Anda di halaman 1dari 9

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/279409951

Deteksi Steganografi pada Citra Digital dengan Menggunakan RS Steganalisis


pada Steganografi LSB

Conference Paper · February 2007

CITATIONS READS

0 85

3 authors, including:

Eddy Muntina Dharma Fazmah Arif Yulianto


Binus University Telkom University
15 PUBLICATIONS   14 CITATIONS    42 PUBLICATIONS   96 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Analysis of watermaking using SVD based on DWT and DCT View project

Computation Reduction View project

All content following this page was uploaded by Eddy Muntina Dharma on 17 April 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Konferensi Nasional Sistem Informasi 2007
Information System : Bridging Gap between Theories and Practices
Bandung, 14-15 Februari 2007

DETEKSI STEGANOGRAFI PADA CITRA DIGITAL


DENGAN MENGGUNAKAN RS STEGANALISIS PADA
STEGANOGRAFI LSB
Eddy Muntina Dharma[1],Shinta Carolinasari [2], Fazmah Arif Yulianto[3]

1,2,3
Jurusan Teknik Informatika – Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
Jl. Telekomunikasi, Dayeuh Kolot Bandung 40257 Indonesia
Telp/Fax : (022) 7565931
1
aguseddy@stttelkom.ac.id, 2shinta_c@yahoo.com, 3fay@stttelkom.ac.id,

ABSTRAK

Steganografi merupakan suatu metode yang bertujuan untuk menyembunyikan suatu pesan rahasia
pada suatu objek cover (pembungkus) sehingga kehadiran adanya pesan rahasia tersebut tidak diketahui. Data
(file) yang sudah berisi pesan rahasia ini dapat disebut dengan objek stego. Pada umumnya objek cover dan
objek stego tidak dapat dibedakan secara kasat mata.
Perkembangan steganografi yang sangat pesat menyebabkan diperlukannya suatu cara untuk
mengawasi (monitoring) suatu pertukaran data. Cara tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan metode
steganalisis. Tujuan steganalisis adalah untuk mengetahui apakah dalam suatu objek berisi pesan rahasia atau
tidak. Steganalisis telah diterima oleh penegak hukum dan media dengan tangan terbuka.
Penelitian yang berjudul “Deteksi Steganografi pada Citra Digital Dengan Menggunakan RS
Steganalisis pada Steganografi LSB” ini membahas bagaimana cara mendeteksi steganografi yang
menggunakan metode LSB dengan menggunakan RS steganalisis. Objek cover yang dipakai berupa citra
digital berformat BMP 24-bit. Pesan rahasia disisipkan pada objek cover berupa teks. Parameter yang
digunakan untuk melakukan analisis berupa panjang pesan.

Kata kunci : RS steganalisis, steganografi LSB, objek cover, objek stego

PENDAHULUAN digunakan para kriminal untuk merencanakan


kejahatan. Maka dari itu dikembangkan konsep
Seiring dengan perkembangan jaringan steganalisis yang merupakan deteksi steganografi
komunikasi, pertukaran data dapat dilakukan yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya
dengan mudah. Data yang dipertukarkan tersebut pesan rahasia yang disembunyikan pada suatu
tidak hanya tampak seperti yang terlihat oleh objek cover.
indra penglihatan kita. Sebenarnya pesan rahasia Algoritma dalam steganalisis dapat
dapat disembunyikan pada suatu data (yang dibedakan menjadi dua, yaitu universal algorithm
disebut dengan objek cover) sehingga membentuk dan model-based algorithm. Universal algorithm
suatu objek stego dan kehadiran pesan tersebut digunakan pada steganalisis untuk beberapa
tidak disadari. Atau dengan kata lain, kita tidak metode steganografi. Contoh dari universal
dapat membedakan objek cover dengan objek algorithm adalah blind steganalysis. Sedangkan
stego. Metode seperti ini lebih dikenal dengan model-based algorithm digunakan pada
steganografi. steganalisis untuk metode steganografi yang
Dengan kehadiran steganografi yang spesifik. Contoh dari model-based algorithm
berkembangan secara cepat dengan beragam adalah RS steganalisis.
metodenya, diperlukan suatu cara untuk RS steganalisis akan memeriksa adanya
mengawasi pertukaran data yang terjadi pada pesan rahasia pada citra digital yang
jaringan komunikasi. Hal ini dilatarbelakangi, penyembunyiannya menggunakan steganografi
salah satunya, karena steganografi dapat LSB. Teknik deteksi steganografi ini berdasar

587
Konferensi Nasional Sistem Informasi 2007
Information System : Bridging Gap between Theories and Practices
Bandung, 14-15 Februari 2007

kepada analisa bagaimana perubahan jumlah dari tertentu akan membentuk objek stego. Objek
kelompok Regular dan Singular dengan stego inilah yang akan dikirimkan ke penerima
bertambahnya panjang pesan yang ditambahkan tanpa memancing perhatian dari pihak lain yang
dengan menggunakan pendekatan LSB. mengetahui bahwa ada pesan rahasia yang
Steganografi LSB terdiri dari dua tipe, disisipkan ke dalamnya sehingga tujuan
yaitu fixed-size dan variable-size. Pada Penelitian steganografi dapat dipenuhi. Tujuan dari
ini pendekatan yang akan digunakan adalah fixed- steganografi adalah untuk menyembunyikan
size. Pendekatan ini memerlukan input bit tetap kehadiran akan suatu komunikasi (pesan rahasia)
yang akan digunakan untuk penyisipan pesan dalam suatu objek.
rahasia. Teknik LSB (Least Significant Bit)
Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk didasarkan pada modifikasi nilai bit terakhir pada
membedakan objek cover dengan objek stego pixel untuk menyembunyikan pesan rahasia.
pada citra digital dengan menentukan adanya Karena bit pixel LSB memiliki kontribusi sangat
pesan rahasia atau tidak pada suatu citra digital, kecil terhadap penampakan pixel, maka
memperkirakan panjang pesan yang penggantian bit-bit ini tidak memiliki efek yang
disembunyikan pada suatu citra digital yang berarti pada suatu citra digital. Metode LSB
digunakan sebagai objek cover, mengetahui merupakan metode yang banyak digunakan
tingkat ketelitian maupun kesalahan pada saat sebagai metode steganografi karena tingkat
memperkirakan adanya pesan rahasia, dan kesederhanaannya. Sangat dipercaya bahwa
mengetahui berapa batas optimal LSB yang sebenarnya perubahan warna akibat dari
memungkinkan untuk dapat digunakan sebagai penyisipan dengan menggunakan metode LSB
perkiraan panjang pesan yang dideteksi dengan tidak dapat dideteksi karena pada umumnya noise
menggunakan RS steganalisis. akan selalu hadir pada image digital. Jenis metode
Penelitian ini akan menggunakan citra LSB dapat dibagi menjadi dua metode, yaitu :
digital BMP 24-bit sebagai masukan dan pesan 1. fixed-sized LSB
rahasia berupa file teks. Steganografi yang Jumlah bit dari objek cover yang digunakan
digunakan merupakan fixed-sized steganography sebagai pengganti bit pesan rahasia berjumlah
dengan masukan bit 1 sampai dengan 3. tetap.
Steganalisis yang digunakan bersifat pasif dan 2. variable-sized LSB
aktif, pasif dalam arti mendeteksi keberadaan Jumlah bit dari objek cover yang digunakan
atau ketidakberadaan akan pesan rahasia dalam sebagai pengganti bit pesan rahasia bervariasi
suatu citra digital dan aktif dalam batasan dapat berdasarkan kondisi tertentu.
mengestimasi panjang pesan. Parameter Steganalisis merupakan metode untuk
keberhasilan adalah dapat mendeteksi kehadiran mendeteksi pesan rahasia yang disembunyikan
pesan rahasia atau tidak, memperkirakan dengan menggunakan steganografi. Algoritma
panjangnya, tanpa mengetahui isi pesan. steganalisis sendiri dapat dibedakan menjadi dua
menurut target steganografinya, yaitu universal
LANDASAN TEORI algorithm dan model-based algorithm. Universal
algorithm ditujukan untuk mendeteksi beberapa
Steganografi merupakan metode metode steganografi. Sedangkan model-based
berkomunikasi secara rahasia dengan algorithm ditujukan untuk mendeteksi metode
menggunakan objek pembawa sehingga kehadiran steganografi tertentu. Tujuan dari steganalisis
pesan rahasia yang disisipkan ke objek pembawa adalah untuk mematahkan steganografi.
tidak dapat dideteksi. Secara harfiah, steganografi Steganalisis sendiri diklasifikasikan pada dua
berarti “tulisan yang ditutupi”. Objek pembawa kategori umum [14] :
pesan rahasia tersebut dapat berupa citra digital, 1. Pasif, yang memiliki tujuan :
audio, video, teks, maupun representasi kode a. Mendeteksi keberadaan atau
digital lainnya. Pesan yang disembunyikan dapat ketidakberadaan akan pesan rahasia
pula berisi plaintext, chipertext, atau apapun yang dalam suatu objek.
dapat direpresentasikan sebagai aliran bit. Untuk b. Mengidentifikasi algoritma steganografi
selanjutnya dalam Penelitian ini objek pembawa yang digunakan.
akan disebut sebagai objek cover. Suatu pesan 2. Aktif, yang memiliki tujuan :
rahasia yang disisipkan ke dalam objek cover a. Memperkirakan panjang dari pesan.
dengan menggunakan metode steganografi b. Memperkirakan lokasi dari pesan rahasia.

588
Konferensi Nasional Sistem Informasi 2007
Information System : Bridging Gap between Theories and Practices
Bandung, 14-15 Februari 2007

c. Memperkirakan kunci rahasia (secret 2 ↔ 3, ..., 254 ↔ 255 [8]. Didefinisikan pula
key) yang dipakai untuk konsep lain yang disebut dengan pertukaran LSB
menyembunyikan pesan yang digeser (shifted LSB flipping) F-1 sebagai -1
d. Memperkirakan beberapa parameter dari ↔ 0, 1 ↔ 2, 3 ↔ 4, ..., 253 ↔ 254, 255 ↔
algoritma stego. 256, atau
e. Mendapatkan pesan rahasia.
Secara umum, steganalisis dikatakan F-1(x) = F1(x+1) – 1 ∀x [8]

berhasil apabila dapat mendeteksi kehadiran pesan


tanpa harus dapat membaca pesan rahasia yang
disembunyikan ke dalam objek cover. Seperti Didefinisikan pula F0 sebagai identitas
layaknya Wendy, yang dapat langsung mengeblok permutasi F(x) = x untuk semua x ∈ P.
pesan untuk dikirimkan tanpa tahu apa yang
Kelompok pixel R (Regular), S
sebenarnya disisipkan ke dalam objek cover.
(Singular) dan U (Unusable) diperoleh dari fungsi
RS steganalisis memeriksa ada tidaknya
diskriminasi f dan operasi flipping F sebagai
pesan rahasia pada citra digital yang
berikut :
penyembunyiannya menggunakan steganografi
1. Regular : G ∈ R ⇔ f(F(G)) >
LSB (steganalisis ini termasuk dalam model-
based algorithm). Prinsip dari metode steganalisis f(G)
ini adalah dengan menganalisa bentuk empat 2. Singular : G ∈ S ⇔ f(F(G)) <
kurva yang terbentuk dalam diagram RS dan f(G)
menghitung titik perpotongannya dengan 3. Unusable : G ∈ U ⇔ f(F(G)) =
menggunakan ekstrapolasi [9]. Perhitungan ini f(G)
didapat setelah membagi suatu objek ke dalam Dimana F(G) = (F(x1), ... , F(xn)). Kita
tiga kategori kelompok, yaitu Regular, Singular dapat melakukan flipping yang berbeda ke pixel
dan Unusable. yang berbeda pada kelompok G. Tugas akan
Proses RS steganalisis dimulai dengan flipping pada pixel dilakukan dengan
membagi citra digital ke kelompok-kelompok n menggunakan mask M, yang merupakan n-tuple
pixel ketetanggaan (x1, ..., xn). Didefinisikan pula dengan nilai -1, 0 dan 1. Kelompok yang sudah
fungsi diskriminasi f yang menampung bilangan di-flip FM(G) didefinisikan sebagai (FM (1) ( x1),
real f(x1, ..., xn) ∈ R untuk masing-masing FM(2) ( x2), ..., FM (n) ( xn)).
kelompok pixel G = (x1, ..., xn). Tujuan dari Jumlah dari kelompok Regular untuk
fungsi diskriminasi adalah untuk mengukur mask M didefinisikan sebagai RM (dalam persen
kehalusan atau keteraturan dari kelompok pixel G untuk semua kelompok) dan jumlah dari
[8]
. Semakin tinggi noise pada kelompok pixel G = kelompok Singular didefinisikan sebagai SM.
(x1, ..., xn), maka akan semakin besar nilai fungsi Sehingga didapatkan persamaan RM + SM ≤ 1 dan
diskriminasi. Fungsi diskriminasi f dengan nilai R -M + S -M ≤ 1 untuk mask negatif. Kesimpulan
pixel (x1, ..., xn), didapat melalui persamaan di sementara dari metode steganalisis ini hasil yang
bawah ini. diinginkan untuk objek tertentu adalah RM ≅ R –M
, begitu pula halnya dengan SM ≅ S –M
f(x1 ,x2 , ..., xn) =
n −1 RM ≅ R -M dan SM ≅ S –M [8]
∑x
i =1
i +1 − xi [8]

Didefinisikan F sebagai operasi untuk Secara teori, dengan melakukan


himpunan P yang disebut flipping. Flipping penambahan operasi flipping F-1 sama halnya
merupakan operasi permutasi yang berisi F2 = dengan menambahkan F1 ke suatu image yang
identitas atau F(F(x)) = x untuk semua x ∈ P. warnanya telah digeser sebanyak satu. Untuk
Penyembunyian pesan dengan metode suatu objek yang dalam hal ini merupakan citra
LSB menambah tingkat noise pada suatu citra digital, tidak ada alasan mengapa jumlah dari
digital, dan sehingga akan diharapkan nilai f kelompok R dan S harus berubah secara signifikan
meningkat setelah dilakukan penyembunyian dengan menggeser warna sebanyak satu.
pesan dengan menggunakan LSB. Permutasi Persamaan operasi flipping negatif, tidak berjalan
fungsi pertukaran (flipping function) F1 : 0 ↔ 1, dengan sewajarnya pada steganografi LSB [8].

589
Konferensi Nasional Sistem Informasi 2007
Information System : Bridging Gap between Theories and Practices
Bandung, 14-15 Februari 2007

Randomisasi LSB mendorong perbedaan d1 = RM(1−p/2) − SM(1−p/2)


antara RM dan SM semakin mendekati nol sejalan
d−1 = R −M(1−p/2) − S −M(1−p/2)
dengan panjang m dari pesan rahasia bertambah.
Setelah melakukan flipping LSB dari 50% pixel Panjang pesan p dihitung dari akar x dengan nilai
(yang merupakan apa yang akan terjadi setelah absolut lebih kecil sehingga,
menambahkan bit pesan secara random pada p = x/(x-1/2)
setiap pixel), didapatkan RM ≅ SM . Tetapi Bila hasil dari perhitungan p=0,3075%, maka
dampak dari LSB memiliki efek berlawanan pada hasil tersebut setara dengan sekitar 15% pixel ter-
R -M dan S -M. Perbedaan keduanya meningkat flip.
sejalan dengan panjang m dari pesan rahasia.
Bila ada objek stego dengan panjang PERANCANGAN DAN PENGUJIAN
pesan rahasia p (dalam persen dari total pixel)
yang ditambahkan dengan steganografi LSB, Perangkat lunak yang dihasilkan pada
pengukuran awal akan jumlah R dan S sesuai Penelitian ini membutuhkan masukan citra digital
dengan titik RM (p/2), SM (p/2), R -M (p/2) dan S -M berformat BMP 24-bit. Ada dua hal yang dapat
(p/2) (terlihat pada Gambar 2.2). Faktor dari dilakukan oleh perangkat lunak ini, pertama yaitu
setengah berdasarkan pada asumsi pesan sebagai steganografi LSB dan kedua yaitu RS steganalisis.
aliran bit yang random sehingga rata-rata hanya Steganografi LSB diperlukan untuk melakukan
setengah dari pixel yang akan di-flip. Bila penyisipan ke dalam citra digital yang selanjutnya
dilakukan flipping LSB pada semua pixel di akan dideteksi dengan menggunakan RS
image dan diketahui jumlah kelompok R dan S, Steganalisis. RS Steganalisis sendiri bertujuan
maka akan didapatkan empat titik RM (1-p/2), SM untuk menentukan apakah dalam suatu citra
(1-p/2), R -M (1-p/2), dan S -M (1-p/2) (terlihat pada digital telah disisipkan pesan rahasia dengan
Gambar 2.2). Dengan merandomkan LSB dari menggunakan steganografi LSB.
total pixel, akan didapatkan nilai tengah RM (1/2) Proses yang dilakukan RS Steganalisis
dan SM (1/2). Sehingga akan didapatkan garis lurus adalah mengklasifikasikan kelompok pixel
yang melalui titik R -M (p/2) R -M (1-p/2) dan S -M berdasarkan nilai fungsi diskriminasinya menjadi
(p/2) S -M (1-p/2). Titik RM (p/2), RM (1/2), RM (1- tiga jenis kelompok, yaitu Regular, Singular dan
p/2) dan SM (p/2), SM (1/2), SM (1-p/2) akan Unusable. Dari klasifikasi tersebut maka akan
menentukan dua parabola. diperkirakan panjang pesan rahasia yang telah
Estimasi panjang pesan dilakukan disisipkan ke dalam citra digital.
dengan pertimbangan : Keluaran dari perangkat lunak ini adalah
1. Titik perpotongan dari kurva RM dan R -M perkiraan panjang pesan rahasia dalam suatu citra
memiliki koordinat x yang sama dengan titik digital yang didapat dari proses RS steganalisis.
perpotongan dari kurva SM dan S –M .
2. Kurva RM dan SM berpotongan di m=50%,
atau RM (1/2) = SM (1/2).
Asumsi ini memungkinkan untuk
memperoleh formula sederhana untuk pesan
rahasia sepanjang p. Setelah penskalaan secara
linear pada sumbu-x sehingga p/2 menjadi 0 dan
100-p/2 menjadi 1, koordinat x pada titik
perpotongan merupakan akar dari persamaan
kuadrat di bawah ini :

2(d1 + d0) x2 + (d−0 − d−1 − d1 − 3d0) x


+ d0 − d−0 =0 [8]

Gambar 1 Diagram blok Steganografi LSB


Dimana :
d0 = RM(p/2) − SM(p/2)
d−0 = R −M(p/2) − S −M(p/2)

590
Konferensi Nasional Sistem Informasi 2007
Information System : Bridging Gap between Theories and Practices
Bandung, 14-15 Februari 2007

Red Channel

35

30

25

20

Gambar 2 Diagram blok RS Steganalisis 15

10

5
Berdasarkan perancangan yang telah
0
dilakukan pada bab sebelumnya, maka akan -10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
dilakukan analisis terhadap kemampuan RS
Steganalisis dalam mengestimasi panjang pesan. Gambar 3 Grafik untuk Red Channel
Dua uji coba akan diujikan untuk diketahui Green Channel
hasilnya dan kemudian akan dianalisis. 40
Uji coba pertama akan menguji beberapa 35
objek cover (citra digital yang belum disisipi 30

pesan rahasia). Uji coba kedua akan menguji 25


20
kemampuan RS steganalisis untuk mengestimasi 15
panjang pesan rahasia yang disisipkan dengan 10
menggunakan 1 bit LSB. Metode LSB yang 5

digunakan adalah LSB Replacement. Estimasi 0


-10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
panjang pesan p berupa persentase pixel yang
telah mengalami flipping (pixel ter-flip). Gambar 4 Grafik untuk Green Channel
Ukuran dari citra digital yang digunakan Blue Channel
dalam uji coba berukuran 300x225 pixel. Panjang
40
pesan disisipkan ke dalam objek cover dengan 35
menggunakan steganografi LSB memiliki panjang 30
yang bervariasi, yaitu 5%, 10%, 20%, 30%, 40%, 25

50%, 60%, 70%, 80%, 90% dan 100% dari total 20


15
kapasitas image untuk menampung pesan rahasia.
10
Total kapasitas untuk penyisipan 1 bit LSB = (300 5
x 225 x 3/8) byte = 25 KB 0
-10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Total kapasitas untuk penyisipan 2 bit LSB = (300
x 225 x 6/8) byte = 50 KB Gambar 5 Grafik untuk Blue Channel
Total kapasitas untuk penyisipan 3 bit LSB = (300
Average
x 225 x 9/8) byte = 75 KB
60

a. Uji Coba 1 50

Beberapa citra digital diujikan untuk 40


mengetahui nilai p awal (yaitu pada saat citra 30
belum disisipi pesan rahasia). Jenis dari citra 20
digital yaitu berupa citra foto BMP 24-bit 10
berukuran 1600x1200 pixel yang diperkecil
0
ukurannya menjadi 300x255 pixel. Pengujian -10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
dilakukan sebanyak 171 citra digital yang
bervariasi. Sehingga didapatkan standar deviasi Gambar 6 Grafik rata-rata
untuk citra foto berwarna.
Pada grafik diatas (Gambar 3, Gambar 4,
Gambar 5, Gambar 6) dapat diketahui nilai
persebaran pengukuran nilai p dari 171 citra
digital yang belum disisipi pesan rahasia menurut
channel Red, channel Green, channel Blue dan
rata-rata. Sumbu x menunjukkan nilai pengukuran
p, dan sumbu y menunjukkan banyak dari citra

591
Konferensi Nasional Sistem Informasi 2007
Information System : Bridging Gap between Theories and Practices
Bandung, 14-15 Februari 2007

digital yang memiliki hasil yang ditunjukkan pada 2 bit LSB Sekuensial
sumbu x.
Dari 171 citra digital yang diujikan, 80.00%
70.00%
diperoleh hasil pengukuran estimasi panjang
60.00%
pesan rahasia dengan rata-rata p 0,86%, dengan
50.00%
detail rata-rata p pada channel Red 1,23%, p pada 40.00%
RS
Pixel ter-flip
channel Green 0,38% dan p pada channel Blue 30.00%
0,98%. Dari grafik dapat diketahui pula bahwa 20.00%
nilai pengukuran p awal tidak selalu sama dengan 10.00%

0, sehingga diketahui bahwa hasil pengukuran 0.00%


5 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
standar deviasi untuk citra foto BMP 24-bit
sebesar 2,61% untuk channel Red, 2,46% untuk
3 bit LSB Sekuensial
channel Green dan 2,47% untuk channel Blue,
sehingga standar deviasi rata-rata adalah 2,5%. 100.00%

Standar deviasi ini akan menjadi batas untuk 80.00%


mengetahui kehadiran akan pesan rahasia. Dari
60.00%
171 citra digital yang diujikan sebanyak 22 citra RS
digital mengalami false detection. 40.00%
Pixel ter-flip
Berdasarkan uji coba, citra digital yang 20.00%
tidak berisi pesan rahasia dimungkinkan memiliki 0.00%
nilai p dengan nilai antara -10,49% sampai 5 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
-20.00%
11,46%. Hasil pengukuran p yang cenderung
tinggi disebabkan dengan tingkat noise yang
1 bit LSB Random
tinggi (fungsi diskriminasi tinggi). Tanda negatif
menunjukkan efek dari proses flipping. 60.00%
Nilai p pada suatu citra digital yang 50.00%
terbagi menjadi Red, Green dan Blue, tidak selalu
40.00%
memiliki nilai yang relatif sama. Dimungkinkan RS
30.00%
adanya selisih yang cenderung tajam karena untuk Pixel ter-flip
menciptakan suatu warna tertentu, suatu pixel 20.00%

memiliki kombinasi Red, Green dan Blue tertentu 10.00%

yang perubahannya tidak seragam. 0.00%


5 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

b. Uji Coba 2
Sampel sebanyak 30 citra digital akan
diujikan untuk mengetahui nilai p. Citra digital 2 bit LSB Random
sudah disisipi pesan rahasia dengan menggunakan
80.00%
steganografi LSB dengan penempatan secara 70.00%
sekuensial dan random. Banyak bit yang 60.00%
digunakan pada penyisipan yaitu 1 sampai 3 bit 50.00%
RS
LSB. 40.00%
Pixel ter-flip
30.00%
1 bit LSB Sekuensial
20.00%

60.00% 10.00%
0.00%
50.00%
5 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
40.00%
RS
30.00%
Pixel ter-flip
20.00%

10.00%

0.00%
5 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

592
Konferensi Nasional Sistem Informasi 2007
Information System : Bridging Gap between Theories and Practices
Bandung, 14-15 Februari 2007

3 bit LSB Random


KESIMPULAN

100.00% Berdasarkan analisis uji coba yang telah


90.00%
80.00%
dilakukan, maka dapat ditarik beberapa
70.00% kesimpulan sebagai berikut :
60.00%
50.00%
RS 1. Objek cover dan objek stego dapat dibedakan
40.00%
Pixel ter-flip melalui perhitungan panjang pesan rahasia p.
30.00% Setelah citra digital tanpa penyisipan diujikan
20.00%
10.00% beberapa kali diketahui bahwa estimasi p
0.00% tidak selalu memiliki nilai nol. Dengan ini
5 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
kita dapat membedakan objek cover dengan
objek stego dengan cara membandingkan
Gambar 5 Grafik rata-rata perbandingan nilai standar deviasi yang diperoleh dari hasil
perolehan RS dengan pixel yang sebenarnya ter- pengukuran 171 citra digital, yaitu 2,5%.
flip. 2. RS Steganalisis optimal untuk penyisipan
LSB dengan banyak bit 1 oleh dengan
Pada gambar diatas sumbu x keakurasian p 97,77% dari total pixel yang
menunjukkan persentase dari pesan rahasia yang mengalami flipping untuk pesan yang
disisipkan ke dalam citra digital dan sumbu y disisipkan secara random dan kurang optimal
menunjukkan pixel ter-flip yang terdeteksi. untuk pesan yang disisipkan secara
Dengan ini, diketahui bahwa pada 1 bit LSB sekuensial, yaitu 76,04% dari total pixel yang
dengan penyisipan sekuensial, rata-rata p yang mengalami flipping.
dapat dideteksi 76,04% dari pixel ter-flip atau 3. RS Steganalisis tidak optimal untuk
37,97% dari total pixel. Sedangkan dengan penyisipan LSB dengan banyak bit 2 oleh
penyisipan random, rata-rata p yang dapat dengan keakurasian p 26,38% dari total pixel
dideteksi 97,77% dari pixel ter-flip atau 49,09% yang mengalami flipping untuk pesan yang
dari total pixel. Pada penyisipan pesan rahasia disisipkan secara random dan untuk pesan
yang relatif kecil, dimungkinkan terjadinya false yang disisipkan secara sekuensial, yaitu
detection karena batas dari pengukuran initial bias 20,78% dari total pixel yang mengalami
sebesar 2,5%. Maksud dari false detection sendiri flipping atau dikatakan seperempat sampai
adalah RS salah memperkirakan kehadiran pesan, seperlima dari jumlah pixel ter-flip
citra digital yang sebenarnya berisi pesan rahasia sebenarnya.
tidak dapat dideteksi RS, maupun sebaliknya. 4. RS Steganalisis tidak optimal untuk
Dengan ini, diketahui bahwa pada 2 bit penyisipan LSB dengan banyak bit 3 untuk
LSB dengan penyisipan sekuensial, rata-rata p pesan yang disisipkan secara random, yaitu
yang dapat dideteksi 20,78% dari pixel ter-flip 14,85% dari total pixel yang mengalami
atau 15,54% dari total pixel. Sedangkan dengan flipping dan -4,12% untuk pesan yang
penyisipan random, rata-rata p yang dapat disisipkan sekensial.
dideteksi 26,38% dari pixel ter-flip atau 19,79% 5. RS Steganalisis tidak bisa membedakan
dari total pixel. Dengan hasil demikian, RS banyak bit yang digunakan untuk
Steganalisis tidak optimal dalam mendeteksi menyisipkan pesan rahasia, karena kerja dari
pesan rahasia yang disisipkan ke dalam citra RS Steganalisis adalah membandingkan nilai
digital bila penyisipan dilakukan dengan pixel untuk setiap channel warna.
menggunakan 2 bit LSB. 6. False detection terjadi bila RS salah
Dengan ini, diketahui bahwa pada 3 bit memperkirakan kehadiran pesan, citra digital
LSB dengan penyisipan sekuensial, RS yang sebenarnya berisi pesan rahasia tidak
Steganalisis tidak dapat mendeteksi pesan rahasia. dapat dideteksi RS, maupun sebaliknya.
Sedangkan dengan penyisipan random, rata-rata p
yang dapat dideteksi sebesar 14,85% dari total
pixel ter-flip. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa untuk penyisipan dengan menggunakan 3
bit LSB, RS Steganalisis tidak berjalan dengan
optimal.

593
Konferensi Nasional Sistem Informasi 2007
Information System : Bridging Gap between Theories and Practices
Bandung, 14-15 Februari 2007

DAFTAR PUSTAKA [14] Trivedi, Shalin, R. Chandramouli. 1998.


Active Steganalysis of Sequential
[1] A. S, Danny. 2004. Penelitian Implementasi Steganography. Stevens Institute of
Steganografi Pada Citra Digital Dengan Technology.
Menggunakan Metode Adaptive LSB.
Bandung : Jurusan Teknik Informatika STT
Telkom.
[2] Celik, Mehmet U., Gaurav Sharma, A. Mrat
Tekalp. 2004. Universal Image Steganalysis
Using Rate-Distortion Curves. Istanbul: Koc
University.
[3] Chandramouli, Rajarathnam, Mehdi
Kharrazi, Nasir Memon. 2004. Image
Steganography and Steganalysis: Concept
and Practice. Berlin : Springler-Verlag.
[4] Chandramouli, Rajarathnam, Nasir Memon.
2001. Analysis of LSB Based Image
Steganography Techniques. New Jersey:
Stevens Institute of Technology.
[5] Chandramouli, Rajarathnam. 2002. A
Mathematical Approach to Steganalysis.
New Jersey: Stevens Institute of Technology.
[6] Dabeer, O, K. Sullivan, U. Madhow, S.
Chandrasekharan, B. S. Manjunath. 2003.
Detection of Hiding in Least Significant Bit.
Santa Barbara: University of California.
[7] Fridrich, Jessica, Miroslav Goljan, Davis
Soukal. 2004. Searching for the Stego-Key.
New York : SUNY Binghampton.
[8] Fridrich, Jessica, Miroslav Goljan, Rui Du.
2001. Reliable Detection of LSB
Steganography in Color and Grayscale
Images. New York : SUNY Binghampton.
[9] Fridrich, Jessica, Miroslav Goljan. 2001.
Practical Steganalysis of Digital Images –
State of the Art. New York: SUNY
Binghamton.
[10] Irianto. 2004. Embedding Pesan Rahasia
Dalam Gambar. ---
[11] Johnson, Neil F. 1998. Steganalysis: The
Investigation of Hidden Information.
Virginia: George Mason University.
[12] Mitra, S, T. Roy, D. Mazumdar, A. B. Saha.
2002. Steganalysis of LSB Encoding in
Uncompressed Images by Close Colour Pair
Analysis. Kolkata: CDAC.
[13] Syawaluddin, M. Drajat, Eddy Muntina
Dharma, Fazmah Arif Yulianto,2005.
Penelitian Implementasi Steganography
Citra Digital Pada Mobile Phone Dengan
Metode LSB Fixed Size Dan OPAP. Bandung
: Jurusan Teknik Informatika STT Telkom.

594

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai