Anda di halaman 1dari 2

BAHAN BACAAN

1. KLASIFIKASI NYERI DADA (aman)


2. PATOFISIOLOGI NYERI DADA

Pecahnya aterosklerotik menyebabkan kaskade inflamasi monosit dan makrofag, pembentukan


trombus, dan agregasi trombosit. Hal ini menyebabkan penurunan pengiriman oksigen melalui arteri
koroner yang mengakibatkan penurunan oksigenasi miokardium. Ketidakmampuan untuk
menghasilkan ATP dalam mitokondria menyebabkan kaskade iskemik, dan karenanya apoptosis
(kematian sel) dari endokardium atau infark miokard

Perubahan biokimia dini akibat iskemia miokard adalah berkurangnya metabolisme aerobik dalam
hitungan detik menyebabkan berkurangnya produksi fosfat energi tinggi (kreatin fosfat dan adenosin
trifosfate) dan akumulasi metabolit noxius atau metabolit nyeri potensial (asam laktat). Karena
ketergantungan fungsi miokard pada oksigen dan nutrien, kontraktilitas miokard berkurang dalam
hitungan menit atau lebih dari onset iskemia berat. Kehilangan fungsi ini pada akhirnya
mempercepat gagal jantung jauh sebelum timbulnya kematian miosit

3. RONKHI BASAH HALUS

Ronki basah halus adalah suara yang terdengar pada akhir inspirasi suara napas yang terputus-putus,
Ronki basah halus terjadi karena adanya cairan pada bronkiolus, sedangkan yang lebih halus lagi
berasal dari alveoli yang sering disebut krepitasi, akibat terbukanya alveoli pada akhir inspirasi.
Krepitasi terutama dapat didengar fibrosis paru. Sifat ronki basah ini dapat bersifat nyaring (bila ada
infiltrat misalnya pada pneumonia) ataupun tidak nyaring (pada edema paru).

Krekels kasar: Terdengar selama ekspirasi Karakter suara: basah, lemah, kasar, suara terdengar
seperti gesekan terpotong. Penyebab terdapatnya cairan atau sekresi pada jalan nafas yang besar.

4. FAKTOR RESIKO

 Hipertensi

Tekanan darah yang tinggi meningkatkan beban kerja jantung, menyebabkan otot jantung
menebal dan menjadi lebih kaku. Pengerasan otot jantung ini tidak normal dan
menyebabkan jantung berfungsi tidak normal. Risiko penyakit jantung meningkat sejalan
dengan peningkatan tekanan darah, dimana peningkatan tekanan darah sistolik 130-139
mmHg dan tekanan diastolik 80-89 mmHg akan meningkatkan risiko penyakit jantung
dan pembuluh darah sebesar 2 kali dibandingkan dengan tekanan darah kurang dari
120/80 mmHg.

 Jenis kelamin

Morbiditas akibat penyakit jantung pada laki-laki dua kali lebih besar dibandingkan
dengan wanita dan kondisi ini terjadi hampir 10 tahun lebih dini pada laki-laki daripada
wanita. Jenis kelamin wanita mempunyai risiko yang lebih rendah karena adanya hormon
esterogen. Perlindungan oleh hormon ini berlangsung selama wanita belum menopause,
dan ketika wanita sudah menopause maka risiko penyakit kardiovaskular akan meningkat
dan sama dengan pria.

 Genetik

Faktor genetik berupa adanya mutasi atau polimorfisme pada gen-gen tertentu juga menjadi
penyebab kejadian PJK. Faktor genetik digolongkan sebagai faktor yang tidak dapat
dikendalikan. Mutasi atau polimorfisme yang terjadi akan diwariskan dari satu generasi ke
generasi berikutnya. Berdasarkan penelitian the British heart foundation, setiap penderita PJK
memiliki sekurang-kurangnya dua saudara kandung yang juga menderita PJK. Berdasarkan
skenario terlihat bahwa ada riwayat kakak laki-laki meninggal mendadak pada usia 40 tahun.
Penyebabnya bisa saja kemungkinan terjadi henti jantung ataupun serangan jantung pada
kakak laki-laki pasien tersebut.

 Obesitas

Hasil penelitian menunjukkan frekuensi tertinggi responden penderita IMA adalah responden yang
mengalami obesitas yakni sebanyak 45 orang (72,6%). Pasien infark miokard banyak yang obesitas
dibandingkan yang normal (9). Asupan kalori yang banyak dan gaya hidup tidak baik dapat memicu
obesitas (27). Obesitas meningkatkan kerja jantung dan kebutuhan oksigen karena meningkatnya
tekanan darah (26). Peningkatan kerja jantung dalam memompa darah sistemik membuat
meningkatnya resisten pada pemompaan darah ventrikel kiri, karena adanya memicu peningkatan
kebutuhan oksigen miokardium yang menyebabkan beban kerja jantung meningkat dan mendorong
terjadinya angina dan infark miokardium (28).

 Hiperkolesterol

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori bahwa hiperkolsterol memberikan efek tidak baik pada tubuh
karena menyempitkan pembuluh darah arteri. Dengan penyempitan arteri coroner membuat aliran
darah berkurang atau berhenti ke otot jantung dan memicu terjadi IMA (34). Aterosklerosis terjadi
karena adanya timbunan kolesterol dan ester kolesterol dinding arteri. Beberapa penyakit memicu
hiperkolesterol dalam jangka waktu lama adalah diabetes melitus, hipotiroidisme, nefrosis lipid, dan
penyakit dislipidemia lainnya. Diketahui ada hubungan terbalik HDL dengan penyakit jantung (28).

 Tempat tinggal(pendesaan/perkotaan)

Hasil studi didapatkan berdasarkan tempat tinggal banyak responden yang menderita IMA
bermukim di daerah perkotaan yakni sebanyak 40 orang (64,5%). Hal ini berarti bahwa masyarakat di
daerah perkotaan memiliki faktor risiko IMA lebih besar daripada masyarakat di daerah pedesaan.
Banyak masyarakat kota mengalami penyakit jantung dibandingkan masyarakat desa disebabkan
karena ada perbedaan gaya hidup seperti merokok dan pola makan yang tidak seimbang (21).
Masyarakat perkotaan banyak bekerja di perkantoran dan memanfaatkan fasilitas publik yang
membuat kurangnya aktivitas fisik (22). Selain itu terdapat pola konsumsi penduduk pedesaan
dengan perkotaan yang belum memenuhi sarat

Anda mungkin juga menyukai