Jaringan Jalan
mendukung
Pengelolaan
Tata Ruang dan
Tata Guna
Lahan
Penegakan
Hukum dan Alokasi
Peraturan Anggaran Tepat
Penggunaan Sasaran Kinerja
Jalan
MISI
Penyelenggar
aan Jalan
yang handal, Delivery Sistem
Pemeliharaan efektif dan yang
Jalan Bersifat efisien Mendukung
Responsif dan Strategi
Preventif Pencapaian
Kinerja Jalan
Pendekatan
Pelaksanaan Desain dan
Tepat Mutu, Penerapan
Waktu dan Teknologi
Target Menjamin
Anggaran Minimum Life
Cycle Cost
Visi: Pembangunan Jalan yang Berwawasan
Lingkungan dan Berkeselamatan
(1) PERENCANAAN UMUM -Rencana Umum Jaringan Jalan
- Benefit & manfaat • Koridor Jalan
- Pelaksanaan Kesesuaian Rencana Tata Ruang •Data Teknis, LH & Ekonomi
RKL/UKL-RPL/UPL (Nasional/Provinsi/Kabupaten/Kota/ Pulau)
1. Lingkungan hidup:
kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk
hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu
sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta
makhluk hidup lain.
2. Pembangunan berkelanjutan:
upaya sadar dan terencana yang memadukan aspek lingkungan hidup,
sosial, dan ekonomi ke dalam strategi pembangunan untuk menjamin
keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan, kemampuan,
kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa
depan.
Dasar Hukum PPLH Dalam Penyelenggaraan Jalan
1. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi
2. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan
3. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan.
4. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan.
7. PP Nomor 29 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
8. PP Nomor 28 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan
Kawasan Pelestarian Alam.
9. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan.
10. PP No. 61 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas PP No.24 Tahun 2012
tentang Penggunaan Kawasan Hutan.
11. Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan
Lindung.
12. Instruksi Presiden Nomor 10 Tahun 2011 tentang Penundaan Pemberian
Izin Baru Dan Penyempurnaan Tata Kelola Hutan Alam Primer Dan Lahan
Gambut.
Dasar Hukum PPLH Dalam Penyelenggaraan Jalan
13. Peraturan Menteri Kehutanan No. P19/Menhut-II/2004 tentang
Kegiatan Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan Kawasan
Pelestarian Alam yang Dapat Dikolaborasikan
14. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 19 Tahun 2011 tentang
Persyaratan dan Perencanaan Teknis Jalan.
15. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2012
Tentang Jenis Rencana Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
16. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 81/Permentan/OT.140/8/2013
tentang Pedoman Teknis Tata Cara Alih Fungsi Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan
17. Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia No. P.16/Menhut-
II/2014 tentang Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan
18. Spesikasi Umum Bina Marga Revisi Dua Tahun 2010 Divisi 1.17
Pengamanan Lingkungan Hidup
Petunjuk Teknis:
1. Spesifikasi Umum Bina Marga Revisi Dua Tahun 2010 Divisi 1.17
Pengamanan Lingkungan Hidup
LFJ Administrasi
- (Dokumen: Perintah dan Larangan (untuk
rambu dan marka), Status Jalan, Kelas Jalan,
Bukti Kepemilikan Tanah Rumija, Dokumen
Lingkungan Hidup, Leger Jalan
Untuk Pemenuhan Kriteria
NO LOKASI SUMBER
1 Kawasan Hutan Lindung, Kaw. UU No. 5 Tahun 1990
Bergambut, Kaw. Resapan Air Keppres No. 32 Tahun
1990
UU No. 26 Tahun 2007
2 Sempadan Pantai, Sempadan UU No. 5 Tahun 1990
Sungai, Kaw. Sekitar Danau / Keppres No. 32 Tahun
Waduk, Kaw. Sekitar Mata Air 1990
UU No. 26 Tahun 2007
3 Kaw. Suaka Alam, Kaw. Suaka UU No. 5 Tahun 1990
Alam Laut, Kaw. Pantai Keppres No. 32 Tahun
Berhutan Bakau 1990
UU No. 26 Tahun 2007
4 Taman Nasional, Taman UU No. 5 Tahun 1990
KAWASAN SENSITIF (2)
NO LOKASI SUMBER
6 Kawasan Rawan Bencana UU No. 5 Tahun 1990
Keppres No. 32 Tahun
1990
UU No. 26 Tahun 2007
7 Taman Buru, Cagar Biosfer, UU No. 26 Tahun 2007
Kawasan Perlindungan Plasma
Nutfah, Kawasan Pengungsian
Satwa, Kaw. Terumbu Karang
8 Kaw. Komersial, Pemukiman UU No. 41 Tahun 2009
Padat dan Lahan Pertanian IMES
Produktif
9 Kawasan dengan Komunitas IMES
Adat Terpencil (KAT)
10 Kawasan Sekolah, Rumah IMES
Tahapan Perencanaan Teknis Awal
• Sesuai dengan Peraturan Menteri PU No.: 19/PRT/M/2011
tentang Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan Teknis Jalan Pasal
44, perencanaan teknis awal meliputi :
a. Perencanaan beberapa alternatif alinemen jalan yang akan dibangun; dan
b. Pertimbangan teknis, ekonomis, lingkungan, dan keselamatan yang
melatarbelakangi konsep perencanaan.
Mengidentifikasi:
kebutuhan/kelengkapan
Meliputi: dokumen lingkungan hidup
1. Pra Studi Kelayakan/Studi Kelayakan, (AMDAL/UKL-UPL/SPPL)
2. Penyaringan Dokumen Lingkungan Hidup, beserta perizinan lainnya
3. Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup. (seperti: izin pinjam pakai
kawasan hutan dan/atau
kolaborasi)
Posisi/ lokasi rencana jalan perlu sinkron, hingga
ke tahap DED dan pengadaan tanah
Tahapan Perencanaan Teknis Akhir
• pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup pada tahap paska konstruksi ini
dilakukan sesuai rekomendasi pada dokumen lingkungan hidup dan sesuai muatan
surat keputusan Izin Lingkungan Hidup.