139 bahasa
Halaman
Pembicaraan
Baca
Sunting
Sunting sumber
Lihat riwayat
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Terminologi[sunting | sunting sumber]
Peradaban sering digunakan sebagai istilah lain "kebudayaan" di kalangan akademis.
[2]
Dalam pengertian umum, peradaban adalah istilah deskriptif yang relatif dan
kompleks untuk pertanian dan budaya kota. Hal ini karena peradaban awal terbentuk
ketika orang mulai berkumpul di pemukiman perkotaan di berbagai belahan dunia.
Peradaban dapat dibedakan dari budaya lain oleh kompleksitas dan organisasi sosial
serta keragaman kegiatan ekonomi dan budaya.[3]
Awalnya, para antropolog dan ahli lainnya menggunakan kata "peradaban" dan
"masyarakat beradab" untuk membedakan masyarakat yang mereka anggap lebih
unggul secara budaya dengan kelompok masyarakat lain yang dianggap inferior secara
budaya (disebut juga "liar" atau "barbar"). Penggunaan istilah "peradaban"
secara etnosentris memunculkan anggapan bahwa masyarakat di sebuah peradaban
memiliki moral yang baik dan budaya yang maju, sementara masyarakat lain memiliki
moral yang buruk dan terbelakang. Sejarah penggunaan istilah ini menjadikan definisi
peradaban terus berubah.[3]
Sejarah[sunting | sunting sumber]
Konsep "peradaban" bersifat modern. Di Era Penemuan Eropa, digunakan kata
"modern" sebagai pembanding antara masyarakat yang tinggal di sebuah negara
dengan yang tinggal di desa-desa atau perkampungan suku. Hal ini menunjukkan
adanya perkembangan masyarakat dari suatu masa ke masa hingga menjadi sebuah
peradaban.[4]
Kriteria[sunting | sunting sumber]
Dibandingkan dengan masyarakat lain, peradaban memiliki struktur politik yang lebih
kompleks berupa negara.[5] Masyarakat negara lebih terbagi ke dalam kelas-kelas sosial
daripada masyarakat lain. Terdapat perbedaan peran yang besar di antara kelas-kelas
sosial tersebut.[6] Kelas penguasa, biasanya berada di kota-kota, memiliki kendali atas
surplus dan menjalankan kemauannya melalui
tindakan pemerintah atau birokrasi. Morton Fried, seorang ahli teori konflik dan Elman
Service, seorang ahli teori integrasi, membagi kebudayaan manusia berdasarkan
sistem politik dan sosial. Klasifikasi ini terdiri dari empat kategori. [7]