Anda di halaman 1dari 6

2.

Jelaskanlah perkembangan hukum perusahaan di Indonesia

Ketika keinginan untuk memberlakukan hukum Belanda di Hindia Belanda (Indonesia),


muncullah dua perbedaan pendapat:

a. Pendapat I: Menginginkan agar seluruh hukum Belanda diberlakukan di Hindia Belanda agar
penjajahan Belanda di Hindia Belanda bisa langgeng.

b. Pendapat II: Tidak setuju asas konkordansi dilaksanakan secara utuh di Hindia Belanda, sebab di
masyarakat Indonesia sudah ada hukum yang hidup dan mengatur perikehidupan masyarakatnya yang
lebih dikenal dengan sebutan hukum adat (adatrecht).

Disamping itu, kenyataannya banyak sekali hukum Belanda (Eropa) yang bertentangan dengan hukum
asli orang Indonesia (hukum adat). Namun demikian, tidak ada larangan bagi orang Indonesia untuk
menundukkan diri secara sukarela pada hukum Eropah. Untuk mengakomodasi hal ini dibentuklah
Lembaga Tunduk Sukarela. Akhirnya, berdasarkan asas konkordansi kedua kodifikasi itu juga
diberlakukan di Indonesia (dahulu Hindia Belanda) dengan nama Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(KUHPerdata) dan Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD). KUHD sendiri dipublikasikan pada
tanggal 30 April 1847 dalam Stb. 1847/23, yang mulai berlaku pada tanggal 1 Mei 1848.

3. Uraikanlah kasus" yang menyangkut adanya praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat di
Indonesia dan bagaimana cara penyelesaiannya

1. Praktek Honda Dan Yamaha Mendominasi Harga Motor Skutik Di Indonesia

Honda dan Yamaha terbukti melakukan pengaturan harga atau price fixing penjualan motor skutik
kapasitas 110-125 cc pada periode 2013-2014. Mereka terbukti melanggar pasal UU No 5 Tahun 1999
tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, pasal 5 ayat 1, yang sangat jelas
melarang praktik kartel. Putusan dikeluarkan pada hari Senin 20-02-2017. Honda dan Yamah sudah
menghadap kasus ini sejak 19 Juli 2016. "Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku
usaha pesaingnya untuk menetapkan harga atas suatu barang dan atau jasa yang harus dibayar oleh
konsumen atau pelanggan pada pasar bersangkutan yang sama."Peraturan Komisi KPPU No 4 tahun
2011 tentang pedoman pasal 5, menjelaskan, penetapan harga dilarang karena selalu menghasilkan
harga yang jauh di atas harga melalui persaingan usaha yang sehat. Harga tinggi ini tentu saja
menyebabkan terjadinya kerugian bagi konsumen, secara langsung atau sebaliknya Dalam kondisi
persaingan yang sehat, harga sepeda motor akan terdorong turun mendekati biaya produksi. Ketika
harga bergerak turun mendekati biaya produksi maka pasar akan menjadi lebih efisien, efeknya akan
meningkatkan penghematan bagi konsumen (welfare improvement). Namun, ketika sekelompok
perusahaan melakukan kesepakatan penetapan harga, maka harga akan naik jauh di atas biaya produksi.
Dari hasil penelusuran KPPU, dipacak dari Antara, harusnya harga motor skutik pada periode 2013-2014
di Indonesia harganya Rp8,7 juta per unit, dengan juga membandingkan harga motor di negara-negara
ASEAN. Namun justru di Indonesia dijual dengan harga Rp14-18 juta per unit. Pada kasus skutik, KPPU
bermodal beberapa email di salah satu produsen motor yang diduga sebagai bagian dari kongkalikong
harga antara kedua merek motor asal Jepang itu. Berdasarkan investigator KPPU dalam sidang
pemeriksaan lanjutan terakhir pada 5 Januari 2017 lalu menduga ada pertemuan antara manajemen PT
Yamaha Indonesia Motor Manufacturing dan PT Astra Honda Motor membahas mengenai kesepakatan
harga. Menurut KPPU, Yamaha akan mengikuti harga jual Honda, yang kemudian ditindaklanjuti dengan
adanya perintah melalui email yang berujung pada kenaikan harga jual skutik Yamaha yang mengikuti
harga Honda. Kedua perusahaan ini masing-masing akan meneriman denda sebesar +/- Rp 25 miliar dan
menimbulkan buruknya image di pasar global.

Kesimpulan :

Sesuai Bab III Pasal 4 (1) Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha lain untuk
secara bersama-sama melakukan penguasaan produksi dan atau pemasaran barang dan atau jasa yang
dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat. (2) Pelaku
usaha patut diduga atau dianggap secara bersama-sama melakukan penguasaan produksi dan atau
pemasaran barang dan atau jasa, sebagaimana dimaksud ayat (1), apabila 2 (dua) atau 3 (tiga) pelaku
usaha atau kelompok pelaku usaha menguasai lebih dari 75% (tujuh puluh lima persen) pangsa pasar
satu jenis barang atau jasa tertentu dan Pasal 5 (1) Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan
pelaku usaha pesaingnya untuk menetapkan harga atas suatu barang dan atau jasa yang harus dibayar
oleh konsumen atau pelanggan pada pasar bersangkutan yang sama. Honda dan Yamaha menyalahi
aturan

2. Contoh kasus monopoli yang dilakukan oleh PT. PLN adalah:

1. Fungsi PT. PLN sebagai pembangkit, distribusi, dan transmisi listrik mulai dipecah. Swasta
diizinkan berpartisipasi dalam upaya pembangkitan tenaga listrik. Sementara untuk distribusi
dan transmisi tetap ditangani PT. PLN. Saat ini telah ada 27 Independent Power Producer di
Indonesia. Mereka termasuk Siemens, General Electric, Enron, Mitsubishi, Californian Energy,
Edison Mission Energy, Mitsui & Co, Black & Veath Internasional, Duke Energy, Hoppwell
Holding, dan masih banyak lagi. Tetapi dalam menentukan harga listrik yang harus dibayar
masyarakat tetap ditentukan oleh PT. PLN sendiri.
2. Krisis listrik memuncak saat PT. Perusahaan Listrik Negara (PT. PLN) memberlakukan
pemadaman listrik secara bergiliran di berbagai wilayah termasuk Jakarta dan sekitarnya,
selama periode 11-25 Juli 2008. Hal ini diperparah oleh pengalihan jam operasional kerja
industri ke hari Sabtu dan Minggu, sekali sebulan. Semua industri di Jawa-Bali wajib menaati,
dan sanksi bakal dikenakan bagi industri yang membandel. Dengan alasan klasik, PLN berdalih
pemadaman dilakukan akibat defisit daya listrik yang semakin parah karena adanya gangguan
pasokan batubara pembangkit utama di sistem kelistrikan Jawa-Bali, yaitu di pembangkit
Tanjung Jati, Paiton Unit 1 dan 2, serta Cilacap. Namun, di saat yang bersamaan terjadi juga
permasalahan serupa untuk pembangkit berbahan bakar minyak (BBM) PLTGU Muara Tawar
dan PLTGU Muara Karang.
Dikarenakan PT. PLN memonopoli kelistrikan nasional, kebutuhan listrik masyarakat
sangat bergantung pada PT. PLN, tetapi mereka sendiri tidak mampu secara merata dan adil
memenuhi kebutuhan listrik masyarakat. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya daerah-daerah
yang kebutuhan listriknya belum terpenuhi dan juga sering terjadi pemadaman listrik secara
sepihak sebagaimana contoh diatas. Kejadian ini menyebabkan kerugian yang tidak sedikit bagi
masyarakat, dan investor menjadi enggan untuk berinvestasi.

4. Jelaskanlah ttg jual beli perusahaan, cara pembayaran dan penyerahannya


Jual-beli perusahaan adalah jual beli yang dilakukan oleh perusahaan dimana penyerahan
barang dilakukan menggunakan alat angkut khusus dan dengan syarat-syarat khusus yang
pembayarannya biasa dilakukan melalui bank dengan menggunakan dokumen berharga.

Jual-beli perusahaan ada yang bersifat nasional dan ada yang bersifat internasional. Dikatakan
bersifat nasional apabila antara penjual dan pembeli dalam wilayah negara yang sama. dan
dikatakan bersifat internasional apabila terjadi antara penjual dan pembeli yang bertempat
tinggal dalam wilayah negara yang berlainan atau antar negara.

SYARAT-SYARAT PENYERAHAN DALAM PERJANJIAN JUAL BELI PERUSAHAAN YAITU :


1. Syarat loco,artinya gudang penjual.Maksudnya adalah bahwa pembeli menerima penyerahan
barang di gudang penjual,sehingga resiko dan hak milik atas barang beralih kepada pembeli
mulai saat barang diangkut keluar gudang penjual. semua biaya pengangkutan dan kerusakan
barang mulai dari gudang penjual sampai di gudang atau tempat pembeli menjadi tanggung
jawab pembeli.
2. Syarat F.A.S (free alongside ship) artinya bebas samping kapal. maksudnya adalah bahwa
penyerahan barang dilakukan di dermaga di samping kapal yang disediakan oleh pembeli di
pelabuhan embarkasi. Hak milik dan resiko atas barang beralih kepada pembeli sejak saat
barang ditempatkan di dermaga di samping kapal. Semua biaya muat,premi asuransi,biaya
pengangkutan,biaya pembongkaran,dan kerugian sampai di gudang pembeli menjadi tanggung
jawab pembeli.
3. Syarat F.O.B (free on board),artinya bebas diatas kapal. maksudnya adalah bahwa penyerahan
barang dilakukan di atas kapal yang disediakan oleh pembeli di pelabuhan embarkasi.Hak milik
dan resiko atas barang beralih kepada pembeli sejak saat barang ditempatkan di dermaga di
samping kapal. Semua biaya muat,premi asuransi,biaya angkutan,biaya pembongkaran dan
kerugian sampai di gudang pembeli menjadi tanggung jawab pembeli.
4. Syarat C.I.F (cost,insurance,and freight) artinya ongkos,premi asuransi dan biaya angkutan.
maksudnya adalah bahwa semua ongkos,premi asuransi,biaya angkutan barang sampai di
pelabuhan pembongkaran menjadi tanggung jawab penjual. Penjual harus mengantarkan
barang sampai di pelabuhan pembeli. Resiko atas barang beralih kepada pembeli sejak saat
barang ditempatkan di atas kapal di pelabuhan embarkasi.
5. Syarat C.F (cost and freight) artinya ongkos dan biaya angkutan,yaitu premi asuransi yang
menjadi tanggungjawab pembeli.
6. Syarat Franco,yaitu bahwa penjual harus menyerahkan barang di gudang pembeli. Hak milik dan
resiko beralih kepada pembeli pada saat barang berada di gudang pembeli.
SYARAT-SYARAT PEMBAYARAN DALAM JUAL BELI PERUSAHAAN
Pembayaran dalam jual beli perusahaan dilakukan melalui bank dengan menggunakan surat-
surat berharga, dengan cara khusus yang pada dunia perbankan dikenal dengan LC (letter of
credit). dalam hal penyerahan dan pembayaran,dokumen-dokumen pendukung yang dikenal
dalam jual beli perusahaan yaitu :
1. Konosemen (bill of lading),yaitu pengangkutan barang yang berisi daftar barang yang dikirimkan
oleh penjual kepada pembeli. Konosemen merupakan dokumen induk,yang dilampiri dokumen
penunjang.
2. Faktur (invoice), merupakan dokumen penunjang yaitu dokumen dari penjual yang berisi
catatan barang-barang yang dikirim dengan harganya di tempat penjual.
3. Polis asuransi (insurance policy) merupakan dokumen penunjang yaitu bukti bahwa barang yang
dikirimkan itu sudah di asuransikan. Jika jual beli perusahaan bersyarat loco,FAS,FOB,CF polis
diusahakan oleh pembeli,sedangkan untuk yang bersyarat CIF atau franco , polis diusahakan
oleh penjual.
4. Keterangan asli (certificate of origin) yaitu dokumen penunjang berupa surat bukti keaslian
barang yang dibuat oleh kamar dagang negara penjual.
5. Daftar koli (packing list),yaitu dokumen penunjang yaitu surat bukti pengepakan dan isinya yang
dibuat oleh perusahaan yang mengepak barang itu.
6. Daftar timbangan (weigth list),yaitu dokumen penunjang yaitu surat bukti daftar timbangan
barang-barang di pelabuhan embarkasi (pemuatan).

5. Jelaskan perbedaan antara BUMN dan BUMD


a. Pengertian
Perbedaan pertama antara BUMN dan BUMD ada di pengertiannya. Berdasarkan jurnal DPR RI,
BUMN adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara
melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan.

Sementara itu, berdasarkan jurnal Universitas Atma Jaya Yogyakarta, BUMD adalah badan usaha
yang didirikan oleh pemerintah daerah yang modalnya sebagian besar/ seluruhnya adalah milik
pemerintah daerah.

b. Dasar Hukum Pembentukan


Pendiri BUMN dan BUMD itu berbeda. Otomatis, dasar hukum pembentukannya pun berbeda.
Dasar hukum pembentukan BUMN adalah Undang-Undang (UU) Nomor 19 tahun 2003 tentang
Badan Usaha Milik Negara.

Sementara itu, dasar hukum pembentukan BUMD adalah UU Nomor 5 Tahun 1962 tentang
Perusahaan Daerah, yang diperkuat oleh UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah.
c. Tujuan Pembentukan
Tujuan BUMN
 Memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada umumnya dan
penerimaan negara pada khususnya
 Turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah,
koperasi, dan masyarakat.
Tujuan BUMD
 Memberikan sumbangsih pada perekonomian nasional dan penerimaan kas negara dan daerah
 Memberikan bantuan dan perlindungan pada usaha kecil dan lemah
 Melayani kebutuhan masyarakat di daerah tersebut
 Memperoleh keuntungan yang akan digunakan untuk pembangunan di daerahnya.

d. Fungsi dan Peranan


BUMN dan BUMD memiliki fungsi dan peran yang berbeda. Adapun fungsi dan peranan
BUMN sebagai berikut:
 Sebagai penyedia barang ekonomis dan jasa yang tidak disedikan oleh swasta
 Merupakan alat pemerintah dalam menata kebijakan perekonomian
 Sebagai pengelola dari cabang-cabang produksi sumber daya alam untuk masyarakat banyak
 Sebagai penyedia layanan dalam kebutuhan masyarakat
 Sebagai penghasil barang dan jasa demi pemenuhan orang banyak
 Sebagai pelopor terhadap sektor-sektor usaha yang belum diminati oleh pihak swasta
 Pembuka lapangan kerja
 Penghasil devisa negara
 Pembantu dalam pengembangan usaha kecil koperasi
 Pendorong dalam aktivitas masyarakat terhadap di berbagai lapangan usaha.  
Fungsi dan peranan BUMD:
 Melaksanakan kebijakan pemerintah daerah dalam bidang ekonomi dan pembangunan
 Pemupukan dana bagi pembiayaan pembangunan
 Mendorong peran serta masyarakat dalam bidang usaha
 Memenuhi barang dan jasa bagi kepentingan masyarakat.

e. Bentuk badan usaha


Bentuk badan usaha dari BUMN dan BUMD itu berbeda. BUMN memiliki 2 bentuk badan usaha,
yakni badan usaha perseroan (persero), dan badan usaha umum (perum).

Contoh BUMN yang berbentuk perseroan antara lain Garuda Indonesia, Pertamina, PLN, Kimia
Farma, PT Kereta Api Indonesia (KAI), dan sebagainya. Sementara itu, contoh BUMN yang
berbentuk badan usaha umum antara lain Perum Bulog, Perum Peruri, Perum Damri, Perum Jasa
Tirta, dan sebagainya.

BUMD juga memiliki 2 bentuk badan usaha, yakni Perusahaan Umum Daerah (Perumda), dan
Perusahaan Perseroan Daerah (Perseroda).
Contoh dari Perumda, misalnya Perumda Pembangunan Sarana Jaya milik Pemerintah Provinsi
(Pemprov) DKI Jakarta, ada juga Perumda Tirta Khatulistiwa milik Pemprov Kalimantan Barat.

Lalu, contoh Perseroda seperti PT MRT Jakarta (Perseroda) milik Pemprov DKI Jakarta. Ada juga
PT Jamkrida Papua (Perseroda) milik Pemprov Papua.

Anda mungkin juga menyukai