Anda di halaman 1dari 4

Soal 1

Studi Kasus: Dalam manajemen isu dan manajemen konflik di musim kandidasi Pemilu Presiden
(Pilpres) 2024, media massa memiliki posisi penting terutama untuk mengangkat sebuah persoalan
menjadi perbincangan publik dan berpengaruh pada opini publik. Silakan pilih dua media berita,
kemudian bandingkan pemberitaan media mereka tentang Pencapresan di Pemilu 2024 di lihat dari
sisi Teori Agenda Setting terutama terkait dengan keterhubungan agenda media, agenda publik dan
agenda kebijakan di media yang bersangkutan. Perkuat studi kasus anda dengan data, fakta, ataupun
contoh-contoh pemberitaan di media mereka masing-masing.

Landasan Teori:

Teori Agenda Setting : Teori Agenda Setting adalah teori bahwa media adalah pusat penegakan
kebenaran, yang mampu mengangkat dua elemen, yaitu kesadaran dan pengetahuan, ke dalam
agenda publik. Hal ini dilakukan dengan meningkatkan kesadaran publik dan mengarahkan perhatian
pada isu-isu yang dianggap penting oleh media.

Tahapan Agenda Setting

Agenda media : Menentukan Bobot Isue

Agenda publik : Mampu mempengaruhi Agenda public dan bagaimana Publik melakukannya

Agenda kebijakan : Apa yang dipikirkan dan peran pembuat kebijakan public yang dianggap penting
oleh individu.
Pemberitaan Media yang dijadikan bahan analisa:

Media 1 :

Sumber Tempo.co

Deretan Relawan Anies Baswedan Menjelang Pilpres 2024


TEMPO.CO, Jakarta -Pada Senin, 3 Oktober 2022, Anies Baswedan resmi dideklarasikan oleh Partai
NasDem sebagai calon presiden untuk Pemilihan Presiden disingkat Pilpres 2024. 
"Kenapa Anies? Jawabannya adalah why not the best?", kata Ketua Umum Partai Nasdem Surya
Paloh dalam pidatonya di NasDem Tower, Jakarta Pusat.
Setelah melakukan deklarasi terhadap Anies, dukungan terhadap Anies pun mulai bermunculan yang
ditandai dengan munculnya kelompok relawan-relawan yang mendukung Anies Baswedan.
Pada media sosial Twitter, terdapat komunitas relawan yang menamai dirinya Relawan Anies dan
bergeriliya di Twitter untuk mempromosikan Anies sebagai capres 2024.
Selain itu, terdapat juga Aliansi Nasional Indonesia Sejahtera yang disingkat menjadi ANIES. Selain
itu, beberapa kader Golkar juga membentuk komunitas relawan yang disebut dengan Go-Anies.
Walau begitu, adanya Go-Anies menimbulkan polemik karena Partai Golkar secara resmi masih
mengusung Airlangga Hartanto sebagai capres mereka untuk kontestasi Pilpres 2024. 
Selain komunitas relawan, Anies juga mulai rajin melakukan safari politik setelah secara resmi
dideklrasikan oleh NasDem sabagi capres 2024. Walau begitu, hingga saat ini Anies belum memiliki
pasangan calon wakil presiden karena masih terjadi tarik ulur dari koalisi Nasdem-PKS-Demokrat.

Media 2 :

Sumber : kompas.com

Deklarasikan Ganjar Pranowo sebagai Capres, PSI Tegaskan Tak Akan Dukung Anies Baswedan

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Grace Natalie,
menegaskan, partainya tidak akan mendukung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai calon
presiden (capres). Bukan hanya karena PSI telah mendeklarasikan dukungan untuk Gubernur Jawa
Tengah Ganjar Pranowo sebagai capres, namun, Anies juga dianggap bertentangan dengan nilai-nilai
dasar PSI. "Tidak memungkinkan buat PSI untuk mendukung Pak Anies, siapa pun partai yang
mendukungnya," kata Grace dalam konferensi pers daring, Senin (3/10/2022), dilansir dari
Tribunnews.com.

Grace menjelaskan, ada dua nilai dasar yang dianut PSI, yakni antikorupsi dan antiintoleransi. Sejarah
mencatat, Pilkada DKI 2017 yang mempertemukan Anies Baswedan dengan Basuki Tjahaja Purnama alias
Ahok penuh dengan politik identitas. Grace menyebut, Anies memang tidak terang-terangan melakukan
politik identitas. Namun, eks Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) itu mendiamkan,
mengikuti, bahkan menikmati hasil dari perbuatan-perbuatan tersebut. Berangkat dari situ, menurut PSI,
Anies telah melakukan dosa besar dengan memecah belah persatuan dan kesatuan Indonesia. "Bukan
dosa kepada PSI lho ya, dosa besar kepada demokrasi kita, bangsa kita yang beragam ini dengan
melakukan politik identitas, memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa dan masih terasa sampai
sekarang dampaknya," ujar Grace.

Selain itu, bagi PSI, selama lima tahun memimpin Jakarta, kinerja Anies terbilang buruk. Grace
mengatakan, bukan karena partainya tak mau berkoalisi dengan Nasdem pada Pemilu 2024. Namun,
siapa pun partai yang mengusung Anies Baswedan sebagai capres, PSI tak akan pernah mendukung. "Jadi
bukan soal PSI tidak mau koalisi dengan Nasdem. Kami punya komunikasi yang baik juga dengan Pak
Surya Paloh (Ketua Umum Partai Nasdem), kami menghormati beliau," kata Grace. "Kami tidak akan
mendukung Pak Anies terlepas dari siapa pun partai yang mendukungnya. Itu sudah harga mati,"
tuturnya. Adapun dalam kesempatan yang sama, PSI mendeklarasikan Ganjar Pranowo sebagai calon
presiden 2024. Grace mengeklaim bahwa terpilihnya nama Ganjar merupakan hasil forum Rembuk
Rakyat PSI yang sudah diselenggarakan sejak akhir Februari 2022. "PSI juga melihat Mas Ganjar sebagai
sosok paling pas untuk melanjutkan kerja-kerja yang selama ini sudah dilakukan Pak Jokowi dalam
memajukan Indonesia," katanya. Grace pun membantah bahwa deklarasi partainya mengikuti deklarasi
Nasdem yang hendak mengusung Anies Baswedan sebagai capres.

Sebagaimana diketahui, Senin (3/10/2022) pagi, Nasdem menyatakan akan mengusung Anies pada
Pilpres 2024. Alasannya, karena orang nomor satu di Ibu Kota Negara itu dinilai sebagai sosok terbaik.
"Kenapa Anies Baswedan? Jawabannya adalah why not the best? (mengapa tidak yang terbaik?)," kata
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh di Nasdem Tower, Jakarta Pusat, Senin (3/10/2022). Pinangan
Nasdem itu langsung diterima oleh Anies. Kendati demikian, Anies tak diwajibkan bergabung dengan
Nasdem. Nasdem juga membebaskan Anies memilih calon wakil presidennya sendiri kelak.

Jawaban berdasarkan Analisa teori agenda setting dan keterkaitannya dengan agenda media dan
agenda publik :

Atas dua berita pencapresan diatas dapat disimpulkan bahwa teori agenda setting terlihat pada
kedua berita tersebut, agenda media pada media pertama dapat terlihat dari pemilihan isi paragraph
yang bernuansa memberikan dukungan penuh dan disertakan dengan pernyataan salah satu ketua
umum partai pengusung dan juga menampilkan berbagai pemberitaan mengenai dukungan dan
animo masyarakat untuk membuat barisan relawan, pemberitaan tersebut merupakan agenda
media yang berpengaruh pada Agenda publik yang dinilai mampu mempengaruhi publik untuk dapat
memberikan dukungan pada capres tersebut dan bagaimana Publik bergerak dengan membentuk
barisan relawan pendukung capres tersebut.

Pada Media kedua, agenda setting yang ditampilkan memiliki perbedaan agenda media yang
ditampilkan dengan media pertama, dimana pada media kedua menitikberatkan pada opini
pengurus partai yang tidak mendukung calon presiden tersebut, diksi pemilihan kata dan Tata
Bahasa juga menyudutkan Capres tersebut, selain itu dalam pemberitaan media kedua juga memuat
konten yang memuat penggiringan issue yaitu dengan memberitakan kelebihan Capres pilihan partai
tersebut, dimana capres pilihan partai tersebut diberitakan merupakan sosok yang dipilih
berdasarkan Rakyat dan dinilai pantas oleh partai untuk menjadi capres yang mereka usung, dalam
paragraph tersebut juga dinilai mampu memenuhi agenda media yaitu untuk tidak mendukung
capres partai lain dan menggiring issue yang dianggap mampu mengarahkan public memilih capres
yang mereka usung yang juga merupakan hal yang dianggap penting oleh media pemuat berita.

Anda mungkin juga menyukai