH
Bahwa hidup sehat merupakan salah satu hak azasi dan elemen dasar kehidupan yang
senantiasa didambakan oleh umat manusia. Untuk mencapai hidup sehat diperlukan upaya
sistematis dan terencana melalui pendekatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Upaya
pemerataan pembangunan di bidang kesehatan merupakan tanggung jawab pemerintah dan
masyarakat yang ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Setiap upaya
peningkatan derajat kesehatan hendaknya melalui pengembangan dan pemberdayaan masyarakat
baik secara individu, kelompok dan kelembagaan.
Sarjana Kesehatan Masyarakat dan profesional kesehatan masyarakat merupakan salah
satu komponen utama tenaga kesehatan yang memfokuskan diri pada upaya peningkatan
kesehatan dan pencegahan penyakit. Kerjasama dan keterpaduan antar Sarjana Kesehatan
Masyarakat dan profesional kesehatan masyarakat dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan
teknologinya menjadi penentu keberhasilan pencapaian pembangunan kesehatan secara optimal.
Atas dasar itulah dan dengan rahmat Allah SWT dan keinginan luhur bagi terwujudnya
masyarakat Indonesia yang sehat dan berkualitas, maka kami Sarjana Kesehatan Masyarakat dan
profesional kesehatan masyarakat yang tergabung dalam Perhimpunan Sarjana dan Profesional
Kesehatan Masyarakat Indonesia menghimpun diri dalam suatu wadah organisasi profesi yang
memiliki kode etik organisasi, sebagai berikut :

1. KEWAJIBAN UMUM
a) Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berjiwa Pancasila, taat dan patuh kepada UUD
1945 serta setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia.
b) Wajib menunjukkan sikap dan perbuatan yang mencerminkan jiwa hidup sehat,
nasionalisme dan patriotisme terhadap kepentingan bangsa dan negara sendiri serta
menjunjung tinggi harkat dan martabat, kodrat, profesi dalam kehidupan sehari-hari.
c) Taat dan patuh serta menghormati hukum, peraturan dan perundang-undangan yang
berlaku, senantiasa selalu berupaya untuk menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan tercela
ataupun tindakan yang melanggar norma-norma hukum.

2. KEWAJIBAN TERHADAP MASYARAKAT


a) Berkewajiban melindungi masyarakat umum dengan mengkampayekan gerakan masyarakat
hidup sehat
b) Memberikan edukasi, advokasi serta konsultasi dalam bidang kesehatan masyarakat, baik
kepada individu, keluarga dan stake holder masyarakat atau kelembagaan

3. KEWAJIBAN TERHADAP TEMAN SEPROFESI KESEHATAN MASYARAKAT


DAN MITRA KERJA
a) Tenaga Profesi Kesehatan Masyarakat melakukan pekerjaan sesuai profesinya
b) Tenaga Profesi Kesehatan Masyarakat menjaga hubungan persahabatan
c) Tenaga Profesi Kesehatan Masyarakat menyebarluaskan informasi dan pengetahuan terbaru
ke teman kerja
d) Memperkuat jejaring kemitraan strategis bidang kesehatan dengan bekerjasama dengan
seluruh pemangku kepentingan
e) Menjalin hubungan dengan organisasi sosial, kemasyarakatan, profesi dan fungsional baik di
dalam maupun di luar negeri dalam rangka mencapai visi, misi dan tujuan Persakmi

4. KEWAJIBAN TERHADAP PROFESI DAN DIRI SENDIRI


a) Menjunjung tinggi ketentuan yang dicanangkan oleh Organisasi Profesi
b) Meningkatkan pengetahuan dan keahlian
c) Percaya diri dan rendah hati
d) Tidak melakuan perbuatan melawan hukum
e) Tidak boleh dipengaruhi kepentingan pribadi
f) Melayani masyarakat
g) Menjaga nama baik profesi

5. PENETAPAN PELANGGARAN
a) Apabila terbukti melakukan provokasi yang bisa menimbulkan perpecahan ataupun
keretakan sesama anggota dan tidak dapat memenuhi kewajibannya menjaga nama baik
organisasi baik di luar maupun di dalam organisasi, dapat dikenakan sanksi berupa
pencabutan Kartu Tanda Anggota.
b) Keanggotaan setiap anggota dapat dicabut apabila yang bersangkutan terbukti, baik secara
langsung maupun tidak langsung melakukan suatu sikap, tindakan ataupun ucapan yang
menunjukkan ataupun mengakibatkan pelecehan terhadap organisasi.
c) Pencabutan Kartu Tanda Anggota dapat dilaksanakan dengan ataupun tanpa didahului
peringatan sebelumnya.
d) Dengan pertimbangan atas berat ringannya sifat pelanggaran kode etik dapat dikenakan
sanksi dengan hukumannya : teguran atau berupa peringatan, teguran keras, pemberhentian
sementara waktu tertentu, atau pemecatan dari keanggotaan

Ditetapkan : Padang
Pukul : 01.00 WIB
Pada Tangal : 7 September 2017

Selaku
PIMPINAN SIDANG
1. A.Surayya Mappangile, SKM.,M.Kes
2. Ibrahim, SKM., M.Sc
3. Saifuddin Malik, SKM.,M.Kes

Anda mungkin juga menyukai