Anda di halaman 1dari 14

BAB.

I
KONSEP TENTANG TEORI DAN
PERILAKU ORGANISASI

Ada tiga (3) hal yang akan dibahas dalam bab 1 ini dan

sekaligus menjadi sub tema bab. Ketiga hal atau sub tema

yang dimaksud adalah:

1. Teori.

2. Perilaku.

3. Organisasi.

Adapun penjelasan ketiga hal ini akan dibahas berikut

ini:

1. TEORI.

Pengalaman penulis selama ini dalam berinteraksi dengan

banyak kalangan terutama di kalangan umum yang terkait

dengan pembicaraan Teori menemukan realita atau fakta

bahwa :
a. Ada keengganan banyak orang untuk membicarakan apa

itu teori.

b. Sebagian orang tidak paham apa itu teori.

c. Mereka tidak mau belajar untuk mengetahui berbagai

teori-teori yang ditemukan oleh para pakar atau ahli.

Realita demikian, khususnya ilmu-ilmu Sosial terjadi

karena untuk memahami teori itu sendiri tidak mudah,

memerlukan waktu dan konsentrasi khusus.

Di sisi lain, ada kesenjangan antara yang tertulis

dengan dunia empiris (kesenjangan antara harapan

dengan kenyataan atau antara tertulis dengan

prakteknya) atau ada kesenjangan antara Das Sollen

(harusnya atau teorinya, kaidah atau normanya),

sedangkan Das Sein (prakteknya,kenyataan atau

implementasinya).Beberapa hal ini menjadi salah satu

pertimbangan orang kurang tertarik mempelajari teori.


Untuk itu timbul pertanyaan: Apa itu teori? Sugiyono

(2013:83-84) sendiri mengutif beberapa definisi tentang teori

menurut beberapa ahli yaitu:

(1) Wiliam Wierma (1986) menyatakan bahwa a theory is

a generalization or series of generalization by which we

attempt generalization to explain some phonemena in a

systematic manner (teori adalah generalisasi atau kumpulan

generalisasi yang dapat digunakan untuk menjelaskan

berbagai fenomena secara sistematik).

(2) Cooper dan schindler (2003) menegaskan bahwa a

theory is a set of systematically interrelated conceps,

definition,and proposition that are advanced to explain and

predict phenomena (fact). (Teori adalah seperangkat konsep,

definisi dan proposisi yang tersusun secara sistematis,

sehingga teori dapat digunakan untuk menjelaskan dan

meramalkan fenomena.
Lebih lanjut (Singarimbun, 1989:37), mengatakan

bahwa: Definisi Teori mengandung 3 (tiga) hal pokok,

yaitu :

1. Teori adalah serangkaian prosisi antar konsep-konsep

yang saling berhubungan.

2. Teori menerangkan secara sistematis suatu fenomena

social dengan cara menentukan hubungan antar konsep.

3. Teori menerangkan fenomena tertentu dengan cara

menentukan konsep mana yang berhubungan dengan

konsep lainnya dan bagaimana bentuk hubungannya.

2. PERILAKU.

Robbins (1986), menyatakan bahwa perilaku:

berkenaan dengan tindakan-tindakan manusia yang dapat

diamati atau diukur. Oleh karena itu dalam definisi perilaku,

kita akan memasukkan berbagai contoh; tindakan-tindakan

manusia, seperti :

1. Belajar.

2. Bekerja.
3. Mangkir.

4. Memimpin.

5. Motivasi.

6. Menonton olah raga.

7. Mencuci.

8. Berdiskusi.

9. Berjalan.

10. Menangis.

11. Tertawa.

12. Kuliah

13. Dan lain-lain

Lantas timbul pertanyaan: Perilaku atau tingkah laku

manusia yang baik itu seperti apa ? jawaban atas pertanyaan

itu bisa bermacam-macam, diantaraanya:

1. Perilaku yang baik merupakan tingkah laku yang sesuai

dengan ajaran agama, nilai-nilai pancasila, norma, sesuai

kode etik, aturan main atau peraturan serta beretika atau

bermoral.
2. Perilaku yang dapat menghantarkan tercapainya tujuan

pribadi dan keluarganya serta para pemimpinnya.

3. Perilaku yang dapat menghantarkan tercapainya tujuan

kelompok dan atau organisasi dan lebih jauh lagi tujuan

masyarakat.

Ukuran perilaku yang baik seperti yang telah

diungkapkan bisa saja ditambah ukuran lainnya, diluar

ukuran yang telah diungkapkan.

Perilaku berasal dari kata “ Peri” dan “laku”. Peri

berarti cara berbuat, kelakuan perbuatan, dan Laku “ berarti:

perbuatan, kelakuan, cara menjalankan. Untuk itu, pengertian

umum perilaku menurut: Notoatmodjo (1987);1), adalah

segala perbuatan atau tindakan yang dilakukan oleh makhluk

hidup.

3. ORGANISASI.

Setelah mengetahui arti penting kehadiran organisasi

bagi manusia, lantas kita bisa bertanya : Apa itu

Organisasi ? Jawaban atas pertanyaan ini akan dimulai dari


penjelasan tentang makna organisasi. Berikut ini beberapa

pengertian organisasi dari berbagai sudut pandang,

diantaranya :

a. Pengertian organisasi dalam makna statis:

1. Arif (1995) menegaskan bahwa organisasi adalah

kerjasama orang-orang atau sekelompok orang untuk

mencapai tujuan yang ingin dicapai.

2. Malinowski (dalam, Arif, 1995) mengatakan bahwa;

organisasi sebagai suatu kelompok orang yang bersatu

dalam tugas-tugas atau tugas umum, terikat pada

lingkungan tertentu.

3. Siagian (2003), mengataakan bahwa; organisasi adalah

tempat dimana kegiatan-kegiatan administrasi dan

manajemen dijalankan. Sebagai wadah, organisasi

bersifat relative Statis dan memiliki pola dasar struktur

organisasi yang relative permanen.

4. Soedjadi (1995), menyatakan bahwa; organisasi pada

pokoknya adalah sekelompok manusia yang dengan


sengaja dipersatukan dalam suatu kerja sama yang

efisien untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.

b. Organisasi Sebagai Suatu Proses.

Pengertian organisasi sebagai suatu proses atau yang

bersifat dinamis akan dikutif oleh beberapa pendapat

dianratanya:

1. Soedjadi (1995), mengatakan bahwa; Organisasi dapat

juga dipandang sebagai suatu system dan bentuk

hubungan antara wewenang dan tanggung jawab antara

atasan dan bawahan dalam rangka pencapaian tujuan

dengan cara yang sudah ditetapkan dan yang paling

efisien.

2. Siagian (2003), menegaskan organisasi sebagai proses

interaksi antara orang-orang di dalam organisasi.

Dengan demikian Siagian (2003) menegaskan bahwa:

organisasi formal mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

a. Ketentuan-ketentuan tentang pembentukan dan

ketentuan-ketentuan yang mengatur hubungan antara


anggotany, yang dalam organisasi pemerintah ada

peraturan pemerintah, Surat keputusan Presiden,

keputusan menteri, dan lain-lainnya; Sedangkan untuk

organisasi nonpemerintah ada anggaran dasar, anggaran

rumh tangga, keputusan direksi dan sebagainya.

b. Terdapat penggolongan jabatan, analisa jabatan dan

uraian jabatannya.

c. Ada penegasan soal system wewenang dan tanggung

jawabnya.

d. Ada penegasan soal pelimpahan wewenang serta

lingkup pengendaliannya (span of control).

e. Adanya hierarki atau atau hubungan staf dan lini serta

hubungan-hubungan antara atasan dan bawahan, yang

kesemuanya itu secara jelas digambarkan melalui suatu

bentuk skema organisasi.

Siagian (2003) dan Soedjadi (1995) menyatakan

bahwa: hubungan informal terjadi karena didasarkan

pada:
a. Adanya persaman kebutuhan, perasaan, kegemaran di luar

organisasi, sikap dan tabiat para anggotanya.

b. Adanya persamaan tugas dan tanggung jawab dan

kepentingan dari orang-orang tertentu.

c. Sifat hakikat dari orang-orang itu sebagai manusia baik

sebagai individu, sebagai makhluk social (social animal)

maupun sebagai makhluk serakah (wanting animal).

d. Hubungan yang didasarkan pada hubungan-hubungan

pribadi.

e. Adanya kesamaan keahlian para anggota organisasi.

Kemudian Henry Fayol (dalam, Anton 2013: 43-44-

45), mengemukakan beberapa prinsip-prinsip umum dalam

organisasi, yaitu:

1. Division of work. Ini merupakan prinsip yang sangat

penting dalam organisasi. Prinsip division of work harus

diterapkan dengan alasan :

a. Setiap orang memiliki kecerdasan yang berbeda-beda.

b. Setiap jenis lapangan kerja membutuhkan tenaga ahli.


c. Mentalitas pekerja yang berbeda.

d. Penggunaan waktu yang berbeda.

e. Kebudayaan yang berbeda.

f. Tingkat pendidikan yang berbeda.

2. Authority and responsibility. Menurut asas ini perlu

adanya pembagian wewenang dan tanggung jawab antara

atasan dan bawahan; wewenang harus seimbang dengan

tanggung jawab. Wewenang menimbulkan hak.

Sedangkan tanggung jawab menimbulkan kewajiban.

3. Discipline. Semua pegawai, baik atasan maupun bawahan,

wajib patuh terhadap peraturan organisasi yang telah

disepakati. Dengan mematuhinya, atasan maupun

bawahan bekerja dengan disiplin yang optimal.

4. Unity of Command. Kesatuan perintah artinya berada di

tingkat pimpinan tertinggi kepada bawahannya. Jika

bawahannya sebagai pimpinan, ia pun berwenang

memberi perintah kepada bawahannya untuk

menindaklanjuti perintah atasannya. Bawahan hanya


melaksanakan pekerjaan sesuai perintah atasannya dan

bertanggung jawab sepenuhnya kepada atasannya secara

langsung.

5. Subordination of individual interest into general

interes. Setiap orang dalam organisasi harus

mengutamakan kepentingan bersama (organisasi), diatas

kepentingan pribadi. Misalnya pekerjaan kantor sehari-

hari harus diutamakan daripada pekerjaan sendiri.

6. Remuneration of Personel. Menurut asas ini, hendaknya

gaji dan jaminan-jaminan social harus adil, wajar, dan

seimbang dengan kebutuhan, sehingga memberikan

kepuasan yang maksimal bagi karyawan maupun majikan.

7. Order. Asas ini dibagi atas material order dan social

order.

Material order. artinya barang-barang organisasi

perusahaan harus ditempatkan pada tempat yang

sebenarnya, jangan disimpan di rumah.


Social order. artinya penempatan karyawan harus sesuai

dengan keahlian atau bidang spesialisasinya.

8. Esprit de Corp (Asas Kesatuan). Menurut prinsip ini,

kesatuan kelompok harus dikembangkan dan dibina

melalui system komunikasi dua arah, sehingga terwujud

kekompakan kerja (team work) dan timbul keinginan

untuk mencapai hasil yang baik. Pimpinan perusahaan

harus membina para bawahannya sedemikian rupa, supaya

karyawan merasa ikut memiliki perusahaan itu.

9. Stability of Turn-over of Personnel. Menurut prinsip ini,

pimpinan perusahaan harus berusaha agar mutasi dan

keluar masuknya karyawan tidak terlalu sering, karena

akan mengakibatkan ketidakstabilan organisasi, biaya-

biaya semakin besar, dan perusahaan tidak mendapat

karyawan yang berpengalaman. Jika karyawan sering

berhenti perlu manajer menyelidiki penyebabnya.

10. Equity. Pemimpin harus berlaku adil terhadap semua

karyawan dalam pemberian gaji dan jaminan social,


pekerjaan dan hukuman. Perlakuan yang adil akan

mendorong bawahan mematuhi perintah-perintah atasan

dan gairah kerja. Jika tidak adil bawahan akan malas dan

cenderung mensepelekan tugas-tugas dan perintah-

perintah atasannya.

Anda mungkin juga menyukai