Kelompok 12 Anfisman (Sistem Regulasi) Kelas A
Kelompok 12 Anfisman (Sistem Regulasi) Kelas A
FISIOLOGI JANTUNG
KELOMPOK 12
KETUA:
ANGGOTA:
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS ANDALAS
BAB I
Mekanisme yang mengatur aliran darah pada kapiler ada dua, yaitu tekanan hidrostatis
dan tekanan osmotik. Aliran darah pada kapiler ada 3, yaitu Transportasi pelarut dan zat
terlarut melalui sel endotel kapiler terjadi dengan filtrasi, difusi, dan pinositosis melalui vesikel
endotel. Difusi adalah proses pertukaran transkapiler yang paling penting, dengan pinositosis
menjadi yang paling penting. Penting untuk membedakan antara filtrasi dan difusi melalui
membran kapiler. Filtrasi adalah aliran keluar bersih cairan dari ujung arteri kapiler. Difusi
cairan terjadi di kedua arah melalui membran kapiler (Gunawan, 2017).
1. Filtrasi
Empat tekanan yang menentukan apakah cairan bergerak melalui membran kapiler (filtrasi)
atau ke dalam membran kapiler (reabsorpsi) adalah tekanan kapiler, tekanan cairan interstisial,
tekanan osmotik koloid plasma, dan tekanan osmotik koloid interstisial. Efek bersih dari
keempat tekanan ini adalah tekanan filtrasi positif pada ujung arteri kapiler, menyebabkan
cairan bergerak melintasi membran sel ke dalam ruang cairan interstisial. Pada ujung vena
kapiler, efek bersih dari keempat tekanan ini adalah tekanan resorpsi positif, yang
menyebabkan cairan bergerak ke dalam melalui membran kapiler ke dalam kapiler (Gunawan,
2017).
2. Difusi
Difusi adalah mekanisme utama transfer nutrisi antara plasma dan cairan interstisial. Oksigen,
karbon dioksida, dan gas anestesi adalah contoh dari molekul lipofilik yang dapat berdifusi
langsung melalui membran kapiler secara independen dari pori-pori. Ion natrium, kalium, dan
klorida, serta glukosa, tidak larut dalam membran kapiler lipid dan harus melewati pori-pori
untuk mendapatkan akses ke cairan interstisial. Laju difusi molekul yang larut dalam lemak di
kedua arah melintasi membran kapiler sebanding dengan perbedaan konsentrasi melintasi
membrane (Gunawan, 2017).
3. Pinositosis
Pinositosis adalah proses di mana sel-sel endotel kapiler menyerap sejumlah kecil plasma atau
cairan interstisial dan bermigrasi ke permukaan yang berlawanan di mana cairan dilepaskan.
Transportasi zat makromolekul, seperti protein plasma, glikoprotein dan polisakarida
(dekstrans), diperkirakan terutama melalui pinositosis (Gunawan, 2017).
Mekanisme yang mengatur aliran darah pada kapiler ada dua, yaitu tekanan hidrostatis dan
tekanan osmotik.
Banyaknya darah yang mampu dipompa terhitung lewat tingginya heart ratio atau
banyaknya denyut jantung dalam semenit dikali dengan berapa stroke volume atau
banyaknya volume darah yang dipompa dalam satuan mili gram yang dihitung dari
pengurangan banyaknya darah di ventrikel kiri atau kanan di akhir pemenuhan diastol
dikurangi banyaknya volume darah dalam ventrikel di akhir kontraktilitas (Hall, 2016).
BAB II
Salah satu hal yang sangat penting pada regulasi saraf ini adalah refleks baroreseptor.
Mekanisme yang terjadi pada refleks baroreseptor dalam meregulasi tekanan darah adalah
dengan melakukan fungsi reaksi cepat. Fungsi ini sendiri dilakukan dengan cara melindungi
siklus selam fase akut dari perubahan tekanan darah. Pada saat terjadinyab peningkatan dan
peregangan pada tekanan darah arteri, reseptor akan dengan cepat melakukan pengiriman
impuls menuju pusat vasomotor dan menghambatnya. Hal ini akan menyebabkan terjadinya
vasodilatasi pada arteriol dan vena sehingga tekanan darah pun menurun (Muttaqin , 2012).
Autoregulasi dalah kemampuan untuk mempertahankan aliran darah konstan dalam perubahan
tekanan perfusi.
a. Autoregulasi aliran
Auto regulasi merupakan suatu keadaan yang dapat menyebabkan terjadinya Perubahan tekanan
darah dan dapat berakibat mengganggu perfusi jaringan, Perubahan lebih lanjut dapat terjadi
terhadap resistensi alveolar (oleh vasodilatasi ataupun vasokonstriksi),sehingga mampu
mengubah aliran serta juga memastikan perfusi terjadi dengan kuat. autoregulasi biasanya
berkaitan dengan hipertensi.
b.Autoregulasi Otak
Suatu kemampuan otak normal mengendalikan atau mengontrol volume yang ada di aliran
darahnya sendiri di bawah kondisi tekanan darah arteri yang selalu berubah-ubah. Dengan
menggunakan metode mengubah ukuran pembuluh pembuluh darah di otak untuk
mempertahankan tekanan aliran darah yang mengalir menuju ke otak dalam rentang fisiologis yaitu
sekitar 60-160 mmHg. Namun pada penderita hipertensi rentang ini dapat berubah menjadi 180-200
mmHg. Apabila MAP turun mendadak hingga angka dibawah rentang fisiologis maka arteriol akan
berdilatasi sehingga terjadi penurunan resistensi sehingga aliran darah ke otak tetap konstan, dan
sebaliknya bila MAP meningkat di atas batas fisiologis arteriol akan berkonstriksi untuk
mempertahankan aliran darah ke kapiler yang menuju ke otak, walaupun terjadi peningkatan
dorongan darah dari arteri.Autoregulasi tetap penting karena disitulah peran nya untuk menjaga
sirkulasi pada saat terjadinya kenaikan maupun penurunan mendadak tekanan arteri, yang tentunya
penting bagi sirkulasi kapiler otak, tanpa adanya sistem autoregulasi maka otak akan rentan terjadi
iskemik atau pada tekanan tinggi yang dapat merusak kapiler otak. Namun batas autoregulasi otak
ini memiliki rentang fisiologik pada 60-160 mmHg. Volume CBF dipengaruhi oleh volume dan
kekentalan darah, tekanan perfusi, dan tekanan intra kranial.
Reaksi arteri terhadap tekanan (autoregulasi)Sel otot polos dinding arteri berkontraksi terhadap
respon peningkatan tekanan segmen arterial lokal dan peregangan pasif dinding pembuluh
darah.Hasil nya arteri berkonstriksi pada tekanan yang lebih tinggi dan berdilatasi pada tekanan yang
lebih rendah pada proses yang dinamakan autoregulasi.Tekanan memicu peningkatan membran
potensial sel otot polos.
(Kesimpulan)
3. Autoregulasi Perfusi
Autoregulasi mekanisme dimana aliran darah serebral cenderung tetap konstan
dalam kisaran tertentu dari tekanan darah serebral. mekanisme lokal dan kontrol
neural autonomik berperan dalam autoregulasi serebral. Reaktivitas CO2 pada otak
terjadi peningkatan dan penurunan PaCO2 arterial akan meningkatkan dan
menurunkan tekanan darah serebral dengan cara vasodilatasi dan
vasokonstriksiserebral, yang masing-masing tidak bergantung dengan autoregulasi
serebral.
DAFTAR PUSTAKA
Lieshout, JJ, Wieling, W.2003.Perfusion of the human brain: a matter of interactions. JPhysiol.
Masud, Ibnu. (2012). Dasar-Dasar Fisiolgi Kardiovaskular. Jakarta : Erlangga.
Mukhalidah Hanun Siregar, Sri Minatun. 2011.Kamus Kedokteran Modern cara mudah
memahami istilah-istilah kedokteran, Jogjakarta: Laksana.
Muttaqin, A. (2012). Asuhan Keperawatan Klien dengan Sistem Kardiovaskular. Jakarta: Salemba
Medika.
Sunarto, Ngestiningrum, A. H., Wisnu, N. (2019). Modul Ajar Anatomi Fisiologi. Surabaya :
Penerbit Prodi Kebidanan Magetan Poltekkes Kemenkes Surabaya.
Kontribusi Tim