DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1 :
1. AJENG KUSUMANINGRUM NPM : 08.2018.1.01803
2. M. AMIRUL FATAH NPM : 08.2018.1.01811
3. BREENDA DEWANGGI SUBEKTI NPM : 08.2019.1.90249
DAFTAR ISI
COVER .............................................................................................................. i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan .................................................................................... 2
BAB II ISI .............................................................................................................. 3
2.1 Bahan Baku Industri Belerang dan Asam Sulfat ...................................... 3
2.2 Karakteristik Bahan Baku dari Industri Belerang dan Asam Sulfat ......... 4
2.3 Proses Industri Belerang dan Asam Sulfat ............................................... 6
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 15
3.1 Kesimpulan............................................................................................. 15
FTI – ITATS ii
Sulfur dan Industri Asam Sulfat
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Belerang atau sulfur adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang S dan nomor atom 16. Belerang ditemukan dalam meteorit. R.W. Wood
mengusulkan bahwa terdapat simpanan belerang pada daerah gelap di kawah
Aristarchus. Belerang terjadi secara alamiah di sekitar daerah pegunungan dan
hutan tropis. Sulfir tersebar di alam sebagai pirit, galena, sinabar, stibnite, gipsum,
garam epsom, selestit, barit dan lain-lain. Bentuknya adalah non-metal yang tak
berasa, tak berbau dan multivalent. Belerang dalam bentuk aslinya, adalah sebuah
zat padat kristalin kuning. Di alam belerang dapat ditemukan sebagai unsur murni
atau sebagai mineralmineral sulfide dan sulfate. Ia adalah unsur penting untuk
kehidupan dan ditemukan dalam dua asam amino. Penggunaan komersilnya
terutama dalam fertilizer namun juga dalam bubuk mesiu, korek api, insektisida dan
fungisida. Belerang dikenal masyarakat (khususnya para petani) adalah sejenis
bahan untuk digunakan pembasmi tikus. Dengan alat khusus, belerang diubah untuk
menjadi asap yang dimasukkan pada lubang-lubang tikus di persawahan, sehingga
tikus dibuatnya semaput. Manfaat belerang padahal cukup banyak khususnya untuk
dunia industri.
Asam sulfat adalah suatu bahan penting untuk berbagai proses produksi, antara
lain industri pupuk, bahan kimia maupun untuk analisa labotarorium. Asam sulfat
merupakan asam anorganik yang bisa diproduksi secara massal dan dalam kapasitas
besar. Pada umumnya setiap pabrik memiliki unit pabrik pengolahan asam sulfat
agar mengurangi biaya pembelian bahan baku. Oleh karena itu, agar kita lebih
memahami mengenai industri belerang 2 dan asam sulfat, maka makalah ini akan
membahas mengenai industri belerang dan asam sulfat.
FTI – ITATS 1
Sulfur dan Industri Asam Sulfat
FTI – ITATS 2
Sulfur dan Industri Asam Sulfat
BAB II
ISI
2.1 Bahan Baku Industri Belerang dan Asam Sulfat
Belerang terdapat dalam keadaan unsur bebas ataupun dalam senyawa sulfida
Bahan baku utama pembuatan asam sulfat adalah sulfur atau belerang, yang
berwarna kuning. Belerang di alam terdapat di kulit bumi meliputi kira-kira 0,1%
dari massa kulit bumi. Belerang dalam keadaan unsur bebas terdapat di alam
(daerah gunung berapi dan dalam tanah). Dalam bentuk senyawa, belerang terdapat
pada bijih-bijih seperti pyrit (FeS2), sfalerit (ZnS), kalkoprit (CuFeS2), galena
(PbS), atau pada garamgaram sulfat seperti gips CaSO4, barium sulfat (BaSO4),
maupun magnesium sulfat (MgSO4). Sekitar 56% belerang diperoleh dengan
penambangan dari sulfur alam, 19% diperoleh dari senyawa-senyawa sulfur seperti
pyrite atau batuan sulfida/ sulfat lainnya, dan dari gas buangan industri minyak
bumi/ batu bara (H2S, SO2) 25%.
Penyebaran penambangan endapan belerang di Indonesia saat ini baru
diketahui terdapat dienam propinsi, dengan total cadangan sekitar 5,4 juta. Untuk
belerang tipe sublimasi, karena proses terjadinya didasarkan kepada aktivitas
gunung berapi, maka selama gunung berapi aktif, belerang tipe ini dapat diproduksi.
Dengan demikian sumber daya belerang sublimasi dapat dianggap tidak terbatas.
Saat ini belerang termurah dihasilkan dari China dan India.
Berikut daerah yang memiliki sumber belerang, antara lain:
1. Jawa Barat : Gunung Tangkuban Perahu, Danau Putri, Galunggung,
Ceremai, Telaga Bodas.
2. Jawa Tengah : Gunung Dieng.
3. Jawa Timur : Gunung Arjuno, Gunung Welirang, Kawah Ijen.
4. Sumatera Utara : Gunung Namora.
5. Sulawesi Utara : Gunung Mahawu, Soputan.
6. Maluku : Pulau Damar.
Dari total jumlah sulfur yang diproduksi tersebut, sekitar 70-85% digunakan
untuk pembuatan asam sulfat. Sedangkan asam sulfat banyak digunakan untuk
industri pupuk (37%), industri bahan kimia (18%), industri bahan warna (8%), pulp
dan kertas (7%), besi baja, serat sintetis, minyak bumi dan lain-lain.
FTI – ITATS 3
Sulfur dan Industri Asam Sulfat
2.2 Karakteristik Bahan Baku dari Industri Belerang dan Asam Sulfat
2.2.1 Karakteristik Bahan Baku Penambangan dan Pembuatan Belerang
A. Mineral Sulfida
1. Bijih Pyrit (FeS2)
Sistem Kristal : isometrik seperti dadu atau kubus (striated)
Kekerasan : 6 – 6,5 mohs
Berat Jenis : 4,95 – 5,10
Warna : emas pucat
2. Sfalerit (ZnS)
Sistem Kristal : isomeristik
Kekerasan : 3,5 – 4 mohs
Berat Jenis : 4,0
Warna : biasanya hitam tetapi bisa
berwarna soklat, kuning,
kemerahan, hijau, dan
putih atau kurang umum berwarna.
Sifat : submetalik
Keberadaan : Joplin, Missouri, Rosiclare, Illinois, Elmwood,
Tennessee, Amerika Serikat, Broken Hill,
Australia, Italia, Spanyol, Burma, Peru, Maroko,
Jerman, dan Inggris.
FTI – ITATS 4
Sulfur dan Industri Asam Sulfat
3. Kalkoprit (CuFeS2)
Sistem Kristal : Tertragonal
Kekerasan : 3,5 – 4 mohs
Berat Jenis : 4,2
Warna : kuning keemasan
Sifat : logam
Keberadaan : Chile, Peru, Meksiko, Eropa, dan Afrika Selatan,
dan USA.
4. Galena (PbS)
Sistem Kristal : isometric heksoktahedral
Kekerasan : 2,5 – 2,75 mohs
Berat Jenis : 7,58
Warna : abu-abu timah
Sifat : semikonduktor
Keberadaan : Perancis, Romania, Austria,
Belgium, Italia, Spanyol,
Scotland, Inggris, Australia, Mexico, Gunung
Hermon (Israel sebelah utara), Amerika Serikat
(lembah Mississippi, di bagian tenggara Missouri
dan di Illinois, Iowa dan Wisconsin)
FTI – ITATS 5
Sulfur dan Industri Asam Sulfat
FTI – ITATS 6
Sulfur dan Industri Asam Sulfat
FTI – ITATS 7
Sulfur dan Industri Asam Sulfat
FTI – ITATS 8
Sulfur dan Industri Asam Sulfat
Dari gambar di atas terlihat bahwa pada proses flotasi mineral yang
akan dipisahkan bersama dengan reagen akan menempel pada
gelembung udara dan naik ke permukaan, sedangkan sisanya berupa
pasir halus dan air yang disebut tailing. Sedangkan dalam benefication
proses, sulfur setelah ditambahkan air dan reagenreagen dipanaskan
dalam autoklaf selama ½ - ¾ jam pada tekanan 3 atm, sehingga setiap
partikel kecil sulfur terkumpul, kemudian dilakukan pencucian dengan
air untuk menghilangkan tanah, lalu dipanaskan kembali dalam autoklaf
sehingga sulfur terpisah sebagai lapisan sulfur dengan kadar 80 – 90%.
c. Pengambilan Belerang Dari Gas Buang Bahan Bakar
Sulfur dapat diperoleh dari gas buang pembakaran batubara atau
pengilangan minyak bumi yang tidak boleh dibuang ke udara karena
dapat menimbulkan pencemaran. Pengolahan gas buang untuk
memperoleh sulfur ini biasa dilakukan dengan menggunakan proses
Claus. Pada proses ini, gas-gas tersebut (H2S) terlebih dahulu diadsorpsi
dengan menggunakan etanolamin untuk memisahkannya dari gas-gas
lain, yang kemudian akan masuk ke unit Claus. Terdapat dua tahapan
pada proses Clause, yaitu thermal step dan catalityc step.
FTI – ITATS 9
Sulfur dan Industri Asam Sulfat
Pada thermal step, sebagian gas H2S akan teroksidasi dengan udara, ini
dilakukan dalam tungku reaksi pada suhu tinggi (1000 – 1400℃).
Sehingga sulfur akan terbentuk dan akan dihasilkan pula gas SO2,
namun beberapa gas H2S tetap tidak bereaksi. Dengan reaksi sebagai
berikut:
Kemudian pada catalityc step, gas H2S yang belum teroksidasi pada
thermal step direaksikan dengan SO2 pada suhu yang lebih rendah
(sekitar 200 – 350℃) selama katalis untuk memperoleh belerang.
Dengan reaksi sebagai berikut:
FTI – ITATS 10
Sulfur dan Industri Asam Sulfat
2. Asam Sulfat
a. Proses Kontak
Salah satu cara pembuatan asam sulfat melalui proses industri
dengan produk yang cukup besar adalah dengan proses kontak. Prinsip
proses kontak adalah reaksi oksidasi gas SO2 dengan oksigen dari udara
dengan memakai katalis padat dilanjutkan dengan absorpsi gas SO3
yang dihasilkan untuk membentuk asam sulfat.
Reaksi Utama:
FTI – ITATS 11
Sulfur dan Industri Asam Sulfat
Reaksi dapat berlangsung lebih jauh pada arah yang dihendaki dan
pemulihan dapat lebih tinggi dan mencapai 99,7%.
FTI – ITATS 12
Sulfur dan Industri Asam Sulfat
FTI – ITATS 13
Sulfur dan Industri Asam Sulfat
FTI – ITATS 14
Sulfur dan Industri Asam Sulfat
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh mengenai industri belerang dan asam
sulfat, antara lain:
1. Belerang merupakan salah satu bahan dasar yang paling penting dalam industri
pengolahan kimia.
2. Bahan baku yang digunakan dalam industri asam sulfat adalah belerang.
3. Proses industri asam sulfat terdiri dari proses kontak (absorpsi tunggal dan
ganda) dan proses bilik timbal.
4. Proses kontak dan bilik timbal memakai bahan dasar SO2 dari pembakaran
belera
FTI – ITATS 15