Jawaban Tugas UTS Matkul Aspek Hukum Dalam Ekonomi NEW
Jawaban Tugas UTS Matkul Aspek Hukum Dalam Ekonomi NEW
1A. 2 persamaan dan 2 perbedaan tentang benda bergerak dan benda tidak bergerak ditinjau
dari aspek hukum
1B. 2 persamaan dan 2 perbedaan tentang Wanprestasi dan perbuatan melawan hukum
ditinjau dari aspek hukum
1C. 2 persamaan dan 2 perbedaan tentang kewenangan BPOM dan BPJPH dalam
perlindungan konsumen ditinjau dari aspek hukum
Perbedaan:
Perbedaan:
Perbedaan:
Perbedaan:
Perbedaan:
2.
Kelemahan:
1. Ketidaksetaraan Kekuatan: Kadang-kadang klausula eksonerasi dimasukkan
ke dalam kontrak dengan cara yang memanfaatkan ketidaksetaraan kekuatan
antara pihak-pihak yang terlibat, sehingga bisa merugikan pihak yang lebih
lemah.
2. Ketidakjelasan Ketentuan: Terkadang klausula eksonerasi dapat dirumuskan
secara tidak jelas atau ambigu, sehingga memunculkan interpretasi yang
beragam dan memicu sengketa antara para pihak.
3. Pembatasan Keadilan: Penggunaan klausula eksonerasi dapat membatasi
akses terhadap keadilan, terutama jika klausula tersebut mengurangi
tanggung jawab atas tindakan yang kelalaian atau kesalahan yang disengaja.
b. Subsidi: Kelebihan:
Kelemahan:
Kelemahan:
d. Komisioner: Kelebihan:
Kelemahan:
Kelemahan:
3.
1. Hubungan Itikad Baik dengan Produk Halal: Itikad baik mengacu pada niat yang
jujur dan baik dari produsen atau pelaku bisnis dalam menghasilkan produk halal
yang sesuai dengan aturan dan standar yang berlaku.
2. Hubungan Itikad Baik dengan Transaksi: Dalam transaksi, itikad baik menyangkut
niat dari kedua belah pihak untuk melakukan transaksi dengan jujur, adil, dan sesuai
dengan ketentuan hukum yang berlaku.
3. Keterkaitan Kualitas Produk: Itikad baik dalam produksi produk halal memastikan
bahwa produk tersebut memenuhi standar kehalalan yang diperlukan, sementara itikad
baik dalam transaksi mengharuskan kedua belah pihak untuk tidak menipu atau
menyesatkan dalam proses transaksi.
1. Hubungan Dumping dengan Agen: Dumping adalah praktik menjual barang atau
produk ke pasar luar negeri dengan harga di bawah harga pasar untuk merugikan
produsen lokal. Agen bisa menjadi perantara dalam praktik dumping ini.
2. Hubungan Dumping dengan Perlindungan Konsumen: Dumping dapat merugikan
konsumen karena dapat mengakibatkan distorsi pasar dan merugikan produsen lokal.
Perlindungan konsumen menjadi penting untuk mencegah dampak negatif tersebut.
3. Peran Agen dalam Perlindungan Konsumen: Agen memiliki tanggung jawab
untuk memastikan bahwa barang atau produk yang mereka distribusikan kepada
konsumen memenuhi standar kualitas dan keamanan yang ditetapkan untuk
melindungi konsumen dari produk yang merugikan.
1. Hubungan Fungsi Sosial dengan Hak Milik: Hak milik tidak hanya merupakan hak
individu, tetapi juga memiliki dimensi sosial di mana hak milik harus digunakan
untuk kepentingan yang lebih luas, seperti kemakmuran sosial dan pembangunan
ekonomi.
2. Hubungan Fungsi Sosial dengan Subjek Hukum: Subjek hukum, baik individu
maupun badan hukum, memiliki tanggung jawab sosial untuk menggunakan hak dan
kewenangannya sesuai dengan prinsip-prinsip keadilan dan kepentingan umum.
3. Keterkaitan Tanggung Jawab: Dalam konteks ini, fungsi sosial dan tanggung jawab
subjek hukum berkaitan erat dalam memastikan bahwa hak milik tidak
disalahgunakan atau digunakan untuk merugikan pihak lain, tetapi justru memberikan
kontribusi positif bagi masyarakat dan lingkungan.
4.
a. Benda yang Hilang dan Masa Daluarsanya:
1. Pemilik Asli: Jika benda tersebut memiliki pemilik yang jelas, pemilik asli memiliki
hak untuk mengklaimnya kembali.
2. Hak Temuan: Orang yang menemukan benda yang hilang memiliki hak untuk
menyimpannya, namun harus memberitahukan temuannya kepada otoritas yang
berwenang.
3. Preskripsi: Jika pemilik asli tidak mengklaim kembali benda tersebut dalam jangka
waktu tertentu yang ditetapkan oleh hukum, maka hak atas benda tersebut bisa
preskripsi dan beralih kepada penemu atau pihak lain sesuai ketentuan hukum.
4. Larangan Membeli Benda yang Hilang: Dalam beberapa yurisdiksi, ada larangan
untuk membeli benda yang hilang secara langsung dari penemu, untuk mencegah
penyalahgunaan.
c. Tuntutan Hukum bagi Produsen Obat yang Menimbulkan Banyak Korban Jiwa:
1. Perantara Bisnis: Makelar berperan sebagai perantara antara penjual dan pembeli
dalam transaksi bisnis, membantu memfasilitasi kesepakatan antara kedua belah
pihak.
2. Jaringan dan Koneksi: Makelar seringkali memiliki jaringan luas dan koneksi yang
memungkinkan mereka untuk menemukan peluang bisnis dan menemukan pembeli
atau penjual yang sesuai.
3. Biaya Jasa: Makelar biasanya memperoleh keuntungan dari biaya jasa atau komisi
yang dibayarkan oleh salah satu pihak yang terlibat dalam transaksi.
4. Pentingnya Kepercayaan: Dalam bisnis kontemporer, kepercayaan menjadi sangat
penting dalam hubungan antara makelar, penjual, dan pembeli, karena seringkali
transaksi dilakukan secara online atau jarak jauh.
5.
a. Hak milik dalam hukum perdata bersifat relatif, bukan absolut. Tidak boleh memiliki
harimau atau membeli laut atau pulau atas nama kebebasan, karena ada pembatasan hak milik
dalam hukum seperti kepentingan umum, kepentingan negara, dan norma-norma sosial.
Pembatasan penggunaan kebebasan terhadap hak milik sendiri termasuk dalam pembatasan
tersebut, seperti yang diatur dalam Undang-Undang Pokok Agraria dan peraturan perundang-
undangan terkait lainnya.
b. Akibat hukum pada perjanjian yang tidak memenuhi syarat subyektif dan obyektif adalah
tidak sah atau batal demi hukum. Artinya, perjanjian tersebut tidak mengikat para pihak yang
terlibat. Syarat subyektif melibatkan kemampuan untuk membuat perjanjian, sedangkan
syarat obyektif mencakup kesepakatan yang sah dan objek yang sah.
c. Tiga hal yang dapat membatalkan persetujuan sebagai syarat lahirnya perjanjian adalah: 1)
Kesalahan (error), 2) Kekeliruan (dolus), dan 3) Kepaksaan (duress).
d. Perjanjian baku dan klausula eksonerasi adalah klausula-klausula yang memuat ketentuan-
ketentuan standar yang biasa digunakan dalam suatu jenis perjanjian. Hal yang dibolehkan
dalam perjanjian baku adalah ketentuan-ketentuan yang tidak melanggar ketentuan hukum
yang berlaku dan tidak merugikan salah satu pihak secara berlebihan. Hal yang dilarang
adalah ketentuan-ketentuan yang bertentangan dengan ketentuan hukum yang berlaku atau
bertentangan dengan kesusilaan atau ketertiban umum, sesuai dengan Pasal 1338 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata).
e. Tahap proses dan mekanisme penerbitan sertifikasi dan label halal meliputi: 1)
Pendaftaran, 2) Penilaian dan audit, 3) Sertifikasi, 4) Pengawasan dan pengendalian, dan 5)
Pembatalan atau pencabutan sertifikasi. Dasar hukumnya adalah Undang-Undang Nomor 33
Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal dan Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2019
tentang Perizinan Produk Halal.