Makalah Teori Bilangan Notasi Prinsip Dan Konjektur PDF
Makalah Teori Bilangan Notasi Prinsip Dan Konjektur PDF
Makalah
Unduh Teori Bilangan
!
Notasi Prinsip Dan
Konjektur
Tampilkan judul lengkap
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Format Tersedia
DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
$
LinkedIn
Facebook Twitter
% )
Email Salin Tautan
' 0% * 0%
Unduh !
M A K A L A H
Oleh :
Jalan Teuku Hasan Kreung Kalee, Kopelma Darussalam, Syiah Kuala, Banda Aceh – 24415
2017/2018
KATA PENGANTAR
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada segenap pembaca. Apabila dalam
makalah ini terdapat banyak kekurangan, kami mohon maaf. Dan kami sangat menantikan saran
dn kritik pembaca yang sifatnya membangun. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Tim Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam teori bilangan, banyak hal yang mesti dituliskan sebagai lambang-lambang atau
notasi, hal ini kemudian mencapai kesepakatan ahli-ahli matematika bahwa penggunaan
suatu lambang untuk makna yang sudah disepakati, dalam teori bilangan terdapat notasi-
notasi, prinsip, dan konjektur, prinsip mengungkap sifat, definisi yang mendasari bagian lain.
Prinsip adalah aturan atau sifat yang digunakan sebagai dasar atau landasan dalam uraian
yang berkaitan dengan bukti sesuatu. , sedangkan konjektur adalah suatu pernyataan yang
kebenarannya belum dibuktikan atau belum diketahui.
1.2 Batasan Masalah
Apa itu Notasi, dan contoh-contoh dari notasi ?
Apa itu prinsip, dan bagaimana cara penggunaannya ?
Apa itu konjektur, dan bagaimana contohnya ?
1.3 Tujuan Penulisan
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Notasi
J
OE)1.2.3.4.5)5!)120
K=M
J
O2K NKF ) 2MNMF.2FNFF.2JNJF
K=M
Batas atas dan batas bawah dari ∑ dan ( dapat ditentukan sebarang bilangan bulat :
a. Batas bawah tidak selalu 1, tetapi bilangan bulat sebarang
b. Batas atas tidak boleh kurang dari batas bawah
c. Huruf I yang digunakan sebagai indeks, disebut variable dummy, dan huruf I dapat digant
dengan sebarang huruf yang lain.
∑ (
Didalam mencari nilai dan perlu diperhatikan bahwa yang berturut-turut diganti
adalah variable dummy.
∑ (
Selanjutnya, beberapa sifat dan yang banyak diperlukan adalah :
B. Prinsip
Didalam membahas suatu topik tertentu, seringkali kita menggunakan aturan, atau sifat
yang dipakai sebagai dasar atau landasan dalam pembuktian, dan disebut dengan prinsip.
Prinsip dapat diambil dari defense, aksioma, atau dalil yang diambil untuk digunakan pada
bagian lain yang memerlukan. Beberapa prinsip yang akan digunakan dalam uraian
berikutnya adalah prinsip urutan,prinsip induksi matematis, dan prinsip logika matematis.
Prinsip urutan (WOP = Well Ordering Prinsiple) pada bilangan bulat menyatakan, jika a
dan b adalah dua bilangan bulat berbeda maka dapat ditentukan hubungan a dan b, yaitu
Z ! mempunyai sifat bahwa setiap A ( Z ! dan A ) ! maka selalu ada bilangan bulat k %
Suatu himpunan S dikatakan terurut jika setiap A ( S dan A ) ! maka A mempunyai
elemen terkecil.
Himpunan bilangan asli adalah terurut, himpunan bilangan cacah (Whole Number ) adalah
terurut, himpunan bilangan rasional positip tidak terurut, himpunan {2,7,9,10} terurut,
2. Prinsip Induksi Matematis ( Principle of Mathematical Induction )
Sebelum pembahasan tentang induksi matematika, perlu diketahui sifat terurut bilangan
asli N, yaitu : “Setiap subset tak kosong dari N mempunyai elemen terkecil”.
Jika S adalah suatu subset dari N dan S ) { } maka terdapat suatu elemen m%S sedemikian
hingga m * k untuk setiap k %S, dan m disebut elemen terkecil dari S.
Jadi bilangan asli N bersifat terurut karena mempunyai mempunyai elemen terkecil, yaitu
1 (satu).
Misalkan S adalah himpunan bagian (Subset) dari bilangan asli N yang mempunyai sifat:
(a) 1%S
mempunyai elemen terkecil, misalkan t. Karena t % F maka t % N, dan t - S sehingga t ) 1.
Karena 1 unsur terkecil di N dan t % N maka t $ 1 sehingga t , 1 % N.
Dari t , 1 # t dan t elemen terkecil di F diperoleh t , 1 - F atau t , 1 % S.
t , 1 % S. berakibat (t , 1) ! 1 % S atau t % S Hal ini kontradiksi dengan t - S di atas.
Contoh :
Buktikan : 1 ! 2 ! 3 ! ⋯ ! < ) 9(9+M)
F
Bukti : S adalah himpunan bilangan asli yang memenuhi hubungan 1 ∈ k sebab untuk
n = 1, ruas kiri bernilai 1 dan ruas kanan bernilai 1.
Anggaplah Y ∈ k yaitu 1 ! 2 ! 3 ! ⋯ ! Y )
T(T+M) , harus ditunjukkan (Y ! 1) ∈ k, yaitu :
F
(T+M)(T+F)
1 ! 2 ! 3 ! ⋯ ! Y ! (Y ! 1) ) F
Karena 1 ! 2 ! 3 ! ⋯ ! Y )
T(T+M)
F
maka,
1 ! 2 ! 3 ! ⋯ ! Y ! (Y ! 1) ) T(T+M)
F ! (Y ! 1)
) T(T+M)
F ! F(T+M)
F
) T(T+M)+F(T+M)
F
1 ! 2 ! 3 ! ⋯ ! Y ! (Y ! 1) ) (T+F)(T+M)
F
Karena Y ! 1 ∈ k, maka sesuai dengan prinsip induksi matematis, S = N yaitu :
1 ! 2 ! 3 ! ⋯ ! < ) 9(9+M)
F ,∀< ∈ ℕ
Dengan prinsip induks matematis, suatu pembuktian dapat dilakukan dengan menggunakan
penalaran induktif atau penalaran rekursif, yaitu dengan menunjukkan hubungan benar pada
taap (n+1) yang dikembangkan dari tahap-tahap 1,2,3,…,n yang mendahuluinya.
3. Prinsip Logika Matematis
Terdapat empat prinsip logika yang perlu mendapatkan perhatian, terutama untuk
membahas sifat-sifat di dalam teori bilangan. Dua prinsip utama berkaitan dengan
kuantor dan dua prinsip lain berkaitan dengan implikasi.
Pernyataan setiap x aalah memenuhi sifat y tidak dapat dibuktikan dengan memberikan
contoh-contoh x yang memenuh sifat y, berapapun banyaknya contoh yang diambil dan
memenuhi sifat y. sebagai peragaan, pernyataan setiap bilangan prma adalah bilangn
ganjil tidak dapat dibuktikan dengan memberikan contoh atau kasus sebanyak-
banyaknya, ternyata tidak setiap bilangan prima adalah ganjil, karena 2 genap dan 2
adalah prima.
Perhatikan dengan sungguh-sungguh bahwa contoh yang banyak bukanlah bukti karena
contoh tersebut baru merupakan bagian dari kasus-kasus yang memenuhi hubungan.
Perlu diingat bahwa tidak berlakunya setiap pernyataan setiap x memenuhi sifat y dapat
ditunjukkan dengan memberi satu contoh x yang tidak memenuhi sifat y. contoh yang
semacam ini disebut dengan contoh kontradiksi. Sebagai peragaan, tidak berlakunya sifat
setiap bilangan bulat yang tidak positif adalah bilangan bulat negative dapat ditunjukkan
dengan memberikan suatu contoh yaitu bilangan 0 (nol) adalah bilangan bulat yang tidak
positif maupun negative.
Pernyataan tidak setiap x adalah bersifat y dapat ditunjukkan kebenarannya dengan
memberikan satu contoh x yang tidak memenuhi y. sebagai peragaan, pernyataan tidak
semua bilangan asli n habis dibagi oleh 3 dapat di tunjukkan kebenarannya dengan
memberikan suatu ontoh yaitu bilangan asli 5 yang tidak habis dibagi 3.
∴ q
Terakhir, ada juga prinsip logika matematis yang memiliki peranan dalam
pembuktian dalil yang disebut pembuktian secara tak langsung.proses pembuktian
secara tak langsung berangkat dari suatu anggapan yang benar, kemudian setelah
dikerjakan dengan hal-hal yang diketahui dan sifat-sifat yang sudah tersedia, ternyata
menghasilkan suatu hal yang bertentangan (kontradiksi) dengan yang diketahui, atau
menghasilkan sesuatu yang mustahil. Ini berarti bahwa anggapan yang diambil
semula adalah tidak benar atau salah. Secara bagan logika, bukti tak langsung dapt
dinyatan sebagai berikut :
[ p ----------------------------- ( q ⋀ sp )
------------------------------- ) n̅
Anggapan benar kontadiksi anggapan yang salah
Sebagai peragaan, untuk membuktikan bahwa banyaknya bilangan prima adalah tak
terhingga, proses pembuktian berangkat dari anggapan p yang benar, yaitu :
P= banyaknya bilangan prima adalah terhingga
Kemudian, dengan strategi tertentu yang melibatkan keterbagian ternyata diperoleh suatu
kontradiksi, pertentangan, atau kemustahilan, sehingga ditemukan bahwa p tidak benar.
Jadi, banyaknya bilangan prima adalah tak terhingga.
Pernyataan ” Misalkan a bilangan real, dan a ' 0 . Jika untuk setiap . $ 0
Bukti:
Andaikan 0 * a # . dan a ) 0. Dari a ' 0 dan a ) 0 diperoleh a $ 0 . Karena . sebarang
f
bilangan positip, ambil . + $ 0 , maka . # a atau a $ ..
F
Hal ini bertentangan dengan pengandaian. Jadi yang benar, 0 * a # . dan a + 0 .
(Q.E.D).
C. Konjektur
Konjektur adalah suatu pernyataan yang kebenarannaya belum diketahui atau belum dapat
dibuktikan. Adanya konjektur ini menunjukkan bahwa beberapa masalah matematika belum
tuntas karena penyelesaiannya belum diketemukan . beberapa konketur dalam teori bilangan
antara lain dapat disimak dalam uraian berikut ini :
1. Ada suatu defenisi tentang bilangan perfek, yaitu suatu bilangan bulat positif yang jumlah
pembaginya yang positif sama dengan dua kali bilangan itu sendiri. Sebagai contoh, 6
adalah bilangan perfek sebab pembagi-pembagi 6 yang positif adalah 1,2,3,6 begitu juga
dengan bilangan 28.
Selain 6 dan 28 , bilangan-bilangan 496,8128, dan 33550336 adalah perfek. Berkaitan
dengan bilangan perfek terdpat konjektur-konjektur :
(1). Banyaknya bilangan perfek adalah tak terhingga
(2). Semua bilangan perfek adalah genap
(3). Jika ( 9 2 #1)
adalah bilangan prima, maka 9−M 9 2 (2 # 1)
adalah bilangan perfek
2. Ada suatu defenisi tentang pasangan dua bilangan yang bersekawan (amicable), yaitu
pasangan dua bilangan bulat positif yang asing-masing jumlah pembaginya yang positif
(tidak termasuk bilangannya) sama dengan bilangan yang lain
Sebagai peragaan, 220 dan 284 adalah dua bilangan yang bersekawan, sebab
Pembagi 220 yang positif adalah 1,2,4,5,10,20,44,55,110 jumlahnya adalah 284, begitu
juga dengan 284.
Pasngan bilangan bersekawan yang lain adalah 1184 dan 1210, 17296 dan 18416.
Suatu konjektur yang berkaitan dengan pasangan bilangan bersekawan adalah : terdapat
tak hingga banyaknya pasangan bilangan bersekawan.
3. Ada suatu defenisi tentang suatu pasangan prima (twin prime) , yaitu dua bilangan prima
adalah tak terhingga.
4. Berkaitan dengan bilangan prima, Goldbach mempunyai dua konjektur, yaitu :
(a) Setiap bilangan bulat positif genap lebih dari 4 merupakan jumlah dua bilanga prima
ganjil. Contoh : 6 = 3+3 , 8 = 3=5 , 10 = 3+7
(b) Setiap bilangan bulat positif ganjil lebih dari 8 merupakan jumlah tiga bilangan prima
ganjil. Contohnya : 100 = 47 + 43 =11 , 9 = 3=3+3 , 11=3+3+5
5. Selain Goldbach, Fermat juga mempunyai dua konjektur terkenal, yaitu :
v
(a) F 2 !1 adalah bilangan prima saat n=0,n=1,n=2,n=3,n=4,n=5 berturut turut adalah
3,5,17257,65537,4294967297 adalah prima
(b) Untuk <≥3 , tidak ada bilanga-bilangan bulat positif x,y,z yang memenuhi hubungan
2 !N )w
9 9 9 (meskipun masih merupakan konjektur, pernyataan ini sering juga
disebut sebagai Dalil Fermat Terakhir ( Fermat’s Last Theorem)).
BAB 3
PENUTUP
Dalam teori bilangan, banyak hal yang mesti dituliskan sebagai lambang-lambang atau
notasi, hal ini kemudian mencapai kesepakatan ahli-ahli matematika bahwa penggunaan
suatu lambang untuk makna yang sudah disepakati, dalam teori bilangan terdapat notasi-
notasi, prinsip, dan konjektur, prinsip mengungkap sifat, definisi yang mendasari bagian lain.
Prinsip adalah aturan atau sifat yang digunakan sebagai dasar atau landasan dalam uraian
yang berkaitan dengan bukti sesuatu. , sedangkan konjektur adalah suatu pernyataan yang
kebenarannya belum dibuktikan atau belum diketahui.
Hal-hal yang telah dibahas diatas diharapkan dapat menjadi bahagian daripada
pengetahuan kita bersama khususnya dalam bidang matematika teori bilangan, khusunya
bagi pembaca yang budiman, kami mengharapkan pembaca antusias dan dapat memberikan
tanggapan berupa saran atau kritik yang dapat membangun untuk penulis.
Demikian yang dapat kami sampaikan, kami menyadari masih banyak kesalahan dalam
penulisan makalah kami tersebut diatas, kirimkan tanggapan anda ke email :
surya.k@mhs.unsyiah.ac.id dan kami akan merespon dengan segera. Lebih kurangnya kami
memohon maaf.
Assalamualaikum Wr.Wb
DAFTAR PUSTAKA
Perbandingan Antara
Teori Behaviorisme Dan
Konstruktivisme
namaq_indra4505
Majalah Podcast
Lembar Musik
Rangkuman Induksi
Matematika
Dwicahyo W
GEOMETRI ANALITIK
BIDANG
mark
Kelompok 9_Peran
Organisasi Guru (PGRI)
Dalam Meningkatkan…
Anandita
Mutu GuruEka Febriana
MATA4322-M1.pdf
Surya Kurniawan
TUGAS PERENCANAAN 1
Surya Kurniawan
Proposal Workshop
Skripsi
Surya Kurniawan
Tentang Dukungan
Undang teman
Sosial
Hadiah
Twitter
Hukum
Facebook
Syarat Pinterest
Privasi
Hak Cipta
Preferensi Cookie