Jur Nal Tes Is Andre Matar Ru

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 25

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/342047384

ANALYSIS OF FAST CHARGING SYSTEM DEVELOPMENT FOR ELECTRIC


VEHICLE IMPLEMENTATION IN INDONESIA

Thesis · June 2020


DOI: 10.13140/RG.2.2.34019.78888

CITATIONS READS

0 411

3 authors, including:

Andre Amba Matarru


Indonesia Defense University
4 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Fast Charging System, Electric Vehicle View project

Energy Security Green Gasoline View project

All content following this page was uploaded by Andre Amba Matarru on 09 June 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


ANALISA PENGEMBANGAN FAST CHARGING SYSTEM UNTUK
IMPLEMENTASI KENDARAAN LISTRIK

ANALYSIS OF FAST CHARGING SYSTEM DEVELOPMENT


FOR ELECTRIC VEHICLE IMPLEMENTATION

Andre Amba Matarru1, M. Sidik Boedoyo2, Purnomo Yusgiantoro3

UNIVERSITAS PERTAHANAN
( andreambamatarru@gmail.com )

Abstrak (Bahasa Indonesia) – Indonesia perlu meningkatkan penggunaan Kendaraan Ramah


Lingkungan sebagai aksi pengurangan polusi.Pengembangan Kendaraan Listrik dinilai tepat
sebagai solusi dan upaya pemeriuntah untuk serius mengaplikasikannya terlihat dari
ditetapkannya Perpres 55/2019. Penelitian ini spesifik kepada hal penyediaan infrastruktur Fast
Charging dalam suat rangkaian Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) sebagai hal
yang harus diimbangkan untuk mendukung upaya program percepatan peningkatan Kendaraan
Listrik. Sehingga perlunya koordinasi antar Kementerian, BUMN, dan Badan terkait sebagai
pemeran utamaprogram percepatan Kendaraan Listrik di Indonesia. Tujuan penelitian ini ada 3
yaitu (1) analisa keberlanjutan standarisasi Fast Charging System penggunaan Jenis Steker (Plug-in
and Socket) dan kelengkapan sistem digitalisasi, (2) analisa metode pengembangan persebaran
SPKLU dan manajemen pengelolaannya. Mengkaji metode yang tepat agar masyarakat mudah
dalam mengakses pengisian daya, dan (3) analisa pengisian daya berbagai Kendaraan Listrik
bidang Pertahanan berbasis Baterai yang dapat dikembangkan. Penelitian ini menggunakan
metode kualitatif dalam pengkajiannya dengan melakukan observasi berupa wawancara
narasumber terkait kebijakan yang telah dilakukan di masing – masing instansi terkait. Hasil dari
penelitian ini mengungkapkan 3 hal yaitu (1) perlunya membuat standarisasi protokol pengisian
daya secara nasional dan standarisasi konfigurasi komunikasi tentang keamanan data pengguna
perlu diperhatikan pada platform digitalisasi. (2) Kebutuhan daya listrik setiap titik SPKLU ialah
sebesar 1.375 kW untuk 23 kendaraan setiap jamnya, perlunya penyediaan SPKLU dalam suatu
komunitas lingkungan perumahan yang memiliki 20 – 30 unit kendaraan listrik, dan mengenai
penentuan faktor pembangunan fasilitas dari segi biaya dan pengkajian lahan yang sesuai. (3)
Pada bidang pertahanan, perlunya pemberlakuan Fast Charging System dengan mekanisme sarana
penambah daya listrik portabel di lokasi strategis. Kemandirian dalam bidang Fast Charging System
diharapkan mampu mengiringi perkembangan Kendaraan Listrik sebagai upaya menjaga
Ketahanan Energi.

Kata Kunci: Kendaraan Listrik, Fast Charging System, Perpres 55/2019, Protokol Standarisasi
Nasional, Manajemen Pengembangan dan Layanan SPKLU, Sistem Pengisian Daya Militer.

1
Program Studi Ketahanan Energi, Universitas Pertahanan Indonesia (UNHAN)
2
Program Studi Ketahanan Energi, Universitas Pertahanan Indonesia (UNHAN)
3
Program Studi Ketahanan Energi, Universitas Pertahanan Indonesia (UNHAN)

Analisa Pengembangan Fast Charging System untuk Implementasi Kendaraan Listrik | Matarru
Abstract (English) – Indonesia needs to increase the use of environmentally friendly vehicles as an
action to reduce pollution. The development of electric vehicles is considered appropriate as a
solution and the efforts of the government to seriously apply it can be seen from the enactment of
Perpres 55/2019. This research is specific to the provision of Fast Charging infrastructure in a series of
Public Electric Vehicle Charging Stations (SPKLU) as things that must be met to support the efforts
to accelerate the improvement of Electric Vehicles. So the need for coordination between Ministries,
State-Owned Enterprises (SOEs), and related institutions as the main actors in the acceleration of
Electric Vehicle programs in Indonesia. The objectives of this study are 3, those are (1) analysis of the
sustainability of the standardization of Fast Charging System using Plug-in and Socket type and the
completeness of the digitization system, (2) analysis of SPKLU distribution development methods
and their management. Assessing appropriate methods so that people can easily access charging,
and (3) charging analysis of various Battery-based Electric Vehicle Defense fields that can be
developed. This study uses qualitative methods in its assessment by conducting observations in the
form of interviewees related to policies that have been carried out in each related institution. The
results of this study reveal 3 things, (1) the need to standardize the charging protocol nationally and
standardize the configuration of communication about user data security needs to be considered on
the digitization platform. (2) The need for electric power at each SPKLU point is 1,375 kW for 23
vehicles per hour, the need for the provision of SPKLU in a residential neighborhood community that
has 20-30 units of electric vehicles, and regarding the determination of facility construction factors in
terms of cost and appropriate land assessment. (3) in the defense sector, the need for
implementation of the Fast Charging System with a mechanism for adding portable electric power in
strategic locations. Independence in the field of Fast Charging System is expected to be able to
accompany the development of Electric Vehicles as an effort to maintain Energy Security.
Keywords: Electric Vehicles, Fast Charging System, Perpres 55/2019, National Standardization
Protocol, SPKLU Development and Service Management, Military Charging System

Pendahuluan 2017 menjadi 113.030.793 unit.4


Sektor transportasi terus Peningkatan penggunaan BBM dapat
berkembang, kendaraan pribadi baik meningkatkan kadar CO2 sebagai
mobil maupun sepeda motor yang penyebab terjadinya efek rumah kaca. Di
berbahan bakar migas (mobile gasoline) samping itu, krisis energi fosil
terus meningkat. Bila mengacu pada disebabkan pula oleh penggunaannya di
data Badan Pusat Statistik pada tahun sektor lain seperti pada sektor industri,
2010 jumlah mobil 8.891.041 unit, maka sektor rumah tangga dan lainnya.
pada tahun 2017 menjadi 15.493.068 unit, Menurut Rencana Strategis KESDM 2015
sedangkan motor pada tahun 2010 – 2019, cadangan minyak sekitar 3,6
berkisar 61.078.188 unit dan pada tahun Miliar Barel diprediksi akan habis 13

4
Badan Statistik Perkembangan
Kendaraan Bermotor 2015. (2018)

Analisa Pengembangan Fast Charging System untuk Implementasi Kendaraan Listrik | Matarru
tahun ke depan5. Hingga saat ini, bauran Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik
energi nasional masih didominasi oleh Umum (SPKLU) yang terdiri dari
energi fosil. Pada tahun 2015, minyak berbagai subsistem Fast Charging,
mengambil pangsa sebesar 43% dari total dimana instalasinya harus mengimbangi
bauran energi nasional, disusul batubara perkembangan unit Kendaraan Listrik di
28,7%, gas 22%, dan EBT 6,2% 6. Sementara suatu daerah tertentu. Rencana Usaha
itu, konsumsi BBM tidak dapat dipenuhi Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) fokus
oleh produksi dalam negeri sehingga membahas Rencana Implementasi
diperlukan impor yang diperkirakan akan Electric Vehicle. Dari rekomendasi yang
terus meningkat. Hal ini disebabkan tertuang pada RUPTL 2019 – 2028, PT.
mayoritas teknologi saat ini PLN (Persero) disarankan untuk
menggunakan energi fosil sebagai bahan membuat standar mengenai Electric
bakunya, khususnya sektor transportasi. Vehicle (EV) Charging. Standar tersebut
Di sisi lain, Kendaraan Listrik nantinya digunakan sebagai pedoman
sebagai jalan keluar terhadap spesifikasi EV charger atau SPKLU
ketergantungan konsumerisme terhadap Kendaraan Listrik di wilayah kerja PLN.
BBM sangat memberi harapan untuk Tidak hanya itu, perlu juga menentukan
ketahanan energi bangsa Indonesia ke jumlah persebaran lokasi fast charging
depannya. Sehingga implementasi sebagai pedoman pembuatan Roadmap
Kendaraan Listrik secara efektif dapat EV Charging Station 7.
mengurangi efek rumah kaca di bagian Regulasi yang sangat dinantikan
hilir manajemen energi pada sektor oleh para Industri Kendaraan Listrik dan
transportasi. berbagai institusi terkait yaitu Peraturan
Penelitian ini mengkaji mengenai Presiden Nomor 55 Tahun 2019. Dimana
persiapan pemenuhan Infrastruktur pada Bab 4 Pasal 23 dan 26 mengatur
Kendaraan Listrik atau dikenal sebagai tentang Infrastruktur Kendaraan
Bermotor Listrik Berbasis Baterai8.
5
Kementerian Energi Sumber Daya
7
Mineral. (2015). "Renstra KESDM PT. PLN (Persero). (2017). Rencana
2015-2019." Usaha Penyediaan Tenaga Listrik
6
Statistik EBTKE 2016. (2017). (RUPTL), PT. PLN (Persero).
8
Direktorat Jenderal Energi Baru Presiden Republik Indonesia.
Terbarukan dan Konservasi Energi. (2019). Percepatan Program
Kendaraan Bermotor Listrik

Analisa Pengembangan Fast Charging System untuk Implementasi Kendaraan Listrik | Matarru
Sebagai upaya alternatif dalam energi terbarukan untuk memasok listrik
meningkatkat Ketahanan Energi dapat membantu menyuplai Kendaraan
Nasional, maka diharapkan percepatan Listrik yang beroprasi tersebut.
pengaplikasian Infrastruktur Kendaraan Infrastruktur pengisian daya diharapkan
Listrik dapat menjadi salah satu mampu mengakomodasi agar perlunya
solusinya. Aspek kemandirian industri pengembangan mengenai hal ini ke
juga dapat terpenuhi apabila dalam depannya.
bidang Infrastruktur Kendaraan Listrik Berbagai ragam protokol Fast
dapat dikembangkan fasilitas produk Charging yang saat ini beredar di dunia
dalam negeri, dari ketentuan apabila sehingga perlunya Indonesia
diberlakukannya Protokol Standar menerapkan sendiri protokol secara
Nasional Sistem Pengisian Daya nasional. Hal ini diharapkan mampu
Kendaraan Listrik khusus bagi Indonesia. membangkitkan kemandirian industri
Juga pada upaya peningkatan bangsa yang akan memberikan
Pertahanan Nasional, diperlukan juga kontribusi menjaga Ketahanan Energi
kontribusi Kendaraan Listrik sebagai Indonesia. Ada lima jenis steker (plug-in)
upaya peralihan dari energi fosil dari Fast Charging DC yang dapat
berbagai alutsista yang banyak mengirimkan daya di atas 36 kW. Jenis
digunakan dalam operasi contohnya steker ini disebut sebagai CHAdeMO,
berbagai operasi darat dan lalu lintas Sistem Pengisian Gabungan Eropa (CCS
Kapal di daerah terpencil yang banyak tipe 2, atau kadang-kadang disebut
menggunakan BBM. Sehingga perlu sebagai "Combo"), Sistem Pengisian
mencari alternatif energi agar biaya yang Gabungan Amerika Serikat (CCS tipe 1),
besar terhadap kebutuhan BBM dapat Tesla, dan GB / T. Sistem CHAdeMO dan
dipikirkan lebih lanjut. Tantangan yang Tesla telah banyak beredar dan sistem
perlu juga dipikirkan ialah bagaimana GB/T hanya digunakan di Cina. Tabel 2.2
ketersediaan energi di pulau terluar menunjukkan daya maksimum saat ini
kadang sulit, sehingga diharapkan dan daya maksimum di masa mendatang
pembangkit listrik yang dibangun di untuk setiap standar.9
pulau terluar dari berbagai sumber
9
M. Nicholas, & D. Hall, (2018).
Berbasis Baterai (Battery Electric Lessons learned on early electric
Vehicle) untuk Transportasi Jalan. vehicle fast-charging deployments.

Analisa Pengembangan Fast Charging System untuk Implementasi Kendaraan Listrik | Matarru
Tabel 1. Beragam Jenis Protokol Standar Fast Charging seperti yang terlihat di
Fast Charging
Tipe Wilayah Daya Daya gambar 1.

Konektor Aplikasi Tipikal Maksimal


Chademo Jepang, 50 kW 200kW,
Eropa, 400 kW
Amerika
Utara
CCS Eropa 50 kW 150 kW,
Eropa 400 kW Gambar 1. Indikator pendukung daya
SPKLU
CCS USA 50 kW 150 kW, Sumber : Nicholas, M., et al , 2018
Amerika dan 400 kW
Lalu pada bidang pertahanan
Utara Kanada
diharapkan terdapat kontribusi yang ke
GB/T China 50 kW 237,5 kW
depannya dapat diemban oleh Fast
Tesla Seluruh 125 kW 145 kW
Charging Sytem. Berbagai kendaraan
dunia
listrik militer saat ini sedang berkembang
Sumber : Nicholas, M., et al , 2018
sehingga diperlukan juga upaya untuk
Perlunya juga menentukan alokasi
mengiringi perkembangan tersebut.
daya listrik suatu SPKLU agar dapat
Pengaplikasian kendaraan listrik di
diberikan suplai daya yang sesuai seiring
bidang pertahanan akan sangat
pertumbuhan Kendaraan Listrik. Alur
membantu dari segi ketersediaan energi
pendistribusian dari pembangkit ke
alternatif, dimana diketahui pada saat ini
konsumen membutuhkan upaya
suplai BBM ke daerah terpencil Indonesia
manajemen energi yang tepat yang
kadang mengalami kesulitan pada
berfungsi untuk mengupayakan
pendistribuasiannya. Maka dari itu perlu
tambahan daya dengan membangun
dipikirkan mekanisme pengisian daya
pembangkit lainnya. Saluran daya dari
berupa Fast Charging yang tepat untuk
transmisi ke gardu perlu dirancang
diimplementasikan bagi Kendaraan
sedemikian rupa, dimana pada gardu
Listrik berbasis baterai yang berkembang
dimungkinkan menangani setiap beban
di dunia dan tidak menutup
kemungkinan juga akan dibutuhkan
International Council on Clean
kinerjanya di Indonesia.
Transportation, Washington.

Analisa Pengembangan Fast Charging System untuk Implementasi Kendaraan Listrik | Matarru
Pada sebuah penelitian besar.11 Potensi pengembangan PLTS

(Sahinoglu, Z., et al, 2010)10 diusulkan sebagai pembangkit di daerah terpencil

stasiun penyimpanan energi yang ialah pengembangannya yang besar jika


dibandingkan dari berbagai energi
disebut Stasiun Pengisian Nomaden /
terbarukan di Indonesia. Fasilitas
Portable Charging Station (PCS) konsep
pembangkit akan menyediakan
yang dapat memberikan energi untuk
kebutuhan daya listrik dari matahari,
berbagai Kendaraan Listrik yang tidak
sehingga mampu menggantikan BBM
menutup kemungkinan dapat teraplikasi
untuk Generator yang sulit dipasok
di dalam laut maupun di udara. untuk daerah terpencil.
Keuntungan lain penerapan PCS seperti :  Tenaga Laut berpotensi besar di
 Sebagai alternatif cadangan energi Indonesia baik dari tenaga arus, ombak,
saat beban puncak pada suatu perbedaan suhu (OTEC), dan lainnya.

jaringan. Pembangkit buatan dalam negeri sangat

 Membantu penyedia jasa energi dibutuhkan kontribusinya agar biaya


pengembangannya terjangkau.
mengoptimalkan penempatan PCS.
Pemilihan bahan baku untuk komponen
Kendaraan listrik dimungkinkan untuk pembangkit seperti aluminium untuk
diisi di suatu tempat (tak terkecuali bagi turbin arus laut menjadi salah satu
tempat terpencil), dan dapat pula ditopang solusinya, dimana ketahanannya
oleh pembangkit daya dari potensi daerah terhadap hempasan arus laut dapat
terpencil tersebut seperti matahari, laut, dan memberikan kualitas yang baik, Pada
mikrohidro. sebuah Penelitian (Matarru, A.A., et al,
2019)12 ditemukan ketahanan paduan
 Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
dikembangkan karena bisa tumbuh jauh
lebih cepat daripada teknologi lain ialah
11
K.D. Jäger, O. Isabella, A.H. Smets,
radiasi matahari tersedia di mana-mana
R.A. van Swaaij, & M. Zeman.
di Bumi dan tersedia dalam jumlah (2016). Solar energy: fundamentals,
technology and systems. UIT
Cambridge.
12
A.A. Matarru, M. Syahid, D.
10
Z.Li, Z. Sahinoglu, Z. Tao, & Yoesgiantoro, & S. Hadi. (2019,
K.H.Teo,(2010, September). Electric November). Analyzing Resistance
vehicles network with nomadic of Al-10Si-5Mg Alloy from Stress
portable charging stations. In 2010 Corrosion Cracking for Ocean
IEEE 72nd Vehicular Technology Current Turbine Applications. In IOP
Conference-Fall (pp. 1-5). IEEE. Conference Series: Materials Science

Analisa Pengembangan Fast Charging System untuk Implementasi Kendaraan Listrik | Matarru
logam Aluminium dari ancaman Stress seperti hutan. Proses pembuatan
Corrosion Cracking. tergolong mudah dan biaya rendah
 Tenaga Mikrohidro (PLTMH) adalah dalam mengembangkannya, yang
bentuk sumber daya energi terbarukan, berpotensi dapat dikembangkan di mana
yang berasal dari air yang mengalir. saja terdapat aliran air.
Turbin mengubah rotor generator yang
Sehingga dari semua hal inilah
kemudian mengubah energi mekanik ini
muncul permasalahan yang perlu
menjadi energi listrik dan sistem ini
diantisipasi kedepannya yaitu tentang
disebut pembangkit listrik tenaga hidro.
PLTMH adalah jenis terkecil dari sistem keberlanjutan standardisasi pengisian

energi tenaga air. Fasilitas ini daya dengan pengaturan digitalisasi


menghasilkan antara 5 - 100 kW daya perlindungan data pengguna Kendaraan
ketika terpasang di sungai dan jenis Listrik, Strategi Manajemen Lokasi
aliran kecil lainnnya. Secara khusus, Persebaran fasilitas pengisian daya yang
kelebihan yang dimiliki oleh PLTMH dikordinir melalui platform start-up, dan
memiliki kemampuan yang sama dengan
mengenai rencana upaya pengembangan
pembangkit listrik tenaga angin,
pengisian daya di bidang pertahanan.
gelombang dan matahari yaitu13:
Kemudian dari hal-hal ini kemudian
o Efisiensi tinggi (70-90%), sejauh
menjadi tujuan penelitian yang kemudian
ini teknologi energi terbaik.
akan dapat dijadikan pedoman
o Faktor kapasitas tinggi (> 50%)
dibandingkan dengan 10% untuk rekomendasi dalam penyusunan

tenaga surya dan 30% untuk kebijakan yang tepat menyikapi


tenaga angin. pengembangan Fast Charging System .
o Kestabilan output daya listrik Rumusan Masalah Perencanaan
cenderung stabil dalam sehari pemasangan Infrastruktur SPKLU dalam
bentuk Fast Charging System
Fasilitas PLTMH ini menjadikannya
sangat sesaui dengan operasi militer menemukan kendala sebagai berikut:

yang kadang terjadi di daerah terpencil  Bagaimana bentuk keberlanjutan


standarisasi Fast Charging System
and Engineering (Vol. 686, No. 1, p. penggunaan Jenis Steker (Plug-in and
012016). IOP Publishing.
13
B.A. Nasir. (2014). Design Socket) ?
considerations of micro-hydro-
electric power plant. Energy
Procedia, 50(50), 19-29.

Analisa Pengembangan Fast Charging System untuk Implementasi Kendaraan Listrik | Matarru
 Bagaimana metode pengembangan (strategi) penelitian yang dapat
persebaran SPKLU dan manajemen digunakan dalam penelitian ini yaitu
pengolahan jasa layanan fasilitas ? desain penelitian fenomenologi dan studi
 Bagaimana pengisian daya berbagai kasus. Peneliti menggunakan teknik
Kendaraan Listrik bidang Pertahanan pengumpulan data kualitatif sebagai
berbasis Baterai yang dapat pedoman dasar. Data primer
dikembangkan ? menggunakan teknik wawancara dan
observasi, sedangkan data sekunder
Tujuan Penelitian sebagai upaya menggunakan analisa deskriptif berbagai
memenuhi kebutuhan Infrastruktur referensi jurnal, laporan, dan lainnya.
Kendaraan Listrik dilakukan dengan Penelitian ini menggunakan Teknik
upaya yaitu : Analisis Interaktif dan Analisis Domain

 Analisa keberlanjutan standarisasi dan Taksonomi. Teknik analisis interaktif

Fast Charging System penggunaan (Model Milles & Huberman). Pada


Jenis Steker (Plug-in and Socket) dan penelitian ini analisis data telah
kelengkapan sistem digitalisasi. dilaksanakan sekalian terhadap proses

 Analisa metode pengembangan pengumpulan data. Terdapat 4 tahapan

persebaran SPKLU dan manajemen yaitu pengumpulan data, reduksi data,

pengelolaannya. Mengkaji metode penyajian data dan penarikan

yang tepat agar masyarakat mudah kesimpulan.

dalam mengakses pengisian daya. Kemudian analisis domain yaitu


 Analisa pengisian daya berbagai pencarian informasi mengenai gambaran
Kendaraan Listrik bidang Pertahanan umum tentang data untuk menjawab
berbasis Baterai yang dapat fokus penelitian. Penelusuran literatur
dikembangkan. secara keseluruhan menyangkut fokus
penelitian untuk memperoleh domain
Metode Penelitian
atau bagian yang dapat diteliti lebih
Penelitian ini akan menggunakan
lanjut. Kemudian, analisis Taksonomi
metode Kualitatif, yang mengkaji
(Taxonomy Analysis) yaitu
tentang rencana BUMN yang
pengembangan penelusuran informasi
menyediakan Fast Charging dan
dari domain awal. Domain awal dikuasai
beberapa pihak terkait lainnya. Desain

Analisa Pengembangan Fast Charging System untuk Implementasi Kendaraan Listrik | Matarru
secara baik lalu dikaji lebih mendalam Hasil dan Pembahasan
kemudian jika memungkinkan, kita dapat Berikut analisa penelitian ini yaitu
membaginya menjadi beberapa sub- keberlanjutan standarisasi Fast Charging
domain. Pengklasifikasian sub – domain System penggunaan Jenis Steker (Plug-in
inilah yang perlu hati – hati kita lakukan and Socket) dan kelengkapan sistem
dengan disesuaikan terhadap penelitian digitalisasi. Kemudian analisa metode
yang ingin kita telusuri. Konsultasi / pengembangan persebaran SPKLU dan
wawancara dan pencarian informasi dari manajemen pengelolaannya, mengkaji
bahan pustaka diperlukan untuk metode yang tepat agar masyarakat
memperoleh pemahaman dalam pada mudah dalam mengakses pengisian
teknik ini. daya. Lalu terakhir mengenai analisa
pengisian daya berbagai Kendaraan
Penelitian mengenai Analisa
Listrik bidang Pertahanan berbasis
Pengembangan Fast Charging System
Baterai yang dapat dikembangkan.
untuk Implementasi Kendaraan Listrik
memang akan lebih efektif dan efisien
apabila dilakukan menggunakan teknik Analisa Standarisasi SPKLU
Interaktif dan Teknik Domain & Terdapat cara pandang apabila
Taksonomi, dikarenakan hal ini masih menyikapi mengenai istilah
sangat menjadi isu baru kondisi Standardisasi. Pertama adalah SPKLU
transportasi Indonesia. Lalu dilanjutkan yang harus memperhatikan efek
dengan pengolahan data menggunakan terhadap penetapan protokol
konsep Ketahanan Energi 4A + 1S untuk standarisasi pengisian daya yang
mencari solusi permasalahan. mencakup Plug-in dan Socket yang
Keuntungan yang diperoleh dari kedepannya diperlukan bentuk edukasi
penggunaan teknik ini ialah penemuan dalam penggunaannya dan
kemungkinan isu spesifik ini berkembang memperhatikan pasokan daya jaringan
mencakup bidang ekonomi, lingkungan distribusi agar mencukupi suplai daya.
hingga politik di Indonesia. Kedua ialah bentuk standardisasi segala
komponen dan sistem dari SPKLU yang
ditetapkan menurut Standar Nasional
Indonesia (SNI), yang kedepannya harus

Analisa Pengembangan Fast Charging System untuk Implementasi Kendaraan Listrik | Matarru
memperhatikan penyesuaian terhadap  Merujuk kepada Negara yang tipikal
sistem digitalisasi dan keamanan data peraturannya hampir sama dengan
pengguna. Indonesia, seperti Thailand,
Singapura, Malaysia dan Eropa lalu
Upaya PLN, Pertamina daan Kemenperin kemudian dikombinasikan rujukan
Dalam menyikapi perkembangan tersebut agar dapat menarik benang
Kendaraan Listrik ,dari hasil wawancara merahnya.
Instansi BUMN (PLN dan Pertamina dan
Kementerian Perindustrian mengusulkan Analisa Protokol Standar Fast Charging
metode penentuan lokasi persebaran System Indonesia
SPKLU, sebagai berikut : Protokol Standar Nasional Fast
 Mencari data proyeksi penjualan unit Charging System dalam mendukung
setiap Agen Pemegang Merk kemandirian industri diharapkan dapat
(Produsen Kendaraan) diwujudkan dalam bidang Kendaraan
 Mempelajari data histori EV di Listrik sebagai upaya mencapai
walaupun saat itu masih Hybrid (HEV Ketahanan energi Indonesia. Upaya
dan PHEV) tetapi tetap menjadi dasar mewujudkan Nozzle / Plug-in
PLN untuk mengestimasi monostandar dengan mengadopsi
 Survey dan melakukan pendataan beberapa protokol charging yang sedang
persebaran SPBU berkembang di dunia sampai saat ini

 Menganalisa perilaku pengendara adalah salah satu mewujudkan

seperti mengetahui rute tempuh kemandirian tersebut. Adapun beberapa

sebagai faktor penempatan lokasi, protokol charging di dunia yang sedang


contohnya mendata rute dari rumah berkembang yaitu :
ke kantor  Chademo yang memungkinkan mobil
 Mencari cara agar penjualan untuk menjual daya dari baterai
Kendaraan Listrik dapat mencapai mereka kembali ke jaringan (gambar
TKDN 100% maupun merencanakan 2), sebuah proses yang dikenal

pengaturan target penjualan sebagai pengisian dua arah.14

Kendaraan Jenis lain, seperti


14
Blech Tomoko , Kusumi Ryoko,
Biodiesel ataupun Hybrid
Marinelli Marta (ed) (2017)
CHAdeMO V2X protocol: design

Analisa Pengembangan Fast Charging System untuk Implementasi Kendaraan Listrik | Matarru
 GB/T (Guobiao Tuijian) merupakan
protokol pengisian China yang
berkembang dari Rekomendasi
(Tuijian) dari ketetapan yang
dikeluarkan oleh Badan Standar
Gambar 2. Protokol Pengisian Bidirectional
Nasional China yang dikenal sebagai
V2X (2 arah)
Sumber: T. Blech,et al ,2017 Guobiao Standard. Inilah sebabnya
mengapa Eropa, Amerika, dan
 CCS (Combined Charging System)
produsen lainnya di seluruh dunia
memiliki fitur colokan ganda (gambar
yang ingin menjual mobil listrik di
3) yang dapat mengisi daya DC
Cina harus mematuhi standar ini. 16
(umumnya adalah fast charging) dan
AC (umumnya merupakan pengisian  Supercharger memiliki Jaringan
transmisi distribusinya khusus untuk
slow/medium) dikenal dengan istilah
One Envelope.15 konsumennya bahkan untuk
perjalanan jauh sekalipun.17
Keunggulan dari setiap protokol standar
pengisian daya Kendaraan Listrik yang
beredar di dunia saat ini, menjadi faktor
penting dalam membuat standar
pengisian daya yang perlu diberlakukan
Gambar 3. Fitur Colokan Ganda CCS untuk secara nasional di Indonesia, sama
Pengisian AC dan DC
(One Envelope) seperti Standar GB/T di China. Kemudian
Sumber: J.I. Martín, et.al, 2015
diharapkan kemampuan pengisian dua

concept, benefits and world-wide


16
applications Wladimir Schnaper. (2019). Charging
15
Jiménez Ignacio Martín, Carlos communication in Chinese. CAN
Arsuaga Carreras, Gregorio Newslatter 4/2019, Vector
Fernández Aznar, José Francisco Informatik.
17
Sanz Osorio, ( 2015). IA-HEV Task 20 Y. He, K.M. Kockelman, & K.A.
“Quick Charging Technology”. IEA, Perrine, (2019). Optimal locations of
Energy Technology Network. US fast charging stations for long-
Available URL: distance trip completion by battery
http://www.ieahev.org/assets/1/7/IE electric vehicles. Journal of cleaner
A_Final_Report_Task_ 20.pdf production, 214, 452-461.

Analisa Pengembangan Fast Charging System untuk Implementasi Kendaraan Listrik | Matarru
arah (bi-directional), pengisian dari listrik infrastruktur maupun data pengguna.
berarus AC maupun DC , dan sistem Kategori kegiatan penyalahgunaan
jaringan perlu mencakup seluruh terdiri dari ancaman seperti :
Indonesia. Perlunya dihimbau kepada  Serangan DDoS, malware, exploit kit,
Agen Pemegang Merk (APM) untuk dan pembajakan protokol komunikasi
mengikuti Protokol Standar Pengisian IoT.18
Daya Indonesia ini, agar sebagai  Menggunakan perangkat keras dan
produsen mobil dapat meningkatkan pembajakan saat pengisian daya,
produksi dalam negeri. Hingga Indonesia  Ancaman “mati lampu”
mandiri untuk membuat protokol mempertimbangkan semua ancaman
standar pengisian daya KBL. yang terkait dengan pemadaman
jaringan.
Analisa Pengembangan Standarisasi  Serangan fisik termasuk modifikasi
Komunikasi perangkat.
Keamanan data pengguna di  Ancaman bencana termasuk bencana
Indonesia harus dijamin secara baik oleh alam seperti banjir, hujan dan
pengelola sistem integrasi SPKLU. Sistem bencana lingkungan yang secara fisik
eMobility pengisian daya Fast Charging dapat merusak perangkat.
kepada komunitas menjadi hal yang  Kerentanan perangkat lunak seperti
strategis dan efektif sebagai upaya kesalahan konfigurasi, bug perangkat
mendukung ketersediaan penyediaan lunak, otentikasi lemah, cryptog-
energi tingkat hilir. Kendaraan listrik raphy lemah termasuk kelompok
yang semakin meningkat kedepannya ancaman kegagalan / kegagalan
harus diperlengkapi dengan sistem fungsi.
manejemen infrastruktur yang efisien, Sehingga kedepannya perlu dipikirkan
dimana salah satunya ialah pengaturan segala macam bentuk ancaman data
sistem digitalisasi yang mengkoordinir
setiap unit Kendaraan Listrik kepada 18
Paribesh Ranabhat. (2018). Secure
pengisian dayanya. Namun, sama dengan Design and Development of IoT
Ena-bled Charging Infrastructure
tantangan sistem IoT lainnya, for Electric Vehicle; Using CCS
pengembangan yang perlu dilakukan Standard for DC Fast Charging.
Metropolia University of Applied
ialah bentuk pengamanan kepada Sciences, Helsinki.

Analisa Pengembangan Fast Charging System untuk Implementasi Kendaraan Listrik | Matarru
yang dimiliki oleh pengguna Kendaraan  perhitungan CAPEX dan OPEX suatu
Listrik yang mengaplikasikan sistem SPKLU dalam kota dengan tahun ke-
digitalisasi dalam keperluan pengisian 6 sebagai breakeven (kembalinya
daya kendaraannya. modal). Sehingga perlu mengetahui
strategi agar kembali modal dapat
Analisa Pengembangan Lokasi SPKLU lebih cepat, contohnya penggunaan
Ketersediaan dan Manajemen Layanan bahan baku fasilitas menggunakan
fasilitas SPKLU adalah hal yang ingin TKDN yang 100%
dicapai lainnya pada penelitian ini.  Tiga hal prioritas yang
Persebaran SPKLU memberikan diperhitungkan dalam membuat
kemudahan kepada pengendara untuk SPKLU yaitu Mesin SPKLU, Instalasi
mengisi daya Kendaraan Listriknya. dan lingkungan (tanah dan fasilitas).
Adapun bentuk analisa strategi Penyediaan 1 SPKLU di lingkungan
penentuan titik lokasi dan manajemen perumahan konsumen seperti contoh
SPKLU dengan mengembangkan perumhn yang memiliki 20 hingga 30
pernyataan dari PLN, Pertamina dan unit kendaraan listrik.
Kemenperin.  Biaya pemasangan bervariasi
tergantung pada:
Aspek Pembiayaan Pembangunan Area o Ketersediaan listrik yang
dan Fasilitas cocok dalam jarak dekat;
Adapun penelitian yang telah dilakukan o Pekerjaan sipil yang
19
oleh Pierre Ducharme dari pihak diperlukan di lokasi;
MARCON Management Consultants Inc., o Pentingnya estetika tata letak
Montreal Canada pada studi kasus di bagi pengelola;
Kanada. Beberapa poin dapat o Waktu tahun di mana
disesuaikan dengan kondisi Indonesia pekerjaan instalasi dilakukan
jika ingin diterapkan. (pertimbangan di semua
provinsi);

19
o Organisasi yang mengelola
P. Ducharme, & C. Kargas. (2016).
Feasibility of a Pan-Canadian proyek.
Network of DC Fast Charging
Stations for EVs. World Electric
Vehicle Journal, 8(1), 1-13.

Analisa Pengembangan Fast Charging System untuk Implementasi Kendaraan Listrik | Matarru
Strategi Manajemen Suplai Daya adalah : (prediksinya, jam produktif
Persebaran Lokasi pengisian Kendaraan Listrik adalah
Persebaran titik lokasi pemasangan dalam rentan waktu 12 jam (08.00 –
SPKLU akan membantu mekanisme 20.00 ))
pengisian daya pengendara apabila 132.000 kWh : 12 jam = 11.000 kW
pengisian rumah tangga belum  Menurut perkembangan SPKLU saat
mencukupi. Maka dari itu perlunya ini, terdapat 8 titik aktif pengisian
manajemen pengalokasian ketersediaan daya22 (Gambar 4).
suplai daya terhadap beban daya dari
setiap kendaraan listrik di berbagai titik
lokasi SPKLU suatu wilayah tertentu,
untuk saat ini di Jabodetabek. Berikut
estimasi alokasi daya yaitu :
 Menurut data RUEN 2017, target
produksi Kendaraan Listrik di
Indonesia diperkirakan mencapai Gambar 4. Persebaran 8 unit sementara
SPKLU
2.200 unit pada tahun 2025. (Dewan Sumber: Matarru, A.A, et.al, 2020
Energi Nasional, 2017)20
 Kebutuhan daya untuk 1 unit Kemungkinan penambahan akan

Kendaraan Listrik maksimal terjadi di waktu mendatang. Untuk

membutuhkan 60 kWh21. mengetahui daya yang perlu

Sehingga kebutuhan daya total disediakan 1 titik Lokasi SPKLU :

Kendaraan Listrik tahun 2025 : 11.000 kW : 8 Unit = 1.375 kW untuk

2200 unit x 60 kWh = 132.000 kWh 1 SPKLU

 Kemudian dialokasikan daya listrik  Sehingga diperoleh daya tampung

yang perlu disediakan SPKLU per jam unit Kendaraan setiap titik SPKLU
(jika 1 EV = 60 kWh).
20
Dewan Energi Nasional (2017).
Rencana Umum Energi Nasional.
22
Jakarta: Ministry of Energy and Andre A. Matarru. (2020). Analisa
Mineral Resources of Indonesia. Pengembangan Fast Charging
21
E. Krmac, (Ed.). (2016). Sustainable System untuk Implementasi
supply chain management. BoD– Kendaraan Listrik . Universitas
Books on Demand. Pertahanan, Bogor

Analisa Pengembangan Fast Charging System untuk Implementasi Kendaraan Listrik | Matarru
1.375 kW/jam : 60 kWh = 23 unit
Kendaraan Listrik / jam Tabel 2. Proyeksi Total Kebutuhan BBM
Kapal TNI per Tahun
Jadi untuk 1 SPKLU harus mampu Tahun Total Kebutuhan BBM
menampung sekitar 23 Kendaraan Listrik. (Liter / Tahun)
2018 149.006.184 L
Sehingga hal ini menjadi faktor 2019 145.954.485 L
perencanaan seperti perlunya 2020 144.605.454 L
2021 145.638.338 L
penambahan titik SPKLU, apalagi tahun 2022 146.027.896 L
2023 147.955.029 L
2050 ditargetkan ada 4,2 juta EV (RUEN).
2024 149.627.249 L
Kemudian, perlunya alternatif lokasi dari Sumber: Verantika, D. ,2018

segi ketersediaan lahan dan mekanisme


Terdapat mekanisme analisis
pengisian daya, contohnya potensi
yang tepat yaitu membangun sarana fast
pinggir jalan tol yang mudah disinggahi
charging system di lokasi strategis dalam
pengendara.
suatu operasi berdasarkan wawancara
terhadap pihak Balitbang, Kementerian
Analisis Mekanisme Penyuplai Daya
Pertahanan. Fasilitas penyedia daya
Kendaraan Listrik Militer
berupa kapal atau pengisian yang berada
Kendaraan Listrik diharapkan
di alur transportasi yang strategis
mampu menggantikan BBM pada bidang
menjadi rancangan yang tepat dalam
pertahanan. Hal ini akan sangat
mengupayakan kelancaran operasi
membantu operasi hingga pulau terluar,
militer ke depannya.
dimana diketahui suplai BBM ke lokasi
Teknologi masa kini yang telah
terpencil kadang mengalami kesulitan
dikembangkan sebagai penyedia daya di
dari segi waktu distribusi. Selain itu,
laut dapat diteladani untuk
kebutuhan BBM di lokasi terpencil
dikembangkan di Indonesia, yaitu
tergolong tinggi (table 2)23.
docking pengisi daya untuk Kendaraan
Otonom Bawah Air / Autonomous
23
Deni Verantika. (2018). Analisis Underwater Vehicle (AUV)24. Stasiun
Kebutuhan Bahan Bakar Minyak
(BBM) Jenis HSD untuk Kegiatan
Operasional Alutsista Jenis Kapal di 2024. Universitas Pertahanan,
TNI AL sesuai dengan Rencana Bogor.
24
Pengadaan Alutsista Kapal dalam A. LiVecchi, A. Copping, D. Jenne,
Rangka Memenuhi Target Minimum A. Gorton, R. Preus, G. Gill, & D.
Essential Force (MEF) hingga Tahun Hume. (2019). Powering the blue

Analisa Pengembangan Fast Charging System untuk Implementasi Kendaraan Listrik | Matarru
docking untuk AUV (Gambar 5) dapat Analisa Pengembangan Pengisian Daya
digunakan untuk memperpanjang durasi Kendaraan Listrik menggunakan Konsep
misi kendaraan bawah air dengan Ketahanan Energi 4A + 1S
mengisi ulang baterai mereka saat Konsep Ketahanan Energi 4A + 1S
berada di laut. Keunggulan sistem merupakan tool yang mampu memilah
docking bertambah apabila terdapat suatu persoalan atau fenomena energi di
pembangkit daya listriknya bersumber Indonesia. Hal ini sebagai solusi bagi
dari potensi energi terbarukan di daerah penulis agar mampu diperoleh tawaran
terpencil yang berlimpah di Indonesia solusi yang dipilah sesuai kategori
seperti matahari, laut, dan sungai untuk masing – masing sudut pandang dari sisi
mikrohidro. Ketersediaan (Availability), Kemampuan
Akses (Accessibility), Penerimaan dari
Masyarakat (Acceptability),
Keterjangkauan (Affordability), dan
Keberlanjutan (Sustainability).

Gambar 5. Sistem Docking untuk Pengisian


Daya Autonomous Underwater Vehicle
(AUV)
Sumber: LiVecchi, A., et.al, 2019

economy; exploring opportunities


for marine renewable energy in
maritime markets. US Department
of Energy, Office of Energy
Efficiency and Renewable Energy.
Washington, DC, 207.

Analisa Pengembangan Fast Charging System untuk Implementasi Kendaraan Listrik | Matarru
Tabel 3. Solusi Pengembangan Fast Charging System dari Konsep Ketahanan Energi 4A + 1S

Availability Accessibility Acceptability Affordability Sustainability


Pengguna Kemudahan bagi Semua Produsen Pengembang Kemandirian
Kendaraan masyarakat harus mengikuti atau pengelola Industri bangsa
Bermotor Listrik Indonesia Protokol Standar SPKLU akan bidang SPKLU
(KBL) dapat diharapkan Nasional agar terbantu dengan dapat tercapai
menggunakan muncul dengan masyarakat, diterapkannya oleh karena TKDN
Tujuan 1

Plug-in dari pengaplikasian dalam memilih Protokol Standar 100% dari


SPKLU yang Protokol Standar Brand KBL, tidak Nasional karena penerapan
menerapkan Nasional Fast perlu pusing diharapkan Protokol Standar
Protokol Standar Charging mengenai mengupayakan Nasional Fast
Nasional Indonesia pengisian daya fasilitas dengan Charging
TKDN 100% Indonesia
Perlunya feature Keamanan Data Keamanan data Perlunya Pengantisipasian
aplikasi yang pengguna semakin pengamanan segala macam
memastikan memungkinkan meningkatkan kartu provider bentuk ancaman
SPKLU yang menemukan kepercayaan dengan Anti- data yang dimiliki
Tujuan 1

disediakan telah SPKLU tanpa pengguna virus sebagai oleh pengguna EV


terbebas dari harus khawatir melakukan upaya yang
malware/virus terhadap transaksi. pencegahan mengaplikasikan
dalam serangan peretas sistem digitalisasi
digitalisasi peretas/malware. hingga peretasan
jaringan kelistrikan
Pentingnya Informasi kepada Manajemen Perlunya Penerapan
Alokasi Daya
infrastruktur di pelanggan secara Listrik ke Lokasi – efisiensi biaya Platform aplikasi
rumah, online tentang Lokasi modal bagi dapat berguna
pemasangan
perkantoran, kesiapan SPKLU pengelola bagi pengelola
mempermudah
dan lokasi pemakaian pengelola SPKLU terhadap untuk memberikan
publik. Prospek SPKLU. untuk menentukan pembangunan feedback
kapasitas tampung
Tujuan 2

kedepannya Penyediaan kendaraan setiap fasilitas terhadap mekanisme


informasi jam. Contoh dari
dimungkinkan setiap SPKLU biaya lahan, perilaku
kapasitas
pengembangan tampung. mampu pelaksanaan pengendara EV
menampung 23
Contohnya 25 EV
di pulau – pulau Kendaraan/jam proyek dalam
untuk 1 SPKLU pada target tahun
Indonesia. dari jam 06.00 – 2025 (Poin (Konstruksi) dan pengaplikasian
23.00 Pembahasan
mesin SPKLU SPKLU
4.2.4.2)

Pemberitahuan Jasa Layanan Masyarakat Mendukung Perlunya diberikan


uan
Tuj

jalur prioritas seperti fasilitas diharapkan Ekosistem kesempatan

Analisa Pengembangan Fast Charging System untuk Implementasi Kendaraan Listrik | Matarru
keberadaan scanner kartu menerima segala Kendaraan Pengusaha lokal
fasilitas SPKLU pelanggan, sistem regulasi yang Listrik dimana sebagai pengelola
Multi-standar pengantrian, area ditetapkan dari lingkungan SPKLU.
sebagai upaya parkir mencukupi setiap lokasi rumah pengguna Dimungkinkan
mengefektifkan kapasitas dan SPKLU yang sedapat pula sebagai
Ekosistem EV Kabel Plug-in mengatur mungkin terletak pemasok daya
setiap jenis EV. tentang metode dekat SPKLU yaitu IPP dengan
pengisian. Multi- Standar dikordinasi oleh
PLN.
Semakin banyak Kemudahan Diharapkan Harga listrik Kendaraan Listrik
alternatif pilihan mendapatkan kendaraan listrik yang murah di bidang
energi selain suplai listrik dari militer ke dapat diperoleh Pertahanan akan
BBM untuk jaringan listrik dan depannya secara dengan menjadi kekuatan
memudahkan pembangkit di efisien dapat membangun yang besar bagi
operasi militer. daerah terpencil diberlakukan pembangkit Indonesia dengan
Diketahui suplai menjadi solusi dari agar yang potensinya dukungan
BBM di daerah masalah kesulitan pengaplikasian ada di Indonesia Infrastruktur Fast
Tujuan 3

terpencil kadang mendapatkan energi listrik dan harga Charging System


menemukan BBM. Fast dapat secara pembangunan untuk berbagai
kesulitan dari Charging System efektif fasilitasnya Kendaraan Listrik
segi distribusi, diharapkan dimanfaatkan. dapat karena berpotensi
sehingga rentan memudahkan Infrastruktur Fast dipertimbangkan dapat
terhadap pasukan untuk Charging perlu dikembangkan
pengamanan pemakaian saat disosialisasikan sendiri di
daerah terluar operasi penggunaannya. Indonesia.
NKRI
Sumber: Matarru, A.A., 2020
negeri. Hal yang diperoleh dari
Kesimpulan penelitian ini yaitu:
1. Ketahanan Energi dalam bidang a. Perlunya membuat protokol
Kendaraan Listrik perlu diupayakan standarisasi nasional
dari segi Ketersediaan Infrastruktur. pengisian daya Kendaraan
Protokol standarisasi nasional khusus Listrik khusus di Indonesia
Indonesia perlu disusun, dimana yang mencakup konfigurasi
dapat juga meningkatkan aspek Plug-in dan Socket. Sehingga
kemandirian industri produk dalam diharapkan semua produsen
Kendaraan Listrik di Indonesia

Analisa Pengembangan Fast Charging System untuk Implementasi Kendaraan Listrik | Matarru
harus mengikuti standar beberapa Kendaraan Listrik,
protokol nasional tersebut. semisal 20 hingga 30 unit
b. Bentuk standardisasi segala Kendaraan.
komponen dan sistem dari c. Perlunya melakukan survey
SPKLU yang ditetapkan harga setiap komponen dari
menurut Standar Nasional berbagai produsen SPKLU
Indonesia (SNI), yang untuk fasilitas pengisiannya,
kedepannya harus pemilihan lahan yang strategis
memperhatikan penyesuaian dengan harga yang murah dan
terhadap sistem digitalisasi agar biaya kembali modal
dan keamanan data dapat cepat dan pemilihan
pengguna. pelaksana proyek
pembangunan yang dapat
2. Ketersediaan dan Manajemen bekerja efisien.
Layanan fasilitas SPKLU adalah hal 3. Pemberlakuan Fast Charging System
yang ingin dicapai lainnya pada bidang pertahanan menjadi faktor
penelitian ini. Persebaran SPKLU percepatan implementasi Kendaraan
memberikan kemudahan kepada Listrik Militer. Terdapat
masyarakat nantinya dalam penghematan biaya dari upaya
mengakses energi untuk Kendaraan penggantian Kendaraan
Listriknya. Beberapa langkah yang Konvensional yang menggunakan
dapat diterapkan ialah : BBM ke Kendaraan Listrik. Adapun
a. Alokasi Daya yang perlu mekanisme analisis yang tepat dalam
disediakan 1 titik SPKLU menyikapi ancaman serangan yaitu
adalah 1.375 kW untuk 23 unit menyediakan sarana penambah daya
Kendaraan setiap jamnya di listrik portabel di lokasi strategis.
setiap titik SPKLU (sampai
saat ini 8 titik lokasi).
b. Perlunya diterapkan
pemberlakuan 1 SPKLU Multi-
Standar apabila dalam suatu
kopleks perumahan memiliki

Analisa Pengembangan Fast Charging System untuk Implementasi Kendaraan Listrik | Matarru
Daftar Pustaka Jurnal :
Peraturan : Nicholas, M., & Hall, D. (2018). Lessons
learned on early electric vehicle
Presiden Republik Indonesia. (2019).
fast-charging deployments.
Percepatan Program Kendaraan
International Council on Clean
Bermotor Listrik Berbasis Baterai
Transportation, Washington.
(Battery Electric Vehicle) untuk
Transportasi Jalan (Peraturan Li, Z., Sahinoglu, Z., Tao, Z., & Teo, K. H.
Presiden No. 55Tahun 2019) . (2010, September). Electric vehicles
network with nomadic portable
Dewan Energi Nasional (2017). Rencana charging stations. In 2010 IEEE 72nd
Umum Energi Nasional. Jakarta: Vehicular Technology Conference-Fall
Ministry of Energy and Mineral (pp. 1-5). IEEE.
Resources of Indonesia.
He, Y., Kockelman, K. M., & Perrine, K. A.
Buku : (2019). Optimal locations of US fast
Kementerian Energi dan Sumber Daya charging stations for long-distance
Mineral. (2015). "Renstra KESDM trip completion by battery electric
2015-2019." vehicles. Journal of cleaner
production, 214, 452-461.
PT. PLN (Persero). (2017). Rencana Usaha
Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL), Jäger, K. D., Isabella, O., Smets, A. H., van
PT. PLN (Persero). Swaaij, R. A., & Zeman, M. (2016).
Solar energy: fundamentals,
Ranabhat, Paribesh. (2018). Secure technology and systems. UIT
Design and Development of IoT Cambridge.
Ena-bled Charging Infrastructure
Nasir, B. A. (2014). Design considerations of
for Electric Vehicle; Using CCS
micro-hydro-electric power plant.
Standard for DC Fast Charging.
Energy Procedia, 50(50), 19-29.
Metropolia University of Applied
Sciences, Helsinki. Ducharme, P., & Kargas, C. (2016).
Feasibility of a Pan-Canadian
Krmac, E. (Ed.). (2016). Sustainable
Network of DC Fast Charging
supply chain management. BoD–
Stations for EVs. World Electric
Books on Demand.
Vehicle Journal, 8(1), 1-13.
Verantika, Deni. (2018). Analisis
Matarru, A. A., Syahid, M., Yoesgiantoro,
Kebutuhan Bahan Bakar Minyak
D., & Hadi, S. (2019, November).
(BBM) Jenis HSD untuk Kegiatan
Analyzing Resistance of Al-10Si-
Operasional Alutsista Jenis Kapal di
5Mg Alloy from Stress Corrosion
TNI AL sesuai dengan Rencana
Cracking for Ocean Current Turbine
Pengadaan Alutsista Kapal dalam
Applications. In IOP Conference
Rangka Memenuhi Target Minimum
Series: Materials Science and
Essential Force (MEF) hingga Tahun
Engineering (Vol. 686, No. 1, p.
2024. Universitas Pertahanan,
012016). IOP Publishing.
Bogor.
Matarru, A.A. (2020). Analisa
Pengembangan Fast Charging
System untuk Implementasi
Kendaraan Listrik . Universitas
Pertahanan, Bogor

Analisa Pengembangan Fast Charging System untuk Implementasi Kendaraan Listrik | Matarru
Website : Jawab : Telah diadakannya pertemuan
dengan PLN, dimana lebih mengkaji
Badan Statistik Perkembangan mengenai perilaku pengendara dengan
Kendaraan Bermotor 2015. (2018) melakukan market survey. Sehingga hal
Statistik EBTKE 2016. (2017). Direktorat ini dapat menjadi parameter penentuan
Jenderal Energi Baru Terbarukan lokasi SPBU yang akan dipasangi fasilitas
pengisian daya Kendaraan Listrik
dan Konservasi Energi .
2. Apakah ke depannya PT. Pertamina
(Persero) dapat menyediakan SPKLU
Laporan :
sesuai dengan ketetapan sementara
Tomoko Blech, Ryoko Kusumi, Marta Kementerian ESDM dengan menetapkan
Marinelli (ed) (2017) CHAdeMO V2X secara sementara SPKLU Multi-Standard
protocol: design concept, benefits yang terdiri dari Fast Charging AC,
and world-wide applications Chademo, dan CCS ? (Pertanyaan untuk
PT. Pertamina Persero)
Martín, J.I., Carreras, C. A., Aznar, G. F., Jawab : Upaya penyediaan SPKLU dapat
Osorio, J. F. Sanz.( 2015). IA-HEV saja diupayakan oleh Pertamina, tetapi
Task 20 “Quick Charging Pertamina lebih mempelajari
Technology”. IEA, Energy perkembangan manajemen energi,
Technology Network. Available apakah memang akan mengembangkan
URL: fasilitas di hilir atau di hulu dengan cara
http://www.ieahev.org/assets/1/7/IE pembangunan pembangkit. Hal ini
dilakukan melihat prediksi perilaku
A_Final_Report_Task_ 20.pdf
pengguna EV cenderung menggunakan
Schnaper, Wladimir. (2019). Charging pengisian di rumah tangga dibandingkan
communication in Chinese. CAN di tempat umum (SPKLU).
Newslatter 4/2019, Vector
Informatik. 3. Sudah distandarisasikankah fasilitas
SPKLU : Level, Plug dan Socket ? Apakah
LiVecchi, A., Copping, A., Jenne, D., lebih baik dalam suatu SPKLU itu hanya
Gorton, A., Preus, R., Gill, G., ... & ada 1 jenis Level atau lebih ? Apalagi telah
Hume, D. (2019). Powering the blue disepakati MoU pengembangan
economy; exploring opportunities infrastruktur kendaraan bermotor
for marine renewable energy in berbasis baterai dengan BPPT dan LEN.
maritime markets. US Department (Pertanyaan untuk PT. PLN)
of Energy, Office of Energy Jawab : PLN telah mengacu pada standar
IEC dalam membuat Standar Tipe yaitu
Efficiency and Renewable Energy.
CCS 1, CCS 2, dan Chademo (Berbeda
Washington, DC, 207. keterangan dengan Keterangan Pak Ear
Gatrik, ataukah ada prosedurnya dari
Lampiran PLN kepada BSN ?).
Wawancara dari Pertamina, PLN,
Kemenperin, dan Kemhan dalam Level, Plug, dan Socket sudah
distandarisasi tapi masih mengacu
menanggapi mengenai perkembangan
Kendaraan Non China, dimana
Infrastruktur Fast Charging System untuk Kendaraan China belum distandarisasi
Kendaraan Listrik : menurut SNI. BSN dan DJK bermaksud
1. Bagaimana strategi penentuan titik agar KBL yang masuk ke Indonesia harus
SPBU yang akan diubahkan menjadi GES mengikuti standarisasi Indonesia.
? (Pertanyaan untuk PT. Pertamina Sebagai contoh APM BYD harus
Persero) mengikuti standarisasi Indonesia karena

Analisa Pengembangan Fast Charging System untuk Implementasi Kendaraan Listrik | Matarru
telah berlaku Standar Nasional di dimiliki PLN dilakukan analisa perilaku
Indonesia (13 Standar). Secara ekonomis, pengguna EV seperti metode pengisian
1 tipe Plug-in akan lebih ekonomis seperti apa, pergi kemana, sering di
dibandingkan 3 tipe, dan tidak dipungkiri mana, kantornya di mana. Sehingga hal
PLN akan memilih juga menggunakan 1 itu menjadi faktor penempatan lokasi,
tipe. Tapi kenyataannya.. , pada FGD estimasi jarak dari rumah ke kantor.
dengan Lumberg (lembaga pengkaji) , Misalkan pengguna EV beralamat di
yang menyatakan bahwa tidak adanya Jakarta Selatan dan berkantor di Jakarta
kesepahaman di seluruh dunia untuk Pusat, berarti PLN dapat mengestimasi
menggunakan 1 standar SPKLU yang jarak dari rumah ke kantor, dan PLN
dapat berlaku untuk semua EV. Dimana berupaya mengetahui apakah
disimpulkan bahwa adanya masing – ketersediaan SPKLU ada di sepanjang
masing APM untuk mempertahankan rute tempuh. Maka sepanjang rute
jenis tipe Chargingnya masing – masing tempuh yang dilalui PLN menjadikan hal
dilatarbelakangi oleh pride. Masing – tersebut menjadi parameter penentuan
masing standar bangga apabila lokasi titik SPKLU.
menggunakan sendiri standarnya. a. Lokasi Pemilik EV
Arahan sekarang PLN hanya b. Tujuan -> dapat diestimasikan
mengadopsi 4 tipe charging, yaitu CCS, jalur
ChadeMo, GB , Tesla. OUTPUTNYA IALAH MENGETAHUI
JALUR. Di jalur inilah bisa diperoleh
4. Sehubungan Kerja sama PLN dengan keterangan di mana saja lokasi SPKLU
BUMN daIam hal penyediaan SPKLU yang telah terpasang seperti SPBU,
yaitu Pertamina, Jasa Marga, Angkasa Kantor Pos, dll.
Pura 2, dan PT. Pos Indonesia.
Bagaimana Rancangan Persebaran 5. Apa saja prioritas isi dari Roadmap EV
Lokasi SPKLU ? (Pertanyaan untuk PT. Charging yang telah disusun oleh PT. PLN
PLN Persero) (Persero)? Apakah mencantumkan
Jawab : Yaitu disesuaikan dengan standarisasi SPKLU yang tetap untuk
proyeksi populasi Kendaraan Listrik, tahun yang tetap ke depannya? Apakah
dimana hal ini telah berdasarkan survey. juga terdapat rencana persebaran lokasi
PT. PLN (Persero) memiliki harapan agar yang mengacu pada jumlah Unit EV dari
dapat membina MoU kepada Produsen masing – masing Agen Pemegang Merk
KBL, dimana PLN ingin memberikan EV ? (Pertanyaan untuk PT. PLN Persero)
peluang untuk meningkatkan penjualan Jawab : Prioritasnya ialah di tahun –
(memberikan informasi pasar) Produsen tahun awal Roadmap harus menekankan
dari MoU yang dilakukannya dengan ketersediaan Infrastruktur EV Charging
banyak pihak tersebut. Dari Penjualan untuk memacu pabrikan agar tidak takut
yang meningkat, tentunya PLN akan dalam memproduksi mobil listrik
menjadi tepat sasaran dalam kemudian juga untuk meyakinkan
mengembangkan SPKLU. Terdapat data costumer bahwa penyediaan
penjualan Kendaraan Listrik yang Infrastruktur telah ditangani oleh PLN.
disintesakan, dimana forecasting lebih Jadi di tahun awal yaitu 2020 karena
kepada hasil sintesa. tahap produksi dari pabrikan juga
menyebutkan tahun yang sama, jumlah
Cara mengelola data Rancangan titik yang akan dibangun oleh PLN yaitu
Persebaran Lokasi terhadap Pertamina 168 titik EV Charging seluruh Indonesia,
(dimana PLN pernah melakukan walaupun belum dapat dipastikan jumlah
pertemuan dengan Pertamina) yaitu unit KBL yang tepat itu berapa.
telah dilakukan market survey dan
melakukan pendataan persebaran SPBU. Metode pembuatan Roadmap
Mengenai data market survey EV yang dimana tahap pertama yaitu mencari

Analisa Pengembangan Fast Charging System untuk Implementasi Kendaraan Listrik | Matarru
data market proyeksi penjualan unit menggunakan metode Swab Baterai
setiap APM, kemudian kedua ialah dengan standar yang telah disesuaikan
mempelajari data histori penjualan dengan berbagai pertimbangan seperti
dikarenakan sebenarnya EV di Indonesia kesesuaian tegangan, dll.
telah lama diaplikasikan di Indonesia Komite teknis terdiri dari berbagai
walaupun saat itu masih Hybrid tetapi Kementerian dan Badan sehingga dalam
tetap menjadi dasar PLN untuk forum itulah menjadi bentuk koordinasi.
mengestimasi, tahap ketiga ialah
merujuk kepada Negara yang tipikal
peraturannya hampir sama dengan 8. Bagaimana rencana persebaran fasilitas
Indonesia, seperti Thailan, Singapur, SPKLU jika menurut saran dari
Malaysia dan Eropa lalu kemudian Kemenperin kepada PERTAMINA dan
dikombinasikan rujukan tersebut agar PLN ? Apakah sebaiknya diadakan Joint
dapat menarik benang merahnya. Tahap Venture seperti fasilitas SPKLU PLN yang
keempat ialah dengan merujuk kepada diaplikasikan dalam SPBU ? Atau joint
data Kemenperin untuk rencana jumlah venture berbentuk perusahaan seperti
unit produksi dalam negeri per tahun Geodipa ? (Pertanyaan untuk
(diselaraskan) Kementerian Perindustrian)
Jawab : Distribusi Kendaraan Listrik
6. Sebagai Tim Perumus , bagaimana masih sampai saat ini ramai di Jawa,
Kemenperin melakukan pengkajian sehingga alangkah baiknya infrastruktur
sebagai langkah penetapan standar diterapkan di Jawa pula. Penerapan ini
Charging Station? Apa saja indikator sama halnya seperti fenomena
yang harus dipenuhi EV Charging penerapan bahan bakar Pertamax di
sehingga menjadi standar? (Pertanyaan awal mula penerapannya, yang intinya
untuk Kementerian Perindustrian) memang butuh waktu penyesuaian.
Jawab : Kemenperin masuk ke dalam Kerjasama antara PLN dan Private,
Komite Teknis yang terkait standar Pertamina diprediksi akan mengikut saja
kendaraan listrik dan komponen, dimana karena pemain kuncinya adalah PLN.
diketuai oleh direktur IMATAP . Dimana
rapat-rapat pertemuan tersebut telah 9. Melihat daya tarik Kendaraan Listrik
membahas untuk menganut standar yang Ramah Lingkungan , bagaimana
internasional seperti IEC dan UNR program Kemhan ke depannya agar
pengimplementasian Kendaraan Listrik
7. Bagaimana kemudian upaya Kemenperin efektif digunakan sebagai Kendaraan
agar standar yang ditetapkan dapat Militer ? (Pertanyaan untuk Balitbang
segera diterapkan ? Bagaimana bentuk Kementerian Pertahanan)
koordinasi terhadap badan SNI ? Jawab : Sudah mulai mencoba dengan
(Pertanyaan untuk Kementerian cara melibatkan User, seperti contohnya
Perindustrian) program Sentry-Gun. Pembuatan atau
Jawab : Kemenperin untuk saat ini masih pengadaan Kendaraan Listrik juga akan
belum terlalu membatasi penggunaan mempengaruhi kebutuhan personel dari
atau penyebaran penggunaan suatu kesatuan operasi User. Contohnya
Kendaraan Listrik, karena perlu dipelajari pengubahan Tank apabila berubah
fenomena yang timbul dari berbagai menjadi Tank yang berkapasitas lebih
penerapan dari masing – masing kecil, pasti kebutuhan personel juga
produsen. Pelan – pelan proses berubah sehingga jumlah personel dalam
Standarisasi akan dilakukan oleh suatu peleton juga berubah, karena hal
Kemenperin. Kemenperin memiliki relasi ini termasuk Senjata yang diperawakkan,
kepada beberapa Produsen Sepeda bukan awak yang dipersenjatai.
Motor Listrik, dan metode pengisiannya Konsultasi dengan pengguna akan lebih
pun telah disesuaikan seperti

Analisa Pengembangan Fast Charging System untuk Implementasi Kendaraan Listrik | Matarru
memberikan gambaran rancangan Pembangkit Listrik Tenaga Thorium
Kendaraan yang dibutuhkan. dapat menjadi alternative juga apabila ke
Perancangan Infrastruktur depannya perlu sumber daya yang besar
Kendaraan Listrik harus memperhatikan untuk akomodasi operasi militer yang
Doktrin Pertahanan, dimana besar dan SPKLU yang banyak juga.
perlindungan Objek Vital Nasional, Pembangkit, SPKLU, dan Kendaraan
strategi Pertahanan ialah menghentikan harus saling melengkapi.
serangan sebisa mungkin dari sumber
datangnya serangan tersebut (Daerah 10. Mengenai upaya dari penelitian saya
asal serangan -> perbatasan negara -> mengenai pengembangan Infrastruktur
wilayah NKRI). Pemilihan Alutsista Peisian Kendaran Listrik, apa yang
tergantung dari kondisi pertempuran menjadi harapan Kementerian
salah satunya kekuatan musuh, apabila Pertahanan dalam menyukseskan
gerilya dibutuhkan maka akan lebih pengimplementasian Kendaraan Listrik
baiknya menggunakan Kendaraan yang Militer ke depannya? (Pertanyaan untuk
sesuai (diharapkan di sinilah peran Balitbang Kementerian Pertahanan)
Kendaraan Listrik, terkhusus UGV Sentry Jawab : (Jawaban bersifat pandangan
Gun). Peran Infrastruktur pengisian daya pribadi, tidak mewakili pandangan
akan sangat berguna saat perang kota institusi). Diharapkan pembangunan
berlangsung. Perlu juga diperhatikan, Pembangkit Listrik yang dapat
apabila menyerang di suatu tempat yang diaplikasikan di kondisi medan apapun,
jauh apakah efektif menggunakan yang ke depannya diharapkan mampu
Kendaraan Listrik. Kembali lagi tujuan melayani segala Kendaraan Listrik dalam
Indonesia adalah mendukung suatu operasi militer. Portabel, Praktis,
perdamaian dunia, sehingga pengiriman dan Maksimal Output energinya menjadi
pasukan Peacekeeping dari Indonesia harapan Pembangkit Daya tersebut.
perlu mempertimbangkan apakah juga Tenaga Thorium adalah hal yang paling
akan meyuplai Kendaraan Listrik ke sana memenuhi kriteria ini. Pembangkit
atau bagaimana. Thorium akan ditentukan pula oleh
Perlunya juga infrastruktur pengisian dimensi Reaktor tentang daya yang
daya Kendaraan Listrik yang dapat dihasilkannya. Diharapkan mampu
bersifat Portabel agar dapat berkordinasi kepada pihak yang
memudahkan operasi militer ke membidangi tentang Thorium di
depannya apabila melibatkan kendaraan Balitbang.
listrik seperti UGV, UAV (Unmanned Diharapkan segala kondisi medan
Aerial Vehicle) atau UUV (Unmanned seperti di Kota, Pantai, dan Hutan dapat
Underwater Vehicle). Contoh medan menerapkan Pembangkit ini. Sebagai
yang perlu diantisipasi adalah Hutan atau contoh telah adanya Kendaraan yang
Pulau Terluar NKRI. Sehingga kapasitas menjadi Penyuplai Daya Kendaraan
tampung daya listrik Portabel tersebut lainnya.
diharapkan mampu menyuplai
Kendaraan Listrik ke depannya, baterai
Thorium dalam hal ini mungkin dapat
menjadi solusi. Sebisa mungkin ke
depannya dapat diproduksi banyak dan
mampu berada di lokasi strategis guna
melindungi Objek Vital Nasional. Sekali
lagi penekanannya bagaimana
mempelajari Strategi Pertahanan Negara
dalam menentukan titik lokasi Pengisian
Daya Portabel tersebut.

Analisa Pengembangan Fast Charging System untuk Implementasi Kendaraan Listrik | Matarru
View publication stats

Anda mungkin juga menyukai