Anda di halaman 1dari 38

KUALIFIKASI dan

VALIDASI
KELOMPOK 4

Khoerul Annah (2020000058)


Laudi (2020000059)
Laura Meity (2020000060)
Luluk Pramesti (2020000061)
Lydia Asa Anggraini (2020000062)
Mahrita (2020000063)
Maria Yasinta Meo (2020000064)
Marwah Najwa A. (2020000065)
DEFINISI CPOB 2018

Suatu tindakan pembuktian dengan cara yang sesuai


dengan prinsip CPOB bahwa prosedur, proses,
material, kegiatan, atau sistem, dan pengawasan
akan senantiasa mencapai hasil yang diharapkan.

• Tindakan Pembuktian > Dokumentasi


• Dengan cara yang sesuai > Metode
• Prosedur, proses, material, kegiatan, > Objek
atau system, dan pengawasan
• Senantiasa mencapai hasil yang diharapkan > Sasaran/target
Prinsip umum
• CPOB mempersyaratkan industri farmasi CPOB 2018
mengendalikan aspek kritis kegiatan yang • menggunakan pendekatan
dilakukan melalui kualifikasi dan validasi “Manajemen Risiko Mutu” yang
sepanjang siklus hidup produk dan proses.
diterapkan sepanjang siklus hidup
• Tiap perubahan yang direncanakan terhadap obat, yaitu termasuk keputusan
fasilitas, peralatan, sarana penunjang, dan proses, mengenai cakupan dan luas dalam
yang dapat memengaruhi mutu produk, hendaklah SETIAP pelaksanaan kegiatan
didokumentasikan secara formal dan dampak pada kualifikasi dan validasi fasilitas,
status validasi atau strategi pengendaliannya dinilai. peralatan, sarana penunjang, dan
proses hendaklah didasarkan pada
• Ruang lingkup Kualifikasi dan Validasi, tidak saja
hanya di Produksi dan Pengawasan Mutu,
penilaian risiko yang dijustifikasi dan
melainkan “Sepanjang Siklus Hidup” produk atau didokumentasikan.
proses. • Validasi “Retrospektif ” TIDAK LAGI
DIANGGAP sebagai pendekatan
Manajemen Risiko Mutu (MRM) yang
dapat diterima.
Pengorganisasian dan perencanaan kualifikasi dan validasi

Kualifikasi dan Validasi Kualifikasi dan Validasi Elemen kunci program


harus direncanakan dengan dilakukan oleh personel kualifikasi an validasi harus
mempertimbangkan siklus ditetapkan jelas dan di
hidup dokumentasikan
FASILITAS Sudah mendapat Rencana induk
pelatihan validasi (RIV)
SARANA
PENUNJANG
Mengikuti prosedur Atau dokumen lain
PERALATAN yang telah disetujui yang setara
PROSES

PRODUK
Dokumentasi RIV atau yang setara hendaklah menetapkan
sistem kualifikasi/validasi dan sekurang-kurangnya
mencakup informasi berikut:

a) Kebijakan kualifikasi dan validasi;


b) Struktur organisasi termasuk peran dan tanggung jawab pada kegiatan
kualifikasi dan validasi;
c) Ringkasan fasilitas, peralatan, sistem, dan proses dan status kualifikasi
dan validasi;
d) Pengendalian perubahan dan penanganan penyimpangan pada
kualifikasi dan validasi;
e) Pedoman dalam pengembangan kriteria keberterimaan;
f) Acuan dokumen yang digunakan; dan
g) Strategi kualifikasi dan validasi, termasuk rekualifikasi, bila diperlukan.
Dokumentasi, termasuk RIV
• Semua dokumen yang dihasilkan selama  Hasil yang tidak memenuhi kriteria keberterimaan >
kualifikasi dan validasi hendaklah disetujui dan hendaklah dicatat sebagai penyimpangan dan
disahkan oleh personel yang diberi wewenang. diselidiki secara menyeluruh sesuai prosedur
• Protokol validasi hendaklah disiapkan dengan internal. Setiap implikasinya terhadap validasi
menetapkan sistem, atribut dan parameter kritis, hendaklah dituangkan dalam laporan.
serta kriteria keberterimaan.  Pengkajian dan pengambilan kesimpulan validasi
hendaklah dilaporkan dan hasil yang diperoleh
dibandingkan dengan kriteria keberterimaan. Tiap
perubahan terhadap kriteria keberterimaan
• Bila protokol validasi dan dokumentasi lain
hendaklah dijustifikasi secara ilmiah dan
disediakan oleh pihak ketiga: > personel yang
rekomendasi akhir dibuat sebagai hasil validasi.
diberi wewenang di lokasi pabrik terkait hendaklah
memastikan kesesuaian dan kepatuhan
terhadap prosedur internal sebelum disetujui.
• Setiap perubahan signifikan terhadap protokol
yang disetujui selama pelaksanaan validasi, misal  Pelulusan formal untuk tahap berikutnya dalam
kriteria keberterimaan, parameter operasional, dan kualifikasi dan validasi proses hendaklah
lain-lain, hendaklah didokumentasikan sebagai disahkan oleh personel yang bertanggung
penyimpangan dan dijustifikasi secara ilmiah. jawab baik sebagai bagian dari persetujuan
laporan validasi maupun sebagai dokumen
ringkasan terpisah.
kualifikasi untuk peralatan, fasilitas, sarana penunjang , dan sistem

Kegiatan kualifikasi hendaklah mempertimbangkan semua tahap


Ketentuan umum: mulai dari pengembangan awal sesuai spesifikasi kebutuhan
• Validasi pada Mesin, Peralatan dan pengguna sampai pada akhir penggunaan peralatan, fasilitas,
Sarana Penunjang disebut dengan sarana penunjang, atau sistem.
Kualifikasi
Hierarki Validasi
• Kualifikasi adalah kegiatan
pembuktian (dokumentasi) bahwa
perlengkapan, fasilitas atau sistem
yang digunakan dalam proses/sistem
akan bekerja dengan kriteria yang
diinginkan secara konsisten
• Kualifikasi merupakan first step
(langkah awal) dari keseluruhan
pelaksanaan validasi
Tahap kualifikasi untuk peralatan, fasilitas, sarana penunjang , dan sistem

Tahap kegiatan kualifikasi dapat Keterangan beberapa “istilah baru” pada CPOB 2018:
disertakan dalam setiap urutan sebagai 1. Spesifikasi Kebutuhan Pengguna (SKP) adalah
berikut: suatu dokumen yang menguraikan SEMUA
1. Spesifikasi Kebutuhan Pengguna kebutuhan fungsional dari suatu peralatan, fasilitas,
(SKP) / User Requirement sarana penunjang atau sistem yang akan diadakan.
Spesification (URS) 2. Factory Acceptance Test (FAT) adalah Inspeksi dan
2. Kualifikasi Desain (KD)/Design pengujian sistem statis dan/atau dinamis atau
komponen sistem utama untuk mendukung
Qualification (DQ) kualifikasi sistem peralatan yang dilakukan dan
3. Factory Acceptance Testing (FAT) didokumentasikan di lokasi pemasok.
/Site Acceptance Testing (SAT) 3. Site Acceptance Test (SAT) adalah Inspeksi dan/atau
4. Kualifikasi Instalasi (KI)/ Installation pengujian dinamis dari sistem atau komponen sistem
Qualification (IQ) utama untuk mendukung kualifikasi sistem peralatan
5. Kualifikasi Operasional (KO)/(OQ) yang dilakukan dan didokumentasikan di lokasi
6. Kualifikasi Kinerja (KK)/ pabrik.
Performance Qualification (PQ)
• Spesifikasi peralatan, fasilitas, sarana penunjang atau sistem hendaklah
didefinisikan dalam SKP dan/atau spesifikasi fungsional.
• Unsur-unsur penting mutu perlu mulai ditetapkan pada tahap ini dan Skp/URS
dilakukan mitigasi risiko CPOB sampai tingkat keberterimaan.
• SKP hendaklah menjadi dasar acuan selama siklus hidup validasi.

• KD merupakan dokumen yang memverifikasikan bahwa desain dari fasilitas, sistem


dan peralatan sesuai untuk tujuan yang diinginkan.
• Tujuan: Untuk menjamin dan mendokumentasikan bahwa sistem atau mesin/
peralatan atau bangunan yang AKAN diinstalasi atau dibangun (rancang bangun)
sesuai dengan ketentuan atau spesifikasi yang diatur dalam ketentuan CPOB yang KD/DQ
berlaku.
• KD dilaksanakan SEBELUM mesin, peralatan produksi atau sarana penunjang
(termasuk bangunan untuk industri farmasi) tersebut dibeli /dipasang/dibangun.
FAT/SAT
Semua peralatan yang akan dipasang di fasilitas farmasi terutama peralatan
utama, kritis (dan) mahal sebaiknya dilakukan FAT dan SAT. Jika FAT dan SAT
dilakukan akan mempermudah tahap kualifikasi berikutnya.

Factory Acceptance Testing (FAT)


dilakukan di tempat vendor/supplier sebelum dikirimkan ke pengguna
(user), dengan tujuan untuk memastikan kesesuaian sistem/peralatan
terhadap SKP yang telah disepakati saat pemasangan. Jika FAT dilakukan
dengan benar akan memperkecil risiko kesalahan ketika peralatan/sistem
dipasang pada tempat/ruangan pelanggan.

Site Acceptance Testing (SAT)


dilakukan di tempat pengguna (tempat pemasangan) dan bersama dengan
pengguna. Hal ini untuk menunjukkan bahwa sistem/peralatan yang telah
benar dipasang dapat bekerja sesuai dengan tujuannya.
• KI merupakan dokumentasi yang memverifikasikan bahwa seluruh aspek kunci dari
instalasi peralatan atau sistem telah sesuai dengan tujuan desainnya dan mengikuti
rekomendasi yang diberikan oleh industri pembuat. Kualifikasi Instalasi (KI) dilakukan
terhadap fasilitas, sistem dan peralatan baru atau yang dimodifikasi.
• Tujuan: Untuk menjamin dan mendokumentasikan bahwa sistem atau peralatan yang KI/IQ
diinstalasi sesuai dengan spesifikasi yang tertera pada dokumen pembelian, manual
alat yang bersangkutan dan pemasangannya dilakukan memenuhi spesifikasi yang telah
ditetapkan.

Kualifikasi Instalasi hendaklah mencakup hal-hal berikut:


a) verifikasi kebenaran instalasi komponen, instrumentasi, peralatan, pemipaan,
dan peralatan penunjang sesuai dengan gambar teknis dan spesifikasi;
b) verifikasi kebenaran instalasi terhadap kriteria yang telah ditentukan;
c) pengumpulan dan pemeriksaan dokumen instruksi kerja dan instruksi
pengoperasian serta instruksi perawatan peralatan dari pemasok;
d) kalibrasi instrumen; dan
e) verifikasi bahan konstruksi.
KO/oQ
• KO merupakan dokumentasi yang memverifikasikan bahwa seluruh fasilitas,
sistem dan peralatan yang telah diinstalasi atau dimodifikasi berfungsi sesuai
rancangan pada rentang operasional yang diantisipasi.
• Tujuan: Untuk menjamin dan mendokumentasikan bahwa sistem atau
peralatan yang telah diinstalasi bekerja (beroperasi) sesuai dengan
spesifikasi yang diinginkan.

KO hendaklah mencakup hal-hal berikut:


a) Pengujian yang dikembangkan berdasar pemahaman proses, sistem,
dan peralatan untuk memastikan sistem beroperasi sesuai desain; dan
b) pengujian untuk mengonfirmasi batas operasi atas dan batas operasi
bawah, dan/atau kondisi "terburuk".

Penyelesaian KO yang berhasil hendaklah digunakan untuk


memfinalisasi prosedur operasional dan prosedur pembersihan,
pelatihan operator, dan persyaratan perawatan preventif.
• KK merupakan dokumentasi yang memverifikasikan bahwa fasilitas, sistem
dan peralatan, yang telah terpasang dan difungsikan, dapat bekerja secara
efektif dan memberi hasil yang dapat terulang, berdasarkan metode proses
dan spesifikasi yang disetujui.
• Tujuan: Untuk menjamin dan mendokumentasikan bahwa sistem atau KK/PQ
peralatan yang telah diinstalasi bekerja (beroperasi) sesuai dengan
spesifikasi yang diinginkan dengan cara menjalankan sistem sesuai
dengan tujuan penggunaan.

KK hendaklah mencakup hal-hal berikut:


a) pengujian dengan menggunakan bahan yang dipakai di produksi, bahan
pengganti yang memenuhi spesifikasi, atau produk simulasi yang terbukti
mempunyai sifat yang setara pada kondisi operasional normal dengan
ukuran bets kondisi terburuk. Hendaklah dilakukan justifikasi terhadap
frekuensi pengambilan sampel yang digunakan untuk mengonfirmasi
pengendalian proses; dan
b) pengujian hendaklah mencakup rentang operasional proses yang
diinginkan, kecuali jika tersedia bukti terdokumentasi dari tahap
pengembangan yang telah mengonfirmasikan rentang operasional.
KUALIFIKASI ULANG

• Peralatan, fasilitas, sarana penunjang, dan sistem


harus dilakukan evaluasi secara berkala untuk
memastikan bahwa status kualifikasi tetap
terkendali.
• Bila diperlukan kualifikasi ulang pada periode
waktu tertentu, periode hendaklah dijustifikasi
dan kriteria untuk evaluasi ditetapkan.
Selanjutnya, kemungkinan perubahan kecil dari
waktu ke waktu hendaklah dinilai.
Validasi proses
Validasi adalah proses “pembuktian” bahwa proses/prosedur produksi
yang digunakan akan menghasilkan produk yang memenuhi syarat
(spesifikasi) produk yang telah ditetapan secara terus-
menerus(konsisten).

Validasi Proses Produksi baru bisa dilakukan, jika hal – hal berikut
sudah dilaksanakan : – Kualifikasi mesin/peralatan produksi/sarana
penunjang. – Validasi Metode Analisa.

Sebelum pelaksanaan Validasi Proses Produksi harus dibuat Protokol


validasi yang sudah disetujui oleh QA Manager.
Validasi proses

Ketentuan Umum
Berlaku untuk pembuatan sediaan obat, yang mencakup validasi awal proses baru (initial
validation), validasi bila terjadi perubahan proses, transfer lokasi pembuatan, dan verifikasi
proses on-going.

Validasi proses dapat diterapkan bersamaan dengan pedoman tentang Validasi


Proses yang relevan.
• Pedoman tentang Validasi Proses dimaksudkan untuk memberikan panduan mengenai
informasi dan data yang diperlukan dalam pengajuan izin ke regulator (BPOM). Namun,
persyaratan CPOB untuk validasi proses berlanjut sepanjang siklus hidup produk.
• Tujuan: untuk menautkan pengembangan produk dan proses. Hal ini akan
memastiakan proses pembuatan skala komersial tervalidasi dan dijaga agar proses
produksi skala komersial rutin selalu dalam keadaan terkendali.
Validasi proses
Ketentuan Umum
• Proses pembuatan dapat dikembangkan dengan menggunakan pendekatan tradisional atau pendekatan
verifikasi kontinu.
• Pendekatan apapun yang digunakan, harus dibuktikan ketangguhan proses dan memastikan mutu
produk yang konsisten sebelum produk diluluskan ke pasar
• Bila memungkinkan, program validasi prospektif hendaklah diterapkan pada proses pembuatan yang
menggunakan pendekatan tradisional sebelum mendapatkan Izin Edar.
• Validasi retrospektif merupakan pendekatan yang tidak lagi dapat diterima.
• Pada umumnya bets yang diproduksi untuk validasi proses hendaklah berukuran sama dengan bets yang
dimaksudkan untuk skala komersial dan penggunaan ukuran bets lain hendaklah dijustifikasi.
• Validasi konkuren harus dijustifikasi dan disetujui oleh Badan POM serta didokumentasikan secara jelas
dalam RIV dan disetujui oleh Kepala Pemastian Mutu.

• Fasilitas, sistem, peralatan dan proses hendaklah dievaluasi secara berkala untuk verifikasi bahwa fasilitas,
sistem, peralatan dan proses tersebut masih bekerja dengan baik.

• Fasilitas, sistem dan peralatan yang digunakan hendaklah telah terkualifikasi dan metode analisis hendaklah
divalidasi. Personil yang melakukan validasi hendaklah mendapat pelatihan yang sesuai.
Pendekatan Validasi proses (CPOB
Perubahan dari CPOB
2012 :
2018)
Validasi Retrospektif
merupakan pendekatan Validasi
yang tidak lagi dapat konkuren
diterima.

Verifikasi Validasi
Proses on- Proses
going Tradisional

Verifikasi
Pendekatan
Proses
Hibrida
kontinu
Bagian dari validasi awal dari proses baru
1. Validasi konkuren
KAPAN VALIDASI KONKUREN DIGUNAKAN?

Validasi yang dilakukan dalam kondisi di luar kebiasaan, ketika ada rasio
antara manfaat dan risiko yang besar bagi pasien, sehingga
dimungkinkan untuk tidak menyelesaikan program validasi sebelum
produksi rutin dilaksanakan.

Namun, harus dijustifikasi dan disetujui oleh BPOM serta


didokumentasikan secara jelas dalam RIV dan disetujui oleh Kepala
Pemastian Mutu

• Dilakukan terhadap 3 bets berurutan yang memenuhi parameter yang


Persyaratan Validasi konkuren sama disetujui
seperti validasi prospektif. • Ukuran bets yang digunakan harus sama
• Kondisi pembuatan memenuhi ketentuan CPOB dan spesifikasi sesuai
izin edar
Sejumlah bets produk diproduksi dalam kondisi rutin untuk memastikan
reprodusibilitasnya.
2. Validasi proses tradisional Jumlah bets yang diproduksi dan jumlah sampel yang diambil hendaklah
didasarkan pada prinsip manajemen risiko mutu

Setiap industri farmasi harus menentukan dan memberi justifikasi jumlah bets
yang diperlukan untuk memberikan tingkat kepastian yang tinggi bahwa proses
mampu menghasilkan produk yang bermutu secara konsisten.

Pada umumnya minimal produksi tiga bets berturut-turut dalam kondisi rutin
dapat merupakan validasi proses.

Data pelaksanaan validasi awal dengan tiga bets mungkin dapat ditambahkan pada
data yang diperoleh dari bets berikutnya sebagai bagian dari pelaksanaan
verifikasi on-going.

Protokol validasi proses hendaklah disiapkan dengan menjelaskan parameter


proses kritis/critical process parameter (CPP), atribut mutu kritis/critical quality
attribute (CQA) dan kriteria keberterimaan terkait berdasarkan pada data
pengembangan atau pemahaman proses yang terdokumentasi
3. Verifikasi proses kontinu

Untuk Produk yang • Selama proses pengembangan telah ditetapkan secara ilmiah, strategi
dikembangkan dengan pengendalian  memberikan tingkat kepastian mutu produk yang tinggi,
pendekatan QbD (Quality maka verifikasi proses secara kontinu dapat dilakukan sebagai alternatif untuk
by Design) validasi proses tradisional.

• Tersedia bagi atribut yang diperlukan untuk bahan-bahan yang diterima, CQA,
dan CPP untuk mengonfirmasi realisasi produk.
Strategi pengendalian
• Mencakup evaluasi strategi pengendalian proses secara reguler.
proses berbasis sains
• Menggunakan perangkat PAT (Process Analytical Technology) dan
pengendalian proses secara statistic multivariate.

Tiap industri farmasi harus menentukan dan menjustifikasi jumlah bets yang diperlukan
untuk menunjukkan tingkat kepastian yang tinggi bahwa proses mampu menghasilkan
produk yang bermutu secara konsisten.
• Validasi yang dilakukan dengan “hibrida (gabungan)” dari pendekatan
4. Pendekatan Hibrida tradisional dan verifikasi proses kontinu

• Digunakan jika sudah diperoleh pengetahuan dan pemahaman yang tinggi


mengenai produk dan proses yang diperoleh dari pengalaman pembuatan
2. dan data riwayat bets.

• Dapat digunakan untuk kegiatan validasi pascaperubahan atau selama


3. verifikasi proses on-going meskipun produk tersebut pada awalnya
divalidasi dengan menggunakan pendekatan tradisional.

Industri Farmasi hendaklah memantau mutu produk untuk memastikan bahwa keadaan
5. Verifikasi proses on- terkendali dipertahankan sepanjang siklus hidup produk dengan evaluasi tren proses yang
going relevan.

Verifikasi proses on-going hendaklah digunakan sepanjang siklus hidup produk untuk
mendukung status validasi produk sebagaimana didokumentasikan dalam Pengkajian Mutu
Produk.

Perubahan bertahap dari waktu ke waktu hendaklah juga dipertimbangkan dan kebutuhan
untuk tindakan tambahan apa pun hendaklah dinilai, misal pengambilan sampel yang
diperbanyak.
Verifikasi Transportasi Validasi pengemasan

Pengantaran obat jadi, obat untuk uji Variasi pada parameter peralatan terutama
klinin, produk ruahan dan sampel dari selama proses pengemasan primer dapat
lokasi pabrik harus sesuai kondisi yang berdampak signifikan terhadap integritas dan
ditentukan fungsi kemasan yang benar, misal strip, blister,
Dilihat dari: saset dan bahan pengemas steril. Oleh karena itu
• Izin edar peralatan pengemas primer dan sekunder
• Label yang disetujui untuk produk jadi dan produk ruahan
• Spesifikasi produk hendaklah dikualifikasi.
• Atau yang dapat dijustifikasi oleh Industri
Farmasi Kualifikasi alat untuk pengemasan primer
dilakukan pada rentang operasional minimum
Jalur transportasi hendaklah ditetapkan
dan maksimum yang ditentukan untuk
dengan jelas.
parameter proses kritis seperti:
Variasi musim hendaklah juga
• Suhu
dipertimbangkan.
• Kecepatan mesin
• Tekanan penyegelan
Validasi pengemasan
Tujuan
Untuk memberikan bukti tertulis dan terdokumentasi bahwa:
1) Proses pengemasan yang dilakukan telah sesuai dengan Prosedur
Tetap Proses Pengemasan yang telah ditentukan serta memberikan
hasil yang sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan secara
terus menerus (konsisten).
2) Operator/pelaksana yang melakukan proses pengemasan kompeten
serta mengikuti prosedur pengemasan dan peralatan pengemasan yang
telah ditentukan.
3) Proses pengemasan yang dilakukan, tidak terjadi peristiwa mix-up
(campur baur) antar product maupun antar batch.
Kualifikasi sarana penunjang

Penilaian risiko hendaklah


Mutu uap air, air, udara, gas, dan dilakukan jika ada kemungkinan
Periode dan luas kualifikasi
lain-lain hendaklah kontak langsung dengan produk,
hendaklah mencerminkan
dikonfirmasikan setelah proses misal sistem tata udara, atau kontak
variasi musim, jika ada, dan
instalasi dengan menggunakan tidak langsung misal melalui alat
tujuan penggunaan sarana
langkah-Langkah kualifikasi penukar panas, untuk mitigasi
penunjang.
yang dijelaskan risiko kegagalan.
Validasi metode analisis

Tujuan:
• Untuk membuktikan bahwa semua Metoda Analisa yang digunakan dalam
pengujian maupun pengawasan mutu, senantiasa mencapai hasil yang
diinginkan secara konsisten (terus-menerus)
Ruang lingkup:
• Validasi Metode Analisa dilakukan untuk SEMUA metoda analisa yang
digunakan untuk pengawasan kegiatan produksi, termasuk metode analisis
yang digunakan dalam menetapkan residu zat aktif pada validasi prosedur
pembersihan.
Validasi metode analisis
Validasi metode analisa umumnya dilakukan terhadap 4 jenis, yaitu :
• uji identifikasi
cara: membandingkan karakteristik sampel mis. dengan kromatogram/spektrum
• uji kuantitatif kandungan impuritas (impurity);
cara: uji batas kuantitatif dan uji batas deteksi
• uji batas impuritas;
• uji kuantitatif zat aktif dalam sampel bahan aktif obat atau obat atau komponen tertentu dalam obat.

• Metode analisis lain, seperti uji disolusi untuk obat atau penentuan ukuran partikel untuk bahan aktif obat,
hendaklah juga divalidasi
• Jika pengujian mikroba dilakukan, metode analisis hendaklah divalidasi untuk memastikan bahwa produk
tidak memengaruhi perolehan kembali mikroorganisme.
• Bila pengujian mikroba permukaan dilakukan di ruang bersih, hendaklah dilakukan validasi pada metode
analisis untuk memastikan bahwa bahan sanitasi tidak memengaruhi perolehan kembali mikroorganisme.
Parameter validasi metode analisis

PROTAP VALIDASI METODE ANALISIS DAPAT DILIHAT DI PPOP


CPOB JILID 1 HAL. 603b
Validasi pembersihan
Untuk MEMBUKTIKAN bahwa prosedur yang ditetapkan
untuk membersihkan peralatan pengolahan hingga
pengemasan primer adalah penting untuk mencegah risiko
kontaminasi silang terhadap produk berikutnya yang
diproduksi di peralatan yang sama.

Kontaminasi dapat bersumber dari:


• bahan aktif obat dari produk sebelumnya
• bahan pembersih / deterjen
• mikroba dari lingkungan
• bahan lain (debu, pelumas)
Validasi Pembersihan

• Validasi pembersihan hendaklah dilakukan untuk konfirmasi efektivitas


prosedur pembersihan peralatan yang kontak dengan produk.

• Hendaklah digunakan metode analisis tervalidasi yang memiliki kepekaan


untuk mendeteksi residu atau cemaran. Batas deteksi masing-masing
metode analisis hendaklah cukup peka untuk mendeteksi tingkat residu atau
cemaran yang dapat diterima.

• Hendaklah dipertimbangkan juga untuk bagian alat yang tidak bersentuhan langsung
dengan produk.
• Interval waktu antara penggunaan alat dan pembersihan hendaklah divalidasi, demikian
juga antara pembersihan dan penggunaan kembali. Hendaklah ditentukan metode dan
interval pembersihan.
• Validasi prosedur pembersihan hendaklah dilakukan tiga kali berurutan dengan hasil yang
memenuhi syarat untuk membuktikan bahwa prosedur pembersihan tersebut telah
tervalidasi.
Kriteria mesin yang divalidasi :
Penetapan prosedur pembersihan (produk
1. Peralatan/mesin baru
bekas/active substance) yang divalidasi :
2. Untuk mesin yang sama (merek,
jenis/type) hanya salah satu yang
1. Bahan-bahan yang sulit dibersihkan
harus divalidasi
2. Produk yang memiliki tingkat kelarutan
3. Jika dalam proses menggunakan
yang jelek
rangkaian mesin yang berbeda secara
3. Produk yang mengandung bahan yang
berkelanjutan (in line machine),
sangat toksik, karsinogenik,
masing-masing mesin harus tetap
mutagenik, dan teratogenik
divalidasi secara terpisah
4. Untuk bahan yg sama, dipilih yang
4. Jika rangkaian mesin merupakan
memiliki dosis yg lebih tinggi
kombinasi mesin yang permanen,
validasi bisa dilaksanakan bersama-
sama
parameter validasi pembersihan

1. Residu bahan zat aktif obat


o Penentuan parameter residu bahan zat aktif obat yang akandigunakan biasa disebut dengan senyawa marker
o Senyawa marker ini ditentukan dari
a. data kelarutan
mempengaruhi kemampuan bahan pembersih untuk membersihkan alat. Semakin >> kelarutan
senyawa marker dengan air, maka residu bahan zat aktif obat akan semakin mudah dibersihkan dan sedikit
tersisa pada permukaan alat.
b. toksisitas (LD50)
mempengaruhi besarnya bahaya zat aktif terkait terhadap zat aktif obat selanjutnya yang akan
menggunakan alat yang sama. Semakin >> toksisitas senyawa marker, maka semakin >>
dapat membahayakan produk lain.
c. dosis terapeutik harian
mempengaruhi tingginya kontaminasi produk selanjutnya yang akan menggunakan alat yang sama.
Semakin >> dosis terapeutik terkecil senyawa marker, maka semakin >> dapat terkontaminasi
dan masuk ke dalam produk lainnya.
2. Residu bahan pembersih
Bahan pembersih dapat Cara efektif untuk menangani masalah tersebut adalah menggunakan
berpotensi sebagai agen pembersih dengan toksisitas terendah yang efektif dalam
kontaminan menghilangkan residu dalam situasi pembersihan

3. Kontaminasi mikroba

Kontaminasi mikroba sangat berbahaya karena Faktor penyebab utama adalah penyimpanan
kontaminandapat berkembang bahkan setelah peralatan dalam kondisi basah menjadi media
dibersihkan. alami untuk bakteri dapat tumbuh
Metode sampling validasi pembersihan

Metode Swab

Metode sampling yang langsung melakukan kontak ke permukaan alat.


• Gunakan swab-stick yang mengandung bahan pelarut
• Apus (swab) langsung pada permukaan alat yang kontak dengan produk untuk
memperoleh residu
• Analisis swab untuk kandungan residu
Swab-stick
Hal-hal yang diperhatikan
• Ambil contoh dari minimum 3 lokasi atau ditentukan yang representatif
• Pelarut swab tidak boleh menyebabkan penguraian/degradasi residu
• Pelarut swab tidak boleh mengganggu proses analisis
• Hasil swab harus sesegera mungkin dianalisis sesudah pengambilan contoh
Metode sampling validasi pembersihan

Metode Rinse

Metode sampling yang tidak kontak secara langsung ke permukaan alat.


• Residu diperoleh dengan cara mengumpulkan pelarut pembilas yang Pertimbangan pemilihan metode sampling :
telah kontak dengan permukaan alat dimana produk diproses. Hasil 1. Permukaan yang sulit dibersihkan dari peralatan
bilas kemudian dianalisis untuk kandungan residu dan kandungan 2. Lokasi pengambilan sampel
mikroba. 3. Bahan material
• Pelarut yang digunakan dapat berupa pelarut organik atau hanya aqua 4. Jumlah keseluruhan skala dari permukaan
demineralisata

Hal-hal yang diperhatikan


• pelarut pembilas harus ditetapkan
• Pelarut pembilas harus kontak dengan permukaan alat selama waktu
yang cukup agar residu dapat larut sempurna
• Pelarut pembilas tidak boleh menyebabkan degradasi residu
• Hendaklah tersedia prosedur tertulis yang merinci langkah
yang diambil bila ada usul perubahan terhadap bahan awal,
komponen produk, peralatan, proses, bangunan-fasilitas,
ragam produk, proses produksi atau metode pengujian,
ukuran bets, design space, atau perubahan apa pun pada
siklus hidup produk yang mungkin berpengaruh pada mutu
Pengendalian perubahan atau reprodusibilitas.

• Perubahan hendaklah diotorisasi dan disetujui oleh personel


yang bertanggung jawab atau personel fungsional terkait
sesuai dengan yang tercantum pada Sistem Mutu Industri
Farmasi.

• Dilakukan evaluasi efektivitasnya untuk memastikan bahwa


perubahan tersebut telah berhasil

PROTAP PENGENDALIAN PERUBAHAN DAPAT DILIHAT DI PPOP


CPOB JILID 1 HAL. 19
Thanks!

Anda mungkin juga menyukai