DOSEN PENGAMPU :
Disusun oleh :
Adapun daftar negara terancam resesi ekonomi ialah Indonesia, Venezuela dan
Korea Selatan. Ketiga negara ini mengalami resesi dikarenakan oleh faktor
internal dan eksternal dari negara tersebut, namun demikian ketiga negara ini
mempunyai usaha kesejahteraan sosial yang dilakukan dalam mengatasi isu
globalisasi.
Para pengamat ekonomi dan Lembaga Internasional (IMF, Bank Dunia, OECD)
memprediksi akan terjadi resesi ekonomi dunia pada tahun 2020. Resesi tersebut
akan dialami lebih dalam oleh negara-negara maju. Indonesia diperkirakan akan
mengalami resesi namun resesi ringan (mild recession) karena kontraksi ekonomi
diperkirakan “hanya” sekitar -3%-0% dan tidak akan berlangsung lama, sekitar 2
triwulan. Prediksi tersebut tentu membuat kita semakin optimis untuk
melaksanakan kebijakan-kebijakan pemulihan ekonomi nasional secara konsisten
dan membangun kerjasama dari seluruh komponen bangsa. Pemerintah Pusat
mengambil kebijakan pemulihan ekonomi yang holistic. Pelaksanaan kebijakan
tersebut harus didukung oleh pemerintah daerah.Pemda mempunyai peran
strategis dalam mendorong percepatan dan efektivitas pemulihan ekonomi
nasional. Pemda memahami struktur ekonomi daerah, demografi, dan kondisi
sosial ekonomi masyarakatnya. Di samping itu, kebijakan APBD dapat
disinergikan untuk mendorong percepatan pemulihan ekonomi di daerah.Di
samping itu, masyarakat dan pelaku usaha termasuk UMKM juga mempunyai
peran yang strategis dalam mempercepat pemulihan ekonomi Indonesia.
Pemerintah memberikan kemudahan/stimulus fiskal dan moneter, seyogyanya
disambut dengan positif oleh pelaku usaha dengan menggerakkan usahanya secara
baik.
Untuk mencapai tujuan di atas, terdapat 3 (tiga) kebijakan yang dilakukan yaitu
peningkatan konsumsi dalam negeri, peningkatan aktivitas dunia usaha serta
menjaga stabilitasi ekonomi dan ekpansi moneter. Kebijakan tersebut
dilaksanakan secara bersamaan dengan sinergy antara pemegang kebijakan fiskal,
pemegang kebijakan moneter dan institusi terkait. Dalam rangka mendukung
pemulihan ekonomi nasional, Bank Indonesia menjaga stabilisasi nilai tukar
Rupiah, menurunkan suku bunga, melakukan pembelian Surat Berharga Negara,
dan stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Tujuan penurunan suku bunga
adalah meningkatkan likuiditas keuangan untuk mendorong aktivitas dunia usaha.
Pada negara Korea Selatan, usaha kesejahteraan sosial yang dilakukan Korea
Selatan sebagai salah satu lokus benchmark ini dikarenakan Pemerintah Korea
Selatan dinilai mampu mengatasi pandemi Covid-19 yang relatif cepat serta
melakukan pemulihan di berbagai sektor termasuk sosial dan ekonomi. Dalam
kesempatan itu, Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan, Umar Hadi
menjelaskan langkah strategis yang dilakukan pemerintah Korea Selatan dalam
pengelolaan pandemi Covid-19 melalui prinsip 3T yaitu testing, tracing dan
treatment, prinsip ini menjadi modal utama Korea Selatan dalam menekan jumlah
Covid-19 Strategi Korea Selatan dalam memitigasi dampak ekonomi langkah
strategis yang dilakukan antara lain merevisi APBN dengan 3 paket, pertama
adalah tambahan APBN senilai 152 T rupiah untuk pengendalian ekonomi dan
menata kebutuhan pokok, penambahan UKM serta menolong lapangan kerja yang
terancam hilang” jelasnya Ia juga menambahkan, paket kedua digunakan untuk
panti jompo serta daerah pedesaan yang miskin dan terdampak senilai 145 T
Rupiah, dan terakhir ialah pemulihan makro ekonomi yang dianggarkan 424 T
Rupiah. “Ketiga paket ini dinilai cukup berhasil dalam meningkatkan
pertumbuhan ekonomi dan sosial masyarakat” tuturnya.