Tujuan penelitian
Pendahuluan
Infeksi TORCH (Toxoplasma, Other
Disease, Rubella, Cytomegalovirus dan Herpe
Simplexs Virus) merupakan beberapa jenis
infeksi yang bisa dialami oleh wanita yang akan
ataupun sedang hamil. Infeksi ini dapat
menyebabkan cacat bayi akibat adanya
penularan dari ibu ke bayi pada saat
hamil.Infeksi TORCH pada wanita hamil
seringkali tidak menimbulkan gejala atau
asimtomatik tetapi dapat memberikan dampak
serius bagi janin yang dikandungnya.Dampak
klinis bisa berupa Measles, Varicella, Echovirus,
Mumps, Vassinia, Polio dan Coxsackie-B.
Infeksi TORCH ini dikenal karena
menyebabkan kelainan beserta keluhan yang
dapat dirasakan oleh berbagai rentang usia
mulai dari anak-anak sampai dewasa. Ibu hamil
yang terinfeksi pun dapat menyebabkan kelainan
pada bayinya berupa cacat fisik dan mental yang
beragam serta keguguran. Infeksi TORCH dapat
menyebabkan 5-10% keguguran dan kelainan
kongenital pada janin.
Kelainan kongenital dapat menyerang
semua jaringan maupun organ tubuh termasuk
sistem saraf pusat dan perifer yang
mengakibatkan gangguan penglihatan,
pendengaran sistem kardiovaskuler dan
metabolisme tubuh
Campak menjadi perhatian serius pada tahun Virus Rubella diasingkan pertamakali pada
2000, dimana dilaporkan bahwa komplikasi tahun 1962 oleh Parkman dan Weller. Rubella
penyakit campak menyebabkan kematian merupakan virus RNA yang termasuk dalam
kepada lebih dari 562.000 anak di seluruh genus Rubivirus, famili Togaviridae, dengan jenis
dunia.Sama berbahayanya dengan campak, antigen tunggal yang tidak dapat bereaksi silang
Rubella yang menginfeksi sebelum konsepsi dan dengan sejumlah grup Togavirus lainnya. Virus
selama periode awal kehamilan berpotensi Rubella memiliki 3 protein struktural utama yaitu
menjadi penyebab terjadinya obortus, kematian 2 glycoprotein envelope, E1 dan E2 dan 1 protein
janin, atau CRS (Congenital Rubella Syndrome) nukleokapsid. Secara morfologi, virus Rubella
pada bayi. Rubella termasuk penyakit ringan berbentuk bulat (sferis) dengan diameter 60–70
pada anak tetapi dapat memberikan dampak mm dan memiliki inti (core) nukleoprotein padat,
buruk apabila terjadi pada ibu hamil trimester dikelilingi oleh dua lapis lipid yang mengandung
pertama, mengakibatkan glycoprotein E1 dan E2. Virus Rubella dapat
Conginetal Rubella Syndrom (CRS). dihancurkan oleh proteinase, pelarut lemak,
formalin, sinar ultraviolet, PH rendah, panas dan
Isi amantadine tetapi nisbi (relatif) rentan terhadap
pembekuan, pencairan atau sonikasi.7,8
Virus Rubella terdiri atas dua subunit setelah permulaan (onset) ruam (rash). Pada fase
struktur besar, satu berkaitan dengan envelope ini, Virus Rubella sangat menular.7, 10, 11, 9
virus dan yang lainnya berkaitan dengan Infeksi Rubella menyebabkan kerusakan
10
nucleoprotein core. Virus Rubella janin karena proses pembelahan terhambat.
ditransmisikan melalui pernapasan dan Dalam rembihan (secret) tekak (faring) dan air
mengalami replikasi di nasofaring dan di daerah kemih (urin) bayi dengan CRS, terdapat virus
kelenjar getah bening. Viremia terjadi antara hari Rubella dalam jumlah banyak yang dapat
ke-5 sampai hari ke-7 setelah terpajan virus menginfeksi bila bersentuhan langsung. Virus
Rubella. Dalam ruangan tertutup, virus Rubella dalam tubuh bayi dengan CRS (Congenital Rubella
dapat menular ke setiap orang yang berada di Syndrom) dapat bertahan hingga beberapa bulan
ruangan yang sama dengan penderita. Masa atau kurang dari 1 tahun setelah kelahiran.
inkubasi virus Rubella berkisar antara 14–21 hari. Kerusakan janin disebabkan oleh
Masa penularan 1 minggu sebelum dan 4) hari berbagai faktor, misalnya oleh kerusakan sel
akibat virus Rubella dan akibat pembelahan sel
oleh virus. Infeksi plasenta terjadi selama viremia diantaranya menjadi penderita diabetes pada
ibu, menyebabkan daerah (area) nekrosis yang dekade ketiga kehidupan mereka.7, 12
tersebar secara fokal di epitel vili korealis dan sel Congenital Rubella Syndrome (CRS) atau Fetal
endotel kapiler. Sel ini mengalami deskuamasi ke Rubella Syndrome merupakan gabungan beberapa
dalam lumen pembuluh darah, menunjukkan keabnormalan fisik yang berkembang pada bayi
(indikasikan) bahwa virus Rubella dialihkan sebagai akibat infeksi virus Rubella maternal yang
berlanjut dalam fetus. CRS dapat mengakibatkan
(transfer) ke dalam peredaran (sirkulasi) janin
terjadinya abortus, bayi lahir mati, prematur dan cacat
sebagai emboli sel endotel yang terinfeksi. Hal ini
apabila bayi tetap hidup. Risiko infeksi janin
selanjutnya mengakibatkan infeksi dan kerusakan
beragam berdasarkan waktu terjadinya infeksi
organ janin. Selama kehamilan muda mekanisme
maternal. Apabila infeksi terjadi pada 0–12
pertahanan janin belum matang dan gambaran
minggu usia kehamilan, maka terjadi 80–90%
khas embriopati pada awal kehamilan adalah
risiko infeksi janin. Infeksi maternal yang terjadi
terjadinya nekrosis seluler tanpa disertai tanda
sebelum terjadi kehamilan tidak mempengaruhi
peradangan.
janin. Infeksi maternal pada usia kehamilan15–30
Sel yang terinfeksi virus Rubella memiliki
minggu risiko infeksi janin menurun yaitu 30%
umur yang pendek. Organ janin dan bayi yang
atau 10–20%.7, 12, 13
terinfeksi memiliki jumlah sel yang lebih rendah
Bayi di diagnosis mengalami CRS apabila
daripada bayi yang sehat. Virus Rubella juga
mengalami 2 gejala pada kriteria A atau 1 kriteria
dapat memacu terjadinya kerusakan dengan cara
A dan 1 kriteria B, sebagai berikut:
apoptosis. Jika infeksi maternal terjadi setelah
A) Katarak, glaukoma bawaan, penyakit jantung
trimester pertama kehamilan, kekerapan
bawaan (paling sering adalah patient ductus
(frekuensi) dan beratnya derajat kerusakan janin
arteriosus atau peripheral pulmonary artery
menurun secara tiba-tiba (drastis). Perbedaan ini
stenosis), kehilangan pendengaran,
terjadi karena janin terlindung oleh
pigmentasi retina.
perkembangan melaju (progresif) tanggap
B) Purpura, splenomegali, jaundice,
(respon) imun janin, baik yang bersifat humoral
mikroemsefali, retardasi mental,
maupun seluler, dan adanya antibodi maternal
meningoensefalitis dan radiolucent bone
yang dialihkan (transfer) secara pasif.7, 11, 9
disease (tulang tampak gelap pada hasil foto
Risiko terjadinya kerusakan apabila infeksi
roentgen).
terjadi pada trimester pertama kehamilan
Beberapa kasus hanya mempunyai satu
mencapai 80–90%. Risiko infeksi akan menurun
gejala dan kehilangan pendengaran merupakan
10-20% apabila infeksi terjadi pada trimester II
cacat paling umum yang ditemukan di bayi
kehamilan (Gnansia, 2004). Ibu bisa mengalami
dengan CRS. Definisi kehilangan pendengaran
keguguran bahkan kematian. Selain itu, bahaya
menurut WHO adalah batas pendengaran ≥ 26 dB
juga mengancam janin yang dikandung. Janin
yang tidak dapat disembuhkan dan bersifat
dengan infeksi Rubella dapat mengalami kelainan
permanen.7, 12
kardiovaskuler, ketulian saat lahir, kelainan mata
Meskipun infeksi bawaan dapat dipastikan
dapat berupa glaukoma. Virus dapat berdampak
dengan isolasi virus dari swab tenggorokan, air
di semua organ dan menyebabkan berbagai
kemih dan cairan tubuh lainnya, tetapi
kelainan bawaan. Janin yang terinfeksi Rubella
pengasingan tersebut mungkin memerlukan
berisiko besar meninggal dalam kandungan, lahir
pemeriksaan berulang. Sehingga pemeriksaan
prematur, abortus spontan dan mengalami
serologis merupakan pemeriksaan yang sangat
malformasi sistem organ. Berat ringannya infeksi
dianjurkan. Pemeriksaan antibodi IgM spesifik
virus Rubella di janin bergantung pada lama umur
ditunjukkan untuk setiap neonatus dengan berat
kehamilan saat infeksi terjadi. Manifestasi
badan lahir rendah yang juga memiliki gejala
permulaan yang tertangguhkan (delayed-onset)
klinis Rubella bawaan. Adanya IgM di bayi
CRS yang paling sering adalah terjadinya diabetes
tersebut menandakan bahwa ia telah terinfeksi
mellitus tipe 1. Penelitian lanjutan di Australia
secara bawaan, karena antibodi ini tidak dapat
terhadap anak yang lahir pada tahun 1934
melalui perbatasan (barier) plasenta.11,14
sampai 1941, menunjukkan bahwa sekitar 20%