Anda di halaman 1dari 2

Kelompok 5 Perilaku Konsumen :

Irham Nauval Muhammad ( 202010160311021 )


Fiqri Aditya Apriliansyah ( 202010160311429 )
Mahesa Athalla Aviananda ( 202010160311433 )

PERILAKU KONSUMEN
( Bioskop Amerika )

1. Dengan adanya VCR akan membuat para pengunjung bioskop yang


mengalami masalah dengan bertemu banyak orang dan yang sebelumnya
merasa risih atau enggan datang ke bioskop akan sangat menikmati kondisi
yang dialami karena bisa menonton dari rumah masing masing. Untuk
masalah jangka panjangnya yakni membuat persaingan dibioskop semakin
ketat karena berlomba lomba mencari pengunjung untuk datang dan
menikmati film. Salah satu hal yang dapat dikukan oleh bioskop adalah
menambah fasilitas demi menunjang kenyamanan pengunjung serta
memberikan lebih banyak potongan agar menarik minat masyarakat indonesia
khususnya agar kembali datang ke bioskop.

2. Faktor makro yang mempengaruhi perilaku menonton film dilokasi bioskop


seperti berikut :
 Tampilan layar bioskop yang minim atau kecil
 Pengunjung lainnya berperilaku tidak sopan
 Kualitas dari film tidak sesuai dengan ekspektasi pengunjung
 Fasilitas dari bioskop tidak memadai dan kurang nyaman seperti
karpet, tempat duduk, dan harga makanan serta minuman yang relative
mahal.
 Faktor fasilitas yang seharusnya membuat pengunjung nyaman malah
membuat enggan dating, sehingga banyak pengunjung yang enggan
datang sehingga memilih menonton dirumah mereka masing masing.
 Peningkatan fasilitas diharapkan mampu menunjang kenyamanan
pengunjung.
 Kualitas dari sound dan layar beresolusi tinggi diharapkan mampu
ditingkatkan oleh pengelola bioskop.

3. Lingkungan perolehan informasi :


- Membuat sistem pembelian tiket secara online dengan urutan yang tidak
membingungkan
- Memberikan tanggal liris film-film terbaru dengan detail baik di dalam
bioskop maupun di web
- Pemberian informasi yang valid apabila terjadi perubahan tanggal rilis
film.
Lingkungan pembelian :
- Menurunkan harga makanan yang di jual di dalam bioskop,karena
menurut mayoritas pelanggan dengan harga yang tertera dengan produk
yang di dapat tidak worth it ( seperti pop corn dan cola ).
- Ketika terjadi antrian,mempercepat pelayanan dalam pembelian tiket
sehingga pelanggan tidak menunggu lama.

Lingkungan konsumen :
- Mengatur antrian pembelian offline dengan antrian zig – zag sehingga
konsumen tidak berspektif bahwa antriannya sangat panjang
- Memperjelas lagi huruf dan nomer yang ada di kursi bioskop,sehingga
memudahkan konsumen dalam mencari tempat duduk mereka

4. Dapat dilihat dari situasi konsumsi di bioskop terhadap pembelian makanan


ringan oleh konsumen di stan konsesi, pihak bioskop menerapkan Captive
Market yang pada dasarnya kurang nya pilihan ( varian ) di setiap makanan
nya dan masalah harga yang dipatok dengan harga yang mahal.
Untuk mengatasi itu pihak bioskop bisa mengatur kembali HPP yang akan
diterapkan di setiap stan konsesi nya, dengan menghitung HPP dari makana
dan minuman ringan yang dijual, selain itu pihak bioskop juga seharusnya
memperbaiki pelayanan di stan konsesi dan bisa memberikan varian rasa pada
makanan dan minuman yang dijual. Pihak bioskop sebenarnya juga bisa
mengikuti jejak atau teknik marketing dari AMC Los Angeles yang
memodifikasi lingkungan menonton, selain itu AMC Los Angeles juga
berupaya mencari dana tambahan dengan melakukan kerja sama sponsorship
dan memberlakukan kupon atau promo untuk konsesi di setiap hari/event
tertentu.

Anda mungkin juga menyukai