BAB I
PENDAHULUAN
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
1. Kualifikasi
Kualifikasi adalah proses pembuktian secara tertulis berdasarkan data yang
menunjukan kelayakan suatu peralatan, fasilitas, sistem penunjang sesuai dengan
spesifikasi yang telah ditetapkan. Sehingga secara konsisten dapat menghasilkan
produk dengan standar mutu yang yang telah ditetapkan. Sedangkan validasi
adalah suatu tindakan pembuktian dengan cara yang sesuai bahwa tiap bahan,
proses, prosedur, kegiatan, sistem, perlengkapan, atau mekanisme yang digunakan
dalam produksi dan pengawasan akan senantiasa mencapai hasil yang diinginkan.
Validasi meliputi validasi proses, validasi prosedur pemeriksaan dan validasi
pembersihan. Sebelum melakukan sistem validasi maka terlebih dahulu dilakukan
kualifikasi jadi validasi dapat dilakukan jika semua kualifikasi sudah dilaksanakan
(BPOM, 2006).
2. Validasi
Validasi adalah suatu tindakan yang membuktikan bahwa suatu proses/metode
dapat memberikan hasil yang konsisten sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditetapkan dan terdokumentasi dengan baik. Validasi dilakukan bila ada perubahan
yang mempengarui produk secara langsung (major modification), produk baru
atau produk lama dengan metode baru, exiting dan legacy product.
B. KONSEP KUALIFIKASI DAN VALIDASI
CPOB mensyaratkan industri farmasi untuk mengidentifikasi validasi
yang perlu dilakukan sebagai bukti pengendalian terhadap aspek kritis dari
kegiatan yang dilakukan. Perubahan signifikan terhadap fasilitas, peralatan dan proses
yang dapatmempengaruhi mutu produk hendaklah divalidasi.
Komponen / proses yang memerlukan proses kualifikasi dan validasi adalah :
terhadap
Kebijakan validasi
Personalia
Struktur organisasi kegiatan validasi
Pedoman validasi
Ringkasan fasilitas, sistem, peralatan, dan Format dokumen : format protokol dan
proses yang akan divalidasi.
Pengendalian perubahan
Kriteria pelulusan
Persetujuan tim validasi dan manajemen
pelaksanaan.
Acuan dokumen yang digunakan
Daftar protap yang akan digunakan
Program jadwal kualifikasi dan validasi
2. DOKUMENTASI
Protokol validasi tertulis hendaklah dibuat untuk merinci kualifikasi dan
validasi yang akan dilakukan. Protokol hendaklah dikaji dan disetujui oleh kepala
bagian manajemen mutu ( pemastian mutu). Protokol validasi hendaklah merinci
langkah kritis dan kriteria penerimaan. Hendaklah dibuat laporan yang mengacu
pada protokol kualifikasi atau protokol validasi dan memuat ringkasan hasil yang
pengoperasian
dan
dampak pada proses. Pada awal penggunaan, frekuensi kalibrasi alat ini
berdasarkan sertifikat kalibrasi dari manufaktur, untuk selanjutnya
dilakukan setiap 1 tahun. Jika telah didapatkan data trend selama 2 tahun
dan menunjukkan hasil yang sesuai dengan acceptance criteria maka
kalibrasi dapat dilakukan setiap 2 tahun. Non GMP instrument yaitu alat
yang tidak berdampak pada kualitas produk maupun proses, alat ini hanya
dikalibrasi pada saat instalasi.
b. Prosedur pengoperasian dan pembersihan
c. Pelatihan operator dan ketentuan perawatan preventif.
4. Kualifikasi Kinerja/Performance Qualification (PQ)
PQ merupakan kualifikasi yang dilakukan
untuk
menjamin
dan
pemastian
dan
memberi
pembuktian
yang sesuai. Fasilitas, sistem peralatan dan proses hendaknya dievaluasi secara
berkala untuk verifikasi bahwa fasilitas, sistem, peralatan dan proses tersebut masih
bekerja dengan baik.
a. Validasi prospektif
Validasi prospektif hendaknya mencakup, tapi tidak terbatas pada hal berikut :
Uraian singkat suatu proses
Ringkasan tahap kritis proses pembuatan yang harus diinvestigasi
Daftar peralatan/fasilitas yang digunakan termasuk alat ukur, pemantau
kriteria
b. Validasi konkuren
Validasi yang diilaksanakan sambil melaksanakan produksi rutin untuk dijual
dan sesuai dengan protokol. Misal terjadi perubahan pabrik pembuat eksipien
dengan spesifikasi yang sama , perubahan mesin dengan spesifikasi yang sama.
Dalam hal tertentu, produksi rutin dapat dimulai tanpa lebih dulu menyelesaikan
program validasi. Keputusan untuk melakukan validasi konkuren hendaknya
dijustifikasi, didokumentasikan dan disetujui oleh kepala bagian Manajemen
Mutu.
c. Validasi retrospektif
Validasi ini hanya dapat dilakukan untuk proses yang telah mapan, namun
tidak berlaku jika terjadi perubahan formula produk, prosedur pembuatan atau
peralatan. Validasi proses hendaklah didasarkan pada riwayat produk. Tahap
validasi memerlukan pembuatan protokol khusus dan laporan hasil kajian data
untuk mengambil kesimpulan dan rekomendasi. Sumber data hendaklah
mencakup, tetapi tidak terbatas pada catatan pengolahan bets dan catatan
pengemasan bets, rekaman pengawasan proses, buku log perawatan alat, catatan
penggantian personil, studi kapabilitas proses, data produk jadi termasuk catatan
data tren dan hasil uji stabilitas. Pada umumnya validasi retrospektif memerlukan
data dari 10 30 bets berurutan untuk menilai konsistensi proses, tapi jumlah bets
yang lebih sedikit dimungkinkan bila dapat dijustifikasi.
d. Validasi pembersihan
Validasi pembersihan hendaklah dilakukan untuk konfirmasi efektivitas
prosedur pembersihan. Penentuan batas kandungan residu suatu produk, bahan
pembersih dan pencemaran mikroba, secara rasional hendaklah didasarkan pada
bahan yang terkait dengan proses pembersihan. Batas tersebut hendaklah dapat
dicapai dan diverifiksi. Hendaklah digunakan metode analisis tervalidasi yang
memiliki kepekaan untuk mendeteksi residu atau cemaran. Batas deteksi masing
masing metode analisis hendaklah cukup peka untuk mendeteksi tingkat residu
atau cemaran yang dapat diterima.
Biasanya validasi prosedur pembersihan dilakukan hanya untuk
permukaan alat yang bersentuhan langsung dengan produk. Interval waktu antara
penggunaan alat dan pembersihan hendaklah divalidsi. Prosedur pembersihan
untuk produk dan proses yang seupa dapat dipertimbangkan untuk memilih suatu
rentang yang mewakili produk dan proses yang serupa. Satu studi validasi dapat
dilakukan menggunakan pendekatan kondisi terburuk dengan memperhatikan isu
kritis. Validasi in hendaklah dilakukan dengan melaksanaka prosedur tiga kali
berurutan dengan hasil yang memenuhi syarat untuk membuktikan bahwa metode
tersebut telah tervalidasi.
Uji sampai bersi (last until clean) bukan merupakan satu-satunya pilihan
untuk melakukan validasi pembersihan. Dalam keadaan tertentu produk yang
mempunyai sifat fisika kimia yang sama dapat digunakan untuk simulasi
menggantikan suatu produk dengan syarat bahan pengganti tidak beracun atau
berbahaya.
e. Validasi ulang
Validasi ulang mungkin diperlukan dalam kondisi, sebagai berikut :
Perubahan sintesis bahan aktif.
Perubahan komposisi produk jadi.
Perubahan metode analisa.
Secara berkala fasilitas, sistem, peralatan dan proses termasuk proses
pembersihan hendaklah dievaluasi untuk kontimasi bahwa validasi masih absah.
JIka tidak ada perubahan yang signifikan dalam status validasinya, kajian ulang
data yang menunjukkan bahwa fasilitas, sistem, peralatan dan proses memenuhi
persyaratan untuk validasi ulang.
10
Dinyatakan sebagai hasil presisi dibawah perlakuan yang sama (analisa dan alat
11
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Kualifikasi terdiri dari empat tingkatan, yaitu Kualifikasi Desain/ Design
Qualification
(DQ),
Kualifikasi Instalasi/ Instalation
Qualification
(IQ),
Kualifikasi Operasional/ Operational
Qualification
(OQ),
Kualifikasi Kinerja/ Performance Qualification (PQ).
2. Validasi terbagi menjadi Validasi prospektif, Validasi konkuren, Validasi retrospektif,
Validasi pembersihan, Validasi ulang, Validasi metode analisa.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2006, Pedoman Cara Pembuatan Obat Yang Baik, hal 113-122, BPOM RI, Jakarta.
Anonim, 2009, Petunjuk Operasional Penerapan Cara Pembuatan Obat Yang Baik 2006, hal
501-505, BPOM RI, Jakarta.
Kurniawan, 2012. Teknologi Sediaan Farmasi. Laboratorium Farmasetika Universitas
Jenderal Soedirman,: Purwokerto.
Priyambodo, B., 2007. Manajemen Industri Farmasi, Global Pustaka Utama,: Yogyakarta.
12