Makalah Laporan Wawancara Budidaya Ikan Konsumsi
Makalah Laporan Wawancara Budidaya Ikan Konsumsi
Assalamualaikum Wr. Wb
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan bobby, hidayah, dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan laporan tugas kelompok kedua wawancara
tentang budidaya ikan bandeng dan udang milik Bapak Bobby.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang budidaya ikan
ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Penyusun
Kelompok 1/XI IPA 5
i
DAFTAR ISI
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Tujuan dan Manfaat ....................................................................................... 1
1.3 Pertanyaan untuk Narasumber ..................................................................... 1
Bab V Penutup
5.1 Kesimpulan ................................................................................................... 19
5.2 Saran ............................................................................................................ 19
Daftar Pustaka
6.1 Link.................................................................................................................. 20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB 2
KAJIAN TEORI
Ciri-ciri spesifik yang dimiliki udang satu ini adalah, ukurannya yang
lebih kecil, bila dibandingkan dengan udang-udang lain dan udang windu.
2
B. Proses Budidaya Udang Vaname
Hal yang paling utama dalam langkah awal budidaya udang vaname
adalah, menyiapkan tempat budidaya dengan baik, baik itu dari segi
lingkungan, maupun bibit hewannya.
3
2. Pemilihan Bibit Dan Penebaran Bibit
4
3. Pemeliharaan Udang Vaname
5
2.2 Ikan Bandeng
A. Klasifikasi Ikan Bandeng ( Chanos chanos )
Kingdom : Animalia
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Gonorynchiformes
Famili : Chanidae
Genus : Chanos
Spesies : C. chanos
6
2. Pola pemeliharaan secara intensif dan semi intensif pada umumnya
dilakukan secara monokultur, tetapi dijumpai juga pengelolaan secara
polikultur.
3. Pola polikultur semi intensif umumnya tidak dilakukan dengan
sesama ikan melainkan dengan hewan lain misalnya ayam.
a. Fisik Tambak
7
Untuk membuat dan melengkapi tambak diperlukan beberapa bahan
dan peralatan. Bambu dan pipa paralon adalah bahan yang diperlukan untuk
membuat saluran air dari petak satu ke petak lainnya. Sementara di tambak
juga terdapat peralatan yang diperlukan untuk kelancaran usaha antara lain,
jaring hapa, seser/serok, ember plastik, tong fiber glass, keranjang, plastik
lembaran, cangkul, arit, timbangan, linggis dan pompa air. Pada tambak
pendederan diperlukan pula tabung gas untuk pengemasan saat panen.
Perlengkapan tambak yang lainnya adalah rumah pandega/penjaga.
Untuk mendapatkan hasil optimal maka air dan tanah yang digunakan
untuk tambak harus memenuhi beberapa syarat. Tabel ini menyajikan mutu
air dan tanah optimal untuk pemeliharaan nener. Syarat teknis lahan dan air
untuk pembesaran tidak berbeda dengan peneneran.
Ambang
Peubah Kisaran atas Optimum
bawah
Oksigen terlarut (mg/l) 2,0 – Sekitar jenuh
8
c. Pengelolaan Tambak
1. Pengolahan lahan
Tujuan pengolahan lahan tambak adalah:
a) Menghilangkan lumpur yang berlebihan terutama di daerah caren
yang merupakan arena mengendapnya lumpur.
b) Menghilangkan bahan organik yang merugikan.
c) Menutup lubang-lubang yang biasanya ada disisi tambak yang bisa
menjadi jalan masuk binatang pemangsa dan menjadi jalan
keluarbagi bandeng.
d) Pertumbuhan bahan makanan alami bandeng, untuk itu yang
dilakukan adalah pengeringan tambak dan pembalikan lahan.
9
Perbaikan pH dilakukan dengan dua cara yakni melalui pengeringan
dan pemberian kapur. Dengan pengeringan pH yang turun pada saat
pemeliharaan dapat ditingkatkan kembali. Pemberian kapur dilakukan saat
pengeringan yakni saat pembalikan lahan. Prosesnya, sebelum lahan dibalik
(dibrojul) taburkan kapur kemudian dilakukan pembalikan lahan, dengan
cara ini maka kapur akan tersebar merata. Untuk lahan yang berpasir maka 3
ton kapur untuk setiap ha lahan adalah optimal, tetapi jika lahan semakin liat
maka kapur yang diperlukan semakin banyak.
3. Pemupukan
Tujuan pemupukan adalah menumbuhkan makanan alami
bandeng yakni klekap (lab-lab), lumut dan fitoplankton dan menjaga
kecerahan air. Jika yang diharapkan tumbuh adalah klekap maka yang
diperlukan adalah pupuk kandang dengan dosis 350 kg/ha. Untuk
lumut diperlukan pupuk compund (NPK) dengan dosis 20 gram per
m3 air. Untuk pedoman praktis pemberian dilakukan 2 minggu sekali
dengan dosis 2 kg urea dan 15 kg TSP untuk setiap ha tambak. Untuk
fitoplankton flagellata dan fitoplankton diatoma pemberian pupuk
diberikan dengan perbandingan N dan P tertentu. Sebagai bahan
makanan alami, fitoplankton diatoma lebih disukai oleh bandeng.
4. Oksigen terlarut dan suhu air
Oksigen terlarut sangat penting untuk orgasnisme air, jika oksigen
terlalu banyak maka akan ada gelembung di lamela bandeng
sedangkan jika terlalu sedikit maka bandeng akan mati lemas.
Oksigen paling rendah terjadi pada waktu pagi yakni sesaat setelah
matahari terbit. Sementara oksigen tertinggi terjadi sekitar jam 14.00-
17.00. Untuk menjaga oksigen dalam kondisi optimal perlu dilakukan
pengadukan air sekitar jam 13.00-15.00 dan pada malam hari.
Pengadukan dan penambahan oksigen bisa dilakukan dengan
menggunakan aerator.
10
Oksigen dan suhu air saling berhubungan, pada saat suhu naik maka
oksigen turun. Pada suhu 120C bandeng akan mati kedinginan. Untuk
menjaga agar suhu dan oksigen dalam keadaan optimal dilakukan
pembuatan caren, sehingga saat suhu tinggi bandeng bisa bersembunyi
dalam caren yang relatif lebih dalam dengan suhu yang lebih rendah dan
oksigen tercukupi.
6.Salinitas
Salinitas adalah tingkat keasinan atau ketawaran air, walaupun
bandeng termasuk hewan air yang relatif bandel tetapi jika budidaya
dilakukan secara intensif maka tingkat salinitas harus diperhatikan. Pada
salinitas optimal energi yang digunakan untuk mengatur keseimbangan
kepekatan cairan tubuh dan air tambak cukup rendah sehingga sebagian
besar energi asal pakan dapat digunakan untuk pertumbuhan.Pengaturan
salinitas bisa dilakukan dengan cara penambahan air tawar dengan bantuan
aerator.
11
8. Hama dan penyakit
Ada empat golongan hama tambak yakni:
1. Predator/pemangsa yang terdiri dari ikan buas dan liar, kadal, kepiting
dan berang-berang.
2. Kompetitor/ pesaing yang terdiri dari ikan liar dan siput
3. Hama yakni penggali organisme pelapuk kayu dan kerang-kerang.
4. Penyakit parasiter, yakni penyakit yang disebabkan oleh virus bakteri
dan protozoa. Penyakit ini umumnya menyerang hewan air, tetapi
sampai saat ini belum dijumpai kasus penyakit ini dalam tambak
budidaya bandeng.
Predator masuk ke dalam tambak melalui saluran air atau lubang yang
terdapat pada dinding tambak. Pengeringan tambak adalah cara pengendalian
kompetitor dan hama. Untuk hama yang masuk melalui lubang air harus dilakukan
penyaringan air pada saat memasukkan air ke dalam tambak. Saringan harus cukup
kecil agar supaya tidak hanya binatangnya yang tidak masuk melainkan telurnya
pun tidak masuk.
2.Pembenihan
Benih bandeng disebut nener. Sebagian besar nener sampai saat ini
masih diperoleh dengan cara penangkapan secara alamiah, hanya sebagian
kecil benih nener yang dihasilkan oleh budidaya (hatchery). Potensi benih
nener alami tersebar di seluruh pantai Indonesia dengan konsentrasi di 15
provinsi mulai dari Aceh, Lampung, Kaltim, Kalsel, Jabar, Jatim, Jateng,
Bali, NTB, NTT, Sulsel, Sulteng, Sulut, Sulawesi Tenggara dan Maluku.
Diperkirakan potensi nener alami mencapai 1,5 miliar ekor setiap tahun,
padahal yang dimanfaatkan baru berkisar pada angka 1 milyar ekor setiap
tahun.
12
Nener yang ditangkap berasal dari laut dalam. Bandeng dewasa
melepaskan telurnya ditengah laut yang berjarak sekitar 9 km dari garis
pantai. Telur itu mengambang dan dibawa ombak, dalam perjalanan telur
menetas dan terbawa ke pantai atau muara sungai. Nener inilah yang
ditangkap, penangkapan nener tidak sulit walaupun nener bergerak lincah
sebab umumnya nener berenang dalam kelompok.
13
Angka kematian untuk pendederan berkisar pada 10% sampai 20%,
tergantung pada manajemen tambak. Jika tambak dikelola dengan baik maka
tingkat kematian bisa ditekan hingga 5%. Pemanenan nener pada umumnya
dilakukan secara aktif dan tidak serentak. Artinya nener dipanen sesuai
permintaan pasar. Ketika ada permintaan maka nener di jaring ke petak
penampungan, selanjutnya nener dihitung dengan menggunakan piring
plastik untuk glondongan dan serok kecil untuk kasaran dan semi. Hasil
hitungan langsung dimasukkan dalam plastik pengemas dan diberi oksigen
murni dengan isi 250 ekor per plastik. Glondongan yang sudah siap di
plastik kemudian diangkut dengan sepeda motor atau mobil untuk jarak
dekat menuju tambak pembesaran. Jika tambak pembesaran berjarak jauh
misalnya sampai keluar pulau maka pengangkutan dilakukan dengan
menggunakan truk tangki yang juga harus dilengkapi dengan oksigen murni.
4. Pembesaran
Output budidaya pembesaran adalah bandeng konsumsi atau bandeng
untuk umpan. Bandeng umpan umumnya berukuran 1 ons atau 10 ekor per
kg, ukuran ini juga bisa dihasilkan dari tambak pendederan yang disebut
balian. Untuk konsumsi umumnya bandeng dipanen ketika ukurannya
mencapai 2,5 sampai 3 ons atau 3-4 ekor per kg. Bandeng yang dipanen
pada ukuran diatas 0,5 kg per ekor biasa disebut bandeng super kualitas
prima.
14
1. Pemindahan dilakukan saat bulan waktu pasang surut paling besar.
2. Pemindahan sebaiknya dilakukan malam hari dengan menggunakan
cahaya untuk menarik bandeng muda ke arah pintu air petakan yang
langsung dengan petak pembuyaran atau pembesaran.
3. Mengubah kondisi tambak untuk membuat bandeng muda menjadi
aktif dan siap untuk dipindahkan ke petak buyaran atau pembesaran.
Caranya ialah dengan menurunkan ketinggian air tambak sehingga
temperatur air tambak meningkat.
Dalam tambak pembesaran, 10% air tambak setiap hari harus diganti,
penggantian dilakukan dengan pompa dan pipa air sehingga air yang
terbuang dapat diatur dari bawah.
15
5. Proses Panen
a. Panen Bertahap
Panen bandeng secara bertahap dapat dilakukan dengan metode
menyerang air atau yang dikenal dengan sebutan ngerocok. Hal ini sesuai
dengan sifat bandeng yang selalu menentang arus (aliran air). Caranya
adalah pada saat surut air tambak dikeluarkan sebagian. Kemudian pada saat
terjadi pasang yang cukup tinggi, air baru dimasukan ke tambak melalui
pintu air yang ditutup dengan saringan kasar, ikan bandeng akan segera
menyongsong datangnya air baru tersebut. Dengan demikian, ikan akan
terkumpul dalam petak penangkapan (catching pond). Selanjutnya ikan
tersebut ditangkap dengan menggunakan jaring.
b. Panen Total
Pada umumnya panen bandeng secara total dilakukan dengan cara
pengeringan tambak. Caranya adalah air dalam tambak dikeluarkan secara
perlahan-lahan sampai air yang ada didalam tambak hanya mengisi bagian
pada caren saja. Ikan bandeng akan berkumpul di caren tersebut. Pemanenan
dapat dilakukan dengan alat berupa jaring yang ditarik (diseret) sepanjang
caren. Dapat juga menggunakan kerai bambu yang didorong sepanjang caren
oleh beberapa orang. Dengan kerai ini, ikan dikumpulkan disuatu tempat
tertentu yang luasnya terbatas (sempit). Selanjutnya dilakukan penangkapan
dengan alat tanggok (scoop net).
16
BAB 3
3.1 Tempat : Sumbersari RT 01 RW 02
Sumberejo II
3.2 Waktu : Siang hari
3.3 Lama : 90 MENIT
3.4 Hasil wawancara :
Budidaya Ikan Bandeng dan Udang Oleh Pak Bobby
Nama lengkapnya adalah Bobby Bagus Prasetyo yang lahir pada tanggal 25
Januari 1983 di Surabaya dan sekarang bertempat tinggal di Sumberejo. Beliau
memulai usaha budidaya dengan modal 25 juta. Awal kali digunakan untuk
menyewa tambak dengan luas 1 hektar yang dibangun dengan kedalaman 1 m dan
membeli bibit ikan bandeng dan udang vaname. Latar belakang Pak Bobby
mendirikan usaha ini adalah ingin berwirausaha dan mencukupi kebutuhan
hidupnya. Usaha ini sudah dimulai sejak tahun 2007 dan berlangsung sampai saat
ini.
Pak Bobby memilih pembudidayaan sistem kolam tanah dengan air tawar
karena dianggap tidak sulit dalam proses pelaksanaannya dan memilih ikan
bandeng dan udang vaname dalam berbudidaya karena banyak masyarakat sekitar
yang mengkonsumsi ikan bandeng dan udang vaname.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam berbudidaya ikan menurut Pak Bobby
adalah lahan pembibitan, pakan, dan obat. Pakan yang digunakan adalah pakan
ayam 511 dan dedek (kader), dan obat utama lodan sebagai penetral air agar ikan
tidak stress.
Pemberian ikan dewasa yaitu 2 kali sehari pagi dan sore. Untuk pemberian
pakan bibit ikan yaitu 1kali sehari pada sore hari, panen akan dilakukan dalam
waktu 2 bulan atau paling lama 3 bulan sekali. Dan proses pemasaran dilakukan
disaat pengepul datang ke tambak langsung, dengan nilai harga jual tergantung
berat dan besar kecilnya hasil panen per kg. Nilai jual hasil panen adalah 70.000
per 10kg.. Kendala-kendala yang dihadapi Pak Bobby adalah jika ikan setress
namun Ia mengatasinya dengan memberi obat utama lodan. Dan wilayah ditempati
Pak Bobby juga sering mengalami gagal panen. Harapan dari Pak Bobby adalah
ingin usahanya maju dan lebih berkembang.
17
BAB 4
FOTO KEGIATAN + CAPTION VIDEO
4.1 Foto Kelompok :
18
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Sebetulnya usaha Pak Bobby ini bisa lebih maju dengan cara
pemasaran yang lebih luas, namun Pak Bobby hanya menjual kepada
pengepul yang datang dan kepada konsumen yang menjadi
langganannya. Seharusnya Pak Bobby berusaha untuk mempromosikan
ikan udang dan bandeng di pasar tradisional maupun di supermarket
agar usahanya lebih maju dan mendapat keuntungan yang lebih besar.
19
DAFTAR PUSTAKA
6.1Link
https://www.maudisini.com/cara-budidaya-udang-vaname/
https://ikanmania.wordpress.com/2008/01/22/aspek-produksi-
budidaya-bandeng/
Link Youtube :
https://youtu.be/P2j860Wc2rc
20