Makalah Kewarganegaraan Kel V
Makalah Kewarganegaraan Kel V
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya kepada tim penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul: “HAK ASASI MANUSIA ( HAM ) DAN RULE OF LAW” Penulis menyadari bahwa didalam
pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan
makalah ini.
Tim penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun dePmikian, tim penulis telah
berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan
baik dan oleh karenanya, tim penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima
i
Akhirnya tim penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh
pembaca.
ii
2
Tim Penulis
2
DAFTAR ISI 2
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………. 3
BAB I PENDAHULUAN
5
7
A. LATAR BELAKANG ……………………………………………………………..
13
B. IDENTIFIKASI MASALAH……………………………………………………….
14
C. BATASAN MASALAH……………………………………………………………
D. TUJUAN PENULISAN…………………………………………………………… 16
16
i
BAB II PEMBAHASAN
B. KONSEP DASAR HAK ASASI MANUSIA ( HAM ) DAN LATAR BELAKANG RULE OF
LAW…………………………………………………….
A. KESIMPULAN…………………………………………………………………….
B. SARAN-SARAN…………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
i
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia yang dalam
penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak kebebasan yang terkait
dengan interaksinya antara individu atau dengan instansi. Hak juga merupakan sesuatu
yang harus diperoleh. Masalah HAM adalah sesuatu hal yang sering kali dibicarakan dan
dibahas terutama dalam era reformasi ini. HAM lebih dijunjung tinggi dan lebih diperhatikan
dalam era reformasi dari pada era sebelum reformasi. Perlu diingat bahwa dalam hal
pemenuhan hak, kita hidup tidak sendiri dan kita hidup bersosialisasi dengan orang
Dalam kehidupan sehari-hari hokum tidak lepas dari kita, mulai dari nilai, tatakrama,
kita masi kurang dalam penegakannya, terutama dikalangan pejabat bila dibandingkan
dengan yang ada pada golongan menengah ke bawah. Kenapa bisa begitu, karena hukum
i
B. Identifikasi Masalah
law
C. Batasan Masalah
i
Agar masalah pembahasan tidak terlalu luas dan lebih terfokus pada masalah dan
tujuan dalam hal ini pembuatan makalah ini, maka dengan ini penyusun membatasi
D. Tujuan Penulisan
HAM
kebebasan HAM
waktu
i
BAB II
PEMBHASAN
Berbagai kasus Hak Asasi Manusia ( HAM ) di Republik yang telah 65 tahun
merdeka ini ternyata masih marak di depan mata. Kasus Trisakti tahun 1998 yang belum
tuntas hingga kini, kasus Lumpur lapindo yang menyengsaran ribuan rakyar tak berdosa
masi berlarut-larut, penyerobotan lahan warga oleh aparat militer, perilaku brutal oleh
aparat kepolisian yang memasuki kampus UNAS tahun 2008, dan sederetan kasus
Iklim penegakan HAM dan Rule Of Law di indinesia setidaknya semakin baik
dalam 10 tahun terakhir ( era reformasi ). Yang harus diingat bahwa penegakan HAM dan
Rule Of Law akan menjadi “PR” bagi setiap pemerintahan yang berkuasa.
Hak Asasi Manusia ( HAM ) dan permasalahanya merupaka topik tertua dan
actual, yang selalu ada disetiap peradaban manusia. Penegakan HAM masih terkendala
i
dengan kesadaran dan kesungguhan para penguasa serta pemahaman warga Negara akan
baik secara pribadi maupun secara institusi seperti Lembaga Swadaya Masyarakat ( LSM ),
Lembaga Pendidikan, Media dan Pers, dan lembaga-lembaga lainnya. Hal ini dirasakan
sangat efektif dalam membangun opini secara meluas akan pelanggaran HAM yang terjadi
disekitar kita. Transparasi dan perjuangan tanpa henti dalam menegakan HAM sepatutnya
a. Pengertian HAM
Hak Asasi Manusia (HAM) adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Kuasa dan merupakan anugerah-
Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, Pemerintah
dan setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia (Pasal
i
1 angka 1 UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM dan UU No. 26 Tahun 2000 tentang
Pengadilan HAM).
Rule Of Law adalah sebuah konsep hokum yang sesungguhnya lahir dari sebuah
bentuk protes terhadap sebuah kekuasaan yang absolute disebuah Negara. Dalam
pembatasan terhadap kekuasaan itu, sehingga kekuasaan tersebut ditata agar tidak
B. Konsep dasar Hak Asasi Manusia ( HAM ) dan latar belakang Rule Of Law
Konsep Hak Asasi Manusia ( HAM ) dapat diuraikan dengan pendekatan bahasa
i
kekebalan serta menjamin adanya peluang bagi manusia dalam menjaga harkat dan
martabatnya. Sedangkan kata “ asasi “ berarti yang bersifat paling mendasar yang
dimiliki oleh manusia sebagai fitrah, sehingga tak satupun makhluk dapat
Menurut John Locke; hak-hak asasi manusia adalah hak-hak yang diberikan
Hak asasi manusia pada dasarnya bersifat umum atau universal, karena diyakini bahwa
beberapa hak yang dimiliki manusia tidak memandang bangsa, ras atau jenis kelamin.
Hak asasi manusia juga bersifat supralegal, artinya tidak tergantung pada Negara atau
lebih tinggi karena berasal dari sumber yang lebih tinggi, yaitu Tuhan. Di Indonesia
i
Latar belakang Rule Of Law
Rule of law adalah suatu doktrin hukum yang mulai muncul pada abad ke-19,
bersamaan dengan kelahiran Negara konstitusi dan demokrasi. Ia lahir dengan sejalan
Negara dan sebagai reaksi terhadap Negara absolute yang berkembang sebelumnya.
Rule of law adalah konsep tentang common law yaitu seluruh aspek Negara
menjunjung tinggi supremasi hukum yang dibangun diatas prinsip keadilan dan
egalitarian.
pemerintahan Negara
Sarana yang dipilih untuk maksud tersebut yaitu demokrasi dan konstitusi
hukum
i
Di Indonesia, inti dari rule of law adalah jaminan adanya keadilan bagi
prinsip rule of law, yang pada hakikatnya merupakan jaminan secara formal terhadap “
Setiap manusia yang ada diseluruh dunia memiliki derajat dan martabat yang sama.
Dalam kaitan hak asasi, maka ada hal yang sangat wajar, rasional, serta perlu
mendapat dukungan yang nyata bagi setiap manusia yang berpikir dan berjuang untu
memperoleh hak asasinya dimana pun dia berada. Perkembangan pemikiran HAM
Magna charta
Pada umumnya para pakar di Eropa berpendapat bahwa lahirnya HAM dikawasan
Eropa dimulai dengan lahirnya Magna Charta yang antara lain memuat pandangan
i
bahwa raja yang tadinya memiliki kekuasaan absolute, menjadi dibatasi
Mulailah dipertegas bahwa manusia adalah merdeka sejak di dalam perut ibunya,
Pada tahun 1789 lahirlah The French Declaration (deklarasi prancis), dimana
ketentuan tentang hak lebih dirinci lagi sebagaimana dimuat dalam the rule of law
yang antara lain berbunyi tidak boleh ada penangkapan tanpa alasan yang sah.
Dalam kaitan itu berlaku prinsip presumption of innocent, artinya orang-orang yang
menyatakan ia bersalah.
i
The Four Freedom
Ada empat hak kebebasan berbicara dan menyatakan pendapat, hak kebebasan
hak memeluk agama dan beribadah sesuai dengan ajaran agama yang
pendapat “.
i
Perhimpunan Indonesia, pemikirannya, “ hak untuk menentukan nasib
sendiri “.
kemerdekaan “.
i
5. Hak untuk turur dalam penyelenggaraan Negara.
a. Periode 1945-1950
b. Periode 1950-1959
Implementasi pemikiran HAM pada periode ini lebih memberi ruang hidup bagi
i
Parpol dengan berbagai
ideologinya
liberal
multipartai
kontrol pemerintah
c. Periode 1959-1966
Pada periode ini pemikiran HAM tidak mendapat ruang kebebasan dari
yaitu hak sipil, seperti hak untuk berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan
i
pikiran dengan tulisan. Hal ini disebabkan karena periode ini sistem
d. Periode 1966-1998
Dalam periode ini, pemikiran HAM dapat dilihat dalam tiga kurun waktu yang
berbeda.
melindungi kebebasan dasar manusia yang ditandai dengan adanya hak uji
pemerintah adalah bahwa HAM adalah produk pemikiran berat dan tidak
sesuai dengan nilai-nilai luhur budaya bangsa yang tercermin dalam pancasila.
Ketiga, kurun waktu tahu 1990-an, pemikiran HAM tidak lagi hanya bersifat
i
Komnas HAM berdasarkan Keppres No. 50 tahun 1993, tanggal 7 Juni 1993.
e. peride 1998-sekarang
pada periode ini, HAM mendapat perhatian yang resmi dari pemerintah dengan
dalam semua aspek, yaitu aspek politik, social, ekonomi, budaya, keamanan,
Fungsi Rule Of
Law
Fungsi rule of law pada hakikatnya merupakan jaminan secara formal terhadap “ rasa
keadilan “ bagi rakyat Indonesia dan juga “keadilan sosial”, sehingga diatur pada
pembukaan UUD 1945, bersifat tetap dan instruktif bagi penyelenggaraan Negara. Dengan
i
demikian, inti dati rule of law adalah jaminan adanya keadilan bagi masyarakat, terutama
keadilan sosial.
Penjabaran prinsip-prinsip rule of law secara formal termuat di dalam pasal-pasal UUD
1945, yaitu :
dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya
( pasal 27 ayat 1)
4. Dalam bab X A tentang Hak Asasi Manusia, memuat 10 pasal, antara lain bahwa
setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum
yang adil serta perlakuan yang sama di dipen hukum ( pasal 28D ayat 1 )
5. Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil
i
D. Permasalahan dan Penegakan HAM di Indonesia
sipil, politik, ekonomi, sosial budaya, dan hak pembangunan, merupakan satu kesatuan
yang tidak dapat dipisahkan baik dalam penerapan, pemantauan, maupun pelaksanaanya.
Hal ini sesuai dengan isi piagam PBB yaitu pasal 1 ayat 3, pasal 55 dan 56 yang berisi
bahwa upaya pemajuan dan perlindungan HAM harus dilakukan melalui suatu konsep kerja
sama internasional yang berdasarkan pada prinsip saling menghormati, kesederajatan, dan
Sesuai dengan amanat konstitusi, hak asasi manusia di Indonesia didasarkan pada
4. UU No. 39/1999 tentang HAM dan UU No. 26/2000 tentang pengadilan HAM.
i
Hak asasi di Indonesia menjamin hak untuk hidup, hak berkeluarga, dan melanjutkan
keturunan, hak mengembangkan diri, hak memperoleh keadilan, hak atas kebebasan, hak
atas rasa aman, hak atas kesejahteraan, hak turut serta dalam pemerintahan, hak wanita,
yang membawa keadilan bagi seluruh rakyat. Penegakan rul of law harus diartikan secara
hakiki ( materiil ), yaitu dalam arti “pelaksanaan dari jus law”. Perinsip-prinsip rule of law
secara hakiki (materiil), sangat erat kaitanya dengan “ the enforcement of the rules of law “
Rule of law juga merupakan legalisme, suatu aliran pemikiran hukum yang di
masyarakat, dan Negara, yang dengan demikian memuat nilai-nilai tertentu dan memiliki
i
struktur sosiologisnya sendiri. Legalisme tersebut mengandung gagasan bahwa keadilan
dapat melayani melalui pembuatan sistem peraturan dan prosedur yang sengaja bersifat
objektif, tidak memihak, tidak personal, dan otonom. Secara kuantitatif, peraturan
perundang-undangan yang terkait dengan rule of law telah banyak dihasilkan di Negara
rasa keadilan sebagai perwujudan pelaksanaan rule of law belum dirasakan sebagian besar
1. Kepolsian
2. Kejaksaan
4. Badan Peradilan :
a. Mahkamah Agung
i
b. Mahkamah Konstitusi
c. Pengadilan Negeri
d. Pengadilan Tinggi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan kiprahnya.
Setiap individu mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi, tapi satu hal yang perlu kita
ingat bahwa Jangan pernah melanggar atau menindas HAM orang lain.
Dalam kehidupan bernegara HAM diatur dan dilindungi oleh perundang-undangan RI,
dimana setiap bentuk pelanggaran HAM baik yang dilakukan oleh seseorang, kelompok atau
i
suatu instansi atau bahkan suatu Negara akan diadili dalam pelaksanaan peradilan HAM,
pengadilan HAM menempuh proses pengadilan melalui hukum acara peradilan HAM
B. Saran-saran
HAM kita sendiri. Di samping itu kita juga harus bisa menghormati dan menjaga HAM
orang lain jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM. Dan Jangan sampai pula HAM