Anda di halaman 1dari 11

MODUL

INDONESIA BAHASA DAN SASTRA


(PEMINATAN)
KELAS XI IPA 4 DAN IPS
BAB 1 MEMBUAT SINOPSIS NOVEL
MENGGUNAKAN BERBAGAI JENIS KALIMAT

SMAN 1 SINDANGKERTA
TAHUN PELAJARAN 2020 - 2021
Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu mengidentifikasi berbagai jenis kalimat (aktif dan pasif, trnsitif dan
intransitif, verbal dan nominal, tunggal dan majemuk, mayor dan minor, langsung
dan tidak langsung, versi dan inversi) dalam novel dengan sikap menghayati
norma agama dan Bahasa Indonesia, jujur, tanggung jawab, peduli santun,
responsif dan menunjukkan sikap proaktif.
Indikator
Siswa mampu mengubah jenis kalimat aktif dan pasif,
Siswa mampu mengidentifikasi jenis kalimat trnsitif dan intransitif,
Siswa mampu mengidentifikasi jenis kalimat verbal dan nominal,
Siswa mampu mengidentifikasi jenis kalimat tunggal dan majemuk,
Siswa mampu mengidentifikasi jenis kalimat mayor dan minor,
Siswa mampu mengubah jenis kalimat langsung dan tidak langsung,
Siswa mampu mengidentifikasi jenis kalimat versi dan inversi

1.1. Pengertian Kalimat


Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang dapat mengungkapkan pikiran yang utuh. Pikiran
yang utuh itu dapat diekspresikan dalam bentuk lisan atau tulisan. Dalam bentuk lisan, kalimat
ditangdai dengan alunan titinada, keraslembutnya suara, disela jeda, dan diakhiri dengan nada
selesai. Dalam bentuk tulisan kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda
titik, tanda seru, atau tanda tanya.

1.2. Jenis – Jenis Kalimat


a) Kalimat Aktif dan Kalimat Pasif
● Kalimat aktif adalah kalimat kalimat yang subjeknya sebagai pelaku atau aktor (Cook,
1971:49). Kalimat aktif umumnya berawalan me- dan ber- pada P-nya. Contoh :
1. Anto mengambil buah mangga.
2. Adik bermain bola.
● Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah kalimat - kalimat yang subjeknya berperan sebagai penderita atau
dikenai pekerjaan/tindakan. Kalimat pasif umumnya berawalan di-, ter-, ke-an. Contoh :
1. Buah manga diambil Anto
2. bola dimainkan adik

b) Kalimat Langsung dan Kalimat TidakLangsung


● Kalimat langsung merupakan kalimat hasil kutipan dari ucapan seseorang tanpa melalui
perantara dan tanpa merubah sedikitpun apa yang ia utarakan. Kalimat ini ditandai
dengan penggunaan tanda petik untuk membedakan kalimat kutipan dan kalimat
penjelas. Contoh:
1. “Riana akan pulang nanti sore.” Jelas Desi
2. Riana berkata, “ Aku mungkin tidak akan pulang sore ini.”
● Kalimat Tidak Langsung merupakan kalimat yang menceritakan Kembali isi atau pokok
ucapan yang pernah disampaikan seseorang tanpa perlu mengutip keseluruhan
kalimatnya.
1. Desi menjelaskan bahwa Riana akan pulang sore nanti.
2. Riana mengatakan bahwa dia mungkin tidak akan pulang sore ini .

Latihan Soal 1 TUGAS MANDIRI


A. Ubahlah Kalimat Aktif berikut menjadi kalimat pasif dan kalimat pasif menjadi kalimat aktif!

1. Hasil UN tidak menjamin keberhasilan suatu Pendidikan


2. Orang tua harus memberi dukungan yang lebih baik
3. semua anak harus selalu dibimbing oleh orang tuanya
4. Kesuksesan dihasilkan dari usaha dan semangat yang tiada akhir.

B. Ubahlah kalimat langsung berikut menjadi kalimat tidak langsung dan kalimat tidak langsung
menjadi kalimat langsung!

1. “Aku ingin sekolah!” Arya berteriak di tengah lapangan.


2. Pak Pono berujar, “Jadilah orang yang berbudi pekerti luhur, jangan mau dijadikan budak nafsu
3. Aisya bercerita bahwa sebenarnya ia tidak terlalu senang dengan kabar kepindahannya ke
Jakarta.
4. Burhani mengancam tidak masuk sekolah bila ia masih merasa mendapat bully-an dari teman
sekelasnya.

c) Kalimat verbal dan nominal

● Kalimat verbal adalah kalimat yang memakai kata kerja pada pola predikatnya. Kalimat verbal
sering ditemukan dalam tulisan-tulisan bahasa Indonesia karena setiap kalimat yang
predikatnya merupakan kata kerja adalah kalimat verbal

Aturan dalam penulisan kalimat verbal juga terdapat dua syarat utama, yaitu adanya
subjek (S) dan predikat (P). Adapun syarat-syarat dalam penulisan suatu kalimat verbal
lainnya, yaitu :
1. subjek, berupa kata benda  ( orang, hewan , tumbuhan dll )
2. predikat, berupa kata kerja ( misalnya membaca, berlari, makan dll )
3. bisa ditambahkan Obyek : buku, jam, pensil dll, Keterangan waktu : 3 jam yang lalu,
minggu kemarin, besok dll dan Keterangan tempat : di sekolah, mushola , lapangan
dll

Contoh:

1. Polisi menciduk seorang pembunuh berdarah dingin yang telah lama menjadi
buronan.
2. Komunitas goes menyumbangkan sejumlah uang tabungan mereka beberapa
minggu yang lalu.

● Kalimat nomina adalah kalimat yang memakai kata benda pada pola predikatnya. Susunan
pola kalimat pada kalimat nomina ini sama halnya dengan jenis kalimat lainnya, hanya
saja yang membedakannya adalah bagian predikatnya bukan atau tidak menggunakan
kata kerja.

Aturan dalam penulisan kalimat nomina, harus ada dua hal yang diperhatikan, yakni
subjek (S) dan predikat (P). Selain kedua hal tersebut juga dapat ditambahkan unsur-unsur
lain, yaitu :
1. subjek, berupa kata benda
2. predikat, berupa kata benda, kata sifat, kata bilangan, kata ganti atau kata keterangan
(selain kata kerja)
3. bisa ditambahkan Obyek : buku, jam, pensil dll, Keterangan waktu : 3 jam yang lalu,
minggu kemarin, besok dll dan Keterangan tempat : di sekolah, mushola , lapangan dll
Contoh:

1. Beliau merupakan kepala desa yang sangat baik sekaligus pahlawan bagi
kemajuan desa.
2. Luasnya sekitar 860 meter persegi.

d) Kalimat Versi dan Inversi


● Kalimat versi adalah kalimat yang berpola S-P / S-P-K / S-P-O-K. Kalimat ini bisa dikatakan
sama dengan kalimat tunggal yang mempunyai satu klausa. Contoh:
1. Dokter menangani pasien itu dengan baik.
2. Mereka bersalaman.
● Kalimat inversi adalah kalimat yang P-nya mendahului S sehingga membentuk pola P-S.
kalimat berpola P-S dapat memberi penekanan atau ketegasan makna tertentu. Kata atau
frase yang pertama muncul dalam tuturan bisa menjadi kata kunci yang mempengaruhi
makna. Contoh:
1. Matikan televisi itu!
2. Bawa orang itu ke hadapanku!

e) Kalimat Sempurna (Mayor) dan Kalimat Tak Sempurna (Minor)


● Kalimat sempurna adalah kalimat yang dasamya terdiri dari sebuah klausa bebas. Oleh
karena yang mendasari kalimat sempurna adalah suatu klausa bebas maka kalimat
sempurna ini cukup kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Contoh :
1. Ayah membaca koran. (K.S. dilihat dari kalimat tunggal)
2. Kalau saya mempunyai uang, saya akan membeli rumah itu. (K.S. dilihat dari kalimat
majemuk bertingkat.
● Kalimat tak sempurna adalah kalimat yang subjek dan predikatnya
tidak lengkap atau dengan kata lain subjek dan predikatnya tidak ada sama
sekali. Kalimat tak sempurna ini mencakup kalimat pertanyaan, minor, dan
seruan. Contoh :
1. “Maksudmu?”
2. “Ayah di Sumatera Utara.”

f)Kalimat Transitif Dan Kalimat Intransitif


● Kalimat Transitif adalah kalimat yang memerlukan objek langsung (dilengkapi dengan
objek / membutuhkan objek) apabila dalam bentuk aktif pola kalimatnya berbentuk S-P-
O atau S-P-O-K. Sedang jika bentuknya pasif pola kalimatnya pola kalimatnya berbentuk
O-P-S atau O-P-S-K.
 Contoh kalimat aktif transitif
1. Pemerintah mengumumkan kenaikan tarif listrik (S – P – O)
2. Menteri Kesehatan RI mengadakan kunjungan ke negera tetangga ( S – P – O – k
tempat)
Contoh kalimat pasif transitif
1. Kami diminta kepala sekolah hadir pada upacara besok.
2. Baju itu dipakai oleh Ani.

● Kalimat Intransitif
Pengertian kalimat intransitif adalah kalimat yang tidak dilengkapi dengan objek apabila
pola kalimatnya berbentuk S-P atau S-P-K. Kalimat aktif intransitif tidak dapat diubah ke
dalam bentuk kalimat pasif karena tidak dilengkapi dengan objek dalam pola
kalimatnya.
 Contoh kalimat pasif intransitif
1. Semua siswa belajar dari rumah selama pandemi. (S – P – K)
2. Petugas kesehatan bekerja penuh perjuangan. (S – P – K)
Contoh kalimat aktif intransitif
1. Timnas Jerman dikalahkan dengan skor telak
2. Semua pesan disampaikan dengan jelas dan tepat.

g) Kalimat Tunggal dan Kalimat Majemuk


● Kalimat tunggal adalah kalimat yang mempunyai satu klausa bebas. Hal itu berarti hanya
ada satu redikat di dalam kalimat tunggal. Unsur P adalah sebagai penanda klausa. Unsur
S dan P memang selalu wajib hadir di dalam setiap kalimat. Adapun O, Pel, dan Ket
sifatnya tidak wajib hadir di dalam kalimat, termasuk dalam kalimat tunggal. Jika P masih
perlu dilengkapi, barulah unsur yang melengkapi itu dihadirkan. Berdasarkan jenis
kata/frasa pengisi P-nya, kalimat tunggal dapat dipilah menjadi empat macam yang diberi
nama atau label tambahan sesuai jenis kata atau
frasanya, yaitu nominal, adjektiva, verbal, dan numeral. Contoh:
1. Kami mahasiswa UIN Suska Riau (kalimat nominal).
2. Jawaban anak pintar itu sangat tepat (kalimat adjektiva).
3. Sapi-sapi sedang merumput (kalimat verbal).
4. Mobil orang kaya itu ada delapan (kalimat numeral).

● Kalimat majemuk adalah kalimat yang merupakan gabungan dari dua


atau lebih kalimat tunggal. Dengan kata lain kalimat majemuk adalah kalimat yang
sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan dua predikat. Kalimat majemuk dibagi menjadi
dua bagian yaitu:
1) Kalimat majemuk setara/koordinatif
Kalimat majemuk setara/koordinatif yaitu gabungan dua pokok pikiran atau lebih yan
kedudukannya setara. Struktur kalimat yang di dalamnya terdapat, sekurang - kurangnya,
dua kalimat dasar dan masing - masing dapat berdiri sendiri sebagai kalimat tunggal.
Konjungtor yang menghubungkan klausa dalam kalimat majemuk
setara jumlahnya cukup banyak. Konjungtor itu menunjuk beberapa
jenis hubungan dan menjalankan beberapa fungsi. Berikut tabel
penghubung klausa dalam kalimat majemuk setara.

Jenis Hubungan Fungsi Kata Penghubung


1 .Penghubung : dan, serta, baik, maupun
2. Pertentangan : tetapi, sedangkan, bukannya, melainkan
3.Pemilihan : atau
4.Perurutan : lalu, kemudian

Contoh kalimat majemuk setara/koordinatif:


1. Anto gemar menulis sedangkan Anita gemar menari.
2. Engkau tinggal di sini, atau ikut dengan saya.
3. Ia memarkirkan mobil di lantai 3, lalu naik lift ke lantai 7.

2) Kalimat Majemuk Bertingkat/Kompleks/Subordinatif


Kalimat majemuk bertingkat/kompleks/subordinatif yaitu kalimat tunggal yang salah satu
jabatannya diperluas membentuk kalimat baru. Dalam kalimat majemuk bertingkat kita
mengenal
a. Induk kalimat (jabatan kalimat yang bersifat tetap atau tidak mengalami perubahan)
b. Anak kalimat (jabatan kalimat yang diperluas membentuk kalimat baru. Anak kalimat
ditandai pemakaian kata penghubung dan bila mendahului induk kalimat dipisah dengan
tanda baca koma). Berikut tabel jenis hubungan antarklausa, konjungtor, dan
fungsinya dalam kalimat majemuk bertingkat.
Jenis Hubungan Kata Penghubung
a. waktu : sejak, sedari, sewaktu, sementara, seraya, setelah, sambil, sehabis, sebelum,
ketika, tatkala, hingga, sampai

b. syarat : jika(lau), seandainya, an-daikata, andaikan, asalkan, kalau, apabila, bilaman,


manakala

c. tujuan : agar, supaya, untuk, biar

d. konsesif : walau(pun), meski(pun), sekalipun, biar(pun), kendati(pvm), sungguh(pun)

e. pembandingan : seperti, bagaikan, laksa-na, sebagaimana, daripada, alih-alih, ibarat

f. penyebaban : sebab, karena, oleh karena


g. pengakibatan : sehingga, sampai-sampai, maka

h. cara/alat : dengan, tanpa

i. kemiripan : seolah-olah, akan

j. kenyataan: padahal
k. penjelasan : bahwa

Contoh kalimat majemuk bertingkat/kompleks/subordinatif:


1. Agar koperasi unit desa (KUD) berkembang,perlu dipikirkan
penciptaan kader-kader yang tangguh.
2. Ketika memberikan keterangan, saksi itu meneteskan air mata.
3. Pembangunan rumah susun itu memerlukan penelitian sebab
beberapa unit rumah susun belum berpenghuni.
4. Hujan turun berhari - hari sehingga banjir besar melanda kota
itu.
5. Dengan menurunkan harga beberapa jenis BBM, kita berharap
kegiatan ekonomi tidak lesu lagi.

Latihan Soal 2 TUGAS MANDIRI


Baca teks cerpen berikut kemudian temukan dan kutip :

1. Kalimat verbal
2. Kalimat nominal
3. Kalimat Versi
4. Kalimat Inversi
5. Kalimat Sempurna (Mayor)
6. Kalimat Tak Sempurna (Minor)
7. Kalimat Transitif
8. Kalimat intransitive
9. Kalimat tunggal
10. kalimat majemuk.

Alexithymia
Cerpen Karangan: Grey
Kategori: Cerpen Patah Hati
Lolos moderasi pada: 9 January 2021

Kamu hanya kesepian. Ketika kamu datang kepadaku, dan mengajakku berbincang di sore hari adalah hal
paling menyedihkan. Hatimu kosong dan beku, bahkan isi dari kepalamu tidak mampu merasakan semua itu.
Hari dimana kamu terjatuh, orang itu tidak menoleh sama sekali. Kamu hanya bisa tertawa. Dan untuk
kesekian kalinya, kamu tidak pernah mau mengaku bahwa kamu kesepian.

Kamis sore yang basah, hujan terus menggerus kota hingga kewarasanmu. Kamu membenci hujan pada
akhirnya. Orang itu tentu bersenang-senang, karena kesukaannya telah datang, sedangkan kamu selalu
mengutuk diri, mendekam di kamar, dan menyalakan lagu yang sama setiap kalinya. Tidak ada yang bisa
dibanggakan menjadi kesepian. Pesan singkat dari perpisahan adalah suatu keharusan. Bagimu, dunia itu
tidak adil. Bagaimana bisa orang bejat itu dunianya lebih menyenangkan? Sedangkan fantasimu saja tak
mampu diimajinasikan. Kamu selalu berkata, “Aku hanya ingin disini, sebentar saja”

Tapi akhir yang selalu aku temukan, kamu tidak pernah beralih.
Kamu selalu akan disitu.

“Apakah hidup itu se-membosankan ini?” aku tertawa dalam hati.


Kamu tidak berubah.
“Tidak, dunia ini akan lebih baik jika kamu mengatur dirimu terlebih dahulu, misalnya rambutmu yang tidak
pernah kamu shampoo”
“Eh, benar ‘kah? Bukannya terakhir kali aku membasuhnya kemarin?”

Yah, kamu akan terus seperti itu.


Melupakan banyak hal.

“Kemarin kapan?”
“Ehmmm…” aku menunggu kamu menerawang tanggal yang bahkan hari ini pun kamu belum tentu tahu hari
apa, “kemarin”
Aku menepuk jidat, kamu memang menyebalkan, tapi tidak ada alasan untukku harus tidak sabaran bukan?
Toh, apa salahnya menunggumu reda dari semua kesepian itu.

Aku hanya tidak tahu, untuk hari sepanjang itu bagaimana bisa menghibur jiwamu yang kesepian itu.
Apakah aku harus menyatakan kekalahan lebih dahulu?
Apakah aku harus menghitung lebih pelan lagi?
Apakah aku harus ikut meninggalkanmu seperti orang itu lakukan?

Ah, jangan. Aku hanya bisa berterus terang dengan perasaanku. Ini tidak wajar! Kamu datang hanya sebagai
teman, bukan ‘kah ini solusi yang baik ketika hari-harimu berantakan dari tidak tahu siapa yang mau
membantumu merapikan? Benar, tentu saja! Kamu akan sedikit lebih tenang ketika aku membawamu ke
pelukan yang hangat. Walaupun yang aku tahu, suhu tubuhmu tak terpengaruh.

Aku duduk di dekat kasurmu, malam itu kamu bercerita banyak hal. Tentang keputusanmu setelah berbulan-
bulan lamanya memikirkan sesutu yang sama sekali tidak ada gunanya.

“Jika aku pergi, jangan menangis” alisku terangkat.


Kamu yang benar saja? Apakah ini akibat dari orang itu sehingga kamu jadi gila, sialan.
“Jika aku mati, bilang saja aku mati karena sakit”
Aku hanya bungkam, perkataanmu terus berlanjut meruntuhkan segalanya.
“Akan sangat bodoh jika kamu mati karena kesepian bukan?”

Hingga saat ini, itulah yang sering terngiang setiap kali aku memikirkannya lagi. Kamu tidak akan pernah
berubah dan kesepian itu akan terus datang. Bahkan menjalar hingga ke tubuhku sekarang.

Tujuan Pembelajaran
Meringkas isi novel dengan menggunakan menggunakan berbagai jenis kalimat kalimat (aktif dan pasif, trnsitif dan
intransitif, verbal dan nominal, tunggal dan majemuk, mayor dan minor, langsung dan tidak langsung, versi dan
inversi) dengan sikap menghayati norma agama dan Bahasa Indonesia, jujur, tanggung jawab, peduli santun,
responsif dan menunjukkan sikap proaktif.
Indikator
Siswa mampu Meringkas isi novel
Siswa mampu menggunakan berbagai jenis kalimat kalimat (aktif dan pasif,
trnsitif dan intransitif, verbal dan nominal, tunggal dan majemuk, mayor dan
minor, langsung dan tidak langsung, versi dan inversi dalam ringkasan novel

1.3 Pengertian Sinopsis


“Sinopsis adalah ringkasan atau garis besar naskah yang menggambarkan isi dari sebuah film,
buku, ataupun pementasan yang dilakukan (baik secara konkrit maupun secara abstrack)”

Sinopsis umumnya digunakan sebagai prolog sebuah naskah yang sengaja dibuat bertujuan
untuk memudahkan penonton mengetahui dan memahami secara singkat isi yang ada pada
naskah itu sendiri. Dinamakan ringkasan karena pada sinopsis hanya berupa beberapa jumlah
halaman atau seperlima dari isi naskah yang dipakai.

1.4 Fungsi sinopsis


Adapun fungsi sinopsis antara lain yaitu sebagai berikut :

● Memberi sebuah informasi atau gambaran ringkas dan singkat tentang isidar cerita atu
buku tersebut
● Memberi gambaran yang jelas secara sederhana tentang urutan, kronologi cerita dalam
naskah atau buku
● Sebagai prolog atau epilog dari suatu karya tulis juga naskah yang akan dipentaskan
● Sebagai draft pedoman pemain atau pemeran untuk melakukan improvisasi

1.5 Langkah-langkah membuat sinopsis Novel

1. Membaca naskah asli terdahulu guna mengetahui kesan umum penulis.


2. Mencatat gagasan yang utama dengan menggaris bawahi gagasan yang penting.
Kembangkan gagasan pokok yang sudah di tandai dengan beberapa kalimat yang ringkas
3. Menulis ringkasan berdasarkan gagasan utama sebagaimana dicatat pada langkah ke
dua. Pakailah kalimat yang padat, efektif, dan menarik untuk merangkai jalan cerita
menjadi sebuah karangan singkat yang menggambarkan karangan asli.
4. Jika ingin mencantumkan beberapa dialog yang ada, hanya perlu mencatat dialog secara
garis besarnya saja. “Bisa juga di beri rincian pada halaman berapa dialog itu di kutip
supaya lebih jelas dan akurat
Ringkasan atau sinopsis novel tidak boleh menyimpang dari jalan cerita dan isi dari
keseluruhan novel.

Contoh Sinopsis
Sinopsis Novel Laskar Pelangi
Sinopsis Novel Laskar Pelangi ini tak akan bernilai manfaat apa-apa, kecuali
kawan-kawan mau belajar untuk mandiri dan bersungguh-sungguh ketika
mencapai cita-cita.
Laskar Pelangi merupakan sosok teladan, selama kita juga mau peduli
dengan keadaan sekitar. Seperti pelangi yang hadir selepas hujan.
Cerita terjadi di sebuah Desa Gantung, Kabupaten Gantung, Belitong Timur.
Dimulai saat sekolah Muhammadiyah terancam akan dibubarkan oleh
Depdikbud Sumsel jika tidak mencapai siswa baru sejumlah 10 anak. Saat itu
baru 9 anak yang menghadiri upacara pembukaan, namun tepat ketika Pak
Harfan, sang kepala sekolah, hendak berpidato menutup sekolah, Harun dan
ibunya datang mendaftarkan diri di sekolah kecil itu.
Mulai dari sanalah dimulai cerita . Mulai dari penempatan tempat duduk,
pertemuan mereka dengan Pak Harfan, perkenalan mereka luar biasa di
mana A Kiong yang malah cengar-cengir saat ditanyakan namanya oleh guru
mereka, Bu Mus. Kejadian bodoh dilakukan oleh Borek, pemilihan ketua kelas
yang diprotes keras Kucai, kejadian ditemukannya bakat luar biasa Mahar,
pengalaman cinta pertama Ikal, hingga pertaruhan nyawa Lintang yang
mengayuh sepeda sekitar 80 km pulang pergi dari rumahnya ke sekolah!
Mereka, Laskar Pelangi – nama yang diberikan oleh Bu Muslimah akan
kesenangan mereka pada pelangi – pun sempat mengharumkan nama
sekolah dengan berbagai cara. Contohnya pembalasan dendam Mahar yang
selalu dipojokkan kawan-kawannya karena kesenangannya terhadap
okultisme yang membuahkan kemenangan manis pada karnaval 17 Agustus,
dan kejeniusan luar biasa Lintang yang menantang dan mengalahkan Drs.
Zulfikar, guru sekolah kaya PN yang berijazah juga terkenal, dan
memenangkan lomba cerdas cermat. Laskar Pelangi mengarungi hari-hari
dengan menyenangkan, tertawa dan menangis bersama. Kisah sepuluh
kawanan ini berakhir dengan kematian ayah Lintang yang memaksa Einstein
kecil itu putus sekolah dengan sangat mengharukan, yang dilanjutkan dengan
kejadian 12 tahun kemudian di mana Ikal yang berjuang di luar pulau Belitong
kembali ke kampungnya. Kisah indah ini diringkas dengan kocak dan
mengharukan oleh Andrea Hirata, kita bahkan bisa merasakan semangat
masa kecil anggota sepuluh Laskar Pelangi ini!

Latihan Soal 3 TUGAS KELOMPOK


1. Bagilah tugas untuk membaca novel bersama dengan kelompokmu.
2. Catatlah gagasan yang utama dengan menggaris bawahi gagasan yang penting pada setiap
bagian.
3. Tulislah ringkasan berdasarkan gagasan utama sebagaimana dicatat pada langkah ke dua.
Pakailah kalimat yang padat, efektif, dan menarik
4. Rangkaikanlah jalan cerita pada setiap bagian yang sudah diringkas tadi sehingga menjadi
sebuah karangan singkat namun tidak menyimpang dari jalan cerita dan isi dari
keseluruhan novel.

Anda mungkin juga menyukai