Anda di halaman 1dari 7

Nama: Mirabele Gracecia Kondang

NPM: 190906819

1. Perbedaan antara pendekatan objektif dan subjektif dalam memaknai suatu


organisasi beserta pengimplementasiannya
Organisasi dapat diartiakan melalui dua pendekatan yaitu subjektif
dan objektif. Menurut Pace & Faules (2002, h. 11) istilah “objektif” dalam
konsep ini merujuk kepada pandangan bahwa objek-objek, perilaku-
perilaku, dan peristiwa-peristiwa eksis di dunia nyata dan terlepas dari
pengamatannya, sedangkan “subjektif” merujuk bahwa realitas itu sendiri
adalah konstruksi sosial, realitas sebagai suatu proses kreatif yang
memungkinkan orang menciptakan apa yang ada “diluar sana”.
Dalam konteks objektif, organisasi dipandang sesuatu yang bersifat
fisik dan konkret, dan merupakan sebuah struktur dengan batas-batas yang
sudah pasti. Sedangkan, subjektif memandang organisasi sebagai kegiatan
yang dilakukan orang-orang didalamnya. Dapat disimpulkan juga bahwa
pandangan organisasi secara objektif adalah melihat organisasi sebagai
suatu wadah, struktur. Namun pandangan organisasi secara subjektif
memandang organisasi sebagai rancangan kegiatan yang dilakukan di dalam
organisasi tersebut.
Menurut (Siregar, 2012, h. 30) implikasinya berdasarkan
pendekatan objektif mempelajari organisasi secara keseluruhan, terkait
bagaimana organisasi dapat beradaptasi dengan cara terbaik terhadap
lingkungan untuk mengembangkan diri dan keberlangsungan hidup,
sedangkan menurut pendekatan subjektif pengetahuan mengenai organisasi
diperoleh dengan melihat perilaku-perilaku dan apa makna perilaku itu bagi
mereka yang melakukannya, struktur memang diakui tetapi lebih
menekankan pada perilaku. Dari kedua pandangan tersebut tidak hanya
mempengaruhi cara pandang terhadap komunikasi organisasi, namun juga
dalam memahami aspek-aspek lainnya terkait perilaku organisasi.
2. “Suatu organisasi akan efektif dalam menjalankan operasionalnya apabila
berpegang pada prinsip aturan, struktur, dan kontrol.” – Pro
Menurut saya suatu organisasi akan jauh lebih efektif dalam
menjalankan operasionalnya apabila berpegang pada prinsip, aturan,
struktur, dan kontrol. Hal ini sejalan dengan pendekatan klasik. Berdasarkan
(Negoro, 2020) pendekatan klasik lebih menekankan arti penting struktur
organisasi dan kontrol administratif untuk menjamin performa organisasi.
Pendekatan organisasi ini memiliki tiga teori pendukung (Hasiholan, 2012,
h. 5-8):
a. Teori Birokrasi (Max Weber)
Teori ini berpendapat bahwa organisasi itu dikontrol oleh
pemimpin. Terdapat beberapa karakteristik birokrasi yang tersusun
atas hal-hal berikut ini:
- Pembagian Kerja
- Hierarki Wewenang
- Program rasional
- Sistem prosedur
- Sistem aturan dan hak kewajiban
- Hubungan antara pribadi yang bersifat impersonal
b. Teori Administratif (Fayol)
Teori ini lebih menekankan pada aspek makro dan praktek
langsung manajemen. Selain itu terdapat Kegiatan Manajerial atau
yang biasa disebut dengan Fayol’s Functinasionalism:
- Perencanaan
- Pengorganisasian
- Pemberian perintah
- Pengkoordinasian
- Pengawasan
c. Teori Scientific Management (Taylor)
Teori ini lebih memusatkan teori organiasai pada aspek
makro organisasi. Teori ini didefinisikan sebagai seperangkat
mekanisme untuk meningkatkan efisiensi kerja atau dengan
pernyataan lain yaitu “Penerapan metode ilmiah pada studi, analisa,
dan pemecahan masalah organisasi” atau “Seperangkat mekanisme
untuk meningkatkan efisiensi kerja”. Taylor menjelaskan bahwa
organisasi memiliki empat kaidah, yaitu:
- Metode kerja dalam praktek digantikan atas dasar ilmu
pengetahuan
- Memungkinkan para karyawan bekerja sebaik-baiknya sesuai
dengan spesialisasinya.
- Adanya pengembangan ilmu tentang kerja seleksi, latihan,
dan pengembangan secara ilmiah harus diintergrasikan.
- Perlu dikembangkan semangat dan mental para karyawan
melalui pendekatan antar karyawan dan manajer
Berdasarkan penjelasan dari ketiga teori di atas dapat
disimpulkan bahwa organisasi akan lebih efektif untuk menjalankan
operasionalnya berdasarkan aturan, prinsip, dan kontrol. Hal ini
dikarenakan pada salah satu teori pada pendekatan klasik yaitu teori
birokrasi mengatakan bahwa organisasi harus mempunyai sebuah
struktur, peraturan agar kegiatan organisasi dapat berjalan efektif.
Organisasi akan berhasil apabila dicapai melalui formalitas aturan-
aturan yang ada, struktur, dan proses organisasi.

3. “Anggota organisasi akan membentuk sistem organisasi.” – Pro


Saya setuju dengan pernyataan tersebut hal ini didasari oleh Teori
Sistem. Organisasi dijelaskan sebagai sistem. Dalam teori ini menganggap
bahwa sistem organisasi memiliki beberapa sub sistem diantaranya:
a. Individu dan kepribadiannya
b. Struktur formal
c. Pola interaksi informal
d. Pola status dan peranan
e. Lingkungan fisik dan pekerjaan
Organisasi diartikan sebagai sistem kegiatan-kegiatan atau kekuatan
dari dua orang atau lebih yang di koordinasikan secara sadar. Terdapat tiga
tataran dalam pengertian sistem (Negoro, 2020), yaitu:
a. Sub sistem
Sistem yang terbentuk dari bagian-bagian yang saing
terhubung.
b. Sub sistem yang merupakan bagian-bagian saling berhubungan
dengan sistem secara keseluruhan
c. Sistem besar atau supra sistem
Meliputi berbagai organisasi sebagai satu kesatuan
lingkungan.
Dari penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa anggota didalam
organisasi akan mampu membentuk sistem suatu organisasi. Diibaratkan
sebagai sebuah anggota tubuh yang terdiri dari organ lambung, hati, usus
halus, usus besar, dan kerongkongan. Dari beberapa organ tersebut
membentuk suatu sistem yaitu sistem pencernaan. Hal ini sama halnya
dengan organisasi, yang terdiri dari beberapa anggota-anggota dan nanti nya
akan membentuk suatu sistem dalam organisasi. Namun pada organ tubuh
dan organisasi berbeda, sistem tubuh apabila organnya rusak dapat
digantikan dengan organ baru (meskipun tidak akan berjalan 100%), namun
jika sistem dalam organisasi rusak, yang dapat diperbaharui adalah
orangnya, sistem organisasinya adalah sebuah rangkaian peristiwa yang
panjang. Organisasi disebut juga sebagai social system karena berupa
runtutan sebuah peristiwa dan merupakan hasil dari berinteraksi dengan
orang lain.

4. “Organisasi yang ada di Indonesia perlu memberikan perhatian dan


beradaptasi pada penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19) yang
terjadi di dunia guna mempertahankan kehidupan organisasi.” - Pro
Saya setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini dikarenakan isu
tersebut saat ini menjadi hal yang cukup penting untuk diperbincangkan. Isu
tersbeut bukan menjadi isu yang bisa dianggap ringan ataupun disepelekan,
karena penyebarannya yang cukup cepat. Maka dari itu suatu organisasi
yang ada di Indonesia perlu memperhatikan perkembangan isu tersebut.
Faktor lainnya dikarenakan adanya teori pendukung yaitu Teori
Informasi Organisasi yang dicetuskan oleh Karl Weick. Menurut Karl
Weick dalam (West& Turner, 2017, h. 23) organisasi merupakan sebuah
sistem yang mengumpulkan, mengelola, dan menggunakan informasi yang
mereka terima. Selain itu, Weick juga melihat organisasi sebagai sistem
yang mengambil informasi yang membingungkan atau ambigu dari
lingkungan dan mencoba memberikan arti yang masuk akal. Dalam teori ini
terdapat beberapa teori yang mendasari yaitu (Negoro, 2020):
a. Sociocultural Evelotinary Theory
Teori ini lebih berfokus tentang bagaimana organisasi
beradaptasi terhadap perubahan sosial dan lingkungan budaya,
teori ini menganggap bahwa adanya ecological change.
Sehingga Weick mengadopsi teori ini menjadi:
- Enactment
Seperti jajak pendapat terkait perubahan yang terjadi dalam
sebuah organisasi.
- Selection
Memilih dari sekian banyak pendapat mana yang dapat di
terima.
- Retention
Mulai pelaksaan dari keputusan yang baru akibat
perubahan.
b. Information Theory
Terkait bagaimana mengurangi distorsi pesan.
c. General System Theory
Adanya struktur yang kompleks dan saling bergantungan.
yaitu:
- Supra system
Cakupannya lebih luas, seperti masyarakat diluar organisasi.
- System
Organisasi itu sendiri.
- Sub system
Struktur organisasinya, individu di dalam organisasi
tersebut.

Berdasarkan penjelasan dari Teori Weick diatas dapat disimpulkan bahwa


sebuah informasi dari luar organisasi sebaiknya jangan diabaikan. Organisasi
berhak untuk memilah-milah informasi mana yang sejalan dengan organisasinya
dan mana yang tidak. Sebuah organisasi sebaiknya harus mampu untuk mengelola
pesan mana yang masih bersifat ambigu, agar diolah sedemikian rupa agar tidak
menimbulkan ambigu. Seperti infromasi terkait Corona Virus, sebuah organisasi
tidak bisa menganggap sebelah mata informasi tersebut. Organisasi harus
memberikan perhatian yang lebih terkait masalah Corona Virus tersebut. Apalagi
jika pemerintah telah memberikan peraturan mengenai upaya pencegahan
penyebaran Corona Virus seperti kegiatan bekerja dari rumah. Peraturan ini
diartikan sebagai sebuah informasi dari luar organisasi yang tidak bisa kita hindari
ataupun kita sepelekan. Peraturan itu harus diterima dalam organisasi, namun bukan
bearti diterima secara mentah-mentah namun juga perlu melalui tahap pemrosesan
agar efektifitas sebuah organisasi tetap bisa tercapai meskipun adanya peraturan
baru yang mungkin merubah beberapa hal dalam organisasi.
Daftar Pustaka

Hasiholan, L. B. (2012). Teori Organisasi Suatu Tinjauan Perspektif


Sejarah. Dinamika Sains, 10(24), 1-15

Negoro, S. H (2020). Minggu keempat. Pendekatan Classical& Human Relations


[slide powerpoint]. Diakses dari Learning Management System, Universitas
Atma Jaya Yogyakarta blackboard online:
https://kuliah.uajy.ac.id/pluginfile.php/198253/mod_resource/content/1/pertem
uan%204.pdf

Negoro, S. H (2020). Minggu kelima. Social System Perspective [slide powerpoint].


Diakses dari Learning Management System, Universitas Atma Jaya
Yogyakarta blackboard online:
https://kuliah.uajy.ac.id/pluginfile.php/199166/mod_resource/content/1/teori%
20sistem.pdf

Negoro, S. H (2020). Minggu ketujuh. Weick’s Models Organising [slide


powerpoint]. Diakses dari Learning Management System, Universitas Atma
Jaya Yogyakarta blackboard online:
https://kuliah.uajy.ac.id/pluginfile.php/204567/mod_resource/content/1/pertem
uan%207-weicks%20theory.pdf

Pace, R. W., Faules, D. F. & Mulyana, D. (Eds). (2002). Komunikasi Organisasi:


Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Siregar, N. S. S. (2012). Interaksi Komunikasi Organisasi. Jurnal Ilmu Sosial, 5(1),


27-39

West, R. &Turner, L. H. (2017). Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi


(2nd ed). (H. Bhimasena& G. T. Pratiwi, Terjemahan). Jakarta: Salemba
Humanika

Anda mungkin juga menyukai