Anda di halaman 1dari 14

RESUME

Use Case Analisys

Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah : Analisis Sistem Perpustakaan
Dosen Pengampu : Rahmad Syaifuddin, M.Eng

Oleh :
Kelompok 3 :
1. Annisa Dwi Yanti (12310193014)
2. Zidha Faridha Zulfa (12310193020)
3. Nining Fatimatuz Zahro (12310193027)
4. Nur Cholifatul Ma’rifah (12310193032)

SEMESTER 6

ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH
TULUNGAGUNG
MARET 2022
1. Use Case (Kasus Penggunaan)
a. Definisi

Use case analysis adalah bentuk utama untuk mengumpulkan persyaratan


penggunaan suatu program perangkat lunak baru maupun tugas yang harus
diselesaikan sistem. Use case sendiri merepresentasikan bagaimana sistem
berinteraksi dengan lingkungannya dengan menggambarkan aktivitas yang dilakukan
oleh pengguna dan respons sistem. Use case adalah sarana untuk mengekspresikan
kebutuhan pengguna. Artinya sistem akan menanggapi sebuah peristiwa, apabila
pengguna melakukan atau memicu sebuah aktivitas untuk menjalankan sistem
tersebut. Sebagai contohnya yaitu dalam sistem perpustakaan digital, seorang
pemustaka meminjam kemudian mengembalikan sebuah novel yang jatuh tempo
pengembalian. Tindakan meminjam dan mengembalikan sebuah novel dan berlalunya
waktu peminjaman adalah suatu peristiwa yang memicu serangkaian aktivitas yang
harus dilakukan/ direspon oleh sistem. Ketika tidak ada peristiwa pemicu, sistempun
juga akan diam tidak merespon apapun (status menunggu). Ketika ada peristiwa
pemicu berikutnya, sistem akan merespon kembali, lalu kembali lagi ke status
menunggu.

Jadi, use case dapat diartikan sebagai alat yang digunakan untuk memahami
kebutuhan pengguna dan membantu menyampaikan interaksi sistem pengguna yang
diperlukan, berupa langkah-langkah yang saling berhubungan. Membuat use case
sangat penting saat kita hendak merekayasa ulang proses atau membuat perubahan
dalam suatu bisnis, karena akan dijadikan suatu patokan untuk mengubah cara orang
bekerja. Dikarenakan use case menjelaskan apa yang akan dilakukan sistem dari sudut
pandang pengguna, maka sangat penting untuk melibatkan pengguna dalam
pembuatan use case ini, sehingga pengguna memahami interaksi yang direncanakan
untuk sistem baru. Selain itu pengguna juga dapat membantu memastikan bahwa tidak
ada tugas/ langkah penting yang terlewatkan ataupun dihilangkan dari suatu use case.
Pengguna dapat bekerja sama dengan tim proyek dalam membuat sebuah use case
sesuai permasalahan yang sedang dihadapi dalam mengoperasikan sistem tersebut,
sehingga pengguna akan dengan mudah menjalankan sistem dengan baik dan benar
dan tidak mengalami kesulitan.
b. Tujuan dan Fungsi Use Cases Analysis
✓ Tujuan utama use case analysis diantaranya, yaitu:
1. Merancang sistem dari sudut pandang pengguna.
2. Mengkomunikasikan perilaku sistem dalam istilah pengguna.
3. Menentukan semua perilaku yang terlihat secara eksternal.
✓ Fungsi use case diantaranya, yaitu:
1. Digunakan sebagai alat yang sangat membantu untuk digunakan untuk
memahami dan menganalisis kebutuhan pengguna terhadap sistem.
2. Menyampaikan perspektif/ sudut pandang pengguna.
3. Menganalisis kemungkinan jika terjadi kesalahan dalam sistem.

c. Elemen/ Struktur Use Case


• Informasi Dasar
Setiap use case pasti memiliki nama dan nomor. Nama ini harus dibuat
sesederhana mungkin, namun harus deskriptif. Sedangkan nomor hanyalah
nomor urut yang berfungsi untuk merujuk setiap use case. Elemen lain dari
informasi dasar yaitu pemicu use case itu sendiri (peristiwa yang menyebabkan
use case dimulai) dapat berupa pemicu eksternal yaitu aktor mungkin berupa
perusahaan/organisasi, orang/pengguna.
• Prakondisi.
Use case dilakukan secara berurutan untuk menyelesaikan suatu tugas bisnis
secara keseluruhan. Sehingga dalam pembuatan use case harus lebih terfokus
untuk memecahkan masalah seluruh proses. Maka dari itu perlu secara jelas
merinci dan mendefinisikan prasyarat apa saja yang diperlukan untuk mencapai
tujuan sebelum use case dimulai.
• Kursus Normal.
Bagian utama selanjutnya dari use case adalah deskripsi mengenai langkah-
langkah utama yang dilakukan untuk merespon suatu peristiwa, baik input yang
digunakan maupun output yang dihasilkan dari langkah-langkah tersebut. Daftar
kursus normal berupa langkah-langkah yang dapat diikuti ketika semuanya
mengalir dengan lancar tanpa adanya masalah yang muncul dalam sistem.
• Kursus Alternatif.
Kursus alternatif ini digunakan apabila pengguna menemui sebuah masalah dan
diharuskan membuat sebuah pilihan.
• Pascakondisi/ Kondisi Akhir.
Seperti yang dijelaskan di bagian prasyarat, use case dapat dilakukan secara
berurutan untuk mencapai tujuan pengguna secara keseluruhan. Di bagian use
case ini, mendefinisikan produk akhir dari use case ini.
• Pengecualian.
Agar lengkap, use case harus menjelaskan kondisi kesalahan atau pengecualian
yang mungkin terjadi saat langkah use case dilakukan. Saat usecase ditulis dan
ditinjau, analis harus bertanya kepada pengguna apakah ada situasi khusus atau
kesalahan yang dapat terjadi pada setiap langkah. Jika ada, kesalahan-kesalahan
tersebut harus dijelaskan sebagai pengecualian. Hal ini dilakukan untuk
memastikan bahwa sistem tidak gagal saat digunakan karena kesalahan yang
tidak terpikirkan oleh siapa pun.
• Ringkasan Input dan Output.
Bagian terakhir dari use case meringkas himpunan masukan (input) dan
keluaran (output). Setiap input dan output utama didaftar dalam use case.

d. Mengidentifikasi Use Case

Sebelum kita membuat use case diagram hal yang harus kita lakukan
terlebih dahulu yaitu mengidentifikasi terlebih dahulu skenario mengenai use case.
Selain itu, kita juga perlu untuk mengidentifikasi inisiator use case para aktor. Aktor
terletak diluar sistem dan berinteraksi dengan use case. Use case berfungsi untuk
membantu aktor untuk mencapai tujuannya. Ada beberapa pendekatan yang dapat
digunakan untuk mengidentifikasi aktor dan use case. Untuk mengidentifikasi use
case langkah-langkah yang dapat dilakukan, yaitu:

1. Identifikasi aktor sistem kandidat

Yaitu membaca semua dokumentasi persyaratan dan mencatat semua


aktor dari sistem kandidat. Aktor disini berarti bukan hanya seseorang atau
pengguna tetapi juga bisa menjadi sistem eksternal misalnya seperti layanan
verifikasi kartu kredit. Aktor berinteraksi dengan sistem yang berada diluarnya.
Apabila kita menemukan beberapa istilah yang telah kita gunakan untuk
menggambarkan aktor yang sama, mengelompokkan istilah-istilah yang sama
dan menggunakan istilah yang umum.

2. Identifikasi tujuan aktor

Use case menggambarkan fungsionalitas yang diperlukan dari sistem


agar aktor tersebut dapat mencapai tujuannya. Oleh karena itu perlu adnya
mengidentifikasi tujuan aktor kandidat. Pada tahap kedua ini kemungkinan kita
menemukan beberapa aktor yang memerlukan fungsi sistem yang sama atau
serupa. Misalnya seperti manajer perlu untuk memutuskan film apa yang akan
ditampilkan pada layar.

3. Identifikasi use case kandidat

Setelah mengidentifikasi aktor kandidat dan tujuan aktor langkah


selanjutnya yaitu mengidentifikasi daftar kandidat use case. Hal yang perlu
diingat yaitu use case mewakili sebagian besar fungsi sistem, bukan hanya satu
metode saja dalam perangkat lunak. Use case mencakup sekelompok skenario
yang terkait. Misalnya use case pada “tiket pembelian” yang akan mencakup
skenario dimana pembayaran tidak berhasil dan pembayaran berhasil. Dengan
menggunakan tujuan aktor cobalah untuk mengidentifikasi teks dalam
dokumen persyaratan yang sesuai dengan tujuan ini. Pilih nama awal untuk
menggambarkan kasus penggunaan kandidat dan tempel komentar dari
dokumen persyaratan dibawah nama dari use case.

4. Identifikasi titik awal untuk setiap use case

Untuk melakukan langkah ini hal yang perlu kita lakukan yaitu mencari
aktor dan acara awal. Hal ini lebih mudah untuk dilakukan dengan beberapa use
case daripada yang lainnya. Misalnya seperti use case “delete film” titik awalnya
yaitu bisa saja untuk memilih film.

5. Identifikasi titik akhir untuk setiap use case

Pada langkah ini caranya hampir mirip dengan langkah nomor 2, hal
yang perlu dilakukan yaitu mengidentifikasi hasil yang menguntungkan dari
kasus penggunaan titik akhir. Tujuan dari langkah ini adalah agar kita dapat
memperbaiki ukuran use case, memastikan bahwa use case kandidat tidak
terlalu kecil atau terlalu besar.

6. Memperbaiki dan ruang lingkup unit interaksi

Pada titik ini semua fungsi yang dijelaskan dalam dokumen persyaratan
perlu dicakup setidaknya oleh satu use case kandidat. Hal yang dilakukan pada
tahap ini yaitu melihat daftar ukuran dan cakupan dari use case kandidat.

2. Penerapan Use Case


a. Use Case Diagram

Merupakan suatu diagram yang berisi use case, actor, serta relationship di
antaranya. Use case diagram adalah salah satu dari berbagai jenis diagram UML
(Unified Modelling Language). Use case diagram dapat digunakan untuk
menentukan kebutuhan apa saja yang diperlukan suatu sistem. Jadi, dapat
digambarkan dengan detail bagaimana suatu sistem memproses atau melakukan
sesuatu, bagaimana cara actor akan menggunakan sistem, serta apa saja yang dapat
dilakukan terhadap suatu sistem.

Komponen use case diagram :

Actor

Menggambarkan pengguna dari sistem, dapat berupa manusia atau


sistem terotomatisasi lain yang berinteraksi dengan sistem lain untuk
berbagi, mengirim, dan menerima informasi.

Use Case

Menggambarkan interaksi antara actor dengan software aplikasi.

System Boundry

Menggambarkan batasan antara sistem dengan actor.


Association Relationship

Menggambarkan hubungan antar actor dan use case.

Contoh :

Registrasi Login

Memilih buku Merekap data buku

Meminjam buku

Mengembalikan buku

Perpanjang peminjaman Merekap data anggota

Membuat laporan bulanan

ACC Laporan

b. Flowchart

Adalah Bagan-bagan yang mempunyai arus yang menggambarkan


langkah-langkah penyelesaian suatu masalah. Flowchart merupakan cara penyajian
dari suatu algoritma. Tujuan Utama dari penggunaan Flowchart adalah untuk
menggambarkan suatu tahapan penyelesaian masalah secara sederhanna, terurai,
rapi dan jelas dengan menggunakan simbolsimbol yang standar. Tahap
penyelesaian masalah yang disajikan harus jelas, sederhana, efektif dan tepat.

Model penulisan flowchart dibagi menjadi 2, yaitu :

1. Sistem flowchart
Merupakan diagram alir yang menggambarkan suatu sistem peralatan
komputer yang digunakan dalam proses pengolahan data serta hubungan antar
peralatan tersebut. Sistem Flowchart ini tidak digunakan untuk
menggambarkan urutan langkah untuk memecahkan masalah, tetapi hanya
untuk menggambarkan prosedur dalam sistem yang dibentuk.

Berikut simbol-simbol sistem flowchart:


1. Pita magnetik

2. process

3. Kartu plong/ keyboard

4. Magnetic disk

5. Punched paper tape

6. OffLine storage

7. On Line Storage

8. Process sortir

9. Input / output

10. Proses merge


11. Magnetic Drum

12. Arus

2. Program flowchart
Merupakan diagram alir yang menggambarkan urutan logika dari suatu
prosedur pemecahan masalah.

Berikut simbol-simbol program flowchart:


1. Process

2. Input / output

3. Keterangan

4. Pengujian

5. Pemberian nilai awal

6. Awal / akhir program

7. Konektor pada suatu halaman

8. Konektor pada halaman lain

9. Arah

c. Data Flow Diagram (DFD)

Menurut Pahlevy dalam Retri Busi (2017), Data Flow Diagram (DFD)
merupakan diagram yang berisi notasi-otasi yang digunakan untuk menggambarkan
arus atau aliran data dalam sistem dan sangat membantu untuk memahami sistem
secara logika, jelas, dan terstruktur. Beberapa simbol dari Data Flow Diagram
(DFD) adalah sebagai berikut.

No. Notasi Keterangan

1. Proses Menunjukkan transformasi dari input menjadi


output. Nama yang diberikan pada proses
biasanya berupa kata kerja.

2. Aliran Data Menggambarkan gerakan data atau informasi


dari suatu bagian ke bagian yang lain.

3. Penyimpanan Data Merupakan penyimpanan data berupa file atau


basia data di sistem komputer, arsip atau catatan
manual.

4. Terminator Entity lingkungan luar dimana sistem


berkomunikasi, berupa perorangan atau
organisasi.

Contoh DFD:
d. Entity Relationship Diagram (ERD)

Menurut McLeod dan Schell dalam Retri Busi (2017), Entity Relationship
Diagram (ERD) adalah diagram yang menggambarkan hubungan antar entity di
dalam database sebagai entity dan relasi. ERD juga digunakan untuk
memperlihatkan hubungan antar data store yang ada di Data Flow Diagram (DFD).
Beberapa simbol dari ERD adalah sebagai berikut.

No. Notasi Nama Arti

1. Entity Objek yang dapat dibedakan dalam


dunia nyata.

2. Week Entity Suatu entity dimana keberadaan dari


entity tersebut tergantung dari
keberadaan entity yang lain.
3. Relationship Hubungan yang terjadi antara satu atau
lebih entity.

4. Identifying Hubungan yang terjadi antara satu atau


Relationship lebih weak entity.

5. Atribur Simple Atribut yang bernilai tunggal atau


atribut atomic yang tidak dapat dipilah-
pilah lagi.

6. Atribut Primary Key Satu atau gabungan dari beberapa


atribut yang membedakan semua baris
data (row) dalam table secara unik.

7. Atribut Composite Atribut yang masih dapat diuraikan lagi


menjadi sub-sub atribut yang masing-
masing memiliki makna.

8. Atribut Multivalue Suatu atribut yang memiliki


sekelompok nilai untuk setiap instant
entity.

Contoh ERD:
DAFTAR PUSTAKA

Busi, Retri. (2017). Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Perpustakaan Pada Smk Negeri
5 Batam. Skripsi. Batam: Sekolah Tinggi Manajemen Informatika Dan Komputer (STMIK)
GICI

Dennis, Alan, Barbara Haley Wixom, and Roberta Roth. 2013. System Analysis and Design.
5th ed. United State of America: Wiley.

Hmasry. 2015. Use Case Tutorial.


https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://cupdf.com/document/use-
case-
tutorial.html&ved=2ahUKEwjLkK_s5c_2AhWeTmwGHZ6FCrAQFnoECAMQAQ&usg=A
OvVaw1E6My6CTJi3mwyXbl93DZZ

Indrajani. 2015. Database Design. Jakarta: Alex Media Komputindo.

Object-Orientated Design and Programming Introduction,


http://www.bit.uwe.ac.uk/~jsa/OODP(E-learning)/unit1(0809)/page_24.htm, diakses pada 18
maret 2022 pukul 13.05

Team Dosen. Analisa dan Perancangan Sistem Informasi: Modul Standar untuk Digunakan
dalam Perkuliahan di Universitas Mercu Buana. Jakarta: Universitas Mercu Buana

Anda mungkin juga menyukai