Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MEDIA SOSIAL DAN PEMILU PRESIDEN 2019 ( KASUS PASANGAN PRABOWO


- SANDI )

Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Pengantar Ilmu Politik

Oleh Dosen Pengampu :

Ahmad Syaeful Rahman, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh:

Ade Indriyani ( 1218030002 )

JURUSAN SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG 2021
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Kasus Pasangan Prabowo -
Sandi ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada
bidang Pengantar Ilmu Politik. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang masalah pasangan capres dan wapres pada tahun 2019 yaitu Prabowo dan
Sandi bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ahmad Syaeful Rahman, S.Pd., M.Pd. ,
selaku dosen Pengantar Ilmu Politik yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Bogor, 18 September 2021

Ade Indriyani

i
Daftar Isi

KATA PENGANTAR......................................................................................

DAFTAR ISI....................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................

1.1 Latar Belakang................................................................................

1.2 Rumusan Permasalahan..................................................................

1.3 Tujuan Penelitian

1.4 Manfaat Penelitian

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................

2.1 Militansi Pasukan Siber Prabowo-Sandiaga.....................................

2.2 2019 Ganti Presiden........................................................................

2.3 Figur calon wakil presiden menjdi penentu......................................

BAB III PENUTUP..........................................................................................

3.1 Kesimpulan.....................................................................................

3.2 Saran...............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tahun 2019 menjadi tahun pertarungan politik di Indonesia yaitu dengan


dilakukannya pemilihan umum yang dilakukan secara serentak. Semua diatur dan tertera
dalam undang-undang no 7 tahun 2017 mengenai Peraturan pelaksanaan Pemilihan Umum.
yang dilakukan baik tingkat legistlatif maupun eksekutif.

Pada ajang politik pemilu tahun 2019 atau dalam masa ini tentunya membuat seluruh
peserta pemilu berusaha dengan keras dengan harapan bisa meraih suara kemenangan atau
mendapat dukungan dari seluruh rakyat. salah satu cara agar meraih kemenangan ialah
dengan melakukan produk politik atau penyampaian pesan politik melalui kampanye atau
pemasaran politik.

Pilpres 2019 akan menjadi pertarungan pemilih milenial oleh karena itu, pemanfaatan
strategi komunikasi melalui sosial media berbasis big data akan sangat jauh lebih efektif dan
optimal selain strategi komunikasi konvensional.

Lebih jauh menurut inisiator gerakan #2019GantiPresiden ini, di Indonesia sendiri


pemanfaatan big data sudah mulai dimanfaatkan saat Pilkada DKI 2017 lalu. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh We Are Social yang bekerjasama dengan Hootsuite,
menyebutkan bahwa ada 130 juta orang Indonesia yang terbilang aktif di media sosial
(medsos).

1.2. Rumusan Masalah

Penelitian memfokuskan pada analisa Media sosial dan pemiulu presiden 2019 (kasus
pasangan prabowo – sandi) karena merujuk pada latar belakang permasalahan yang diuraikan

1
pada poin 1.1 di atas, maka peneliti merumuskan masalah yang akan diteliti yaitu :
“Bagaimanakah kasus media sosial Prabowo – Sandi pada Pemilu Presiden 2019 ”

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah pada poin 1.2, maka tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk :

Menjelaskan Media Sosial & Kasus Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno pada Pemilu
Presiden 2019.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini yaitu :

Untuk mengetahui kasus yang terjadi di media sosial pasangan prabowo – sandi pada
pemilu presiden 2019

2
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1. Militansi Pasukan Siber Prabowo-Sandiaga

Sejak awal, kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menyadari diri hampir tak memiliki
akses dalam pemberitaan media arus utama. Joko Widodo, di sisi lain, diuntungkan oleh
posisinya sebagai petahana. Mata kamera akan terus mengekor setiap agendanya. Kendati hal
itu merupakan kunjungan kerja, tapi praktis bisa menjadi ajang kampanye gratis. Beberapa
pemilik media pun mendukung Jokowi.

Maka, kubu Prabowo memakai senjata alternatif via serangan udara atau media sosial.
Kendati berniat bermain maksimal di udara, tapi Badan Pemenangan Nasional Prabowo-
Sandi tak membentuk direktorat khusus kampanye digital. Strateginya justru dengan
membentuk divisi media sosial di tiap direktorat—totalnya 15 direktorat.

Misalnya saja di direktorat terbesar bernama Direktorat Relawan BPN, terdapat 1.300
kelompok relawan yang mengoordinasi jutaan relawan di seluruh provinsi, klaim Mustofa
Naharwardya.

2.2. 2019 Ganti Presiden

Deklarasi relawan 2019 GantiPresiden tak hanya membagikan buku pedoman atau
buku manual ke para relawan. Mereka juga membacakan aspirasi yang intinya menyatakan
siap mengawal jalannya Pemilu 2019 agar lancar dan tertib.

2019GantiPresiden juga meramaikan dunia maya dengan tagar serupa.


2019GantiPresiden juga muncul dalam berbagai atribut seperti kaus, pin, gantungan kunci,
takjil untuk berbuka puasa, dan tentu saja lagu 2019GantiPresiden yang dinyanyikan
Mardani, Fadli Zon, dan politikus pro-Prabowo lainnya.

3
Tapi, gerakan 2019GantiPresiden rupanya tidak sepenuhnya mulus di lapangan.
Gerakan ini sempat mendapat penolakan di berbagai daerah seperti Jawa Barat, Serang,
Surabaya, maupun Riau. Banyaknya penolakan di berbagai daerah, membuat Mardani
meminta gerakan 2019GantiPresiden dilakukan dengan elegan dan santun.

"Saya dikenal penggagas hashtag 2019GantiPresiden. Per 13 April saya sudah


mengharamkan diri tidak boleh teriak lagi ganti presiden. Sudah selesai. Kenapa? Karena itu
sudah hari terakhir kampanye. Sekarang apalagi, sudah selesai kompetisinya. Kita kembali
normal," kata Mardani di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (3/5).

Ketua Umum Relawan Nasional Prabowo-Sandi (RN PAS), Eggi Sudjana mengatakan
pihaknya mengikuti arahan Ketua Umum Partai Gerindra yang juga bakal calon presiden
Prabowo Subianto dalam menyikapi penolakan terhadap deklarasi #2019GantiPresiden.
Penolakan deklarasi #2019GantiPresiden terbaru terjadi di Pekanbaru, Riau dan Surabaya,
Jawa Timur beberapa hari lalu.

"Langkah konkretnya, insyaallah kami ikuti arahan dari Pak Prabowo, untuk supaya
patuhi hukum dan jangan melakukan kekerasan," kata Eggi di Posko RN PAS, Jakarta, Senin
(27/8) malam. Kegiatan deklarasi tersebut boleh dilaksanakan saat ini dan tidak termasuk
kampanye di luar jadwal.

Wahyu mengatakan acara deklarasi #2019GantiPresiden dan #Jokowi2Periode tidak


termasuk definisi kampanye yang diatur dalam Peraturan KPU No. 24 tahun 2018 tentang
Kampanye Pemilihan Umum. Dalam PKPU tersebut, lanjut Wahyu, ada beberapa metode
kampanye, di antaranya pertemuan tatap muka, pertemuan terbatas, dan rapat umum.

2.3. Figur calon wakil presiden menjdi penentu

Ketika Republika memuat berita yang bernada positif terhadap Jokowi-Amin dengan
memuat perumpamaan duet mereka sebagai pasangan yang nasionalis dan religius. Beda
halnya dengan pemberitaan yang dimuat Republika terhadap Pasangan cawapres Prabowo-
Sandi dengan menulis berita miring terkait dugaan mahar politik cawapres Sandiaga Uno
dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Amanat Nasional (PAN). Republika
memuat berita tersebut berulang kali yaitu pada Republika edisi Jumat, 10 Agustus dengan
judul “PKS Berencana Laporkan Andi Arief” dan edisi Senin, 13 Agustus 2018 dengan judul
4
“PAN Ikut Meradang”. Republika memuat kata bersifat konotatif (Depiction) “Jenderal
Kardus” pada berita periode 10 Agustus yang berarti mudah dilipat atau dibentuk. Kata yang
bernada miring tersebut ditujukan kepada Prabowo Subianto sebagai protes ketidak puasan
Andi Arief terhadap pencalonan Sandiaga Uno sebagai cawapres Prabowo. Sedangkan pada
edisi 13 Agustus Republika menggunakan kata (Depiction) “PAN Ikut Meradang”, kata
tersebut digunakan Republika untuk menggambarkan reaksi dari pihak PAN yang merasa
dirugikan oleh pernyataan Sekjen Partai Demokrat tersebut.

Republika edisi Rabu, 15 Agustus 2018 kembali memuat berita mengenai dugaan
mahar politik Sandiaga Uno dengan judul “Relawan Jokowi Laporkan Sandiaga Uno”. Isi
pemberitaannya tak jauh berbeda dengan dua berita yang senada pada pemberitaan Republika
sebelumnya. Berita bernada miring tersebut menimbulkan (Consequences) bahwa adanya
hubungan yang tidak harmonis di dalam koalisi Prabowo-Sandi, karena sebagaiman diketahui
bahwa Andi Arief adalah Sekertaris Jenderal Partai Demokrat yang masuk dalam koalisi
oposisi Prabowo-Sandi.

Kemudian pada berita yang berjudul “Jokowi dan Prabowo Ingin Pemilu Damai”
dengan menghadirkan (Visual Image)Foto Masing-masing pasangan calon bersama para
petinggi partai koalisi. Republika memuat (Exemplars)suasana religi yang mewarnai suasana
pendaftaran kedua pasangan calon, Republika menuliskan “Lantunan shalawat badar pun
mengiringi kedatangan keduanya(Jokowi-Amin)”. Selain itu, Republika juga memuat
exemplars mengenai kedatangan Prabowo-Sandi dengan menulis berita dengan narasi
“Kedatangan mereka (Prabowo-Sandi) diiringi lantunan shalawat Nabi dengan Rebana”.

Aroma keberpihakan pemberitaan Republika kepada pasangan calon Jokowi-Amin


semakin terasa dengan kemasan berita bernuansa religi yang sangat kental dengan kehidupan
Ma’ruf Amin yang berlatar belakang santri NU, ditambah lagi dengan dimuatnya pernyataan
dari kubu koalisi Jokowi-Amin yaitu Jusuf Kalla di dalam dua berita sekaligus yaitu berita
berjudul “Jokowi dan Prabowo Ingin Pemilu Damai” dan berita berjudul “Kawal Pilpres
Damai”. Pernyataan tersebut berbunyi “Saya yakin pemilu ini akan soft”. Kata softtersebut
menjadi (Depiction)bahwa pemilu presiden 2019 mendatang akan damai tanpa kekerasan.
Jusuf Kalla melanjutkan, Bahwa hal tersebut dipengaruhi oleh hadirnya figur Ulama dan
pengusaha dari kedua Kubu.

5
Dari berita yang ditulis Republika terlihat jelas bahwa figur Calon Wakil Presiden pada
pemilu 2019 mendatang mendapat sorotan yang lebih pada pemberitaan Republika
dibandingkan pertarungan ulang antara Jokowi versus Prabowo. Hingga hari ketiga pasca
pendeklarasian masing-masing Calon Wakil Presiden, pemberitaan mengenai figur Ma’ruf
Amin dan Sandiaga Uno masih berlangsung. Pada pemberitaan Republika yang berjudul
“Kejutan Last Minutes” memuat (Depiction) dan (Exemplars). Repubila memuat (Depiction)
dengan menggunakan kata bermakna konotatif yaitu “game changer”yang berarti perubah
alur permainan untuk menggambarkan keberadaan Ma’ruf Amin dan Sandiaga Uno dianggap
sebagai figur yang merubah alur permainan. Sedangkan (Exemplars) yang dimuat Republika
yaitu “Sebagaimana diketahui bahwa trah PDIP selalu sukses memenangkan pemilu jika
didampingi tokoh Nahdlatul Ulama (NU), Gusdur-Megawati; Megawati-Hamzah Haz;
Jokowi-Jusuf Kalla”. Yang artinya, posisi Ma’ruf Amin sebagai figur yang berlatar belakang
santri dan bertransformasi menjadi Ulama NU diharapkan mampu mengulang kemenangan
layaknya duet PDIP dan NU pada pilpres yang sebelumnya.Selain itu, Republika juga
memberitakan beberapa ulasan dipilihnya Sandiaga Uno sebagai Calon Wakil Presiden yang
mendampingi Prabowo Subianto, salah satunya Republika memuat (Catchprase) “Bargaining
koalisi sebagai sweetener (daya tarik politik) jika koalisi Gerindra-PKS-PAN tetap solid”.
Kata bargaining dan sweetener di sini mengandung makna konotatif untuk menggambarkan
kemungkinan terjadinya negosiasi politik antar partai pengusung dalam memilih figur yang
akan menggantikan posisi Sandiaga Uno di kursi Jakarta II jika hubungan antara Gerindra-
PAN-PKS tetap dalam jalur yang sama.

6
BAB III

PENUTUP

3.3 KESIMPULAN

Berdasarkan makalah diatas dapat disimpulkan bahwa makalah Media sosial &
pemilu presiden 2019 (Kasus pasangan Prabowo – Sandi). Yaitu kegiatan yang berkaitan
pada kasus pasangan pasangan Prabowo – Sandi pada pemilu presiden 2019 agar
menciptakan persaingan sehat di media sosial.

3.2 SARAN

Penulis menyadari sepenuhnya jika makalah ini masih banyak kesalahan dan jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, untuk memperbaiki makalah tersebut penulis meminta kritik yang
membangun dari para pembaca.

7
8
DAFTAR PUSTAKA

Detik News. 2019. “2019 Ganti Presiden: Digaungkan hingga Diharamkan”,


https://news.detik.com/berita/d-4536348/2019-ganti-presiden-digaungkan-hingga-
diharamkan, diakses pada 9 september 2021 pada pukul 20.21.

Simanjuntak, Johnson. 2018. “Tim Kampanye Prabowo-Sandi Akan Sasar Media Sosial Untuk
Gaet Pemilih Milenial di Pilpres 2019”, https://www.tribunnews.com/pilpres-
2019/2018/09/26/tim-kampanye-prabowo-sandi-akan-sasar-media-sosial-untuk-gaet-
pemilih-milenial-di-pilpres-2019, diakses pada 9 september 2021 pada pukul 20.26.

Putri, Restu Diana. 2019. “Militansi Pasukan Siber Prabowo-Sandiaga”,


https://tirto.id/militansi-pasukan-siber-prabowo-sandiaga-dihL, diakses pada 9
september 2021 pada pukul 20.32.

Feri, Agus. 2018. “Relawan Tunggu Kata Prabowo Soal Penolakan #2019GantiPresiden”,
/https://www.cnnindonesia.com/nasional/20180828031708-32-325367/relawan-tunggu-
kata-prabowo-soal-penolakan-2019gantipresiden, diakses pada 9 september 2021 pada
pukul 20.35.

http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/28563/7.BAB%20III.pdf?sequenc
e=7&isAllowed=y

Anda mungkin juga menyukai