Jur Nal Tes Is Andre Matar Ru
Jur Nal Tes Is Andre Matar Ru
Jur Nal Tes Is Andre Matar Ru
net/publication/342047384
CITATIONS READS
0 411
3 authors, including:
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Andre Amba Matarru on 09 June 2020.
UNIVERSITAS PERTAHANAN
( andreambamatarru@gmail.com )
Kata Kunci: Kendaraan Listrik, Fast Charging System, Perpres 55/2019, Protokol Standarisasi
Nasional, Manajemen Pengembangan dan Layanan SPKLU, Sistem Pengisian Daya Militer.
1
Program Studi Ketahanan Energi, Universitas Pertahanan Indonesia (UNHAN)
2
Program Studi Ketahanan Energi, Universitas Pertahanan Indonesia (UNHAN)
3
Program Studi Ketahanan Energi, Universitas Pertahanan Indonesia (UNHAN)
Analisa Pengembangan Fast Charging System untuk Implementasi Kendaraan Listrik | Matarru
Abstract (English) – Indonesia needs to increase the use of environmentally friendly vehicles as an
action to reduce pollution. The development of electric vehicles is considered appropriate as a
solution and the efforts of the government to seriously apply it can be seen from the enactment of
Perpres 55/2019. This research is specific to the provision of Fast Charging infrastructure in a series of
Public Electric Vehicle Charging Stations (SPKLU) as things that must be met to support the efforts
to accelerate the improvement of Electric Vehicles. So the need for coordination between Ministries,
State-Owned Enterprises (SOEs), and related institutions as the main actors in the acceleration of
Electric Vehicle programs in Indonesia. The objectives of this study are 3, those are (1) analysis of the
sustainability of the standardization of Fast Charging System using Plug-in and Socket type and the
completeness of the digitization system, (2) analysis of SPKLU distribution development methods
and their management. Assessing appropriate methods so that people can easily access charging,
and (3) charging analysis of various Battery-based Electric Vehicle Defense fields that can be
developed. This study uses qualitative methods in its assessment by conducting observations in the
form of interviewees related to policies that have been carried out in each related institution. The
results of this study reveal 3 things, (1) the need to standardize the charging protocol nationally and
standardize the configuration of communication about user data security needs to be considered on
the digitization platform. (2) The need for electric power at each SPKLU point is 1,375 kW for 23
vehicles per hour, the need for the provision of SPKLU in a residential neighborhood community that
has 20-30 units of electric vehicles, and regarding the determination of facility construction factors in
terms of cost and appropriate land assessment. (3) in the defense sector, the need for
implementation of the Fast Charging System with a mechanism for adding portable electric power in
strategic locations. Independence in the field of Fast Charging System is expected to be able to
accompany the development of Electric Vehicles as an effort to maintain Energy Security.
Keywords: Electric Vehicles, Fast Charging System, Perpres 55/2019, National Standardization
Protocol, SPKLU Development and Service Management, Military Charging System
4
Badan Statistik Perkembangan
Kendaraan Bermotor 2015. (2018)
Analisa Pengembangan Fast Charging System untuk Implementasi Kendaraan Listrik | Matarru
tahun ke depan5. Hingga saat ini, bauran Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik
energi nasional masih didominasi oleh Umum (SPKLU) yang terdiri dari
energi fosil. Pada tahun 2015, minyak berbagai subsistem Fast Charging,
mengambil pangsa sebesar 43% dari total dimana instalasinya harus mengimbangi
bauran energi nasional, disusul batubara perkembangan unit Kendaraan Listrik di
28,7%, gas 22%, dan EBT 6,2% 6. Sementara suatu daerah tertentu. Rencana Usaha
itu, konsumsi BBM tidak dapat dipenuhi Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) fokus
oleh produksi dalam negeri sehingga membahas Rencana Implementasi
diperlukan impor yang diperkirakan akan Electric Vehicle. Dari rekomendasi yang
terus meningkat. Hal ini disebabkan tertuang pada RUPTL 2019 – 2028, PT.
mayoritas teknologi saat ini PLN (Persero) disarankan untuk
menggunakan energi fosil sebagai bahan membuat standar mengenai Electric
bakunya, khususnya sektor transportasi. Vehicle (EV) Charging. Standar tersebut
Di sisi lain, Kendaraan Listrik nantinya digunakan sebagai pedoman
sebagai jalan keluar terhadap spesifikasi EV charger atau SPKLU
ketergantungan konsumerisme terhadap Kendaraan Listrik di wilayah kerja PLN.
BBM sangat memberi harapan untuk Tidak hanya itu, perlu juga menentukan
ketahanan energi bangsa Indonesia ke jumlah persebaran lokasi fast charging
depannya. Sehingga implementasi sebagai pedoman pembuatan Roadmap
Kendaraan Listrik secara efektif dapat EV Charging Station 7.
mengurangi efek rumah kaca di bagian Regulasi yang sangat dinantikan
hilir manajemen energi pada sektor oleh para Industri Kendaraan Listrik dan
transportasi. berbagai institusi terkait yaitu Peraturan
Penelitian ini mengkaji mengenai Presiden Nomor 55 Tahun 2019. Dimana
persiapan pemenuhan Infrastruktur pada Bab 4 Pasal 23 dan 26 mengatur
Kendaraan Listrik atau dikenal sebagai tentang Infrastruktur Kendaraan
Bermotor Listrik Berbasis Baterai8.
5
Kementerian Energi Sumber Daya
7
Mineral. (2015). "Renstra KESDM PT. PLN (Persero). (2017). Rencana
2015-2019." Usaha Penyediaan Tenaga Listrik
6
Statistik EBTKE 2016. (2017). (RUPTL), PT. PLN (Persero).
8
Direktorat Jenderal Energi Baru Presiden Republik Indonesia.
Terbarukan dan Konservasi Energi. (2019). Percepatan Program
Kendaraan Bermotor Listrik
Analisa Pengembangan Fast Charging System untuk Implementasi Kendaraan Listrik | Matarru
Sebagai upaya alternatif dalam energi terbarukan untuk memasok listrik
meningkatkat Ketahanan Energi dapat membantu menyuplai Kendaraan
Nasional, maka diharapkan percepatan Listrik yang beroprasi tersebut.
pengaplikasian Infrastruktur Kendaraan Infrastruktur pengisian daya diharapkan
Listrik dapat menjadi salah satu mampu mengakomodasi agar perlunya
solusinya. Aspek kemandirian industri pengembangan mengenai hal ini ke
juga dapat terpenuhi apabila dalam depannya.
bidang Infrastruktur Kendaraan Listrik Berbagai ragam protokol Fast
dapat dikembangkan fasilitas produk Charging yang saat ini beredar di dunia
dalam negeri, dari ketentuan apabila sehingga perlunya Indonesia
diberlakukannya Protokol Standar menerapkan sendiri protokol secara
Nasional Sistem Pengisian Daya nasional. Hal ini diharapkan mampu
Kendaraan Listrik khusus bagi Indonesia. membangkitkan kemandirian industri
Juga pada upaya peningkatan bangsa yang akan memberikan
Pertahanan Nasional, diperlukan juga kontribusi menjaga Ketahanan Energi
kontribusi Kendaraan Listrik sebagai Indonesia. Ada lima jenis steker (plug-in)
upaya peralihan dari energi fosil dari Fast Charging DC yang dapat
berbagai alutsista yang banyak mengirimkan daya di atas 36 kW. Jenis
digunakan dalam operasi contohnya steker ini disebut sebagai CHAdeMO,
berbagai operasi darat dan lalu lintas Sistem Pengisian Gabungan Eropa (CCS
Kapal di daerah terpencil yang banyak tipe 2, atau kadang-kadang disebut
menggunakan BBM. Sehingga perlu sebagai "Combo"), Sistem Pengisian
mencari alternatif energi agar biaya yang Gabungan Amerika Serikat (CCS tipe 1),
besar terhadap kebutuhan BBM dapat Tesla, dan GB / T. Sistem CHAdeMO dan
dipikirkan lebih lanjut. Tantangan yang Tesla telah banyak beredar dan sistem
perlu juga dipikirkan ialah bagaimana GB/T hanya digunakan di Cina. Tabel 2.2
ketersediaan energi di pulau terluar menunjukkan daya maksimum saat ini
kadang sulit, sehingga diharapkan dan daya maksimum di masa mendatang
pembangkit listrik yang dibangun di untuk setiap standar.9
pulau terluar dari berbagai sumber
9
M. Nicholas, & D. Hall, (2018).
Berbasis Baterai (Battery Electric Lessons learned on early electric
Vehicle) untuk Transportasi Jalan. vehicle fast-charging deployments.
Analisa Pengembangan Fast Charging System untuk Implementasi Kendaraan Listrik | Matarru
Tabel 1. Beragam Jenis Protokol Standar Fast Charging seperti yang terlihat di
Fast Charging
Tipe Wilayah Daya Daya gambar 1.
Analisa Pengembangan Fast Charging System untuk Implementasi Kendaraan Listrik | Matarru
Pada sebuah penelitian besar.11 Potensi pengembangan PLTS
Analisa Pengembangan Fast Charging System untuk Implementasi Kendaraan Listrik | Matarru
logam Aluminium dari ancaman Stress seperti hutan. Proses pembuatan
Corrosion Cracking. tergolong mudah dan biaya rendah
Tenaga Mikrohidro (PLTMH) adalah dalam mengembangkannya, yang
bentuk sumber daya energi terbarukan, berpotensi dapat dikembangkan di mana
yang berasal dari air yang mengalir. saja terdapat aliran air.
Turbin mengubah rotor generator yang
Sehingga dari semua hal inilah
kemudian mengubah energi mekanik ini
muncul permasalahan yang perlu
menjadi energi listrik dan sistem ini
diantisipasi kedepannya yaitu tentang
disebut pembangkit listrik tenaga hidro.
PLTMH adalah jenis terkecil dari sistem keberlanjutan standardisasi pengisian
Analisa Pengembangan Fast Charging System untuk Implementasi Kendaraan Listrik | Matarru
Bagaimana metode pengembangan (strategi) penelitian yang dapat
persebaran SPKLU dan manajemen digunakan dalam penelitian ini yaitu
pengolahan jasa layanan fasilitas ? desain penelitian fenomenologi dan studi
Bagaimana pengisian daya berbagai kasus. Peneliti menggunakan teknik
Kendaraan Listrik bidang Pertahanan pengumpulan data kualitatif sebagai
berbasis Baterai yang dapat pedoman dasar. Data primer
dikembangkan ? menggunakan teknik wawancara dan
observasi, sedangkan data sekunder
Tujuan Penelitian sebagai upaya menggunakan analisa deskriptif berbagai
memenuhi kebutuhan Infrastruktur referensi jurnal, laporan, dan lainnya.
Kendaraan Listrik dilakukan dengan Penelitian ini menggunakan Teknik
upaya yaitu : Analisis Interaktif dan Analisis Domain
Analisa Pengembangan Fast Charging System untuk Implementasi Kendaraan Listrik | Matarru
secara baik lalu dikaji lebih mendalam Hasil dan Pembahasan
kemudian jika memungkinkan, kita dapat Berikut analisa penelitian ini yaitu
membaginya menjadi beberapa sub- keberlanjutan standarisasi Fast Charging
domain. Pengklasifikasian sub – domain System penggunaan Jenis Steker (Plug-in
inilah yang perlu hati – hati kita lakukan and Socket) dan kelengkapan sistem
dengan disesuaikan terhadap penelitian digitalisasi. Kemudian analisa metode
yang ingin kita telusuri. Konsultasi / pengembangan persebaran SPKLU dan
wawancara dan pencarian informasi dari manajemen pengelolaannya, mengkaji
bahan pustaka diperlukan untuk metode yang tepat agar masyarakat
memperoleh pemahaman dalam pada mudah dalam mengakses pengisian
teknik ini. daya. Lalu terakhir mengenai analisa
pengisian daya berbagai Kendaraan
Penelitian mengenai Analisa
Listrik bidang Pertahanan berbasis
Pengembangan Fast Charging System
Baterai yang dapat dikembangkan.
untuk Implementasi Kendaraan Listrik
memang akan lebih efektif dan efisien
apabila dilakukan menggunakan teknik Analisa Standarisasi SPKLU
Interaktif dan Teknik Domain & Terdapat cara pandang apabila
Taksonomi, dikarenakan hal ini masih menyikapi mengenai istilah
sangat menjadi isu baru kondisi Standardisasi. Pertama adalah SPKLU
transportasi Indonesia. Lalu dilanjutkan yang harus memperhatikan efek
dengan pengolahan data menggunakan terhadap penetapan protokol
konsep Ketahanan Energi 4A + 1S untuk standarisasi pengisian daya yang
mencari solusi permasalahan. mencakup Plug-in dan Socket yang
Keuntungan yang diperoleh dari kedepannya diperlukan bentuk edukasi
penggunaan teknik ini ialah penemuan dalam penggunaannya dan
kemungkinan isu spesifik ini berkembang memperhatikan pasokan daya jaringan
mencakup bidang ekonomi, lingkungan distribusi agar mencukupi suplai daya.
hingga politik di Indonesia. Kedua ialah bentuk standardisasi segala
komponen dan sistem dari SPKLU yang
ditetapkan menurut Standar Nasional
Indonesia (SNI), yang kedepannya harus
Analisa Pengembangan Fast Charging System untuk Implementasi Kendaraan Listrik | Matarru
memperhatikan penyesuaian terhadap Merujuk kepada Negara yang tipikal
sistem digitalisasi dan keamanan data peraturannya hampir sama dengan
pengguna. Indonesia, seperti Thailand,
Singapura, Malaysia dan Eropa lalu
Upaya PLN, Pertamina daan Kemenperin kemudian dikombinasikan rujukan
Dalam menyikapi perkembangan tersebut agar dapat menarik benang
Kendaraan Listrik ,dari hasil wawancara merahnya.
Instansi BUMN (PLN dan Pertamina dan
Kementerian Perindustrian mengusulkan Analisa Protokol Standar Fast Charging
metode penentuan lokasi persebaran System Indonesia
SPKLU, sebagai berikut : Protokol Standar Nasional Fast
Mencari data proyeksi penjualan unit Charging System dalam mendukung
setiap Agen Pemegang Merk kemandirian industri diharapkan dapat
(Produsen Kendaraan) diwujudkan dalam bidang Kendaraan
Mempelajari data histori EV di Listrik sebagai upaya mencapai
walaupun saat itu masih Hybrid (HEV Ketahanan energi Indonesia. Upaya
dan PHEV) tetapi tetap menjadi dasar mewujudkan Nozzle / Plug-in
PLN untuk mengestimasi monostandar dengan mengadopsi
Survey dan melakukan pendataan beberapa protokol charging yang sedang
persebaran SPBU berkembang di dunia sampai saat ini
Analisa Pengembangan Fast Charging System untuk Implementasi Kendaraan Listrik | Matarru
GB/T (Guobiao Tuijian) merupakan
protokol pengisian China yang
berkembang dari Rekomendasi
(Tuijian) dari ketetapan yang
dikeluarkan oleh Badan Standar
Gambar 2. Protokol Pengisian Bidirectional
Nasional China yang dikenal sebagai
V2X (2 arah)
Sumber: T. Blech,et al ,2017 Guobiao Standard. Inilah sebabnya
mengapa Eropa, Amerika, dan
CCS (Combined Charging System)
produsen lainnya di seluruh dunia
memiliki fitur colokan ganda (gambar
yang ingin menjual mobil listrik di
3) yang dapat mengisi daya DC
Cina harus mematuhi standar ini. 16
(umumnya adalah fast charging) dan
AC (umumnya merupakan pengisian Supercharger memiliki Jaringan
transmisi distribusinya khusus untuk
slow/medium) dikenal dengan istilah
One Envelope.15 konsumennya bahkan untuk
perjalanan jauh sekalipun.17
Keunggulan dari setiap protokol standar
pengisian daya Kendaraan Listrik yang
beredar di dunia saat ini, menjadi faktor
penting dalam membuat standar
pengisian daya yang perlu diberlakukan
Gambar 3. Fitur Colokan Ganda CCS untuk secara nasional di Indonesia, sama
Pengisian AC dan DC
(One Envelope) seperti Standar GB/T di China. Kemudian
Sumber: J.I. Martín, et.al, 2015
diharapkan kemampuan pengisian dua
Analisa Pengembangan Fast Charging System untuk Implementasi Kendaraan Listrik | Matarru
arah (bi-directional), pengisian dari listrik infrastruktur maupun data pengguna.
berarus AC maupun DC , dan sistem Kategori kegiatan penyalahgunaan
jaringan perlu mencakup seluruh terdiri dari ancaman seperti :
Indonesia. Perlunya dihimbau kepada Serangan DDoS, malware, exploit kit,
Agen Pemegang Merk (APM) untuk dan pembajakan protokol komunikasi
mengikuti Protokol Standar Pengisian IoT.18
Daya Indonesia ini, agar sebagai Menggunakan perangkat keras dan
produsen mobil dapat meningkatkan pembajakan saat pengisian daya,
produksi dalam negeri. Hingga Indonesia Ancaman “mati lampu”
mandiri untuk membuat protokol mempertimbangkan semua ancaman
standar pengisian daya KBL. yang terkait dengan pemadaman
jaringan.
Analisa Pengembangan Standarisasi Serangan fisik termasuk modifikasi
Komunikasi perangkat.
Keamanan data pengguna di Ancaman bencana termasuk bencana
Indonesia harus dijamin secara baik oleh alam seperti banjir, hujan dan
pengelola sistem integrasi SPKLU. Sistem bencana lingkungan yang secara fisik
eMobility pengisian daya Fast Charging dapat merusak perangkat.
kepada komunitas menjadi hal yang Kerentanan perangkat lunak seperti
strategis dan efektif sebagai upaya kesalahan konfigurasi, bug perangkat
mendukung ketersediaan penyediaan lunak, otentikasi lemah, cryptog-
energi tingkat hilir. Kendaraan listrik raphy lemah termasuk kelompok
yang semakin meningkat kedepannya ancaman kegagalan / kegagalan
harus diperlengkapi dengan sistem fungsi.
manejemen infrastruktur yang efisien, Sehingga kedepannya perlu dipikirkan
dimana salah satunya ialah pengaturan segala macam bentuk ancaman data
sistem digitalisasi yang mengkoordinir
setiap unit Kendaraan Listrik kepada 18
Paribesh Ranabhat. (2018). Secure
pengisian dayanya. Namun, sama dengan Design and Development of IoT
Ena-bled Charging Infrastructure
tantangan sistem IoT lainnya, for Electric Vehicle; Using CCS
pengembangan yang perlu dilakukan Standard for DC Fast Charging.
Metropolia University of Applied
ialah bentuk pengamanan kepada Sciences, Helsinki.
Analisa Pengembangan Fast Charging System untuk Implementasi Kendaraan Listrik | Matarru
yang dimiliki oleh pengguna Kendaraan perhitungan CAPEX dan OPEX suatu
Listrik yang mengaplikasikan sistem SPKLU dalam kota dengan tahun ke-
digitalisasi dalam keperluan pengisian 6 sebagai breakeven (kembalinya
daya kendaraannya. modal). Sehingga perlu mengetahui
strategi agar kembali modal dapat
Analisa Pengembangan Lokasi SPKLU lebih cepat, contohnya penggunaan
Ketersediaan dan Manajemen Layanan bahan baku fasilitas menggunakan
fasilitas SPKLU adalah hal yang ingin TKDN yang 100%
dicapai lainnya pada penelitian ini. Tiga hal prioritas yang
Persebaran SPKLU memberikan diperhitungkan dalam membuat
kemudahan kepada pengendara untuk SPKLU yaitu Mesin SPKLU, Instalasi
mengisi daya Kendaraan Listriknya. dan lingkungan (tanah dan fasilitas).
Adapun bentuk analisa strategi Penyediaan 1 SPKLU di lingkungan
penentuan titik lokasi dan manajemen perumahan konsumen seperti contoh
SPKLU dengan mengembangkan perumhn yang memiliki 20 hingga 30
pernyataan dari PLN, Pertamina dan unit kendaraan listrik.
Kemenperin. Biaya pemasangan bervariasi
tergantung pada:
Aspek Pembiayaan Pembangunan Area o Ketersediaan listrik yang
dan Fasilitas cocok dalam jarak dekat;
Adapun penelitian yang telah dilakukan o Pekerjaan sipil yang
19
oleh Pierre Ducharme dari pihak diperlukan di lokasi;
MARCON Management Consultants Inc., o Pentingnya estetika tata letak
Montreal Canada pada studi kasus di bagi pengelola;
Kanada. Beberapa poin dapat o Waktu tahun di mana
disesuaikan dengan kondisi Indonesia pekerjaan instalasi dilakukan
jika ingin diterapkan. (pertimbangan di semua
provinsi);
19
o Organisasi yang mengelola
P. Ducharme, & C. Kargas. (2016).
Feasibility of a Pan-Canadian proyek.
Network of DC Fast Charging
Stations for EVs. World Electric
Vehicle Journal, 8(1), 1-13.
Analisa Pengembangan Fast Charging System untuk Implementasi Kendaraan Listrik | Matarru
Strategi Manajemen Suplai Daya adalah : (prediksinya, jam produktif
Persebaran Lokasi pengisian Kendaraan Listrik adalah
Persebaran titik lokasi pemasangan dalam rentan waktu 12 jam (08.00 –
SPKLU akan membantu mekanisme 20.00 ))
pengisian daya pengendara apabila 132.000 kWh : 12 jam = 11.000 kW
pengisian rumah tangga belum Menurut perkembangan SPKLU saat
mencukupi. Maka dari itu perlunya ini, terdapat 8 titik aktif pengisian
manajemen pengalokasian ketersediaan daya22 (Gambar 4).
suplai daya terhadap beban daya dari
setiap kendaraan listrik di berbagai titik
lokasi SPKLU suatu wilayah tertentu,
untuk saat ini di Jabodetabek. Berikut
estimasi alokasi daya yaitu :
Menurut data RUEN 2017, target
produksi Kendaraan Listrik di
Indonesia diperkirakan mencapai Gambar 4. Persebaran 8 unit sementara
SPKLU
2.200 unit pada tahun 2025. (Dewan Sumber: Matarru, A.A, et.al, 2020
Energi Nasional, 2017)20
Kebutuhan daya untuk 1 unit Kemungkinan penambahan akan
yang perlu disediakan SPKLU per jam unit Kendaraan setiap titik SPKLU
(jika 1 EV = 60 kWh).
20
Dewan Energi Nasional (2017).
Rencana Umum Energi Nasional.
22
Jakarta: Ministry of Energy and Andre A. Matarru. (2020). Analisa
Mineral Resources of Indonesia. Pengembangan Fast Charging
21
E. Krmac, (Ed.). (2016). Sustainable System untuk Implementasi
supply chain management. BoD– Kendaraan Listrik . Universitas
Books on Demand. Pertahanan, Bogor
Analisa Pengembangan Fast Charging System untuk Implementasi Kendaraan Listrik | Matarru
1.375 kW/jam : 60 kWh = 23 unit
Kendaraan Listrik / jam Tabel 2. Proyeksi Total Kebutuhan BBM
Kapal TNI per Tahun
Jadi untuk 1 SPKLU harus mampu Tahun Total Kebutuhan BBM
menampung sekitar 23 Kendaraan Listrik. (Liter / Tahun)
2018 149.006.184 L
Sehingga hal ini menjadi faktor 2019 145.954.485 L
perencanaan seperti perlunya 2020 144.605.454 L
2021 145.638.338 L
penambahan titik SPKLU, apalagi tahun 2022 146.027.896 L
2023 147.955.029 L
2050 ditargetkan ada 4,2 juta EV (RUEN).
2024 149.627.249 L
Kemudian, perlunya alternatif lokasi dari Sumber: Verantika, D. ,2018
Analisa Pengembangan Fast Charging System untuk Implementasi Kendaraan Listrik | Matarru
docking untuk AUV (Gambar 5) dapat Analisa Pengembangan Pengisian Daya
digunakan untuk memperpanjang durasi Kendaraan Listrik menggunakan Konsep
misi kendaraan bawah air dengan Ketahanan Energi 4A + 1S
mengisi ulang baterai mereka saat Konsep Ketahanan Energi 4A + 1S
berada di laut. Keunggulan sistem merupakan tool yang mampu memilah
docking bertambah apabila terdapat suatu persoalan atau fenomena energi di
pembangkit daya listriknya bersumber Indonesia. Hal ini sebagai solusi bagi
dari potensi energi terbarukan di daerah penulis agar mampu diperoleh tawaran
terpencil yang berlimpah di Indonesia solusi yang dipilah sesuai kategori
seperti matahari, laut, dan sungai untuk masing – masing sudut pandang dari sisi
mikrohidro. Ketersediaan (Availability), Kemampuan
Akses (Accessibility), Penerimaan dari
Masyarakat (Acceptability),
Keterjangkauan (Affordability), dan
Keberlanjutan (Sustainability).
Analisa Pengembangan Fast Charging System untuk Implementasi Kendaraan Listrik | Matarru
Tabel 3. Solusi Pengembangan Fast Charging System dari Konsep Ketahanan Energi 4A + 1S
Analisa Pengembangan Fast Charging System untuk Implementasi Kendaraan Listrik | Matarru
keberadaan scanner kartu menerima segala Kendaraan Pengusaha lokal
fasilitas SPKLU pelanggan, sistem regulasi yang Listrik dimana sebagai pengelola
Multi-standar pengantrian, area ditetapkan dari lingkungan SPKLU.
sebagai upaya parkir mencukupi setiap lokasi rumah pengguna Dimungkinkan
mengefektifkan kapasitas dan SPKLU yang sedapat pula sebagai
Ekosistem EV Kabel Plug-in mengatur mungkin terletak pemasok daya
setiap jenis EV. tentang metode dekat SPKLU yaitu IPP dengan
pengisian. Multi- Standar dikordinasi oleh
PLN.
Semakin banyak Kemudahan Diharapkan Harga listrik Kendaraan Listrik
alternatif pilihan mendapatkan kendaraan listrik yang murah di bidang
energi selain suplai listrik dari militer ke dapat diperoleh Pertahanan akan
BBM untuk jaringan listrik dan depannya secara dengan menjadi kekuatan
memudahkan pembangkit di efisien dapat membangun yang besar bagi
operasi militer. daerah terpencil diberlakukan pembangkit Indonesia dengan
Diketahui suplai menjadi solusi dari agar yang potensinya dukungan
BBM di daerah masalah kesulitan pengaplikasian ada di Indonesia Infrastruktur Fast
Tujuan 3
Analisa Pengembangan Fast Charging System untuk Implementasi Kendaraan Listrik | Matarru
harus mengikuti standar beberapa Kendaraan Listrik,
protokol nasional tersebut. semisal 20 hingga 30 unit
b. Bentuk standardisasi segala Kendaraan.
komponen dan sistem dari c. Perlunya melakukan survey
SPKLU yang ditetapkan harga setiap komponen dari
menurut Standar Nasional berbagai produsen SPKLU
Indonesia (SNI), yang untuk fasilitas pengisiannya,
kedepannya harus pemilihan lahan yang strategis
memperhatikan penyesuaian dengan harga yang murah dan
terhadap sistem digitalisasi agar biaya kembali modal
dan keamanan data dapat cepat dan pemilihan
pengguna. pelaksana proyek
pembangunan yang dapat
2. Ketersediaan dan Manajemen bekerja efisien.
Layanan fasilitas SPKLU adalah hal 3. Pemberlakuan Fast Charging System
yang ingin dicapai lainnya pada bidang pertahanan menjadi faktor
penelitian ini. Persebaran SPKLU percepatan implementasi Kendaraan
memberikan kemudahan kepada Listrik Militer. Terdapat
masyarakat nantinya dalam penghematan biaya dari upaya
mengakses energi untuk Kendaraan penggantian Kendaraan
Listriknya. Beberapa langkah yang Konvensional yang menggunakan
dapat diterapkan ialah : BBM ke Kendaraan Listrik. Adapun
a. Alokasi Daya yang perlu mekanisme analisis yang tepat dalam
disediakan 1 titik SPKLU menyikapi ancaman serangan yaitu
adalah 1.375 kW untuk 23 unit menyediakan sarana penambah daya
Kendaraan setiap jamnya di listrik portabel di lokasi strategis.
setiap titik SPKLU (sampai
saat ini 8 titik lokasi).
b. Perlunya diterapkan
pemberlakuan 1 SPKLU Multi-
Standar apabila dalam suatu
kopleks perumahan memiliki
Analisa Pengembangan Fast Charging System untuk Implementasi Kendaraan Listrik | Matarru
Daftar Pustaka Jurnal :
Peraturan : Nicholas, M., & Hall, D. (2018). Lessons
learned on early electric vehicle
Presiden Republik Indonesia. (2019).
fast-charging deployments.
Percepatan Program Kendaraan
International Council on Clean
Bermotor Listrik Berbasis Baterai
Transportation, Washington.
(Battery Electric Vehicle) untuk
Transportasi Jalan (Peraturan Li, Z., Sahinoglu, Z., Tao, Z., & Teo, K. H.
Presiden No. 55Tahun 2019) . (2010, September). Electric vehicles
network with nomadic portable
Dewan Energi Nasional (2017). Rencana charging stations. In 2010 IEEE 72nd
Umum Energi Nasional. Jakarta: Vehicular Technology Conference-Fall
Ministry of Energy and Mineral (pp. 1-5). IEEE.
Resources of Indonesia.
He, Y., Kockelman, K. M., & Perrine, K. A.
Buku : (2019). Optimal locations of US fast
Kementerian Energi dan Sumber Daya charging stations for long-distance
Mineral. (2015). "Renstra KESDM trip completion by battery electric
2015-2019." vehicles. Journal of cleaner
production, 214, 452-461.
PT. PLN (Persero). (2017). Rencana Usaha
Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL), Jäger, K. D., Isabella, O., Smets, A. H., van
PT. PLN (Persero). Swaaij, R. A., & Zeman, M. (2016).
Solar energy: fundamentals,
Ranabhat, Paribesh. (2018). Secure technology and systems. UIT
Design and Development of IoT Cambridge.
Ena-bled Charging Infrastructure
Nasir, B. A. (2014). Design considerations of
for Electric Vehicle; Using CCS
micro-hydro-electric power plant.
Standard for DC Fast Charging.
Energy Procedia, 50(50), 19-29.
Metropolia University of Applied
Sciences, Helsinki. Ducharme, P., & Kargas, C. (2016).
Feasibility of a Pan-Canadian
Krmac, E. (Ed.). (2016). Sustainable
Network of DC Fast Charging
supply chain management. BoD–
Stations for EVs. World Electric
Books on Demand.
Vehicle Journal, 8(1), 1-13.
Verantika, Deni. (2018). Analisis
Matarru, A. A., Syahid, M., Yoesgiantoro,
Kebutuhan Bahan Bakar Minyak
D., & Hadi, S. (2019, November).
(BBM) Jenis HSD untuk Kegiatan
Analyzing Resistance of Al-10Si-
Operasional Alutsista Jenis Kapal di
5Mg Alloy from Stress Corrosion
TNI AL sesuai dengan Rencana
Cracking for Ocean Current Turbine
Pengadaan Alutsista Kapal dalam
Applications. In IOP Conference
Rangka Memenuhi Target Minimum
Series: Materials Science and
Essential Force (MEF) hingga Tahun
Engineering (Vol. 686, No. 1, p.
2024. Universitas Pertahanan,
012016). IOP Publishing.
Bogor.
Matarru, A.A. (2020). Analisa
Pengembangan Fast Charging
System untuk Implementasi
Kendaraan Listrik . Universitas
Pertahanan, Bogor
Analisa Pengembangan Fast Charging System untuk Implementasi Kendaraan Listrik | Matarru
Website : Jawab : Telah diadakannya pertemuan
dengan PLN, dimana lebih mengkaji
Badan Statistik Perkembangan mengenai perilaku pengendara dengan
Kendaraan Bermotor 2015. (2018) melakukan market survey. Sehingga hal
Statistik EBTKE 2016. (2017). Direktorat ini dapat menjadi parameter penentuan
Jenderal Energi Baru Terbarukan lokasi SPBU yang akan dipasangi fasilitas
pengisian daya Kendaraan Listrik
dan Konservasi Energi .
2. Apakah ke depannya PT. Pertamina
(Persero) dapat menyediakan SPKLU
Laporan :
sesuai dengan ketetapan sementara
Tomoko Blech, Ryoko Kusumi, Marta Kementerian ESDM dengan menetapkan
Marinelli (ed) (2017) CHAdeMO V2X secara sementara SPKLU Multi-Standard
protocol: design concept, benefits yang terdiri dari Fast Charging AC,
and world-wide applications Chademo, dan CCS ? (Pertanyaan untuk
PT. Pertamina Persero)
Martín, J.I., Carreras, C. A., Aznar, G. F., Jawab : Upaya penyediaan SPKLU dapat
Osorio, J. F. Sanz.( 2015). IA-HEV saja diupayakan oleh Pertamina, tetapi
Task 20 “Quick Charging Pertamina lebih mempelajari
Technology”. IEA, Energy perkembangan manajemen energi,
Technology Network. Available apakah memang akan mengembangkan
URL: fasilitas di hilir atau di hulu dengan cara
http://www.ieahev.org/assets/1/7/IE pembangunan pembangkit. Hal ini
dilakukan melihat prediksi perilaku
A_Final_Report_Task_ 20.pdf
pengguna EV cenderung menggunakan
Schnaper, Wladimir. (2019). Charging pengisian di rumah tangga dibandingkan
communication in Chinese. CAN di tempat umum (SPKLU).
Newslatter 4/2019, Vector
Informatik. 3. Sudah distandarisasikankah fasilitas
SPKLU : Level, Plug dan Socket ? Apakah
LiVecchi, A., Copping, A., Jenne, D., lebih baik dalam suatu SPKLU itu hanya
Gorton, A., Preus, R., Gill, G., ... & ada 1 jenis Level atau lebih ? Apalagi telah
Hume, D. (2019). Powering the blue disepakati MoU pengembangan
economy; exploring opportunities infrastruktur kendaraan bermotor
for marine renewable energy in berbasis baterai dengan BPPT dan LEN.
maritime markets. US Department (Pertanyaan untuk PT. PLN)
of Energy, Office of Energy Jawab : PLN telah mengacu pada standar
IEC dalam membuat Standar Tipe yaitu
Efficiency and Renewable Energy.
CCS 1, CCS 2, dan Chademo (Berbeda
Washington, DC, 207. keterangan dengan Keterangan Pak Ear
Gatrik, ataukah ada prosedurnya dari
Lampiran PLN kepada BSN ?).
Wawancara dari Pertamina, PLN,
Kemenperin, dan Kemhan dalam Level, Plug, dan Socket sudah
distandarisasi tapi masih mengacu
menanggapi mengenai perkembangan
Kendaraan Non China, dimana
Infrastruktur Fast Charging System untuk Kendaraan China belum distandarisasi
Kendaraan Listrik : menurut SNI. BSN dan DJK bermaksud
1. Bagaimana strategi penentuan titik agar KBL yang masuk ke Indonesia harus
SPBU yang akan diubahkan menjadi GES mengikuti standarisasi Indonesia.
? (Pertanyaan untuk PT. Pertamina Sebagai contoh APM BYD harus
Persero) mengikuti standarisasi Indonesia karena
Analisa Pengembangan Fast Charging System untuk Implementasi Kendaraan Listrik | Matarru
telah berlaku Standar Nasional di dimiliki PLN dilakukan analisa perilaku
Indonesia (13 Standar). Secara ekonomis, pengguna EV seperti metode pengisian
1 tipe Plug-in akan lebih ekonomis seperti apa, pergi kemana, sering di
dibandingkan 3 tipe, dan tidak dipungkiri mana, kantornya di mana. Sehingga hal
PLN akan memilih juga menggunakan 1 itu menjadi faktor penempatan lokasi,
tipe. Tapi kenyataannya.. , pada FGD estimasi jarak dari rumah ke kantor.
dengan Lumberg (lembaga pengkaji) , Misalkan pengguna EV beralamat di
yang menyatakan bahwa tidak adanya Jakarta Selatan dan berkantor di Jakarta
kesepahaman di seluruh dunia untuk Pusat, berarti PLN dapat mengestimasi
menggunakan 1 standar SPKLU yang jarak dari rumah ke kantor, dan PLN
dapat berlaku untuk semua EV. Dimana berupaya mengetahui apakah
disimpulkan bahwa adanya masing – ketersediaan SPKLU ada di sepanjang
masing APM untuk mempertahankan rute tempuh. Maka sepanjang rute
jenis tipe Chargingnya masing – masing tempuh yang dilalui PLN menjadikan hal
dilatarbelakangi oleh pride. Masing – tersebut menjadi parameter penentuan
masing standar bangga apabila lokasi titik SPKLU.
menggunakan sendiri standarnya. a. Lokasi Pemilik EV
Arahan sekarang PLN hanya b. Tujuan -> dapat diestimasikan
mengadopsi 4 tipe charging, yaitu CCS, jalur
ChadeMo, GB , Tesla. OUTPUTNYA IALAH MENGETAHUI
JALUR. Di jalur inilah bisa diperoleh
4. Sehubungan Kerja sama PLN dengan keterangan di mana saja lokasi SPKLU
BUMN daIam hal penyediaan SPKLU yang telah terpasang seperti SPBU,
yaitu Pertamina, Jasa Marga, Angkasa Kantor Pos, dll.
Pura 2, dan PT. Pos Indonesia.
Bagaimana Rancangan Persebaran 5. Apa saja prioritas isi dari Roadmap EV
Lokasi SPKLU ? (Pertanyaan untuk PT. Charging yang telah disusun oleh PT. PLN
PLN Persero) (Persero)? Apakah mencantumkan
Jawab : Yaitu disesuaikan dengan standarisasi SPKLU yang tetap untuk
proyeksi populasi Kendaraan Listrik, tahun yang tetap ke depannya? Apakah
dimana hal ini telah berdasarkan survey. juga terdapat rencana persebaran lokasi
PT. PLN (Persero) memiliki harapan agar yang mengacu pada jumlah Unit EV dari
dapat membina MoU kepada Produsen masing – masing Agen Pemegang Merk
KBL, dimana PLN ingin memberikan EV ? (Pertanyaan untuk PT. PLN Persero)
peluang untuk meningkatkan penjualan Jawab : Prioritasnya ialah di tahun –
(memberikan informasi pasar) Produsen tahun awal Roadmap harus menekankan
dari MoU yang dilakukannya dengan ketersediaan Infrastruktur EV Charging
banyak pihak tersebut. Dari Penjualan untuk memacu pabrikan agar tidak takut
yang meningkat, tentunya PLN akan dalam memproduksi mobil listrik
menjadi tepat sasaran dalam kemudian juga untuk meyakinkan
mengembangkan SPKLU. Terdapat data costumer bahwa penyediaan
penjualan Kendaraan Listrik yang Infrastruktur telah ditangani oleh PLN.
disintesakan, dimana forecasting lebih Jadi di tahun awal yaitu 2020 karena
kepada hasil sintesa. tahap produksi dari pabrikan juga
menyebutkan tahun yang sama, jumlah
Cara mengelola data Rancangan titik yang akan dibangun oleh PLN yaitu
Persebaran Lokasi terhadap Pertamina 168 titik EV Charging seluruh Indonesia,
(dimana PLN pernah melakukan walaupun belum dapat dipastikan jumlah
pertemuan dengan Pertamina) yaitu unit KBL yang tepat itu berapa.
telah dilakukan market survey dan
melakukan pendataan persebaran SPBU. Metode pembuatan Roadmap
Mengenai data market survey EV yang dimana tahap pertama yaitu mencari
Analisa Pengembangan Fast Charging System untuk Implementasi Kendaraan Listrik | Matarru
data market proyeksi penjualan unit menggunakan metode Swab Baterai
setiap APM, kemudian kedua ialah dengan standar yang telah disesuaikan
mempelajari data histori penjualan dengan berbagai pertimbangan seperti
dikarenakan sebenarnya EV di Indonesia kesesuaian tegangan, dll.
telah lama diaplikasikan di Indonesia Komite teknis terdiri dari berbagai
walaupun saat itu masih Hybrid tetapi Kementerian dan Badan sehingga dalam
tetap menjadi dasar PLN untuk forum itulah menjadi bentuk koordinasi.
mengestimasi, tahap ketiga ialah
merujuk kepada Negara yang tipikal
peraturannya hampir sama dengan 8. Bagaimana rencana persebaran fasilitas
Indonesia, seperti Thailan, Singapur, SPKLU jika menurut saran dari
Malaysia dan Eropa lalu kemudian Kemenperin kepada PERTAMINA dan
dikombinasikan rujukan tersebut agar PLN ? Apakah sebaiknya diadakan Joint
dapat menarik benang merahnya. Tahap Venture seperti fasilitas SPKLU PLN yang
keempat ialah dengan merujuk kepada diaplikasikan dalam SPBU ? Atau joint
data Kemenperin untuk rencana jumlah venture berbentuk perusahaan seperti
unit produksi dalam negeri per tahun Geodipa ? (Pertanyaan untuk
(diselaraskan) Kementerian Perindustrian)
Jawab : Distribusi Kendaraan Listrik
6. Sebagai Tim Perumus , bagaimana masih sampai saat ini ramai di Jawa,
Kemenperin melakukan pengkajian sehingga alangkah baiknya infrastruktur
sebagai langkah penetapan standar diterapkan di Jawa pula. Penerapan ini
Charging Station? Apa saja indikator sama halnya seperti fenomena
yang harus dipenuhi EV Charging penerapan bahan bakar Pertamax di
sehingga menjadi standar? (Pertanyaan awal mula penerapannya, yang intinya
untuk Kementerian Perindustrian) memang butuh waktu penyesuaian.
Jawab : Kemenperin masuk ke dalam Kerjasama antara PLN dan Private,
Komite Teknis yang terkait standar Pertamina diprediksi akan mengikut saja
kendaraan listrik dan komponen, dimana karena pemain kuncinya adalah PLN.
diketuai oleh direktur IMATAP . Dimana
rapat-rapat pertemuan tersebut telah 9. Melihat daya tarik Kendaraan Listrik
membahas untuk menganut standar yang Ramah Lingkungan , bagaimana
internasional seperti IEC dan UNR program Kemhan ke depannya agar
pengimplementasian Kendaraan Listrik
7. Bagaimana kemudian upaya Kemenperin efektif digunakan sebagai Kendaraan
agar standar yang ditetapkan dapat Militer ? (Pertanyaan untuk Balitbang
segera diterapkan ? Bagaimana bentuk Kementerian Pertahanan)
koordinasi terhadap badan SNI ? Jawab : Sudah mulai mencoba dengan
(Pertanyaan untuk Kementerian cara melibatkan User, seperti contohnya
Perindustrian) program Sentry-Gun. Pembuatan atau
Jawab : Kemenperin untuk saat ini masih pengadaan Kendaraan Listrik juga akan
belum terlalu membatasi penggunaan mempengaruhi kebutuhan personel dari
atau penyebaran penggunaan suatu kesatuan operasi User. Contohnya
Kendaraan Listrik, karena perlu dipelajari pengubahan Tank apabila berubah
fenomena yang timbul dari berbagai menjadi Tank yang berkapasitas lebih
penerapan dari masing – masing kecil, pasti kebutuhan personel juga
produsen. Pelan – pelan proses berubah sehingga jumlah personel dalam
Standarisasi akan dilakukan oleh suatu peleton juga berubah, karena hal
Kemenperin. Kemenperin memiliki relasi ini termasuk Senjata yang diperawakkan,
kepada beberapa Produsen Sepeda bukan awak yang dipersenjatai.
Motor Listrik, dan metode pengisiannya Konsultasi dengan pengguna akan lebih
pun telah disesuaikan seperti
Analisa Pengembangan Fast Charging System untuk Implementasi Kendaraan Listrik | Matarru
memberikan gambaran rancangan Pembangkit Listrik Tenaga Thorium
Kendaraan yang dibutuhkan. dapat menjadi alternative juga apabila ke
Perancangan Infrastruktur depannya perlu sumber daya yang besar
Kendaraan Listrik harus memperhatikan untuk akomodasi operasi militer yang
Doktrin Pertahanan, dimana besar dan SPKLU yang banyak juga.
perlindungan Objek Vital Nasional, Pembangkit, SPKLU, dan Kendaraan
strategi Pertahanan ialah menghentikan harus saling melengkapi.
serangan sebisa mungkin dari sumber
datangnya serangan tersebut (Daerah 10. Mengenai upaya dari penelitian saya
asal serangan -> perbatasan negara -> mengenai pengembangan Infrastruktur
wilayah NKRI). Pemilihan Alutsista Peisian Kendaran Listrik, apa yang
tergantung dari kondisi pertempuran menjadi harapan Kementerian
salah satunya kekuatan musuh, apabila Pertahanan dalam menyukseskan
gerilya dibutuhkan maka akan lebih pengimplementasian Kendaraan Listrik
baiknya menggunakan Kendaraan yang Militer ke depannya? (Pertanyaan untuk
sesuai (diharapkan di sinilah peran Balitbang Kementerian Pertahanan)
Kendaraan Listrik, terkhusus UGV Sentry Jawab : (Jawaban bersifat pandangan
Gun). Peran Infrastruktur pengisian daya pribadi, tidak mewakili pandangan
akan sangat berguna saat perang kota institusi). Diharapkan pembangunan
berlangsung. Perlu juga diperhatikan, Pembangkit Listrik yang dapat
apabila menyerang di suatu tempat yang diaplikasikan di kondisi medan apapun,
jauh apakah efektif menggunakan yang ke depannya diharapkan mampu
Kendaraan Listrik. Kembali lagi tujuan melayani segala Kendaraan Listrik dalam
Indonesia adalah mendukung suatu operasi militer. Portabel, Praktis,
perdamaian dunia, sehingga pengiriman dan Maksimal Output energinya menjadi
pasukan Peacekeeping dari Indonesia harapan Pembangkit Daya tersebut.
perlu mempertimbangkan apakah juga Tenaga Thorium adalah hal yang paling
akan meyuplai Kendaraan Listrik ke sana memenuhi kriteria ini. Pembangkit
atau bagaimana. Thorium akan ditentukan pula oleh
Perlunya juga infrastruktur pengisian dimensi Reaktor tentang daya yang
daya Kendaraan Listrik yang dapat dihasilkannya. Diharapkan mampu
bersifat Portabel agar dapat berkordinasi kepada pihak yang
memudahkan operasi militer ke membidangi tentang Thorium di
depannya apabila melibatkan kendaraan Balitbang.
listrik seperti UGV, UAV (Unmanned Diharapkan segala kondisi medan
Aerial Vehicle) atau UUV (Unmanned seperti di Kota, Pantai, dan Hutan dapat
Underwater Vehicle). Contoh medan menerapkan Pembangkit ini. Sebagai
yang perlu diantisipasi adalah Hutan atau contoh telah adanya Kendaraan yang
Pulau Terluar NKRI. Sehingga kapasitas menjadi Penyuplai Daya Kendaraan
tampung daya listrik Portabel tersebut lainnya.
diharapkan mampu menyuplai
Kendaraan Listrik ke depannya, baterai
Thorium dalam hal ini mungkin dapat
menjadi solusi. Sebisa mungkin ke
depannya dapat diproduksi banyak dan
mampu berada di lokasi strategis guna
melindungi Objek Vital Nasional. Sekali
lagi penekanannya bagaimana
mempelajari Strategi Pertahanan Negara
dalam menentukan titik lokasi Pengisian
Daya Portabel tersebut.
Analisa Pengembangan Fast Charging System untuk Implementasi Kendaraan Listrik | Matarru
View publication stats