Anda di halaman 1dari 13

PKPA INDUSTRI FARMASI

GELOMBANG II
“KOMPETENSI KHUSUS 20 DAN 21”

OLEH

NAMA : RISKA AULYA


STAMBUK : 15120200174
KELOMPOK : V (LIMA)
PEMBIMBING : apt. VIRSA HANDAYANI, S.Farm., M.Farm

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2021
KK 20
MENJELASKAN PRINSIP KUALIFIKASI RUANGAN DAN MESIN
PRODUKSI, VALIDASI PROSES, VALIDASI PEMBERSIHAN, DAN
VALIDASI METODA ANALISA
Kualifikasi
Kualifikasi Mesin, Peralatan produksi dan sarana penunjang terdiri dari 4, yaitu:
1) Kualifikasi Desain (KD)
Kualifikasi Desain (KD) adalah unsur pertama dalam melakukan validasi
terhadap fasilitas, sistem atau peralatan baru. Kualifikasi Desain (KD) diartikan
sebagai dokumen yang memverifikasikan bahwa desain dari fasilitas, sistem dan
peralatan sesuai untuk tujuan yang diinginkan.
Tujuan  Design Qualification (DQ) adalah untuk menjamin dan
mendokumentasikan bahwa sistem atau peralatan atau sarana penunjang yang
akan dipasang atau dibangun (rancang bangun) sesuai dengan ketentuan atau
spesifikasi yang diatur dalam ketentuan CPOB yang berlaku. Jadi DQ
dilaksanakan sebelum mesin, peralatan produksi atau sarana penunjang
(termasuk bangunan untuk industri farmasi) tersebut dibeli /dipasang/dibangun.
2) Kualifikasi Instalasi (KI)
Kualifikasi Instalasi (KI) adalah dokumentasi yang memverifikasikan bahwa
seluruh aspek kunci dari instalasi peralatan atau sistem telah sesuai dengan
tujuan desainnya dan mengikuti rekomendasi yang diberikan oleh industri
pembuat. Kualifikasi Instalasi (KI) dilakukan terhadap fasilitas, sistem dan
peralatan baru atau yang dimodifikasi.
Tujuan Installation Qualification (IQ) adalah untuk menjamin dan
mendokumentasikan bahwa sistem atau peralatan yang diinstalasi sesuai
dengan spesifikasi yang tertera pada dokumen pembelian, manual alat yang
bersangkutan dan pemasangannya dilakukan memenuhi spesifikasi yang telah
ditetapkan. Jadi IQ dilaksanakan pada saat pemasangan atau instalasi mesin
atau peralatan produksi atau sarana penunjang.
KI hendaklah mencakup, tapi tidak terbatas pada hal berikut:
a) Instalasi peralatan, pipa dan sarana penunjang dan instrumentasi hendaklah
sesuai dengan spesifikasi dan gambar teknik yang didesain
b) Pengumpulan dan penyusunan dokumen pengoperasian dan perawatan
peralatan dari pemasok
c) Ketentuan dan persyaratan kalibrasi
d) Verifikasi bahan konstruksi.
3) Kualifikasi Operasional (KO)
Kualifikasi Operasional (KO) diartikan sebagai dokumentasi yang
memverifikasikan bahwa seluruh fasilitas, sistem dan peralatan yang telah
diinstalasi atau dimodifikasi berfungsi sesuai rancangan pada rentang
operasional yang diantisipasi.
Tujuan Operational Qualification adalah untuk menjamin dan
mendokumentasikan bahwa sistem atau peralatan yang telah diinstalasi bekerja
(beroperasi) sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan.
KO hendaklah mencakup, tapi tidak terbatas pada hal berikut:
a) Pengujian yang perlu dilakukan berdasarkan pengetahuan tentang proses,
sistem dan peralatan
b) Pengujian yang meliputi satu atau beberapa kondisi yang mencakup batas
operasional atas dan bawah, sering dikenal sebagai kondisi terburuk (worst
case).
4) Kualifikasi Kinerja (KK)
Kualifikasi Kinerja (KK) merupakan dokumentasi yang memverifikasikan
bahwa fasilitas, sistem dan peralatan, yang telah terpasang dan difungsikan,
dapat bekerja secara efektif dan memberi hasil yang dapat terulang, berdasarkan
metode proses dan spesifikasi yang disetujui.
KK hendaklah mencakup, tapi tidak terbatas pada hal berikut:
a) Pengujian dengan menggunakan bahan baku, bahan pengganti yang
memenuhi spesifikasi atau produk simulasi yang dilakukan berdasarkan
pengetahuan tentang proses, fasilitas, sistem dan peralatan
b) Uji yang meliputi satu atau beberapa kondisi yang mencakup batas
operasional atas dan bawah.
Pengertian Validasi
Validasi adalah suatu tindakan pembuktian dengan cara yang sesuai bahwa
tiap bahan, proses, prosedur, kegiatan, sistem, perlengkapan atau mekanisme yang
digunakan dalam produksi dan pengawasan akan senantiasa mencapai hasil yang
diinginkan.
Jenis Jenis Validasi
1. Validasi Proses
Validasi Proses diartikan sebagai tindakan pembuktian yang
didokumentasikan bahwa proses yang dilakukan dalam batas parameter yang
ditetapkan dapat bekerja secara efektif dan memberi hasil yang dapat terulang
untuk menghasilkan produk jadi yang memenuhi spesifikasi dan atribut mutu
yang ditetapkan sebelumnya.
Tujuan pelaksanaan Validasi Proses :
- Memberikan dokumentasi secara tertulis bahwa prosedur produksi yang
berlaku dan digunakan dalam proses produksi (Batch Processing Record),
senantiasa mencapai hasil yang diinginkan secara terus menerus.
- Mengurangi problem yang terjadi selama proses produksi.
- Memperkecil kemungkinan terjadinya proses ulang (reworking process)
A. Validasi Prospektif
Validasi prospektif adalah Validasi yang dilakukan sebelum pelaksanaan
produksi rutin dari produk yang akan dipasarkan. hendaklah mencakup, tapi
tidak terbatas pada hal berikut:
1) Uraian singkat suatu proses
2) Ringkasan tahap kritis proses pembuatan yang harus diinvestigasi
3) Daftar peralatan/fasilitas yang digunakan termasuk alat ukur, pemantau
dan pencatat serta status kalibrasinya;
4) Spesifikasi produk jadi untuk diluluskan
5) Daftar metode analisis yang seharusnya
6) Usul pengawasan selama-proses dan kriteria penerimaan;
7) Pengujian tambahan yang akan dilakukan termasuk kriteria penerimaan
dan validasi metode analisisnya, bila diperlukan
8) Pola pengambilan sampel (lokasi dan frekuensi)
9) Metode pencatatan dan evaluasi hasil
10) Fungsi dan tanggung jawab
11) jadwal yang diusulkan;
B. Validasi Konkuren
Keputusan untuk melakukan validasi konkuren harus dijustifikasi,
didokumentasikan dan disetujui oleh kepala bagian Manajemen Mutu
(Pemastian Mutu). Validasi Konkuren adalah Validasi yang dilakukan pada
saat pembuatan rutin produk untuk dijual. Persyaratan pelaksanaan Validasi
konkuren, antara lain ;
1) Dalam kondisi khusus, dimungkinkan tidak menyelesaikan program
validasi sebelum produksi rutin dilaksanakan misal : produk yang
ditransfer ke pihak toll manufacturer.
2) Dapat juga dilakukan untuk produk yang : – diproduksi sesekali (orphan
drug atau produk yang sangat jarang diproduksi), – mempunyai kekuatan
berbeda dari produk yang sudah tervalidasi, perubahan bentuk tablet atau
bilaprosesnya sudah dimengerti
3) Keputusan untuk melakukan validasi konkuren harus dijustifikasi,
didokumentasikan dan disetujui oleh kepala bagian Manajemen Mutu
(Pemastian Mutu).
4) Prasyarat dan persyaratan dokumentasi untuk validasi konkuren sama
seperti validasi prospektif.
Persyaratan untuk Validasi Prospektif  dan Konkuren :
1) Ukuran bets sama dengan ukuran bets produksi yang direncanakan.
2) Jika bets validasi akan dipasarkan, kondisipembuatannya memenuhi
ketentuan CPOB.
3) Prosedur (termasuk komponen) yang sesuai pendaftaran.
4) Hasil validasi harus memenuhi spesifikasi dan sesuai izin edar.
5) Validasi proses dilakukan terhadap minimum 3 bets secara berturut-
turut (yang dinyatakan berhasil) sebelum bets produk diedarkan.

C. Validasi Retrospektif
Validasi retrospektif hanya dapat dilakukan untuk proses yang sudah mapan,
namun tidak berlaku jika terjadi perubahan formula produk, prosedur
pembuatan atau peralatan. Validasi Retrospektif adalah Validasi dari suatu
proses untuk suatu produk yang telah dipasarkan berdasarkan akumulasi
data produksi, pengujian dan pengendalian bets.
Persyaratan Validasi Retrospektif :
1.  Bukan metoda pilihan untuk validasi proses, dan dipakai hanya untuk
proses yang well‐established (mapan).
2. Review data sejarah catatan bets secara komprihensif
3. Jumlah data yang cukup untuk mendapatkan kesimpulanyang signifikan
secara statistik
4. Biasanya memerlukan data dari 10 (sepuluh) sampai 30 (tiga puluh) bets
berurutan untuk menilai konsistensi proses.
5. Bets yang dipilih seluruh bets yang dibuat selama periodepengamatan,
termasuk yang tidak memenuhi spesifikasi
6. Tidak bisa bila ada perubahan ( mis. peralatan, bahan awal, formula,
proses, metode)

1. Validasi Metode Analisa (VMA)


Tujuan dari pelaksanaan Validasi Metode Analisa (VMA) adalah untuk
menunjukkan bahwa semua metode tetap yang digunakan sesuai dengan tujuan
penggunaannya dan selalu memberikan hasil yang dapat dipercaya.  Jadi, dalam
Validasi metode analisa yang diuji atau divalidasi adalah PROTAP (prosedur
tetap) pengujian yang bersangkutan. 
 Validasi Metode Analisa dilakukan untuk SEMUA metoda analisa yang
digunakan untuk pengawasan kegiatan produksi, termasuk metode analisis
yang digunakan dalam menetapkan residu zat aktif pada validasi prosedur
pembersihan.
 Validasi metode analisa umumnya dilakukan terhadap 4 jenis, yaitu :
1. Uji identifikasi;
2. Uji kuantitatif kandungan impuritas (impurity);
3. Uji batas impuritas; dan
4. Uji kuantitatif zat aktif dalam sampel bahan aktif obat atau obat atau
komponen tertentu dalam obat.
- Dilakukan dengan semua peralatan yang telah dikalibrasi dan diuji
kesesuaian sistemnya (alat dan sistem sudah dikualifikasi).
- Menggunakan bahan baku pembanding yang sudah dibakukan dan
disimpan ditempat yang sesuai.
Parameter Uji
Dalam bahasa yang sederhana, dalam VMA ini kita akan menguji cara-cara
pemeriksaan atau pengujian yang kita lakukan (misalnya identifikasi, penetapan
kadar zat aktif, menguji sisa/residu, dan sebagainya) agar kita yakin bahwa
pengujian yang kita lakukan tersebut sudah benar dan hasil pengujian yang
dilakukan benar-benar terpercaya. Untuk melakukan pengujian tersebut, kita
menggunakan apa yang disebut dengan parameter uji. Parameter uji ini meliputi,
antara lain:
 Akurasi (Accuracy);
 Presisi (precision);
 Ripitabilitas (repeatibilty);
 Presisi antara (intermediate precision);
 Reprodusibilitas/keterulangan (reproducibility)
 Spesivisitas (specify)/Selektifitas (selectivity);
 Batas deteksi (limit of detection/LOD);
 Batas kuantitasi (limit of quantitation/LOQ);
 Linearitas (Linearity); dan
 Rentang (range).
Kriteria Penerimaan
Metode Analisa dinyatakan memenuhi syarat (valid), jika :
- Seluruh parameter uji (Spesifitas/selektifitas, Linearitas, Akurasi, Presisi,
LOD, LOQ dan Robustness) memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.
- Tidak ada perbedaan bermakna antar analis atau antar dosis yang diuji atau
antar lab. (t uji < t tabel).
Validasi Ulang
Validasi ulang mungkin diperlukan pada kondisi sebagai berikut:
- perubahan sintesis bahan aktif obat
- perubahan komposisi produk jadi; dan
- perubahan prosedur analisis.
Tingkat validasi ulang yang diperlukan tergantung pada sifat perubahan.
Perubahan tertentu lain mungkin juga memerlukan validasi ulang.
1. Validasi Proses Pengemasan
Proses Pengemasan harus dilakukan karena:
- Sebagian besar kesalahan ada di bagian proses pengemasan
- Kesaahan di bagian pengemasan, sangat sulit dideteksi
- Ada anggapan bahwa proses pengemasan bukan proses yang penting
sehingga pengawasannya sering diabaikan
Tujuannya Untuk memberikan bukti tertulis dan terdokumentasi bahwa :
Proses pengemasan yang dilakukan telah sesuai dengan Prosedur Tetap Proses
Pengemasan yang telah ditentukan serta memberikan hasil yang sesuai dengan
persyaratan (rekonsiliasi) yang telah ditentukan secara terus menerus (reliable
and reproducible) Operator/pelaksana yang melakukan proses pengemasan k
ompeten serta mengikuti  prosedur pengemasan dan peralatan pengemasan
yang telah ditentukan  up (campur baur) antar Proses pengemasan yang
dilakukan, tidak terjadi peristiwa mix – up  product maupun antar batch
APA SAJA YANG DIVALIDASI?
A. Kemasan Strip/Blister
- Jumlah tablet yg dikemas vs jumlah tablet yang dihasilkan
- Penandaan (No. Batch, Mfg. Date, Exp. Date) pada blister/strip, dus,
karton
- Test Kebocoran strip/blister
- Jumlah tablet dalam strip/blister
- Jumlah strip/blister dalam dus
- Jumlah dus dalam karton
- Kelengkapan (etiket, brosur, penandaan)
- Kerapian
- Rekonsiliasi Bahan pengemas
2. Kemasan Botol (sirup, suspensi, larutan lainnya)
- Jumlah botol yang dihasilkan vs jumlah cairan yg diproduksi
- Volume (isi) per botol
- Kebocoran (tutup)
- Jumlah botol dalam dus
- Jumlah dus dalam karton
- Kelengkapan (etiket, brosur, penandaan)
- Kerapian
- Rekonsiliasi bahan pengemas
Kriteria Penerimaan Proses pengemasan dapat dinyatakan memenuhi
persyaratan jika seluruh parameter uji memenuhi persyaratan yang telah
ditentukan pada spesifikasi produk yang bersangkutan dan secara statistik
menunjukkan konsistensi hasil pada setiap batchnya.
2. Validasi pembersihan (Cleaning Validation)
Tujuan dari pelaksanaan validasi pembersihan (cleaning validation) adalah
untuk membuktikan bahwa prosedur yang ditetapkan untuk membersihkan suatu
peralatan pengolahan, hingga pengemasan primer mampu membersihkan sisa
bahan aktif obat dan deterjen yang digunakan untuk proses pencucian dan juga
dapat mengendalikan cemaran mikroba pada tingkat yang dapat diterima.
Tujuan lain :
 Peralatan/mesin yang dibersihkan tidak terdapat pengaruh yang negatif
karena efek pembersihan.
 Operator/pelaksana yang melakukan pembersihan kompeten, mengikuti
prosedur pembersihan dan peralatan pembersihan yang telah ditentukan.
 Tersedianya prosedur pembersihan yang efektif untuk membersihkan
peralatan pengolahan hingga pengemasan primer adalah penting untuk
mencegah risiko kontaminasi silang terhadap produk berikutnya yang
diproduksi di peralatan yang sama.
Kontaminasi dapat bersumber dari:
 Bahan aktif obat dari produk sebelumnya
 Bahan pembersih / deterjen
 Mikroba dari lingkungan
 Bahan lain (debu, pelumas)
Pembersihan dilakukan setelah pembuatan ataupun pengemasan suatu
produk. Hasil pembersihan efektif akan menghilangkan sisa cemaran bahan aktif
obat sisa deterjen maupun tingkat cemaran mikroba bila mengikuti prosedur yang
telah divalidasi. Setelah zat penanda (marker) ditetapkan sesuai tingkat kelarutan
maupun toksisitasnya, maka prosedur penetapan kadar residu disiapkan dan
divalidasi.
Pengamatan dan pengujian dilakukan terhadap:
 Pengamatan secara visual kebersihan permukaan alat yang kontak langsung
dengan produk
 Kualitas air bilasan akhir
 Residu yang diambil secara usap dan / atau bilas
 Cemaran mikroba pada permukaan alat yang kontak dengan produk.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan Validasi Pembersihan :


1. Penentuan batas kandungan residu suatu produk, bahan pembersih dan
pencemaran mikroba, secara rasional hendaklah didasarkan pada bahan
yang terkait dengan proses pembersihan. Batas tersebut hendaklah dapat
dicapai dan diverifikasi
2. Harus tersedia METODE ANALISA TERVALIDASI yang memiliki kepekaan
untuk mendeteksi residu atau cemaran. Batas deteksi masing-masing metode
analisis hendaklah cukup peka untuk mendeteksi tingkat residu atau cemaran
yang dapat diterima.
3. Hendaklah dipertimbangkan juga untuk bagian alat yang tidak bersentuhan
langsung dengan produk.
4. Interval waktu antara penggunaan alat dan pembersihan hendaklah divalidasi
demikian juga antara pembersihan dan penggunaan kembali. Hendaklah
ditentukan metode dan interval pembersihan
5. Untuk mesin yang sama (merek, jenis/type) hanya salah satu yang harus
divalidasi. Jika dalam proses menggunakan rangkaian mesin yang berbeda
secara berkelanjutan (in line machine), masing-masing mesin harus tetap
divalidasi secara terpisah. Jika rangkaian mesin merupakan kombinasi mesin
yang permanen, validasi bisa dilaksanakan bersama-sama.
Batas (nilai) penerimaan metode analisa validasi pembersihan yaitu :
1. Tingkat organoleptik misalnya : nampak optis bersih perhitungan kasar 50 µg
dapat terlihat pada area seluas 20 cm2 (visibly clean criterion)
2. Tingkat aktivitas biologis (biological activity levels) misalnya : tidak boleh >
1/1000 dari dosis terapi minimum harian (minimum daily therapeutic dose)
dalam dosis maksimum harian untuk produk berikut (dosage criterion).
3. Batas deteksi analisis (analytical detection limits) misalnya : - 10 ppm,
terutama dalam bahan obat yang dosis terapinya tidak dikenal obat jadi atau
bahan aktif tidak boleh mengandung > 10 ppm bahan aktif dari produk yang
diproduksi sebelumnya dalam pabrik (10 ppm criterion)
4. Kriteria cemaran mikroba (cfu)
Untuk peralatan belum ada batas penerimaan yang ditetapkan oleh badan
resmi sehingga diambil pendekatan sesuai dengan ruangan
- Untuk ruangan pemeriksaan dilakukan terhadap mikroba dipermukaan
dan mikroba diudara sebagai data penunjang. Secara berkala fasilitas,
sistem, peralatan dan proses termasuk proses pembersihan hendaklah
dievaluasi untuk konfirmasi bahwa validasi masih absah. Jika tidak ada
perubahan yang signifikan dalam status validasinya, kajian data ulang
yang menunjukkan bahwa fasilitas, sistem, peralatan, dan proses
memenuhi persyaratan validasi ulang.
Validasi ulang diperlukan pada kondisi sebagai berikut :
- perubahan sintesis bahan aktif
- perubahan komposisi produk jadi
- perubahan metode analisa
KK 21 MENJELASKAN PRINSIP KALIBRASI MESIN PRODUKSI

Kalibrasi merupakan pembuktian bahwa instrumen atau peralatan tertentu


memberikan hasil dalam batas yang ditentukan dengan membandingkan hasil yang
diperoleh terhadap acuan atau standar yang dapat ditelusuri pada suatu rentang
pengukuran yang tepat.
Kalibrasi adalah Serangkaian tindakan pada kondisi tertentu untuk menentukan
tingkat kesamaan nilai yang diperoleh dari sebuah alat atau sistem ukur, atau nilai
yang direpresentasikan dari pengukuran bahan dan membandingkannya dengan
nilai yang telah diketahui dari suatu acuan standar pada kondisi tertentu.
- Peralatan untuk pengendalian, penimbangan, pengukuran, pemantauan dan
pengujian yang kritis untuk memastikan mutu produk antara atau BAO dikalibrasi
sesuai dengan prosedur tertulis dan jadwal yang ditetapkan.
- Kalibrasi peralatan dilakukan dengan menggunakan standar yang dapat
ditelusuri terhadap standar yang tersertifikasi, jika ada.
- Catatn kalibrasi disimpan
- Status kalibrasi terkini untuk peralatan kritis hendaklah diketahui dan dapat
diverifikasi.
- Instrumen yang tidak memenuhi kriteria kalibrasi tidak boleh digunakan.
- Peralatan untuk mengukur, menimbang, mencatat dan mengendalikan hendaklah
dikalibrasi dan diperiksa pada interval waktu tertentu dengan metode yang
ditetapkan. Catatan yang memadai dari pengujian tersebut hendaklah disimpan
Prinsip Dasar Kalibrasi
 Adanya Obyek Ukur ( Unit Under Test )
 Adanya Calibrator ( Standard )
 Adanya prosedur kalibrasi
 Adanya teknisi yang telah bersertifikasi
 Lingkungan terkondisi dengan baik
 Hasil kalibrasi itu sendiri, yaitu Quality Record berupa sertifikasi kalibrasi.
Manfaat Kalibrasi
- Untuk mendukung system mutu terkait peralatan lab dan produksi yang dimiliki
pada industry
- Dengan kalibrasi dapat diketahui seberapa jauh perbedaan (penyimpangan)
antara harga benar /nilai acuan dengan nilai yang ditunjukan oleh lat ukur
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 34, Tahun 2018, “Pedoman
Cara Pembuatan Obat Yang Baik”

Anda mungkin juga menyukai