Anda di halaman 1dari 8

Jawaban:

1.Manufaktur

Klasifikasi bisnis manufaktur berdasarkan kegiatannya yaitu dengan memproduksi produk dari barang
yang berasal dari bahan baku atau komponen.Industri manufaktur juga akan menjualkan produk
tersebut untuk mendapatkan keuntungan.Umumnya produk yang dihasilkan berasal dari barang baku
hingga setengah jadi atau dari barang setengah jadi menjadi barang jadi.

Contoh bisnis manufaktur di Indonesia:

a.Industri otomotif,

b.Perusahaan tekstil dan garmen,

c.Industri Elektronik seperti Sony, LG, Oppo, Smartfren dan sebagainya,

d.Bisnis makanan dan minuman

e.Industri kayu, kulit dan kertas contohnya Alam Karya Tunggal Tbk

f.Industri Minyak, kimia dan plastik yaitu Holcim Industry Tbk. Indocement Tunggal Prakarsa.

2. Bisnis Pengecer dan Distributor

Klasifikasi bisnis pengecer dan distributor berdasarkan kegiatannya adalah berperan sebagai perantara
antara produsen dengan konsumen.Seringkali di zaman sekarang kita menyebutnya dengan reseller atau
pengecer yang terlibat langsung dengan supplier atau pembuat barang,

Contoh bisnis pengecer dan distributor di Indonesia:

a.PT Indofood, memproduksi makanan seperti mie instan


b.Gudang Garam, memproduksi rokok,

c.Produk semen,

d.PT Indomarco Prismatama yang bergerak sebagai produk kebutuhan rumah tangga dan makanan

e.Perusahaan Gas Negara (PGN)

f.Unilever, memproduksi barang serbaguna untuk keperluan rumah tangga

3. Bisnis Pertanian

Indonesia yang kaya akan sumber daya alam meliputi perkebunan, hutan, perikanan dan sebagainya
menjadikan pusat ekosistem yang baik bagi bisnis sektor pertanian.Klasifikasi bisnis pertanian
berdasarkan kegiatannya meliputi segala macam aktivitas manusia dalam memanfaatkan sumber daya
hayati yang tersedia untuk dijadikan sebagai bahan pangan, sumber energi, pengelolaan lingkungan
hidup, dan pengadaan bahan baku industri.

Contoh dari bisnis pertanian yang bisa di temukan di Indonesia adalah:

a.Bisnis bibit tanaman,

b.Budidaya rempah-rempah,

c.Bisnis buah dan sayuran organik,

d.Bertani padi,

e.Bisnis budidaya tanaman hias,

f.Budidaya tanaman hidroponik,

g.Bisnis tanaman obat-obatan.

4. Bisnis Pertambangan

Mungkin kita lebih mengenal dengan hasil daripada produksi industri pertambangan itu sendiri, seperti
emas, batubara, intan, dan sebagainya.Namun, yang menjadi klasifikasi bisnis pertambangan
berdasarkan kegiatannya yaitu meliputi usaha pencarian, penyelidikan, penambangan, pengolahan dan
penjualan barang tambang.Menurut Peraturan Menteri ESDM Nomor 26 Tahun 2018 usaha
pertambangan adalah kegiatan dalam rangka pengusahaan Mineral atau Batubara yang meliputi
tahapan kegiatan Penyelidikan Umum, Eksplorasi, Studi Kelayakan, Konstruksi, Penambangan,
Pengolahan dan atau Pemurnian, Pengangkutan dan Penjualan serta pascatambang.

Contoh dari bisnis pertambangan yang bisa di temukan di Indonesia adalah:

a.PT. Pertamina (Persero) memproduksi bahan bakar minyak, pelumas, gas, dan sebagainya.
b.PT. Kaltim Prima Coal produksi Tambang Batu Bara,

c.PT. Freeport Indonesia, memproduksi tambang emas terbesar di dunia,

d.PT. Agincourt Resource,

e.PT. Vale Indonesia, Tbk produksi nikel,

f.Adaro Indonesia, pertambangan batu bara di Indonesia.

g.Perusahaan Berau Coal, produksi batu bara di Indonesia,

h.Kideco Jaya Agung, perusahaan terbesar memproduksi batu bara,

i.PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) batubara,

j.PT. Bukit Asam Tbk (PTBA)

5. Bisnis Finansial

Kemudian bisnis yang sempat menjadi tren dan digandrungi oleh masyarakat kekinian seperti bisnis
pinjaman online, pinjaman koperasi merupakan termasuk bisnis finansial.Secara bahasa financial atau
keuangan berarti bagaimana mengatur uang masuk dan keluar dalam suatu usaha atau lembaga, dan
bisnis ini ditujukan untuk menghasilkan keuntungan.Bisnis finansial sendiri tidak hanya mencakup pada
bisnis peminjaman uang saja, tetapi ada begitu banyak macamnya.Mulai dari bisnis pinjam tunai,
koperasi simpan pinjam, perusahaan leasing dan kredit barang, dan sebagainya.

Berikut ini contoh dari bisnis finansial yang bisa di temukan di Indonesia yaitu:

a.PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

b.PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

c.PT Bank Central Asia Tbk

d.PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

e.PT Bank CIMB Niaga Tbk

f.PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk

g.PT Bank OCBC NISP Tbk

h.PT BPD Jawa Barat dan Banten Tbk

i.PT Bank BRI Syariah Tbk

j.PT Bank BNI Syariah


k.PT Mandiri Taspen

6. Bisnis Jasa

Seperti yang dikatakan sebelumnya, bisnis tidak hanya melulu mempromosikan barang dagangan untuk
di beli, jika ada pelayanan yang dibutuhkan masyarakat bertujuan mendapat keuntungan maka hal
tersebut juga disebut dengan bisnis.Klasifikasi bisnis jasa berdasarkan kegiatannya adalah bidang bisnis
yang menjual dan menawarkan produk dalam bentuk pelayanan jasa.Kegiatannya meliputi pelayanan
jasa yang dibutuhkan oleh konsumen untuk menghasilkan produk tertentu kemudian dijualkan kepada
konsumen agar dapat keuntungan.

Berikut ini contoh dari bisnis jasa yang bisa di temukan di Indonesia,yaitu:

a.Bisnis Jasa Titip beli produk seperti Evermos,

b.Bisnis Online seperti Evermos, atau berjualan produk di marketplace,

c.Buka Jasa terjemah bahasa asing,

d.Jasa fotografi,

e.Event Organizer,

f.Wedding Organizer,

g.Jasa les privat,

h.Jasa babysister

i.Jasa pembersih rumah,

j.Jasa freelance writer dan desain

7. Bisnis Real Estate atau Properti

Pernahkah Anda melihat iklan-iklan atau baligo yang menawarkan hunian nyaman dan asri, lengkap
dengan fasilitas dan harga DP yang menggiurkan? Itulah bentuk dari bisnis real estate.Klasifikasi bisnis
real estate berdasarkan kegiatannya meliputi kegiatan jual beli tanah sekaligus bangunan yang ada di
atasnya.Bisnis yang satu ini menawarkan perumahan, gudang, bangunan, kondominium, apartemen,
gedung perkantoran, ritel, pabrik dan sebagainya.

Inilah contoh dari bisnis jasa yang bisa di temukan di Indonesia,yaitu:

a.Agung Podomoro Land, Tbk

b.Armidian Karyatama, Tbk

c.Alam Sutera Reality, Tbk


d.Bekasi Asri Pemula, Tbk

e.Bhakti Agung Propertindo, Tbk

f.Bumi Citra Permai, Tbk

g.Bekasi Fajar Industrial Estate, Tbk

h.Binakarya Jaya Abadi, Tbk

i.Bhuwanatala Indah Permai, Tbk

Tentunya masih banyak lagi sektor bisnis yang dapat kita jadikan sebagai klasifikasi atau
pengelompokkan beserta aktivitas bisnisnya.

Jawaban:

Strategi adalah tujuan jangka panjang dari suatu perusahaan, serta pendaya gunaan dan alokasi semua
sumber daya yang penting untuk mencapai tujuan tersebut (Chandler, 1962: 13 dalam Rangkuti, 2015:
4). Pemahaman yang baik mengenai konsep strategi dan konsep-konsep lain yang berkaitan, sangat
menentukan suksesnya strategi yang disusun. Konsep-konsep tersebut adalah sebagai berikut:

a.Distinctive Competence: tindakan yang dilakukan oleh perusahaan agar dapat melakukan kegiatan
lebih baik dibandingkan dengan pesaingnya.

b.Competitive Advantage: kegiatan spesifik yang dikembangkan oleh perusahaan agar lebih unggul
dibandingkan dengan pesaingnya.

Strategi yang menitikberatkan pada pertanyaan jangka panjang dan luas mengenai bisnis apa yang akan
dimasuki oleh suatu organisasi dan apa yang diinginkan dalam bisnis tersebut (Coulter, 2002: 250).

Suatu cara bagaimana perusahaan menciptakan nilai melalui konfigurasi dan koordinasi dari aktivitas
multipasarnya (Collis & Montgomery, 1998: 5)

Ketika strategi korporat membangun keseluruhan arah dan tujuan yang diharapkan oleh suatu
perusahaan, strategi perusahaan lain yaitu fungsional dan kompetitif memberikan arti atau mekanisme
untuk memastikan perusahaan mencapai tujuannya. Strategi perusahaan digunakan untuk
mengendalikan perusahaan pada tujuan tertentu, tetapi strategi perusahaan yang lain digunakan untuk
memastikan arah tujuan tersebut diikuti, dan memastikan untuk bisa mengerti dan mengatur jika terjadi
perkembangan yang signifikan. (Kuncoro, 2005)

Menurut Porter, ada tiga stategi yang dapat di lakukan perusahaan untuk memperoleh keunggulan
bersaing (Rangkuti, 2015: 6) yaitu:

a) Keunggulan Biaya Menyeluruh (Cost Leadership)

Pencapaian biaya keseluruhan yang rendah seringkali menuntut bagian pasar relative yang tinggi atau
kelebihan yang lain, seperti akses yang menguntungkan kepada bahan baku. Selain itu juga perlu untuk
merancang produk agar mudah di dapat, menjual

Banyak lini produk yang mudah dibuat, menjual banyak lini produk yang berkaitan untuk menebarkan
biaya, serta melayani kelompok pelanggan yang besar guna membangun volume. Penerapan strategi
biaya rendah mungkin memerlukan investasi modal pendahuluan yang besar untuk peralatan modern,
penetapan harga yang agresif dan kerugian awal untuk membina bagian pasar yang tinggi pada akhirnya
dapat memungkinkan skala ekonomis dalam pembelian yang akan semakin menekan biaya (Porter,
2008: 32).

b) Diferensiasi

Diferensiasi merupakan strategi yang baik untuk menghasilkan laba di atas rata-rata dalam suatu
industri karena strategi ini menciptakan posisi yang aman untuk mengatasi kekuatan pesaing, meskipun
dengan cara yang berbeda dari strategi keunggulan biaya. Diferensiasi memberikan penyekat kepada
persaingan karena adanya loyalitas dari merek pelanggan dan mengakibatkan berkurangnya kepekaan
terhadap harga. Diferensiasi juga meningkatkan margin laba yang menghindarkan kebutuhan akan posisi
biaya rendah (Porter, 2008: 34).

c) Fokus

Strategi biaya rendah dan diferensiasi ditunjukan untuk mencapai sasaran di keseluruhan industri, maka
strategi fokus dikembangkan untuk melayani target tertentu secara baik. Strategi ini didasarkan pada
pemikiran bahwa perusahaan dengan demikian akan mampu melayani target strategisnya yang sempit
secara lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan pesaing yang bersaing lebih luas. (Porter, 2007: 75)

Tipe-tipe Strategi Perusahaan

Menurut Rangkuti, (2015: 7), Strategi dapat dikelompokkan berdasarkan tiga tipe strategi yaitu:

a.Strategi Manajemen, Strategi manajemen meliputi strategi yang dapat di lakukan oleh manajemen
dengan orientasi pengembangan strategi secara makro. Misalnya, strategi pengembangan produk,
strategi penerapan harga, strategi akuisisi, strategi pengembangan pasar, strategi mengenai keuangan,
dan sebagainya.
b.Strategi Investasi, Strategi ini merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi. Misalnya, apakah
perusahaan ingin melakukan strategi pertumbuhan yang agresif atau berusaha mengadakan penetrasi
pasar, strategi bertahan, strategi pembangunan kembali suatu divisi baru atau strategi divestasi, dan
sebagainya.

c.Strategi Bisnis, Strategis bisnis ini sering juga disebut strategi bisnis secara fungsional karena strategi
ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen, misalnya strategi pemasaran, strategi produksi
atau operasional, strategi distribusi, strategi organisasi, dan strategi-strategi yang berhubungan dengan
keuangan.

Jawaban:

Pada dasarnya, kedua jenis standar mutu tersebut sama-sama memiliki fokus pada peninjauan mutu.
Meski demikian, keduanya memiliki perbedaan dalam hal aplikasinya di sisi perusahaan atau organisasi
yang ingin menerapkan sebuah standar kualitas.

ISO 9000

ISO 9000 merupakan sebuah kumpulan prasyarat yang diberlakukan untuk sistem pengelolaan mutu.
Secara sederhana digambarkan, ISO 9000 lebih sering digunakan untuk standarisasi kualitas manajemen
perusahaan serta standar proses produksi yang terjamin mutunya.

ISO 9000 menjadi sebuah standar yang dirumuskan berdasarkan kebutuhan konsumen. Dengan begitu,
ISO 9000 juga memiliki klausul yang membahas tentang proses penanganan keluhan, pengujian hasil
produksi, pengawasan proses produksi, hingga barang tersebut didistribusikan, baik ke retail maupun ke
pelanggan langsung.

ISO 9000 sangat penting dimiliki bagi perusahaan yang ingin memasarkan produk serta jasanya ke pasar
Eropa. Tak cuma perusahaan, pemasok pun mesti memiliki sertifikat ISO 9000 untuk bisa menembus
regulasi bisnis di benua biru. Sebab, Eropa sangat ketat kala berbicara tentang mutu sebuah produk.

Kepemilikan ISO 9000 pun tidak bisa menjamin seberapa baik kualitas barang atau jasa. Mengingat ISO
9000 hanya memantau hal-hal di balik layar. Untuk itu, terdapat produk turunannya seperti ISO 9001
dan ISO 9004 untuk kualitas barang maupun jasa.

ISO 9001 bisa digunakan oleh perusahaan yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kepuasan
konsumen. Apa pun jenis produknya, seberapa pun skala usahanya, ISO 9001 dibuat secara umum untuk
bisa digunakan siapapun.Sementara ISO 9004 lebih kepada pedoman bagi perusahaan yang kesulitan
melakukan pengembangan produk. Klausul pada ISO 9004 tidak menjadi dasar standarisasi, karena
sifatnya hanya sebagai penyumbang saran semata.
ISO 14000

Seperti halnya ISO 9000, ISO 14000 pun merupakan sebuah standar uji mutu suatu produk atau jasa.
Bedanya, ISO 14000 adalah rangkuman standarisasi yang berkaitan dengan interaksi proses usaha
dengan kelangsungan hidup atau lingkungan.

ISO 14000 disusun agar perusahaan bisa mengurangi dampak buruk aktivitas produksi mereka terhadap
lingkungan. Misalnya, aktivitas mereka sebisa mungkin tidak mencemari tanah, air, dan udara di sekitar
mereka.

Tujuan terpenting konsep standarisasi ISO 14000 adalah untuk menggalakan tata kelola lingkungan yang
efisien. Sehingga perusahaan diharapkan memiliki perangkat produksi yang hemat, memiliki basis secara
sistem, dan juga fleksibel.

Standarisasi yang satu ini juga mengharuskan perusahaan untuk mematuhi peraturan dan hukum yang
berlaku, terutama yang memiliki orientasi kepada lingkungan hidup. Oleh karena itu, ISO 14000
dianggap lebih memiliki banyak tuntutan ketimbang ISO 9000.

ISO 14000 memiliki pendekatan yang sifatnya sukarela. Sebab ISO 14000 ini lebih menjadi sarana agar
pihak perusahaan dapat melakukan komitmen terhadap lingkungan secara internal.

Dengan adanya ISO 14000, kini setiap perusahaan di dunia memiliki visi yang sama tentang tanggung
jawab lingkungan. Sebab, ISO 14000 bersifat universal dan bisa digunakan di belahan dunia manapun.
Sehingga, penggunaan sertifikat ISO 14000 juga menjadi tanda bahwa tata kelola lingkungan yang
dimiliki sebuah perusahaan sudah berkelas internasional.

Dalam perkembangannya, ISO sebagai induk organisasi, terus mengupayakan agar standar ISO 9000 dan
ISO 14000 bisa dilebur menjadi satu. Caranya dengan menambahkan tanggung jawab lingkungan dan
sosial ke dalam salah satu klausul di dalam ISO 9000.

Telah Anda simak tadi, ulasan tentang ISO 9000 dan ISO 14000, yang ternyata cukup berbeda. Meski
begitu, kedua standar tersebut sangat penting untuk dikejar, demi kualitas mutu produk terbaik dengan
sifatnya yang ramah lingkungan, baik dari segi produksi maupun pemasarannya.

Anda mungkin juga menyukai