Anda di halaman 1dari 16

MODUL PERKULIAHAN

Modul Use Case

Modul Mata Kuliah Sistem Berorientasi


Objek

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh


Teknik Informatika 0611602 Tim Dosen
01
Abstract Kompetensi
Modul ini berisi cara mendesain 1. Mahasiswa mampu menjelaskan Use
sistem menggunakan UML diagram Case Diagram
yaitu use case diagram dan 2. Mahasiswa mampu menggunakan actor
menjelaskan cara membuat skenario dan use case pada sistem
3. Mahasiswa mampu menerapkan
use case Usecase diagram untuk pemodelan
system
4. Mahasiswa mampu merancang sistem
dengan alat bantu use diagram
Modul Praktikum Analisis dan Perancangan Sistem Berorientasi Objek

MODUL 1
DIAGRAM USE CASE

Tujuan modul ini, adalah:


 Memperkenalkan diagram use case dan cara pembuatannya.
 Memahami elemen-elemen diagram use case dan langkah-langkah
penyusunannya.
 Mampu membuat diagram use case dengan alat bantu tools tertentu.
1.1 Mendefinisikan Use Case

Diagram Use Case menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem.
Yang ditekankan pada diagram ini adalah “apa” yang diperbuat sistem, dan bukan
“bagaimana”. Sebuah use case merepresentasikan sebuah interaksi antara aktor dengan
sistem. Use case merupakan sebuah pekerjaan tertentu, misalnya login ke sistem, meng-
create sebuah daftar belanja, dan sebagainya. Seorang/sebuah aktor adalah sebuah entitas
manusia atau mesin yang berinteraksi dengan sistem untuk melakukan pekerjaan-
pekerjaan tertentu.

Diagram use case dapat sangat membantu bila kita sedang menyusun requirement sebuah
sistem, mengkomunikasikan rancangan dengan klien, dan merancang test case untuk
semua fitur yang ada pada sistem. Sebuah use case dapat meng-include fungsionalitas use
case lain sebagai bagian dari proses dalam dirinya. Secara umum diasumsikan bahwa use
case yang di-include akan dipanggil setiap kali use case yang meng-include dieksekusi
secara normal. Sebuah use case dapat di-include oleh lebih dari satu use case lain,
sehingga duplikasi fungsionalitas dapat dihindari dengan cara menarik keluar
fungsionalitas yang sama. Sebuah use case juga dapat meng-extenduse case lain dengan
behavior-nya sendiri. Sementara hubungan generalisasi antar use case menunjukkan
bahwa use case yang satu merupakan spesialisasi dari yang lain.

Contoh diagram use case dapat dilihat pada Gambar 1-1.

Lab. Applied Database Versi/Revisi : 1/1 Halaman:1 - 2


Modul Praktikum Analisis dan Perancangan Sistem Berorientasi Objek

Gambar 1-1 Contoh Diagram Use Case

1.1.1 Menyusun Diagram Use Case

Langkah-langkah yang dibutuhkan untuk menyusun diagram use case adalah:


 Mengidentifikasi pelaku bisnis
 Mengidentifikasi use case proses bisnis
 Membuat diagram model use case
 Menyusun skenario use case

Langkah 1: Mengidentifikasi pelaku bisnis


Pelaku bisnis diidentifikasi terlebih dahulu untuk memudahkan kita fokus pada
bagaimana sistem akan digunakan dan bagaimana sistem akan dibangun.
Mengidentifikasi pelaku bisnis juga dapat membantu menyaring dan mendefinisikan lebih
lanjut lingkup dan batasan sistem.

Saat mencari pelaku, ajukan pertanyaan berikut:


 Siapa atau apa yang menyediakan input ke dalam sistem?
 Siapa atau apa yang menerima output dari sistem?
 Antarmuka apa yang dibutuhkan bagi sistem yang lain?
 Apakah ada kejadian yang dipicu secara otomatis pada waktu yang telah
ditentukan sebelumnya?
 Siapa yang akan mengurusi informasi dalam sistem?

Langkah 2: Mengidentifikasi use case proses bisnis


Use case proses bisnis menangkap interaksi dengan pengguna dengan cara yang bebas
dari detail teknologi dan implementasi. Karena use case menggambarkan bagaimana para
pelaku sebenarnya berinteraksi dengan sistem, maka teknik yang baik untuk mencari use
case proses bisnis adalah dengan menyelidiki para pelaku dan bagaimana mereka akan
menggunakan sistem tersebut. Saat mencari use case, ajukan pertanyaan berikut:
 Apa tugas utama pelaku tersebut?

Lab. Applied Database Versi/Revisi : 1/1 Halaman:1 - 3


Modul Praktikum Analisis dan Perancangan Sistem Berorientasi Objek

 Informasi apa yang dibutuhkan pelaku sistem?


 Informasi apa yang disediakan pelaku untuk sistem?
 Apakah sistem tersebut perlu menginformasikan kepada pelaku tentang segala
perubahan atau kejadian yang telah terjadi?
 Apakah ada kebutuhan para pelaku untuk menginformasikan segala perubahan
yang terjadi atau kejadian-kejadian yang muncul?

Langkah 3: Membuat diagram model use case


Setelah use case dan pelaku teridentifikasi, diagram model use case pun dapat digunakan
untuk menggambarkan secara grafis lingkup dan batasan sistem.

Langkah 4: Menyusun skenario use case


Untuk setiap use case tingkat tinggi yang teridentifikasi, kita perlu memperjelasnya
dengan menyertakan kejadian umum use case dan alternatifnya. Bagian kejadian umum
use case adalah deskripsi langkah demi langkah mulai denga pelku menginisiasi use case
dan melanjutkannya hingga akhir kejadian bisnis. Pada bagian ini kita hanya menyertakan
langkah utama yang terjadi secara umum. Bagian alternatifnya menerangkan exception
atau conditional branching pada use case.

1.1.2 Elemen-elemen Diagram Use Case


Elemen-elemen pada diagram use case adalah sebagai berikut (Gambar 1-2):
1. System
 Menyatakan batasan sistem dalam relasi dengan actor-actor yang
menggunakannya (di luar sistem) dan fitur-fitur yang harus disediakan (dalam
sistem).
 Digambarkan dengan segiempat yang membatasi semua use case dalam sistem
terhadap pihak mana sistem akan berinteraksi.
 Sistem disertai label yang menyebutkan nama dari sistem, tapi umumnya tidak
digambarkan karena tidak terlalu memberi arti tambahan pada diagram.
2. Actor
 Bisa merupakan manusia, sistem, atau device yang memiliki peranan dalam
keberhasilan operasi dari sistem.
 Digambarkan dengan icon yang mungkin bervariasi namun konsepnya sama:
- Umumnya untuk orang digambarkan dengan sosok dengan kepala, badan,
tangan, dan kaki.
- Umumnya, untuk sistem digambarkan dengan segi empat disertai notasi
“<<Actor>>” di atas label nama.

Lab. Applied Database Versi/Revisi : 1/1 Halaman:1 - 4


Modul Praktikum Analisis dan Perancangan Sistem Berorientasi Objek

System

Use Case1 <<include>>

Actor1 Use Case4

Use Case2

Actor3
Use Case3

Actor2
<<extend>>

Use Case5

Gambar 1-2 Elemen-elemen pada Diagram Use Case

3. Use Case
 Mengidentifikasi fitur kunci dari sistem. Tanpa fitur ini, sistem tidak akan
memenuhi permintaan user/actor. Setiap use case mengekspresikan goal dari
sistem yang harus dicapai.
 Diberi nama sesuai dengan tujuannya dan digambarkan dengan elips dengan
nama di dalamnya.
 Fokus tetap pada tujuan bukan bagaimana mengimplementasikannya walaupun
use case berimplikasi pada prosesnya nanti.
4. Association
 Mengidentifikasikan interaksi antara actor dengan use case.
 Digambarkan sebagai garis antara actor terhadap use case yang bersangkutan.
 Asosiasi bisa berarah (garis dengan anak panah) jika komunikasi satu arah,
namun umumnya terjadi kedua arah (tanpa anak panah) karena selalu diperlukan
demikian.
5. Stereotype
 Memungkinkan perluasan UML tanpa memodifikasinya.
 Berperan sebagai kualifier pada suatu elemen model.
 Menyediakan informasi lebih banyak mengenai peranan dari elemen tanpa
menyebutkan implementasinya.
 Terutama untuk menggambarkan: use case dependency, class-class, package,
classifier.
 Notasi dalam diagram dengan Guile met “<<…>>”
6. Dependency

Lab. Applied Database Versi/Revisi : 1/1 Halaman:1 - 5


Modul Praktikum Analisis dan Perancangan Sistem Berorientasi Objek

 Dependensi <<include>>
- Mengidentifikasi hubungan antar dua use case dimana yang satu memanggil
yang lain.
- Jika pada beberapa use case terdapat bagian yang memiliki aktivitas yang
sama makan bagian aktivitas tersebut biasanya dijadikan use case tersendiri
dengan relasi dependensi setiap use case semula ke use case yang baru ini
sehingga memudahkan pemeliharaan.
- Digambarkan dengan garis putus-putus bermata panah dengan notasi
<<include>> pada garis.
- Arah mata panah sesuai dengan arah pemanggilan.
 Dependensi <<extend>>
- Jika pemanggilan memerlukan adanya kondisi tertentu maka akan berlaku
dependensi <<extend>>.
- Perhatikan bahwa konsep “extend” ini berbeda dengan “extend” dalam Java.
- Digambarkan serupa dengan dependensi <<include>> kecuali arah panah
berlawanan.
7. Generalization
 Mendefinisikan relasi Antara dua actor dan dua use case yang mana salah satunya
mewarisi (inherit) dan menambahkan (override) sifat dari yang lainnya.
 Penggambaran menggunakan garis bermata panah kosong dari yang mewarisi
mengarah ke yang diwarisi.

Langkah membangun diagram use case adalah:


 Tentukan konteks dari target sistem.
 Identifikasi semua actor.
 Identifikasi semua use case.
 Definisikan asosiasi setiap actor dan setiap use case.
 Tinjau ulang setiap actor dan setiap use case.
 Evaluasi setiap use case untuk dependensi <<include>>.
 Evaluasi setiap use case untuk dependensi <<extend>>.
 Evaluasi setiap actor dan setiap use case untuk generalisasi.

1.1.3 Contoh Kasus


Dalam contoh kasus ini akan dimodelkan Sistem Informasi Perparkiran Universitas
Widyatama.

Batasan Masalah
Sistem informasi perparkiran yang akan dibuat modelnya adalah sistem perparkiran
sederhana dengan fungsi mendasar yaitu: mencatat kendaraan masuk, menghitung
pembayaran, mencetak struk, dan update kapasitas. Pencatatan kendaraan masuk bersifat
manual yaitu menginput data nomor kendaraan di keyboard oleh petugas, dan bukan
menggunakan kamera otomatis. Sistem memiliki display untuk menampilkan sisa tempat
parkir yang masih tersedia dan menampilkan pesan “penuh” jika tempat parkir sudah
penuh. Area parkir terbagi atas area parkir mobil dan motor dengan tarif yang berbeda

Lab. Applied Database Versi/Revisi : 1/1 Halaman:1 - 6


Modul Praktikum Analisis dan Perancangan Sistem Berorientasi Objek

untuk tiap areanya. Sistem yang akan dimodelkan tidak mencakup login petugas dan
penanganan denda jika tiket parkir hilang.

Deskripsi Use Case


 Use case Mencatat Kendaraan Masuk
Pencatatan kendaraan masuk dilakukan oleh petugas loket masuk. Jika ada kendaraan
masuk, petugas menginput data nomor kendaraan ke keyboard dan sistem akan
mencatat data tersebut beserta tanggal dan jam kedatangan. Kemudian sistem akan
langsung mencetak tiket parkir yang kemudian akan diserahkan ke customer.
 Use case Menghitung Pembayaran
Pada saat kendaraan akan keluar, customer akan menyerahkan tiket parkir. Kemudan
petugas loket keluar akan menginput nomor kendaraan dan sistem akan menampilkan
total biaya parkir yang dihitung berdasarkan jenis kendaraan dan lama parkir.
 Use case Mencetak struk
Customer akan membayar biaya parkir dan sistem akan mencetak struk yang
kemudian akan diserahkan ke customer.
 Use case Update Kapasitas
Setiap kali ada kendaraan masuk atau keluar area parkir, sistem akan otomatis meng-
update kapasitas parkir. Misalnya kapasitas area parkir motor adalah 100. Jika ada
kendaraan masuk, maka kapasitas terakhir menjadi 99. Kemudian jika ada kendaraan
keluar, maka kapasitas terakhir menjadi 100. Nilai kapasitas tersebut selalu
ditampilkan di display parkir di pintu masuk. Termasuk juga jika kapasitas menjadi 0,
maka akan ditampilkan “penuh”.

Penyelesaian
1. Identifikasi aktor yang terlibat: Petugas Loket Masuk dan Petugas Loket Keluar
2. Identifikasi use case apa yang digambarkan dalam sistem:
 Use case Mencatat Kendaraan Masuk
 Use case Menghitung Pembayaran
 Use case Mencetak Struk
 Use case Update Kapasitas
3. Kelompokkan use case yang telah diidentifikasi berdasarkan skenario kasusnya:
 Use case (utama): Mencatat Kendaraan Masuk, Menghitung Pembayaran,
Mencetak Struk.
 Use case yang dijalankan jika terjadi use case lain (include): use case Update
Kapasitas.

1.2 Membuat Diagram Use Case


Berdasarkan contoh kasus sistem perparkiran pada poin 1.1.3, akan dibuat diagram use
case menggunakan StarUML versi 5.0.2.1570.

Lab. Applied Database Versi/Revisi : 1/1 Halaman:1 - 7


Modul Praktikum Analisis dan Perancangan Sistem Berorientasi Objek

1. Pilih menu File – New Project By Approach – UML Component

Akan muncul window seperti ini.

Lab. Applied Database Versi/Revisi : 1/1 Halaman:1 - 8


Modul Praktikum Analisis dan Perancangan Sistem Berorientasi Objek

2. Klik simbol actor pada toolbox. Buat 2 aktor yaitu: Petugas Loket Masuk dan Petugas
Loket Keluar.

3. Klik simbol use case pada tool box. Buatlah 4 use case, yaitu Mencatat Kendaraan
Masuk, Menghitung Pembayaran, Mencetak Struk, dan Update Kapasitas.

Lab. Applied Database Versi/Revisi : 1/1 Halaman:1 - 9


Modul Praktikum Analisis dan Perancangan Sistem Berorientasi Objek

4. Tambahkan asosiasi antar use case dengan aktoruntuk use case utama dengan
mengklik simbol Association pada toolbox.

5. Setelah itu, buatlah asosiasidependensi dan generalisasi (jika ada) dengan mengklik
simbol Generalization, Dependency, Include atau Extend pada toolbox.

Lab. Applied Database Versi/Revisi : 1/1 Halaman:1 - 10


Modul Praktikum Analisis dan Perancangan Sistem Berorientasi Objek

6. Berikan batasan sistem dengan mengklik simbol System Boundary pada toolbox.

7. Berikut hasil akhir diagram use case Sistem Perparkiran.

System
Mencatat Kendaraan Masuk
<<include>>

Petugas Loket Masuk


Update Kapasitas
<<include>>

Menghitung Pembayaran

Mencetak Struk
Petugas Loket Keluar

1.3 Menyusun Skenario Use Case


Tahapan terakhir dalam pembuatan diagram use case adalah penyusunan skenario use
case. Pada tahap ini akan dideskripsikan detail dari tiap use case beserta alur
alternatifnya.Berikut adalah skenario jalannya masing-masing use case untuk Sistem
Informasi Perparkiran yang telah didefinisikan sebelumnya.

Lab. Applied Database Versi/Revisi : 1/1 Halaman:1 - 11


Modul Praktikum Analisis dan Perancangan Sistem Berorientasi Objek

1. Nama Use Case : Mencatat Kendaraan Masuk


Aktor : Petugas Loket Masuk
Deskripsi : Use case ini adalah kegiatan mencatat data kendaraan yang
akan parkir
Pre-condition : Petugas Loket Masuk harus sudah berada di menu Catat
Kendaraan Masuk
Post-condition : Data kendaraan masuk tersimpan, tiket parkir tercetak.

Aksi Aktor Reaksi Sistem


Alur dasar (basic flow)
1. Memasukkan data kendaraan masuk:
nomor kendaraan.
2. Menekan tombol “Simpan”.
3. Mengecek valid tidaknya data
masukan
4. Jika data kendaraan valid, maka data
tsb akan disimpan di basis data
termasuk juga data tanggal dan jam
kedatangan kendaraan yang
dibangkitkan otomatis oleh sistem.
Menampilkan pesan “sukses
disimpan”.
5. Mencetak tiket parkir.
Alur alternatif no.4
Jika data kendaraan yang dimasukkan tidak valid, maka akan menampilkan pesan
“data masukan tidak valid, ulangi input.”

2. Nama Use Case : Menghitung Pembayaran


Aktor : Petugas Loket Keluar
Deskripsi : Use case ini adalah kegiatan menghitung total biaya parkir
untuk kendaraan yang akan keluar.
Pre-condition : Petugas Loket Keluar harus sudah berada di menu Pembayaran
Post-condition : Total biaya ditampilkan.

Aksi Aktor Reaksi Sistem


Alur dasar (basic flow)
1. Memasukkan data kendaraan keluar:
nomor kendaraan.
2. Menekan tombol “Hitung Biaya
Parkir”.
3. Mengecek valid tidaknya data
masukan
4. Jika data kendaraan valid, maka
sistem akan menghitung biaya parkir
berdasarkan lama parkir, tarif dan

Lab. Applied Database Versi/Revisi : 1/1 Halaman:1 - 12


Modul Praktikum Analisis dan Perancangan Sistem Berorientasi Objek

jenis kendaraan.
5. Menampilkan total biaya di display
loket keluar.
Alur alternatif no.4
Jika data kendaraan yang dimasukkan tidak valid, maka akan menampilkan pesan
“data masukan tidak valid, ulangi input.”

3. Nama Use Case : Mencetak Struk


Aktor : Petugas Loket Keluar
Deskripsi : Use case ini adalah kegiatan menerima pembayaran dari
customer dan mencetak struk pembayaran.
Pre-condition : Petugas Loket Keluar harus sudah berada di menu Pembayaran,
biaya parkir sudah ditampilkan.
Post-condition : Struk tercetak

Aksi Aktor Reaksi Sistem


Alur dasar (basic flow)
1. Memasukkan besar uang
pembayaran dari customer.
2. Menekan tombol “Simpan”
3. Mengecek valid tidaknya data
masukan.
4. Jika valid, sistem akan menghitung
besar uang kembalian. Mencatat
data pembayaran di basis data.
5. Mencetak struk pembayaran.
6. Menyerahkan uang kembalian dan
struk ke customer.
Alur alternatif no.4
Jika data kendaraan yang dimasukkan tidak valid, maka akan menampilkan pesan
“data masukan tidak valid, ulangi input.”

4. Nama Use Case : Update Kapasitas


Aktor :-
Deskripsi : Use case ini adalah kegiatan mengupdate kapasitas parkir setiap
kali ada kendaraan yang masuk atau keluar.
Pre-condition : Data kendaraan masuk sudah dicatat atau pembayaran untuk
kendaraan keluar sudah dihitung.
Post-condition : Kapasitas terupdate

Aksi Aktor Reaksi Sistem


Alur dasar (basic flow)
1. Update kapasitas per area parkir
2. Tampilkan kapasitas per area di
display loket masuk

Lab. Applied Database Versi/Revisi : 1/1 Halaman:1 - 13


Modul Praktikum Analisis dan Perancangan Sistem Berorientasi Objek

1.4 Tugas dan Latihan

1.4.1 Tugas Pendahuluan

Carilah sebuah contoh diagram Use Case (minimal mengandung 5 use case) dan buatlah
deskripsi sistem tentang aktor dan use case (fungsi) yang terlibat dalam sistem.

1.4.2 Latihan Praktikum

1. Buatlah diagram use case Perpustakaan seperti gambar berikut.

System

Peminjaman

Pengembalian
Anggota
<<extend>> Petugas

Pembayaran Denda

Pengelolaan buku

Diagram Use Case Perpustakaan

Lab. Applied Database Versi/Revisi : 1/1 Halaman:1 - 14


Modul Praktikum Analisis dan Perancangan Sistem Berorientasi Objek

2. Buatlah diagram use case Klinik seperti gambar berikut.

System

Pendaftaran Pasien

Petugas Loket

Pemeriksaan Kesehatan

Tindakan Medis Petugas Medis


Pasien

Pemberian Resep

<<include>>

Apoteker

Pengambilan Obat

Diagram Use Case Klinik

3. Buatlah diagram use case untuk Toko Buku Online berdasarkan deskripsi sistem
berikut.
a. Pembeli harus mendaftarkan data dirinya sebelum memesan buku.
b. Kemudian pembeli dapat mulai aktivitas pemesanan, yaitu: login ke sistem,
memesan buku, dan menambahkan buku ke keranjang belanja. Sambil
berbelanja, pembeli juga dapat meng-update data dirinya.
c. Pengelola toko bertugas meng-update data buku dan mengirim pesanan buku.
Untuk mengirim buku, pembeli harus menginputkan data alamat pengiriman.
d. Manajer toko dapat meng-update data staf/petugas.

1.4.3 Tugas Rumah

PT. EBM Indonesia merupakan perusahaan swasta yang cukup besar yang bergerak
dalam bidang industri telekomunikasi. Setiap tahun, secara rutin perusahaan ini
mengadakan rekruitmen calon pegawai baru untuk memenuhi kebutuhan SDM-nya.
Untuk memperlancar proses ini, PT. EBM Indonesia bermaksud mempermudah sistem
rekruitmen pegawai ini dengan menerapkan sistem online.

Berikut ini adalah deskripsi sistem rekruitmen baru tersebut.


1. Pelamar yang mendaftar diharuskan menyerahkan berkas lamarannya dengan lengkap
kepada bagian SDM PT. EBM Indonesia, baik secara langsung atau via pos.

Lab. Applied Database Versi/Revisi : 1/1 Halaman:1 - 15


Modul Praktikum Analisis dan Perancangan Sistem Berorientasi Objek

2. Petugas SDM akan memasukkan data pelamar ke sistem, termasuk juga data
divisi/jabatan yang dilamar, berdasarkan berkas lamaran yang sudah diterima. Status
awal pelamar adalah ”Terdaftar”.
3. Kemudian petugas SDM akan memvalidasi data pelamar. Jika sudah sesuai dengan
persyaratan, maka status pelamar menjadi ”Belum Tes”. Kemudian petugas SDM
akan mencetak surat tes yang kemudian akan dikirimkan via email ke pelamar yang
lulus validasi berkas.
4. Pelamar akan melakukan tes offline pada tanggal tes yang sudah ditentukan.
5. Petugas SDM akan memasukkan data nilai tes ke sistem.
6. Petugas SDM juga dapat melihat data nilai tes pelamar.
7. Kemudian Panitia Penerimaan akan menentukan siapa saja pelamar yang lulus
seleksi, berdasarkan data pelamar, nilai tes dan kuota per divisi. Pelamar yang lulus
akan berubah status menjadi ”Lulus Seleksi”, sedangkan yang tidak lulus akan
berubah status menjadi ”Tidak Lulus Seleksi”.
8. Setelah itu, Panitia Penerimaan akan membuat surat pemberitahuan kelulusan kepada
pelamar yang lulus dan mengirimkannya via email.
9. Pelamar dapat melihat status seleksinya di web dengan memasukkan nomor peserta
yang tertera pada surat tes.

Buatlah Diagram Use Case untuk sistem rekruitmen tersebut.

Lab. Applied Database Versi/Revisi : 1/1 Halaman:1 - 16

Anda mungkin juga menyukai