Anda di halaman 1dari 1

Pertanyaan :

1. Jelaskan yang dimaksud dengan product liability dan strict liability dalan hukum
perlindungan konsumen.
2. Mengapa masalah tanggung jawab dan ganti rugi perlu diatur dalam undang-undang.
3. Bilamana satu keadaan disebut sebagai penyalahgunaan keadaan, jelaskan dengan contoh
4. Bagaimana kondisi konsumen di Indonesia apakah sudah sadar akan hak dan
kewajibannya, ataukah masih ada kendala-kendala dalam merespon satu bentuk peraturan
terkait dengan perlindungan konsumen, jelaskan.
Jawaban
1. Product liability adalah tanggung jawab secara hukum dari orang atau badan hukum
yang menghasilkan produk (producer, manufacture) atau orang maupun badan hukum yang
menjual atau mendistribusikan produk tersebut. Sedangkan strict liability adalah Yang
dimaksud dengan “bertanggung jawab mutlak” atau strict liability adalah unsur kesalahan
tidak perlu dibuktikan oleh pihak penggugat sebagai dasar pembayaran ganti rugi.
2. Agar terciptanya kepastian hukum bagi konsumen yang membeli atau mengkonsumsi
produk yang dibuat oleh produsen, perlindungan hukum ini juga berfungsi agar para pelaku
usaha tidak berbuat seenaknya dengan kualitas barang yang ia jual atau produksi. Karena
dengan diaturnya tanggung jawab dan ganti rugi di UU menjadikan para konsumen memiliki
pedoman yang jelas mengenai ganti rugi dan tanggung jawab
3. Sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 1321 dan Pasal 1449, bahwa cacat kesepakatan atau
cacat kehendak itu terjadi jika terjadi karena kekhilafan/ kesesatan, penipuan, dan paksaan.
Kitab Undang-undang Hukum Acara Perdata (BW) tidak mengatur mengenai
“Penyalahgunaan Kehendak” atau yang sering disebut dengan Misbruik Van Omstadigheden.
Penyalahgunaan keadaan sebagai salah satu syarat cacat kehendak berkembang, oleh karena
perkembangan beberapa peristiwa hokum dalam hukum perjanjian.Contohnya seorang dokter
yang meminta dibayar tinggi/ mahal oleh Pasien oleh karena Pasien dalam keadaan
berbahaya bagi kelanjutan hidupnya jika tidak sesegara mungkin dioperasi.
4.Menurut saya para konsumen telah sadar akan hak dan kewajibannya,akan tetapi para
aparatur penegak hukumnya yang terkadang belum bisa merespon dengan maksimal laporan-
laporan yang masuk dari para konsumen, ini lah yang menjadi kendala penegakan hukum
khususnya di bidang perlindungan konsumen.(

Anda mungkin juga menyukai