Anda di halaman 1dari 2

PAGUYUBAN PROLANIS

15 OKTOBER 2017
Diabetes dan tidur
Gelisah dan bolak-balik sepanjang malam umum terjadi pada orang yang menderita diabetes.
Sangat umum terjadi penderita diabetes akan makan dengan jumlah berlebihan sebagai kompensasi kurangnya tidur
karena mencoba untuk mendapatkan energi melalui kalori.
Gangguan tidur tertentu, seperti sleep apnea, lebih sering terjadi pada orang yang menderita diabetes.
Diabetes adalah suatu kondisi di mana tubuh tidak mampu memproduksi insulin dengan benar. Hal ini menyebabkan
kelebihan kadar glukosa dalam darah. Jenis yang paling umum adalah tipe 1 dan diabetes tipe 2.
Jika Anda memiliki tipe 1, artinya pankreas tidak memproduksi insulin, sehingga Anda harus menggunakan setiap
hari.
Jika Anda memiliki tipe 2, artinya tubuh Anda dapat membuat beberapa insulin sendiri, tapi sering tidak cukup. Ini
berarti bahwa tubuh Anda tidak dapat menggunakan insulin dengan benar.
Tergantung pada seberapa baik Anda mengontrol gula darah Anda, Anda mungkin tidak akan  mengalami gejala dari
penyakit diabetes.
Gejala jangka pendek gula darah yang tinggi dapat berupa sering merasa haus atau lapar, serta sering buang air kecil.
Bagi yang tidak terbiasa dengan gejala ini akan membawa dampak pada cara tidur Anda. Inilah yang dikatakan oleh
penelitian.
Mengapa diabetes mempengaruhi kemampuan Anda untuk tidur?
Dalam satu penelitian tahun 2012, peneliti memeriksa hubungan antara gangguan tidur dan diabetes. Gangguan tidur
termasuk sulit tidur atau kurang tidur, atau tidur terlalu banyak.
Penelitian ini menemukan hubungan yang jelas antara gangguan tidur dan diabetes. Para peneliti mengatakan bahwa
kurang tidur merupakan faktor risiko yang signifikan untuk diabetes, yang kadang-kadang dapat dikendalikan.
Menderita diabetes tidak berarti bahwa tidur Anda akan terpengaruh. Ini lebih cenderung ke soal gejala diabetes
yang Anda alami dan bagaimana Anda mengelola gejala ini.
Gejala tersebut menyebabkan masalah ketika Anda mencoba untuk beristirahat atau pergi tidur :
1. Kadar gula darah tinggi dapat menyebabkan sering buang air kecil. Jika gula darah Anda tinggi di malam hari,
akibatnya Anda bisa terbangun untuk buang air kecil ke kamar mandi.
2. Ketika tubuh Anda memiliki kelebihan glukosa, tubuh akan menarik air dari jaringan di tubuh Anda. Ini dapat
membuat Anda merasa kehausan, akibatnya anda akan terbangun untuk minum dan mengatasi rasa haus.
3. Gejala gula darah rendah, seperti oyong, pusing, dan berkeringat, juga dapat mempengaruhi tidur Anda.
Apakah gangguan tidur berhubungan dengan diabetes?
Gelisah sepanjang malam umum terjadi pada orang dengan diabetes. Meskipun ini mungkin  gejala diabetes yang
umum terjadi, tapi kondisi medis yang lain bisa jadi penyebab mengapa anda susah tidur.
Beberapa gangguan tidur dan gangguan lain yang mempengaruhi tidur yang  biasanya dialami penderita diabetes.
1.Sleep apnea
Sleep apnea terjadi ketika pernapasan berulang kali berhenti dan mulai lagi sepanjang malam.
Dalam satu penelitian tahun 2009, peneliti menemukan 86 % dari peserta yang menderita  sleep apnea adalah
penderita diabetes.
Sleep apnea lebih umum ditemukan pada penderita diabetes tipe 2. Ini terjadi karena orang dalam kelompok ini
sering memiliki kelebihan berat badan, yang dapat menyempitkan saluran udara pernapasan mereka.
Gejala umum termasuk merasa lelah di siang hari dan mendengkur di malam hari. Anda lebih berisiko menderita
sleep apnea jika berada dalam keluarga yang memiliki riwayat sleep apnea atau jika Anda gemuk.
Mendapatkan berat badan yang ideal dan sehat untuk tipe tubuh Anda dapat membantu meringankan gejala-gejala
sleep apnea Anda.
2. Sindrom kaki gelisah (Restless Leg Syndrom = RLS)
RLS ditandai dengan adanya dorongan konstan untuk menggerakkan kaki. Ini sering terjadi pada saat malam hari,
yang dapat membuat anda menjadi sulit untuk bergerak atau tetap tertidur.
RLS dapat terjadi karena kekurangan zat besi. Faktor risiko untuk RLS terjadi karena tingkat gula darah tinggi, masalah
ginjal, dan gangguan tiroid.
Jika Anda menduga menderita RLS, segera kunjungi dokter Anda untuk meninjau gejala Anda. Hal ini terutama
penting jika Anda memiliki riwayat anemia.
Tembakau juga bisa memicu RLS. Jika Anda seorang perokok, bergabunglah dengan program untuk berhenti
merokok.
3. Insomnia
Insomnia ditandai dengan kesulitan untuk tertidur kembali dan tidur lelap. Anda lebih berisiko menderita insomnia
jika Anda memiliki tingkat stres yang tinggi ditambah dengan kadar glukosa tinggi. Menggunakan obat-obatan untuk
membantu anda supaya bisa tidur tidak akan memecahkan masalah insomnia.
Bagaimana kurang tidur dapat mempengaruhi diabetes Anda
Para ahli mengaitkan kurang tidur dengan perubahan keseimbangan hormon yang dapat mempengaruhi asupan
makanan dan berat badan.
Jika Anda menderita diabetes, Anda menghadapi lingkaran yang menantang. Sangat umum terjadi bagi penderita
diabetes untuk mengkompensasi kurangnya tidur dengan makan makanan secara berlebihan untuk mencoba untuk
mendapatkan energi melalui kalori.
Hal ini dapat menyebabkan kadar gula darah meningkat dan membuat lebih sulit untuk mendapatkan jumlah tidur
yang layak.
Kemudian, Anda mungkin akan mengalami kondisi tidak bisa tidur sama sekali.
Kurangnya tidur juga meningkatkan risiko obesitas. Mengalami obesitas dapat meningkatkan risiko terkena
diabetes tipe 2.
Tips untuk meningkatkan kualitas tidur
Ikuti tips ini untuk mendapatkan istirahat malam yang lebih baik:
1. Hindari memutar perangkat elektronik sebelum tidur. Hindari menggunakan ponsel di malam hari karena
cahaya yang dapat membangunkan Anda. Gunakanlah buku cetak biasa untuk dibaca sebelum Anda tidur
untuk menenangkan pikiran dan mengurangi ketegangan pada mata Anda
2. Singkirkan alkohol sebelum tidur.
3. Hindari gangguan/keributan.
4. Tetap mengikuti pola tidur yang terjadwal
Pergi tidur pada waktu yang sama setiap malam, dan bangun pada waktu yang sama setiap pagi, termasuk
akhir pekan. Tubuh Anda secara alami akan membentuk kebiasaan dan mulai tidur ketika lelah dan otomatis
bangun sendiri ketika sudah segar.
5. Hindari hal-hal yang membuat susah tidur di malam hari
6. Hindari minum minuman berkafein, berolahraga, dan bahkan melakukan pekerjaan sederhana di sekitar
rumah pada malam hari.

Anda mungkin juga menyukai