Anda di halaman 1dari 10

UJIAN TENGAH SEMESTER

PEKERJAAN SOSIAL INTERNASIONAL

DOSEN PENGAMPU :

Mia Aulina Lubis, S.Sos, M. Kesos

Disusun oleh :

Atikah Anjani Pohan 210902031 Ilmu Kesejahteraan Sosial

PEKERJAAN SOSIAL INTERNASIONAL


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2021/2022
1. a) Cari pengertian usaha kesejahteraan sosial dan kaitannya dengan globalisasi
b) Bandingkan usaha kesejahteraan sosial yang dilakukan oleh tiga negara yang
berbeda dalam mengatasi isu globalisasi

a) Pekerja sosial profesional terus mendapatkan tempat di tengah kehidupan


menangani korban bencana, perang, pengungsi, dan juga menangani masalah
kemiskinan. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa sebagai pekerja sosial
secara nyata dapat berfungsi dalam kehidupan masyarakat. Pekerja sosial
menyebar dan berhimpun di dalam ikatan pekerja sosial internasional
(International Federation of Social Work/IFSW), yang mempunyai anggota di
lingkup regional, nasional, sampai di tingkat lokal. Persoalan yang berkaitan
dengan masalah sosial yang semakin bervariasi dan menangani masalah sosial di
era millennium (global) maka diperlukan langkah kongkrit agar pekerja sosial
dapat berperan dan menjadi bagian penting dalam usaha kesejahteraan sosial
modern. masyarakat di dekade millenium ini. Pekerja sosial bisa bekerja bersama
dengan kelompok klien di rumah singgah, panti-panti atau yayasan sosial, tempat-
tempat rehabilitasi, usaha kesejahteraan sosial oleh berbagai profesi itulah yang
akhirnya mengharuskan pekerjaan sosial profesional merevitalisasi kemampuan
profesionalnya. Pekerja sosial internasional memiliki keterikatan yang erat
kaitannya dengan isu global hal ini dikarenakan peksos internasional membahas
tentang bagaimana dunia internasional itu terhubung satu sama lain, membahas
isu-isu internasional. Adapun isu dari pengaruh globalisasi ini memberikan
dampak pengaruh terhadap negara lain. Globalisasi atau internasionalis adalah
suatu proses integrasi global di mana berbagai bangsa, ekonomi, budaya, dan
proses-proses politik semakin terkena pengaruh-pengaruh internasional.
Globalisasi didefinisikan sebagai suatu proses integrasi global di mana bangsa-
bangsa, ekonomi, budaya, dan proses – proses politik yang berbeda semakin
terkena pengaruh-pengaruh internasional dan orang menjadi sadar tentang peranan
pengaruh-pengaruh itu dalam kehidupan mereka sehari-hari. Dengan ciri-ciri
globalisasi yaitu perubahan konsep ruang dan waktu, terhubungnya
perekonomian, peningkatan interaksi kultural adanya budaya luar yang diikuti
suatu negara, masalah, meningkatnya politik dan teknologi, terhubungnya politik
antar negara dan organisasi internasional seperti (ASEAN dan PBB). Adapun
indicator isu globalisasi memiliki keterkaitan dengan kesejahteraan sosial dimana
indicator itu terdiri dari : mendapatkan perhatian pemerintah internasional,
memperoleh liputan pers internasional secara terus menerus, isu itu menjadi
subjeck penelitian / perdebatan, isu tersebut menjadi agenda dalam organisasi
internasional. Pengaruh globalisasi memiliki keterkaitan dengan kesejahteraan
sosial
Globalisasi di bidang politik, dilihat dengan adanya kesatuan supranasional
dengan berbagai cakupan blok politik dan militer (NATO), koalisi kekuasaan
kelompok dominan (kelompok G7), organisasi kesatuan regional (komunitas
Eropa), organisasi berskala internasional (PBB dengan badan-badan
kekhususnya). Selain itu badan elementer tatanan pemerintahan dunia.
Di bidang Kebudayaan, terlihat kemajuan menuju keseragaman. Media Massa,
terutama TV mengubah dunia menjadi sebuah “dusun global”. Suguhan
pengalaman kultur yang sama tersebut (Olimpiade, konser rock, sepak bola dsb)
menyatukan selera, persepsi, dan pilihan mereka. Contoh kecenderungan
globalisasi adalah jaringan TV (CNN). Pergerakan penduduk (misalnya migrasi,
pengiriman tenaga kerja ke luar negeri, dan pariwisata)memberi peluang untuk
mengenali kehidupan asing secara langsung. Muncul Bahasa global, yaitu Bahasa
Inggris berperan sebagai alat komunikasi professional dibidang ilmu pengetahuan
, teknologi bisnis computer, transportasi dan untuk komunikasi pribadi dalam
bepergian
Teknolgi computer memaksakan penyatuan program digunakan diseluruh dunia
sebagai pola umum dalam menyusun dan memproses data dan informasi. Tradisi
budaya pribumi atau local semakin terdesak, dan terkikis menyebabkan budaya
konsumen atau budaya model barat menjadi budaya universal yang menjalar
keseluruh dunia.
Di bidang ekonomi, terlihat peningkatan peran koordinasi dan integrase
supranasional (EFTA, EC, OPEC), perjanjian kerjasama ekonomi regional dan
dunia, pembagian kerja dunia, peningkatan peran kerjasama multinasional (MNC)
yang diantaranya ada yang mendapat keuntungan melebihi pendapatan nasional
negara berukuran menegah. Ada diantara MNC yang beroperasi dari pusatnya
disatu negara (Nissan dan Toyota), yang lainnya kehilangan akar nasional tertentu
dan beroperasi diseluruh dunia dengan cara mendirikan cabang local, monopoli
dsb (Pepsi-Cola, McDonald). Mereka menjadi penguasa baru dibidang ekonomi
dunia.
Perkembangan usaha kesejahteraan sosial oleh negara
- Fase I, yang mulai dari akhir abad 19 dan berakhir dengan perang dunia II,
sering dikatakan sebagai fase perkembangan formatif dalam kesejahteraan negara.
Ini adalah masa dimana jaminan sosial pertama dan program-program sosial
lainnya diperkenalkan.
- Fase II, yang mulai pada akhir perang dunia II dan berakhir pada pertengahan
tahun 1970-an, sering dianggap sebagai zaman keemasan dari negara
kesejahteraan. Ini adalah masa konsolidasi dan stabilitas ketika ide tenntang
tanggung jawab negara atas kesejahteraan warga negara diterima secara luas.
- Fase III, yang berlangsung dari kira-kira tahun 1975 sampai kira-kira tahun
1985, sering digambarkan sebagai masa kritis. Dalam masa ini, ekonomi dunia
mengalami kesulitan dan ketika tindakan-tindakan anti resesi konvensional
berdasarkan ide John Maynard Keynes ternyata tidak efektif. Ini juga masa ketika
penerimaan umum atas program-program kesejahteraan pemerintah menurun, dan
para pemilih mengalihkan pandangan mereka ke partai politik sayap kanan untuk
solusinya.
- Fase IV, yang mulai awal tahun 1990-an telah mengembangkan modifikasi
berarti atas negara kesejahteraan. Tahun 1996, misalnya AFDC diganti dengan
TANF, yang mewajibkan para penerima bantuan untuk bekerja. Dengan berbagai
masalah keuangan dan ekonomi akhir-akhir ini, dapat diperkirakan bahwa
prioritas pertama dalam pengurangan anggaran belanja negara adalah pada usaha
kesejahteraan sosial.
Usaha kesejahteraan sosial sesungguhnya merupakan pengembangan lembaga
sosial tradisional untuk menyediakan layanan berbagai kondisi dari
ketergantungan kelompok rentan dan disabel ditengah masyarakat. Dalam konteks
yang lebih luas (makro) usaha kesejahteraan sosial demikian disebut dengan
konsep negara kesejahteraan (welfare state). Di dalam negara kesejahteraan
masalah sosial yang terjadi bukan hanya tanggung jawab individu, kelompok, dan
masyarakat, tetapi menjadi tanggung jawab bersama, yakni merupakan tanggung
jawab negara. Sistem Usaha Kesejahteraan Sosial menekankan suatu sistem
hukum, program, dan layanan untuk memperkuat dan menjamin terpenuhinya
kebutuhan dasar sehingga tercapai kesejahteraan penduduk dan berfungsinya
keteraturan sosial Hampir semua manusia yang hidup di dunia ini selalu
menghadapi masalah, baik masalah kecil, menengah, atau besar. Masalah yang
muncul di berbagai kehidupan manusia itu bisa berupa kematian anggota
keluarga, kemiskinan, kebodohan, butahuruf, kesehatan, penghasilan yang rendah,
kurangnya kesempatan kerja, pemutusan hubungan kerja, dan lain sebagainya.
untuk menyelesaikan masalah yang terjadi, maka peran lembaga-lembaga sosial
sangat diperlukan, terutama dalam bentuk sistem usaha kesejahteraan sosial, baik
yang diselenggarakan oleh lembaga pemerintah maupun swasta. Dengan
berkembangnya kehidupan masyarakat dan semakin modern, justru
ketergantungan anggota masyarakat terhadap lembaga-lembaga sosial yang ada
semakin tinggi. Oleh karena itu, suatu sistem usaha kesejahteraan sosial sangat
dibutuhkan kehadirannya, karena dengan sistem ini, suatu profesi pekerjaan sosial
mempunyai kedudukan yang penting untuk melakukan berbagai bentuk intervensi
sosial yang dibutuhkan guna mewujudkan kesejahteraan sosial di masyarakat.

Sistem usaha Kesejahteraan sosial Modren berkaitan dengan globalisasi berjalan


beriringan dengan hadirnya era milenium baru, yang pada era ini perubahan sosial
terjadi dengan sangat cepat dan bersifat massif, merambah semua sisi kehidupan
manusia di manapun manusia berada. Globalisasi sering dikonotasikan dengan
proses internasionalisasi perekonomian yang ditandai dengan perdagangan bebas
disertai penggunaan teknologi canggih. Lahirnya dilandasi dengan politik dan
ideologi neo-liberalisme, yang intinya menekankan pentingnya kebebasan,
khususnya kebebasan ekonomi dari campur tangan negara. Dengan pengaruh
globalisasi itu konsep kesejahteraan sosial dan pekerjaan sosial berkembang pula,
diikuti dengan bermunculannya sistem usaha kesejahteraan sosial yang sangat
beraneka ragam dan bahkan dilandasi oleh kepentingan ekonomi (business).
Untuk itu sangatlah penting bagi semua pekerja sosial dapat memahami ruang
lingkup, sejarah perkembangan (asal-usul), dan tujuan sistem usaha kesejahteraan
sosial secara luas, kemudian memahami pula peran yang dimainkan oleh pekerja
sosial dan lembaga-lembaga sosial di dalam sistem usaha kesejahteraan sosial
modern, sehingga usaha kesejahteraan sosial dalam pelayanan kesejahteraan sosial
global memerlukan Memahami teori-teori utama dan konsep pekerjaan sosial
internasional termasuk globalisasi, pembangunan, hak-hak asasi manusia dan
transnasionalisme, Menyadari mengenai peranan praktek dan peluang-peluang
bagi pekerja sosial dalam bantuan dan pembangunan internasional, Menyadari
aspek ketergantungan global yang mempengaruhi isu kesejahteraan sosial
domestik dan kaitan pengetahuan yang ada untuk meningkatkan aspek
internasional dari praktek pekerjaan sosial domestic. Memahami dengan baik
mengenai peranan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam penetapan standar
bagi kebijakan kesejahteraan sosial internasional. Menyadari dampak kebijakan
nasional mengenai kondisi kesejahteraan sosial di Negara lain dan dampak
reciprocal terhadap kebijakan Negara lain. Menghargai aspek internasional dari
keanekaragaman budaya untuk memfasilitasi peningkatan pelayanan kepada
penduduk dunia. Memiliki pengetahuan mengenai sumber-sumber utama
mengenai data global dan lintas Negara mengenai pekerjaan sosial. Kemampuan
mengatasi dilemma nilai dalam praktek pekerjaan sosial internasional
b) Resesi ekonomi diartikan sebagai penurunan aktivitas ekonomi yang signifikan
dalam waktu lama, mulai dari berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. Resesi
ekonomi bisa memicu penurunan keuntungan perusahaan, meningkatnya
pengangguran, hingga kebangkrutan ekonomi. Resesi ekonomi menjadi salah satu
bentuk dari isu global yang dialami di berbagai negara.Penyebab resesi ekonomi
dapat terjadi karena guncangan ekonomi, inflasi, tingginya suku bunga, deflasi
gelembung asset pecah, dan perkembangan teknologi. Adapun ciri-ciri dari resesi
ekonomi dikarenakan Pertumbuhan Ekonomi Negatif Seperti yang sudah
dijelaskan pada pengertian resesi ekonomi, kondisi ini terjadi ketika pertumbuhan
ekonomi suatu negara negatif hingga dua kuartal berturut-turut. Kondisi ini
biasanya dipengaruhi oleh ketidakstabilan investasi, konsumsi, pendapatan
nasional, pengeluaran, dan ekspor-impor. Jika ini terjadi, resesi sulit untuk
dihindari.
Impor Lebih Besar Dibanding Ekspor
Kondisi ekspor-impor berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Jika impor lebih besar dibanding ekspor, itu bisa jadi ciri-ciri resesi ekonomi.
Ketika suatu negara lebih banyak mendatangkan berbagai kebutuhan dari luar
negeri, ada risiko defisit anggaran. Jika ini terjadi, pendapatan nasional menurun
dan bisa menyebabkan resesi.
Turunnya Lapangan Kerja
Turunnya lapangan kerja membuat semakin banyak pengangguran dan
menunjukkan lemahnya ekonomi suatu negara. Jika ini terjadi, tingkat
kriminalitas berpotensi meroket. Semakin banyak tindak kriminal, investor bisa
kehilangan kepercayaan untuk menanamkan modal dan pada akhirnya negara
berpeluang jatuh ke jurang resesi.
Produksi dan Konsumsi Tidak Seimbang
Produksi dan konsumsi yang tidak seimbang juga menjadi ciri-ciri resesi ekonomi.
Jika produksi berlebih, stok barang bakal menumpuk. Sementara, konsumsi yang
lebih banyak dibanding produksi berpotensi mendorong impor besar-besaran.Jadi,
kondisi produksi dan konsumsi yang tidak seimbang bisa membuat pengeluaran
membengkak dan laba perusahaan dalam negeri menipis. Kondisi ini tentu
memicu resesi.

Adapun daftar negara terancam resesi ekonomi ialah Indonesia, Venezuela dan
Korea Selatan. Ketiga negara ini mengalami resesi dikarenakan oleh faktor
internal dan eksternal dari negara tersebut, namun demikian ketiga negara ini
mempunyai usaha kesejahteraan sosial yang dilakukan dalam mengatasi isu
globalisasi.
Para pengamat ekonomi dan Lembaga Internasional (IMF, Bank Dunia, OECD)
memprediksi akan terjadi resesi ekonomi dunia pada tahun 2020. Resesi tersebut
akan dialami lebih dalam oleh negara-negara maju. Indonesia diperkirakan akan
mengalami resesi namun resesi ringan (mild recession) karena kontraksi ekonomi
diperkirakan “hanya” sekitar -3%-0% dan tidak akan berlangsung lama, sekitar 2
triwulan. Prediksi tersebut tentu membuat kita semakin optimis untuk
melaksanakan kebijakan-kebijakan pemulihan ekonomi nasional secara konsisten
dan membangun kerjasama dari seluruh komponen bangsa. Pemerintah Pusat
mengambil kebijakan pemulihan ekonomi yang holistic. Pelaksanaan kebijakan
tersebut harus didukung oleh pemerintah daerah.Pemda mempunyai peran
strategis dalam mendorong percepatan dan efektivitas pemulihan ekonomi
nasional. Pemda memahami struktur ekonomi daerah, demografi, dan kondisi
sosial ekonomi masyarakatnya. Di samping itu, kebijakan APBD dapat
disinergikan untuk mendorong percepatan pemulihan ekonomi di daerah.Di
samping itu, masyarakat dan pelaku usaha termasuk UMKM juga mempunyai
peran yang strategis dalam mempercepat pemulihan ekonomi Indonesia.
Pemerintah memberikan kemudahan/stimulus fiskal dan moneter, seyogyanya
disambut dengan positif oleh pelaku usaha dengan menggerakkan usahanya secara
baik.
Untuk mencapai tujuan di atas, terdapat 3 (tiga) kebijakan yang dilakukan yaitu
peningkatan konsumsi dalam negeri, peningkatan aktivitas dunia usaha serta
menjaga stabilitasi ekonomi dan ekpansi moneter. Kebijakan tersebut
dilaksanakan secara bersamaan dengan sinergy antara pemegang kebijakan fiskal,
pemegang kebijakan moneter dan institusi terkait. Dalam rangka mendukung
pemulihan ekonomi nasional, Bank Indonesia menjaga stabilisasi nilai tukar
Rupiah, menurunkan suku bunga, melakukan pembelian Surat Berharga Negara,
dan stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Tujuan penurunan suku bunga
adalah meningkatkan likuiditas keuangan untuk mendorong aktivitas dunia usaha.

Pada negara Venezuela, usaha kesejahteraan sosial yang dilakukan dalam


mengatasi isu global ialah Upaya yang dilakukan pemerintah dalam mengatasi
krisis ekonomi yaitu pemerintah kini fokus melakukan diverifikasi ekonomi
dengan tidak hanya mengandalkan komoditas minyak saja tetapi sedikitnya
terdapat 15 motor penggerak lainnya yang ikut dijadikan penggerak roda
perekonomian Venezuela. Beberapa motor penggerak ekonomi Venezuela antara
lain yaitu farmasi, industri, petrokimia, pariwisata, telekomunikasi, hingga
pertanian. Kemudian perkebunan Venezuela juga tidak kalah unggul dimana
antara lain yaitu cokelat, kopi, tebu, hingga tembakau. Beberapa hasil kebun buah
pun melimpah di negara Venezuela tersebut mulai dari alpukat, pisang, pepaya,
jeruk, nanas, hingga anggur. Setelah adanya situasi krisis di Venezuela pemerintah
memutuskan untuk melakukan diverifikasi ekonomi pemerintah Venezuela sudah
menyiapkan sejumlah strategi untuk mengatasi krisis ekonomi di negaranya, salah
satunya dengan menggelontarkan sebagian besar anggaran negaranya bagi
pemenuhan kebutuhan pangan. Kemudian juga pemerintah Nicolas Maduro akan
mendongkrak volume produksi minyak bumi yang memegang menjadi andalan
perekonomian Venezuela selama ini. langkah lainnya yaitu pemerintah Venezuela
dengan mengembangkan mata uang virtual

Pada negara Korea Selatan, usaha kesejahteraan sosial yang dilakukan Korea
Selatan sebagai salah satu lokus benchmark ini dikarenakan Pemerintah Korea
Selatan dinilai mampu mengatasi pandemi Covid-19 yang relatif cepat serta
melakukan pemulihan di berbagai sektor termasuk sosial dan ekonomi. Dalam
kesempatan itu, Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan, Umar Hadi
menjelaskan langkah strategis yang dilakukan pemerintah Korea Selatan dalam
pengelolaan pandemi Covid-19 melalui prinsip 3T yaitu testing, tracing dan
treatment, prinsip ini menjadi modal utama Korea Selatan dalam menekan jumlah
Covid-19 Strategi Korea Selatan dalam memitigasi dampak ekonomi langkah
strategis yang dilakukan antara lain merevisi APBN dengan 3 paket, pertama
adalah tambahan APBN senilai 152 T rupiah untuk pengendalian ekonomi dan
menata kebutuhan pokok, penambahan UKM serta menolong lapangan kerja yang
terancam hilang” jelasnya Ia juga menambahkan, paket kedua digunakan untuk
panti jompo serta daerah pedesaan yang miskin dan terdampak senilai 145 T
Rupiah, dan terakhir ialah pemulihan makro ekonomi yang dianggarkan 424 T
Rupiah. “Ketiga paket ini dinilai cukup berhasil dalam meningkatkan
pertumbuhan ekonomi dan sosial masyarakat” tuturnya.

2. Cari peran Peksos internasional dalam mengatasi isu yang di bahas


Pertama, memperkuat kerangka lembaga profesi internasional. Beberapa organisasi
internasional memberi identitas pada pekerjaan sosial. Yang paling jelas adalah
Federasi Internasional Pekerja Sosial (International Federation of Social
Workers/IFSW) dan Asosiasi Internasional Sekolah-Sekolah Pekerjaan Sosial
(International Association of Schools of Social Work/IASSW). Keduanya memiliki
program aktif dan melibatkan para pekerja sosial di seluruh dunia. IFSW sangat aktif
khususnya dalam memperjuangkan penegakkan HAM. IASSW aktif menyebarkan
informasi dan dukungan terhadap program-program pendidikan internasional, serta
menyiapkan para pendidik pekerjaan sosial dalam hal pengajaran internasional.
Resesi yang dirasakan oleh masyarakat di selururh negara pastinya dirasakan dan
lebih banyak berdampak oleh golongan masyarakat pada kelas middle class dan
lower class. Peran pekerja sosial social planning sangat diperlukan di sini, dimana
pekerja sosial dapat melakukan suatu kebijakan dan perencanan mengenai
memperjuangkan HAM masyarakat yang terkena dampak resesi dimana tidak adanya
keesenjangan antar golongan masyarakat. dengan program multidisiplin ilmu pekerja
sosial dapat membahas dan membuat perencanaan kedepan dengan para profesi
ekonomi, politik dan lainnya.
Kedua, meningkatkan keterlibatan pekerja sosial di PBB dan lembaga non-pemerintah
internasional (INGO/ORNOPI). Para pekerja sosial telah menunjukkan kepemimpinan
di UN Centre for Social Development and Humanitarian Affairs (UNCSDHA),
UNICEF, UNHCR dan WHO, meskipun masih terbatas pada beberapa individu saja.
Sebagian kecil ORNOP internasional, seperti International Social Service, memiliki
nuansa pekerjaan sosial, namun sebagian besar tidak. Badan-badan amal dan
pembangunan sosial internasional semisal Cooperative for American Relief
Everywhere (CARE) dan OXFAM. Di sini peran pekerja sosial sebagai broker
menghubungkan isu global dengan beragam sistem sumber potensial. Berkaitan dengan
keberencanaan peran broker dapat bekerja di beragam sektor, seperti halnya mikro,
mezzo dan makro. Salah satu sektor yang cukup memiliki andil besar dalam usaha
membantu masyarakat ketika berhadapan dengan isu global adalah pada sektor
komunitas. Beberapa peran broker yang dapat dilakukan oleh pekerja sosial ketika
bekerja dengan komunitas, antara lain:
Mempererat hubungan antar individu dalam komunitas
Menghubungkan antar satu komunitas dengan komunitas yang lain
Menghubungkan komunitas dengan sistem sumber yang berasal dari pemerintah
maupun institusi nonpemerintah
Peran sebagai broker di tengah pandemi virus korona perlu dijalankan oleh pekerja
sosial baik yang bekerja dalam lingkup mikro, mezzo maupun makro. Sebagai contoh
dalam cakupan komunitas, pekerja sosial berusaha untuk menjaga relasi di dalam
maupun antar komunitas yang saling terkait. Selain itu pekerja sosial juga terus
berusaha untuk memastikan ketercukupan kebutuhan klien di tengah pandemi dengan
mengandalkan koneksi sumber yang potensial.

Anda mungkin juga menyukai