Anda di halaman 1dari 1

Cari

Makalah
Unduh Teori Bilangan
!
Notasi Prinsip Dan
Konjektur
Tampilkan judul lengkap

Diunggah oleh Surya Kurniawan pada Oct 07, 2017

' 0 penilaian · 727 tayangan · 13 halaman


Informasi Dokumen (
makalah notasi prinsip konjektur
Data diunggah
Oct 07, 2017

Hak Cipta
© © All Rights Reserved

Format Tersedia
DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd

Bagikan dokumen Ini

$
LinkedIn
Facebook Twitter

% )
Email Salin Tautan

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

' 0% * 0%

Apakah konten ini tidak pantas? Laporkan Dokumen Ini

Unduh !
 

M A K A L A H

Teori Bilangan : Notasi, Prinsip, & Konjektur


 Makalah ini dibuat untuk melengkapi tugas kelompok 1 Teori Bilangan

Oleh :

Muhammad Ridha Surya Kurniawan

 NPM. 1606103020033   NPM. 1606103020030

UNIVERSITAS SYIAH KUALA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Jalan Teuku Hasan Kreung Kalee, Kopelma Darussalam, Syiah Kuala, Banda Aceh  –  24415

2017/2018

Dipercayai oleh lebih dari 1 juta anggota

Coba Scribd GRATIS selama 30 hari untuk


mengakses lebih dari 125 juta judul tanpa iklan
atau gangguan!

Mulai Coba Gratis


Batalkan Kapan Saja.

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb. 


Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
nikmat iman dan nikmat islam kepada kita, tak lupa shalawat beserta salam kami limpah curahkan
kepada Nabi Muhammad SAW.
Pada kesempatan ini kami selaku penulis mencoba untuk membuat makalah tentang.
“Teori Bilangan : Notasi,Prinsip, dan Konjektur ” Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Teori Bilangan”. 
“ 

Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada segenap pembaca. Apabila dalam
makalah ini terdapat banyak kekurangan, kami mohon maaf. Dan kami sangat menantikan saran
dn kritik pembaca yang sifatnya membangun. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Banda Aceh, 16 September 2017

Tim Penyusun

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Dalam teori bilangan, banyak hal yang mesti dituliskan sebagai lambang-lambang atau
notasi, hal ini kemudian mencapai kesepakatan ahli-ahli matematika bahwa penggunaan
suatu lambang untuk makna yang sudah disepakati, dalam teori bilangan terdapat notasi-
notasi, prinsip, dan konjektur,  prinsip mengungkap sifat, definisi yang mendasari bagian lain.
Prinsip adalah aturan atau sifat yang digunakan sebagai dasar atau landasan dalam uraian
yang berkaitan dengan bukti sesuatu. , sedangkan konjektur adalah suatu pernyataan yang
kebenarannya belum dibuktikan atau belum diketahui.

1.2 Batasan Masalah
Apa itu Notasi, dan contoh-contoh dari notasi ?
Apa itu prinsip, dan bagaimana cara penggunaannya ?
Apa itu konjektur, dan bagaimana contohnya ?

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1  Memahami Notasi, contoh dan pengoperasiannya


1.3.2  Memahami prinsip logika dan prinsip induksi matematika
1.3.3  Memahami konjektur dan contoh-contohnya
1.3.4  Sebagai tugas teori bilangan

BAB 2
PEMBAHASAN

A.  Notasi

 Notasi merupakan kesepakatan (persetujuan, perjanjian) untuk suatu lambang tertentu


sehingga mempunyai makna. Notasi-notasi ini dapat berkaitan dengan obyek (misalnya
himpunan,matriks,vector),operasi atau pengerjaan (misalnya !,#,×,∶,∑ ,(
 ), hubungan
unsur – unsur,( misalnya ),>,<,≥,≤,≡,∞,|
) dan prnyataan yang menjelaskan ( misalnya
FPB a dan b dituliskan dengan (a,b), dan KPK dari a dan b dituliskan dengan [a,b]. khusunya
notasi yang berkaitan dengan himpunan adalah :

 N : Himpunan bilangan asli (Natural numbers, counting numbers)

 Z : Himpunan bilangan bulat (Integers; Zahlen)

 Z ! : Himpunan bilangan bulat positip


) {2 ∈ 4 |2 > 0 } ) {2 ∈ 4 |2 ≥1 } 
R : Himpunan bilangan nyata (Real Numbers).

Q  : Himpunan bilangan rasional (Rational Numbers)

) {89 | ;,< ∈ 4 =>< < ≠ 0} 


C : Himpunan bilangan kompleks (Complex Numbers)

@+:Bilangan rasional positif


) { 2 ∈ @ |2 >0 } 
 R + : Bilangan real Positif
) {2 ∈ B |2 >0 }
 
Beberapa notasi yang lain terdapat didalam uraian-uraian yang terkait dengan defenisi dan
 penjumlahan didalam pembahasan.
∑  (
 Notasi yang berkaitan dengan penjumlahan dan perkalian adalah dan , notasi sigma ini
 perlu dipahami dengan benar sehingga memudahkan dan memperlancar pembahasan
 berikutnya. Perhatikan contoh :
J
C3EF )3.1F !3.2F !3.3F ) 42 
K=M
J
C2K NKF ) 2MNMF ! 2FNFF ! 2JNJF 
K=M

J
OE)1.2.3.4.5)5!)120 
K=M
J
O2K NKF ) 2MNMF.2FNFF.2JNJF 
K=M
Batas atas dan batas bawah dari ∑ dan ( dapat ditentukan sebarang bilangan bulat :
a.  Batas bawah tidak selalu 1, tetapi bilangan bulat sebarang
 b.  Batas atas tidak boleh kurang dari batas bawah
c.  Huruf I yang digunakan sebagai indeks, disebut variable dummy, dan huruf I dapat digant
dengan sebarang huruf yang lain.
∑ (
Didalam mencari nilai  dan  perlu diperhatikan bahwa yang berturut-turut diganti
adalah variable dummy.
∑ (
Selanjutnya, beberapa sifat  dan  yang banyak diperlukan adalah :

" ∑TK=U (2K ! NK ) ) ∑TK=U 2K ! ∑TK=U NK  


 
" ∑TK=U >2K ) >∑TK=U 2K  
 
" ∑TK=8   ∑VU=9 2K NU ) ∑TK=8 2K ∑VU=9 NU  
 
" ∏TK=M E)1.2.3…Y)Y! 
 

Beberapa notasi lain yang penting adalah :


1.  >|Z  = a membagi b, b habis dibagi a, b mempunyai factor a
2.  >∤Z   = a tidak membagi b
3.  (>,Z)   = factor persekutuan terbesar dari a dan b
4.  [>,Z]   = kelipatan persekutuan terkecil dari a dan b
5.  min(2,N)   = nilai minimum dari x dan y
6.  max(2, N)   = nilai maksimum dari x dan y
7.  [2]
  = bilangan bulat terbesar kurang dari atau sama dengan x
8.  c(<)   = fungsi euler dari n c#
9.  d(<)   = fungsi jumlah pembagi
10.  e(<)
f
  = fungsi banyak pembagi
11. ( ) 
  = lambang Legendre dari a terhadap b, yaitu bilangan bulat yang lebih kecil atau
g f
sama dengan  
g
f
12.  h i  = lambang Jacobi dari a terhadap b, yaitu bilangan bulat yang lebih besar atau
g f
sama dengan  
g

B.  Prinsip
Didalam membahas suatu topik tertentu, seringkali kita menggunakan aturan, atau sifat
yang dipakai sebagai dasar atau landasan dalam pembuktian, dan disebut dengan prinsip.
Prinsip dapat diambil dari defense, aksioma, atau dalil yang diambil untuk digunakan pada
 bagian lain yang memerlukan. Beberapa prinsip yang akan digunakan dalam uraian
 berikutnya adalah prinsip urutan,prinsip induksi matematis, dan prinsip logika matematis.

1.  Prinsip Urutan ( Well Ordering Principle )

Prinsip urutan (WOP = Well Ordering Prinsiple) pada bilangan bulat menyatakan, jika a

dan b adalah dua bilangan bulat berbeda maka dapat ditentukan hubungan a dan b, yaitu

a # b atau a $ b.

 Z ! = {x % Z &x ' 1} atau Z ! = {x % Z &x $ 0} Q ! = {x % Q &x $ 0}

 R ! = {x % R &x $ 0}

Perhatikan bahwa deskripsi Q ! dan R !  tidak dapat menggunakan relasi ' .

 Z ! mempunyai sifat bahwa setiap A ( Z ! dan A ) !  maka selalu ada bilangan bulat k % 

A sehingga k *  x untuk semua x %  A. Dikatakan bahwa k adalah elemen terkecil dari

himpunan A. Di pihak lain, Q ! dan R ! tidak mempunyai elemen terkecil.

Suatu himpunan S dikatakan terurut jika setiap A ( S dan A ) !  maka A mempunyai

elemen terkecil.

Himpunan bilangan asli adalah terurut, himpunan bilangan cacah (Whole Number ) adalah

terurut, himpunan bilangan rasional positip tidak terurut, himpunan {2,7,9,10} terurut,

himpunan {-6,-5,-4,…} adalah terurut, 

 
2.  Prinsip Induksi Matematis ( Principle of Mathematical Induction )

Prinsip induksi matematika ( Principle of Mathematical induction) adalah sebagai berikut.

Sebelum pembahasan tentang induksi matematika, perlu diketahui sifat terurut bilangan

asli N, yaitu : “Setiap subset tak kosong dari N mempunyai elemen terkecil”. 

Jika S adalah suatu subset dari N dan S ) { } maka terdapat suatu elemen m%S sedemikian

hingga m * k untuk setiap k %S, dan m disebut elemen terkecil dari S.

Jadi bilangan asli N bersifat terurut karena mempunyai mempunyai elemen terkecil, yaitu

1 (satu). 

Prinsip induksi matematika adalah sebagai berikut.

Misalkan S adalah himpunan bagian (Subset) dari bilangan asli N yang mempunyai sifat:

(a) 1%S

(b) Jika k %S berakibat (k ! 1)%S maka

S memuat semua bilangan asli, atau S + N

Prinsip induksi matematika dapat pula dinyatakan dalam bentuk berikut.


S(n) adalah pernyataan matematis dalam himpunan bilangan asli N.
Jika :  (a) S(1) benar
(b) S(k) benar berakibat S(k ! 1) benar maka S(n) benar untuk semua n % N

Bukti: Andaikan S tidak memuat semua bilangan asli N, atau S ) N.


Maka N , S ) !  . Misalkan F + N , S maka F ( N dan F ) S.. Karena N terurut, maka F

mempunyai elemen terkecil, misalkan t. Karena t  % F maka t % N, dan t - S sehingga t ) 1.

Karena 1 unsur terkecil di N dan t % N maka t $ 1 sehingga t , 1 % N.
Dari t , 1 # t dan t elemen terkecil di F diperoleh t , 1 - F atau t , 1 % S.
t , 1 % S. berakibat (t , 1) ! 1 % S atau t % S Hal ini kontradiksi dengan t - S di atas.

Jadi yang benar, S + N, atau S memuat semua bilangan asli.

Contoh :
Buktikan : 1 ! 2 ! 3 ! ⋯ ! < ) 9(9+M)
F  
Bukti : S adalah himpunan bilangan asli yang memenuhi hubungan 1 ∈ k sebab untuk
n = 1, ruas kiri bernilai 1 dan ruas kanan bernilai 1.
Anggaplah Y ∈ k yaitu 1 ! 2 ! 3 ! ⋯ ! Y )
T(T+M) , harus ditunjukkan (Y ! 1) ∈ k, yaitu :
F
(T+M)(T+F)
1 ! 2 ! 3 ! ⋯ ! Y ! (Y ! 1) ) F  
Karena 1 ! 2 ! 3 ! ⋯ ! Y )
T(T+M) 
F
maka,
1 ! 2 ! 3 ! ⋯ ! Y ! (Y ! 1) ) T(T+M)
F ! (Y ! 1) 
) T(T+M)
F ! F(T+M) 
F
) T(T+M)+F(T+M)
F  

1 ! 2 ! 3 ! ⋯ ! Y ! (Y ! 1) ) (T+F)(T+M)
F  
Karena Y ! 1 ∈ k, maka sesuai dengan prinsip induksi matematis, S = N yaitu :
1 ! 2 ! 3 ! ⋯ ! < ) 9(9+M)
F  ,∀< ∈ ℕ 
Dengan prinsip induks matematis, suatu pembuktian dapat dilakukan dengan menggunakan
 penalaran induktif atau penalaran rekursif, yaitu dengan menunjukkan hubungan benar pada
taap (n+1) yang dikembangkan dari tahap-tahap 1,2,3,…,n yang mendahuluinya. 

 
3.  Prinsip Logika Matematis
Terdapat empat prinsip logika yang perlu mendapatkan perhatian, terutama untuk
membahas sifat-sifat di dalam teori bilangan. Dua prinsip utama berkaitan dengan
kuantor dan dua prinsip lain berkaitan dengan implikasi.
Pernyataan setiap x aalah memenuhi sifat y tidak dapat dibuktikan dengan memberikan
contoh-contoh x yang memenuh sifat y, berapapun banyaknya contoh yang diambil dan
memenuhi sifat y. sebagai peragaan, pernyataan setiap bilangan prma adalah bilangn
ganjil tidak dapat dibuktikan dengan memberikan contoh atau kasus sebanyak-
 banyaknya, ternyata tidak setiap bilangan prima adalah ganjil, karena 2 genap dan 2
adalah prima.
Perhatikan dengan sungguh-sungguh bahwa contoh yang banyak bukanlah bukti karena
contoh tersebut baru merupakan bagian dari kasus-kasus yang memenuhi hubungan.
Perlu diingat bahwa tidak berlakunya setiap pernyataan setiap x memenuhi sifat y dapat
ditunjukkan dengan memberi satu contoh x yang tidak memenuhi sifat y. contoh yang
semacam ini disebut dengan contoh kontradiksi. Sebagai peragaan, tidak berlakunya sifat
setiap bilangan bulat yang tidak positif adalah bilangan bulat negative dapat ditunjukkan
dengan memberikan suatu contoh yaitu bilangan 0 (nol) adalah bilangan bulat yang tidak
 positif maupun negative.
Pernyataan tidak setiap x adalah bersifat y dapat ditunjukkan kebenarannya dengan
memberikan satu contoh x yang tidak memenuhi y. sebagai peragaan, pernyataan tidak
semua bilangan asli n habis dibagi oleh 3 dapat di tunjukkan kebenarannya dengan
memberikan suatu ontoh yaitu bilangan asli 5 yang tidak habis dibagi 3.

Selanjutnya, pernyataan jika p maka q ( dan dilambangkan dengan n→p


) disebut dengan
implikasi. Ungkapan-ungkapan lain untuk menyataan jika p maka q adalah :
P berakibat q
P adalah syarat ukup q
Q adalah syarat perlu p
Jika p,q
P hanya jika q
Q jika p

Banyak dalil di dalam teori bilangan yang mengambil pola implikasi.


Suatu dalil yang berpola jika p maka q dapat dinuktikan dengan mengambil pernyataan p
sebagai pernyataan yang diketahui, dan pernyataan q sebagai pernyataan yang dibuktikan.
Ini berrti bahwa berangkat dari pernyataan p yang diketahui kemudian diproses dengan
sifat-sifat yang sudah berlaku, akhirny terbukti pernyataan q. model pembuktian
semacam ini secara ringkas ditulis :
n→p  
n  
---------

∴  q

Dan disebut dengan modus ponens

  Didalam suatu dalil, pernyataan jika ac membagi bc, maka a membagi b


 bersesuaian dengan diketahui ac membagi bc, harus dibuktikan a membagi b. jadi,
 berangkat dari ac membagi bc sebagai hal yang diketahui, kemudian diproses dengan
defenisi, dalil, dan aksioma yang sesuai dan sudah diketahui, sehingga akhirnya
terbukti a membagi b.

Terakhir, ada juga prinsip logika matematis yang memiliki peranan dalam
 pembuktian dalil yang disebut pembuktian secara tak langsung.proses pembuktian
secara tak langsung berangkat dari suatu anggapan yang benar, kemudian setelah
dikerjakan dengan hal-hal yang diketahui dan sifat-sifat yang sudah tersedia, ternyata
menghasilkan suatu hal yang bertentangan (kontradiksi) dengan yang diketahui, atau
menghasilkan sesuatu yang mustahil. Ini berarti bahwa anggapan yang diambil
semula adalah tidak benar atau salah. Secara bagan logika, bukti tak langsung dapt
dinyatan sebagai berikut :

[ p ----------------------------- ( q ⋀ sp )
------------------------------- ) n̅
Anggapan benar kontadiksi anggapan yang salah

Sebagai peragaan, untuk membuktikan bahwa banyaknya bilangan prima adalah tak
terhingga, proses pembuktian berangkat dari anggapan p yang benar, yaitu :
P= banyaknya bilangan prima adalah terhingga
Kemudian, dengan strategi tertentu yang melibatkan keterbagian ternyata diperoleh suatu
kontradiksi, pertentangan, atau kemustahilan, sehingga ditemukan bahwa p tidak benar.
Jadi, banyaknya bilangan prima adalah tak terhingga.

Pernyataan ” Misalkan a bilangan real, dan a ' 0 . Jika untuk setiap . $ 0 

 berlaku 0 * a # . maka a + 0 ” dapat dibuktikan secara tak langsung. 

Bukti:

Andaikan 0 * a # . dan a ) 0. Dari a ' 0 dan a ) 0 diperoleh a $ 0 . Karena . sebarang
f
 bilangan positip, ambil . +  $ 0 , maka . # a atau a $ ..
F
Hal ini bertentangan dengan pengandaian. Jadi yang benar, 0 * a # . dan a + 0 .

(Q.E.D).

Dipercayai oleh lebih dari 1 juta anggota

Coba Scribd GRATIS selama 30 hari untuk


mengakses lebih dari 125 juta judul tanpa iklan
atau gangguan!

Mulai Coba Gratis


Batalkan Kapan Saja.

 
C.  Konjektur
Konjektur adalah suatu pernyataan yang kebenarannaya belum diketahui atau belum dapat
dibuktikan. Adanya konjektur ini menunjukkan bahwa beberapa masalah matematika belum
tuntas karena penyelesaiannya belum diketemukan . beberapa konketur dalam teori bilangan
antara lain dapat disimak dalam uraian berikut ini :
1.  Ada suatu defenisi tentang bilangan perfek, yaitu suatu bilangan bulat positif yang jumlah
 pembaginya yang positif sama dengan dua kali bilangan itu sendiri. Sebagai contoh, 6
adalah bilangan perfek sebab pembagi-pembagi 6 yang positif adalah 1,2,3,6 begitu juga
dengan bilangan 28.
Selain 6 dan 28 , bilangan-bilangan 496,8128, dan 33550336 adalah perfek. Berkaitan
dengan bilangan perfek terdpat konjektur-konjektur :
(1). Banyaknya bilangan perfek adalah tak terhingga
(2). Semua bilangan perfek adalah genap
(3). Jika ( 9 2 #1)
adalah bilangan prima, maka 9−M 9 2 (2 # 1)
 adalah bilangan perfek

2.  Ada suatu defenisi tentang pasangan dua bilangan yang bersekawan (amicable), yaitu
 pasangan dua bilangan bulat positif yang asing-masing jumlah pembaginya yang positif
(tidak termasuk bilangannya) sama dengan bilangan yang lain
Sebagai peragaan, 220 dan 284 adalah dua bilangan yang bersekawan, sebab
Pembagi 220 yang positif adalah 1,2,4,5,10,20,44,55,110 jumlahnya adalah 284, begitu
 juga dengan 284.
Pasngan bilangan bersekawan yang lain adalah 1184 dan 1210, 17296 dan 18416.
Suatu konjektur yang berkaitan dengan pasangan bilangan bersekawan adalah : terdapat
tak hingga banyaknya pasangan bilangan bersekawan.

3.  Ada suatu defenisi tentang suatu pasangan prima (twin prime) , yaitu dua bilangan prima
adalah tak terhingga.
4.  Berkaitan dengan bilangan prima, Goldbach mempunyai dua konjektur, yaitu :
(a)  Setiap bilangan bulat positif genap lebih dari 4 merupakan jumlah dua bilanga prima
ganjil. Contoh : 6 = 3+3 , 8 = 3=5 , 10 = 3+7
(b)  Setiap bilangan bulat positif ganjil lebih dari 8 merupakan jumlah tiga bilangan prima
ganjil. Contohnya : 100 = 47 + 43 =11 , 9 = 3=3+3 , 11=3+3+5

5.  Selain Goldbach, Fermat juga mempunyai dua konjektur terkenal, yaitu :
v
(a)  F 2 !1 adalah bilangan prima saat n=0,n=1,n=2,n=3,n=4,n=5 berturut turut adalah
3,5,17257,65537,4294967297 adalah prima
(b)  Untuk <≥3 , tidak ada bilanga-bilangan bulat positif x,y,z yang memenuhi hubungan
2 !N )w
9 9 9  (meskipun masih merupakan konjektur, pernyataan ini sering juga
disebut sebagai Dalil Fermat Terakhir ( Fermat’s Last Theorem)).

BAB 3
PENUTUP

Dalam teori bilangan, banyak hal yang mesti dituliskan sebagai lambang-lambang atau
notasi, hal ini kemudian mencapai kesepakatan ahli-ahli matematika bahwa penggunaan
suatu lambang untuk makna yang sudah disepakati, dalam teori bilangan terdapat notasi-
notasi, prinsip, dan konjektur,  prinsip mengungkap sifat, definisi yang mendasari bagian lain.
Prinsip adalah aturan atau sifat yang digunakan sebagai dasar atau landasan dalam uraian
yang berkaitan dengan bukti sesuatu. , sedangkan konjektur adalah suatu pernyataan yang
kebenarannya belum dibuktikan atau belum diketahui.

Hal-hal yang telah dibahas diatas diharapkan dapat menjadi bahagian daripada
 pengetahuan kita bersama khususnya dalam bidang matematika teori bilangan, khusunya
 bagi pembaca yang budiman, kami mengharapkan pembaca antusias dan dapat memberikan
tanggapan berupa saran atau kritik yang dapat membangun untuk penulis.
Demikian yang dapat kami sampaikan, kami menyadari masih banyak kesalahan dalam
 penulisan makalah kami tersebut diatas, kirimkan tanggapan anda ke email :
surya.k@mhs.unsyiah.ac.id dan kami akan merespon dengan segera. Lebih kurangnya kami
memohon maaf.

Assalamualaikum Wr.Wb

DAFTAR PUSTAKA

1.  Drs. Muhsetyo Gatot, M.Sc.,1997 , Dasar-Dasar Teori Bilangan,Houtson,FMIPA


IKIP Malang.

Bagikan dokumen Ini


" # $ % &

Anda mungkin juga menyukai

Soal - Jawab Teori


Bilangan
yusriespede9212

Perbandingan Antara
Teori Behaviorisme Dan
Konstruktivisme
namaq_indra4505

Translasi Sumbu baru


Siroji Ahmad

Majalah Podcast

Lembar Musik

Bab 1 Notasi Konjektur


Prinsip
Surya Kurniawan

Rangkuman Induksi
Matematika
Dwicahyo W

GEOMETRI ANALITIK
BIDANG
mark

Modul Teori Bilangan


Gatot Muhsetyo.pdf
Dandyesa Ardana

Kelompok 9_Peran
Organisasi Guru (PGRI)
Dalam Meningkatkan…
Anandita
Mutu GuruEka Febriana

Analisis Kesulitan Siswa


Kelas X Di SMA Negeri X
Banda Aceh Dalam…
Surya Kurniawan Soal
Menyelesaikan
Bentuk Cerita Pada Materi
Sistem Pertidaksamaan
Linier Dua Variabel

MATA4322-M1.pdf
Surya Kurniawan

TUGAS PERENCANAAN 1
Surya Kurniawan

Proposal Workshop
Skripsi
Surya Kurniawan

Tampilkan lebih banyak

Tentang Dukungan

Tentang Scribd Bantuan / Pertanyaan


Umum
Media
Aksesibilitas
Blog kami
Bantuan pembelian
Bergabunglah dengan tim
kami! AdChoices

Hubungi Kami Penerbit

Undang teman
Sosial
Hadiah

Scribd untuk perusahaan Instagram

Twitter
Hukum
Facebook

Syarat Pinterest

Privasi

Hak Cipta

Preferensi Cookie

Dapatkan aplikasi gratis kami

Buku • Buku audio • Majalah • Podcast •


Lembar Musik • Dokumen • Snapshots

Bahasa: Bahasa Indonesia

Hak cipta © 2022 Scribd Inc.

Apa itu Scribd? +

Jutaan judul di ujung jari Anda


Hanya Rp70,000/bulan.
Beranda Buku Batalkan kapan saja.
Buku audio Dokumen

Anda mungkin juga menyukai