Anda di halaman 1dari 4

Nama : Rachmadian Tri Ramadhani

NIM : 041304543

TUGAS 1 TAP

1. Reformasi birokrasi telah berlangsung lama di Indonesia dan dilakukannya reformasi


birokrasi salah satunya adalah sebagai upaya pengentasan patologi birokrasi. Namun,
apakah menurut Anda patologi birokrasi ini benar-benar telah terselesaikan? berikan
penjelasan anda secara detail dengan analisis terhadap kasus yang anda ketahui!

Jawaban:

1. Pada dasarnya penyakit birokrasi di Indonesia memang sedikit sulit untuk disembuhkan, akan
tetapi menurut saya ada beberapa hal untuk mengatasi masalah patologi birokrasi yang terjadi di
Indonesia, hal tersebut dapat dilakukan dengan melakukan pembuatan peraturan daerah yang
jelas dalam mengatur hak dan kewajiban untuk penyelenggara dan pengguna di setiap masing-
masing provinsi dan kabupaten, pengembangan dan penerapan e government, menciptakan
sistem akuntabilitas dan transparansi, diperlukannya reformasi pada administrasi secara global,
diperlukannya lembaga ombudsman di setiap masing-masing daerah, peningkatan pada kualitas
pelayanan publik, selain itu sebaiknya untuk seluruh lapisan masyarakat saling bekerjasama
dalam melaksanakan proses pemerintahan dengan sebaik-baiknya dan menerapkan hukum yang
tegas di Indonesia agar tidak ada kecurangan yang dilakukan oleh pemerintah dalam
melaksanakan tugasnya.

Cara pertama, memperbaiki manajemen kinerja di mana program dan kegiatan harus benar-benar
dirancang untuk menghasilkan outcome yang tepat sehingga dapat meningkatkan efektivitas dan
efisiensi pembangunan. Tidak boleh ada lagi kegiatan-kegiatan siluman yang diselipkan dalam
program tertentu yang sama sekali tidak memiliki kaitan dengan outcome.

kedua, pembangunan unit kerja menuju Wilayah Bebas dari Korupsi/Wilayah Birokrasi Bersih
dan Melayani (WBK/WBBM) yang merupakan miniatur pelaksanaan reformasi birokrasi,
terutama pada unit kerja yang memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat. Diharapkan
unit kerja yang nantinya mendapat predikat WBK-WBBM dapat menjadi contoh pelaksanaan
reformasi birokrasi bagi unit-unit kerja lainnya.
ketiga, melakukan penyederhanaan organisasi pemerintahan. Pada tahun 2014, yaitu awal
pemerintahan Kabinet Kerja, pemerintah telah membubarkan 10 Lembaga Non Struktural (LNS),
pada tahun 2015 dibubarkan 2 LNS, tahun 2016 dibubarkan 9 LNS dan terakhir pada tahun 2017
dibubarkan 2 LNS. Sehingga antara tahun 2014 sampai dengan 2017 secara total berjumlah 23
LNS yang sudah dibubarkan. Pembubaran dilakukan mengingat tugas dan fungsi LNS tersebut
sudah dilaksanakan kementerian/lembaga teknis.

keempat, mempercepat penerapan sistem pemerintahan berbasis elektronik (e-government)


secara terintegrasi, hal ini perlu dilakukan mengingat pengembangan e-government dihadapkan
pada kenyataan bahwa setiap instansi membangun sistem e-government mereka sendiri.

Pemerintah harus meningkatkan kapasitas Aparatur Sipil Negara. Upaya ini dilakukan melalui
perbaikan sistem rekrutmen, percepatan penetapan peraturan teknis sebagai pelaksanaan UU
ASN, peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan, dan pengawasan terhadap penerapan sistem
merit.

2. Tahun 2019 kita mengenal adanya pandemi Covid-19 yang menyerang Wuhan, dan
Indonesia sendiri terkonfirmasi terkontaminasi dengan pandemi tersebut pada awal tahun
2020 kurang lebih bulan Maret. Sejak Maret, semakin hari semakin banyak korban covid-
19 berjatuhan, sehingga Indonesia mengeluarkan kebijakan yaitu Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara
dan Stabilitas Sistem Keuangan Untuk Penanganan Pandemi Covid-19. Pada dasarnya
sebuah kebijakan seharunya memberikan solusi atas permasalahan masyarakat, namun
tidak hanya memberikan solusi, kebijakan juga dapat memberikan dampak buruk.
Silahkan Anda jelaskan dan berikan analisis anda terhadap dampak yang terjadi pada
kebijakan publik berkaitan dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
tersebut!

Jawaban:
Latar belakang lahirnya Perppu ini karena adanya pandemik covid 19 yang membawa pengaruh
terhadap perlambatan pertumbuhan ekonomi nasional, penurunan penerimaan negara,
peningkatan belanja negara dan pembiayaan, pemburukan sistem keuangan maka perlunya
penyelamatan kesehatan dan perekonomian nasional berupa belanja untuk kesehatan, jaring
pengaman sosial, pemulihan perekonomian dan mitigasi. Untuk pemulihan keadaan maka perlu
dilakukan relaksasi pelaksanaan APBN. Terkait penanganan pendemik covid 19 dan ancaman
yang membahayakan perekonomian nasional dan stabilitas sistem keuangan, pemerintah
melakukan perubahan regulasi diantaranya regulasi APBN dan Perpajakan, bank Indonesia, OJK
dan ketenagakerjaan.

Permasalahan dalam Perppu No 1 Tahun 2020 adalah sebagai berikut:

Masalah judicial review yaitu substansi dari perppu yaitu pasal 27 yang mengakibatkan
kekebalan hukum, hak impunitas, bertentangan dengan equality before the law, melawan hukum
dan penyalahgunaan wewenang. Dalam pembahasan, nama Perppu lebih tepat Kebijakan
progresif penanganan pandemik covid 19. Sedangkan terkait dengan kebijakan keuangan negara
menjadi substansi bab 2 atau pasal-pasal. Dalam keadaan kegentingan yang memaksa Presiden
berhak menetapkan Perppu sesuai dengan Putusan MK No. 138/PUU-VII/2009. Dalam substansi
yang mengandung kontroversi dikuatirkan mendorong pihak-pihak tertentu dalam melakukan
pekerjaannya tidak hati-hati, tidak patut, tidak taat SOP dan tidak wajar. Dalam perspektif
Hukum pidana, Pasal 27 ayat (1), (2) dan (3), dengan memberikan impunitas membuat orang-
orang/pejabat dalam Perppu menjadi kebal hukum sehingga dikhwatirkan penyimpangan atau
penyalahgunaan wewenang dengan dalih melindungi pelaksana memuat logika yang keliru. Hal
ini bertentangan dengan UU PTP Korupsi atau per UUan lain.

Perppu didasarkan sesuai dengan UUD 1945 Pasal 22 ayat (1) menyebutkan, “Dalam hal ihwal
kegentingan yang memaksa, Presiden berhak menetapkan peraturan pemerintah sebagai
pengganti undang-undang".

Tidak ada dasar atau parameter Perppu bisa dikeluarkan tapi kemudian MK mengeluarkan
parameter tetapi loss juga yaitu Keputusan Mahkamah Konstitusi Nomor 138/PUU-VII/2009
pada 8 Februari 2010 yang menyatakan Perppu bisa dikeluarkan.
- ada keadaan yaitu kebutuhan mendesak untuk menyelesaikan masalah hukum secara cepat
berdasarkan undang-undang.
- undang-undang yang dibutuhkan tersebut belum ada sehingga terjadi kekosongan hukum
atau ada undang-undang tetapi tidak memadai.
- adanya kekosongan hukum tersebut tidak dapat diatasi dengan cara membuat undang-
undang secara prosedur biasa karena akan memerlukan waktu yang cukup lama sedangkan
keadaan yang mendesak tersebut perlu kepastian untuk diselesaikan.

Keberadaan Perppu No. 1 Tahun 2020 dinilai berpotensi melindungi pejabat yang lalai dalam
bekerja hingga mengakibatkan kerugian negara. Keberadaan pasal kebal hukum tersebut telah
melanggar prinsip-prinsip negara hukum.

Seluruh masyarakat berharap penanganan pandemik covid 19, perlu upaya dan penanganan
profesional, berintegrasi, dan disiplin tinggi, untuk menghindari kegiatan-kegiatan dan dampak
negatif yaitu merugikan keuangan negara dan perekonomian negara. Perlu dilakukan
pengawasan secara maksimal terhadap pelaksanaan Perppu No 1 Tahun 2020 dengan melibatkan
berbagai unsur masyarakat. Pengaturan hak imunitas dan impunitas di dalam Perppu tidak perlu
dimunculkan karena dapat mendorong adanya niat tidak baik bagi pelaksananya. Perlu
pengawasan penggunaan anggaran dan penegakan hukum yang profesional dan berintegritas.

Referensi:

- BMP ADPU 4230 SANKRI dan BMP ADPU 4410 Kebijakan Publik
- https://www.beritasatu.com/nasional/485776/ini-cara-obati-penyakit-birokrasi-menurut-
menteri-asman
- https://kumparan.com/wahyu-risti-bunga-nadia/patologi-birokrasi-di-indonesia-
bagaimana-mengatasinya-1y8bu6bzb6q/full

Anda mungkin juga menyukai