Anda di halaman 1dari 5

A.

    Pendahuluan

1.      Definisi lilin – wax

Lilin adalah sebuah penerangan yang terdiri dari sumbu yang diselimuti oleh bahan padat. Lilin
yang biasanya sering kita gunakan yaitu lilin yang terbuat dari paraffin (paraffin wax). Paraffin
adalah campuran dari alkana (ikatan rantai molekul atom karbon dan hydrogen yang panjang),
yang terdapat didalam minyak bumi. Paraffin akan meleleh pada suhu 50- 60◦C. paraffin tidak
dapat dinyalakan begitu saja dengan korek api. Untuk dapat membakar paraffin membutuhkan
temperature tertentu dan sumbu.

2.      Peristiwa ketika lilin dibakar

Definisi Pembakaran Lilin

Pembakaran adalah sebuah reaksi yang melepaskan energi panas. Begitu dimulai, reaksi tersebut
melepaskan panas lebih dari cukup untuk melelehkan lilin lebih banyak sehingga preoses
pembakaran terus terjadi. Pada peristiwa pembakaran lilin terjadi perubahan fisika dan
perubahan kimia.

Begitu sumbu lilin dibakar, maka sumbunya akan menyala dan paraffin wax akan mencair atau
meleleh. Dengan efek kapilaritas cairan wax akan ditransportasi naik keatas melalui sumbu
kenyala api. Panas api menyebabkan cairan wax menguap dan selanjutnya akan bercampur
dengan oksigen diudara sehingga terjadilah proses pembakaran. Dalam proses pembakaran
tersebut akan dihasilkan gas hasil pembakaran yang panas (CO2 dan H2O).

Perubahan

Sifat yang mengubah sifat kimia suatu materi. Menerangkan bagaimana suatu materi bereaksi
dengan materi yang lain membentuk suatu materi baru. Perubahan materi secara kimia adalah
perubahan dari suatu zat atau materi yang menyebabkan terbantuknya zat baru. Perubahan kimia
merupakan perubahan yang menghasilkan zat baru, bersifat kekal, dan zat sebelum bereaksi
berbeda dengan zat sesudah bereaksi.
Ciri-ciri yang mengindikasikan adanya perubahan kimia :
 Perubahan warna
 Perubahan bau
 Pembentukan gas
 Timbulnya cahaya
 Pembentukan endapan baru
 Perubahan pH.
3.      Hukum Kekekalan Massa
Hukum kekekalan massa atau dikenal juga sebagai hukum Lomonosov-Lavoisier adalah suatu
hukum yang menyatakan massa dari suatu sistem tertutup akan konstan meskipun terjadi
berbagai macam proses di dalam sistem tersebut(dalam system tertutup, massa zat sebelum dan
sesudah reaksi adalah sama (tetap/konstan) ).
Antoine Laurent Lavoisier (1743-1794) seorang ahli kimia bangsa Perancis telah menyelidiki
hubungan massa zat sebelum dan sesudah reaksi. Lavoisier menimbang zat sebelum bereaksi
kemudian menimbang hasil reaksinya. Ternyata massa zat sebelum dan sesudah bereaksi selalu
sama.
Pernyataan yang umum digunakan untuk menyatakan hukum kekekalan massa adalah massa
dapat berubah bentuk tetapi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan. Untuk suatu proses
kimiawi di dalam suatu sistem tertutup, massa dari reaktan harus sama dengan massa produk.

4.      Tujuan percobaan

         Untuk membuktikan hukum kekekalan massa pada reaksi kimia.


         Untuk mengamati perubahan – perubahan yang terjadi pada lilin sebelum, saat dan setelah lilin
dibakar.

B.     Prosedur Percobaan

1.      Alat dan Bahan


         Alat

No Nama alat Jumlah alat

1. Piring 1 buah
2. Penggaris  (30 cm) 1 buah
3. Korek api 1 buah
4. Neraca 1 buah

         Bahan

No Nama bahan Jumlah bahan


1. Lilin  (19 cm) 1 buah

2.      Prosedur percobaan

a)      Disediakan semua alat dan bahan yang diperlukan.

b)      Amati bentuk lilin sebelum dibakar, dicatat warnanya, diukur panjangnya dan diameter,
ditimbang massanya  dan catat bentuk lilin.

c)        Sumbu lilin dibakar dengan menggunakan korek api. Mengamati perubahan – perubahan yang
terjadi saat lilin dibakar, catat perubahannya setiap 5 menit, mulai dari 5 menit pertama sampai 5
menit kedelapan. Catat hasil pengamatan.

d)     Setelah itu  matikan api yang ada pada sumbu lilin. Kemudian amati lagi apakah yang terjadi
setelah api pada sumbu lilin tadi dimatikan.
C.     Hasil Pengamatan

Fase Kualitas / indera Kuantitatif  / alat ukur

         Warna lilin merah / mata.          Panjang lilin 19 cm/


         Warna sumbu atas lilin putih / penggaris.
mata.          Panjang sumbu atas
         Bentuk lilin silinder/ mata. lilin 2,5 cm/ penggaris.
Sebelum lilin dibakar         Diameter atas lilin berbentuk          Diameter dalam lilin
kerucut/mata. 1,5 cm/ penggaris
         Massa lilin 50 gram/
timbangan

Menit Fase Kualitas / indera Kuantitatif / alat


ukur
1-5          Warna lilin tetap merah / Panjang lilin 17 cm/
mata. penggaris.
6 -10          Sumbu atas lilin Panjang lilin 16 cm/
Saat lilin dibakar berwarna hitam/ mata. penggaris
11- 15          Adanya lelehan yang Panjang lilin 15 cm/
berwarna merah/ mata. penggaris
16- 20          Adanya api yang Panjang lilin 14 cm/
berwarna kuning/ mata. penggaris
21-25 Panjang lilin 13 cm/
penggaris
26-30 Panjanglilin 12 cm/
penggaris
31-35 Panjang lilin 11 cm/
penggaris
36- 40 Panjang lilin 10 cm/
penggaris

Fase Kualitas / indera Kuantitatif  / alat ukur

         Warna lilin tetap merah/ mata.          Panjang lilin 10 cm/


         Sumbu atas lilin berwarna hitam/ penggaris
mata.          Massa lilin 35 gram /
         Adanya asap yang berwarna putih/ timbangan
mata.
         Adanya bau pembakaran/ hidung.
Setelah lilin dibakar         Diameter atas lilin menjadi tidak
beraturan/ mata.
         Adanya kepingan- kepingan
didasar lilin dengan bentuk yang
tidak beraturan/ mata.

D.    Pembahasan

Pada percobaan pembakaran lilin ini, massa lilin sebelum dibakar adalah 50 gram.
Sedangkan  setelah dibakar massa lilin berkurang menjadi 35 gram. Terjadi penyusutan massa
sebesar 15 gram saat lilin dibakar. Penyusutan terjadi pada saat proses pembakaran, lilin yang
mula- mula utuh setelah terkena nyala api akan meleleh dan  menghasilkan asap yang berupa
CO2 dan H2O. Setiap 5 menit pembakaran, panjang lilin berkurang 1 cm. Oleh karena proses
pembakaran  menghasilkan asap yg berupa CO2 dan H2O maka terjadilah  penyusutan massa
pada lilin.
Lilin atau paraffin –wax  merupakan salah satu dari alkana (hidrokarbon) yang wujudnya padat,
rumus molekulnya C20H42.
Pembakaran paraffin wax :

C20H42 +    O2 →20 CO2 +21  H2O


Pada peristiwa pembakaran lilin ini, berlakunya hukum kekekalan massa pada reaksi kimia.
Hukum kekekalan massa menyatakan bahwa jumlah massa sebelum dan sesudah reaksi adalah
sama.
 Massa lilin + massa oksigen = massa  uap air + massa karbondioksida + massa  lelehan lilin
(massa sebelum)                                              (massa setelah)
Terjadinya perubahan fisika dan kimia pada proses pembakaran lilin. Perubahan fisika terjadi
pada wujud lilin yang awalnya  silinder menjadi tidak beraturan. Perubahan kimia terjadi ketika
sumbu lilin yang awalnya putih berubah menjadi warna hitam setelah terkena nyala api , selain
itu juga adanya asap yang berwarna putih, adanya bau pembakaran dan  suhu disekitar lilin
menjadi panas.

E.     Kesimpulan

1.      Berlakunya hukum kekekalan massa pada reaksi kimia, ketika melakukan percobaan
pembakaran lilin ini.

2.      Adanya perubahan – perubahan yang terjadi sebelum lilin dibakar, saat lilin dibakar dan setelah
lilin dibakar. Perubahannya meliputi perubahann fisika dan perubahan kimia.

3.      Perubahan fisika adalah perubahan yang terjadi pada suatu benda yang dapat dilihat dari bentuk
atau fisiknya. Pada  percobaan ini perubahan fisiknya adalah terjadinya perubahan wujud lilin
dari bentuk silinder menjadi bentuk kepingan yang tidak beraturan.

4.      Perubahan kimia adalah perubahan suatu zat yang dapat menghasilkan sesuatu yang baru, bisa
ditandai dengan munculnya gas, panas, terjadinya perubahan warna dan menghasilkan bau.
Contoh perubahan kimia pada percobaan ini adalah sumbu lilin yang awalnya berwarna putih
menjadi warna hitam dikarenakan proses pembakaran. Selain itu ada nya asap yang berwarna
putih setelah lilin dibakar, adanya bau dari hasil pembakaran, dan suhu di sekitar lilin menjadi
panas pada saat dilakukan  pembakaran.

Anda mungkin juga menyukai