Anda di halaman 1dari 3

NI PUTU INDAH JUNITA LESTARI

1211004079

KELOMPOK 8, POLITICAL JOURNAL ( PHILIPPINES )

ESSAY

DISTANCE LEARNING SITUATION

HAMBATAN ATAU KENDALA E-LEARNING

Pandemi covid-19 membawa begitu banyak perubahan yang signifikan bagi seluruh
dunia. Salah satunya dalam dunia Pendidikan. Karena pendidikan yang baik telah menjadi
semakin sulit untuk dicapai saat ini, ada peningkatan permintaan untuk cara baru dan lebih
nyaman untuk mendapatkan gelar sekolah menengah pasca. Pemerintah juga sudah mulai
menerapkan berbagai metode ataupun sistem pembelajarn baru. Seperti yang kita ketahui
metode pembelajaran yang diterapkan sekarang ini adalah pembelajran online atau e-
learning. Metode pembelajaran e-learning ini memiliki sisi positif dan negatifnya tersendiri.

Sisi positif dari e-learning adalah berkurangnya rantai penyebaran virus corona, anak
anka tidak perlu pergi kesekolah cukup dari rumah saja para peljar sudah bisa mendapatkan
ilmu, para pelajar juga dapat menghemat bensin sehingga penggunaan bensin juga berkurang.
Karena berkurangnya aktivitas diluar rumah, polusi udara dan polusi suara yang disebabkan
oleh kendaraanpun berkurang sehingga udara menjadi lebih bersih. Namun dibalik sisi postif
diberlakukannya e-learning. Hal ini juga memiliki sisi negatifnya tersendiri yaitu para pelajar
harus memiliki smartphone atau alat penunjang lain untuk membantu proses pembelajaran.
Mungkin untuk masyarakat kalangan menengah keatas itu bukanlah hal yang berat untuk
meraka tetapu untuk kalangan yang memiliki finansial yang rendah hal ini adalah suatu
masalah baru bagi mereka selain itu para pelajar juga harus mempunyai kuota atau WI-FI
sebagai salah satu sarana penunjang mereka dalam melangsungkan pembelajaran online atau
e-learning dan itupun terkadang para pelajar terkadang harus mengalami kendala pada
jaringan (ngelag) hal ini juga dapat sangat menggangu keberlangsungan pembelajaran
mereka. Selain itu interaksi ataupun sosialisasi antar pelajarpun menjadi sangat terbatas, hal
ini menyebabkan rasa sosialisasi yang harusnya ditumbuhkan sejak dini kepada meraka
menjadi terhambat karena mereka tidak bisa bertemu dan berinteraksi dengan teman barunya.

Bukan hanya di Indonesia tetapi hampir seluruh dunia terkena dampak dari Covid-19
ini sehingga mereka juga harus menerapkan sistem pembelajaran online atau e-learning ini.
Salah satu contoh negara yang melakukan metode pembelajaran online atau e-learning ini
adalah Filipina. Filipina juga merupakan salah satu negara di Asia yang terkena dari
persebaran virus corona. Deteksi pertama virus berawal pada 22 Januari 2020, dan
berkembang menjadi 633 kasus pada 1 Maret 2020 (Edrada et al., 2020). Tidak jauh berbeda
dengan Indonesia,negara Filipina juga mengalami berbagai kendala dalam pemebelajaran
online atau e-learning ini.. Dilansir dari salah satu jurnal disitu dikatakan bahwa
pembelajaran online atau e-learning ini adalah hal yang sangat barub bagi Filipina walaupun
pembelajaran jarak jauh sudah pernah diperaktekan oleh Filipina sejak tahun 1952. Dalam
salah satu siaran radio Filipina mengatakan bahwa Filipina secara signifikan masih tertinggal
jaug dari negara negara lain di ASIA. Tetapi Lembaga Lembaga tinggi di Filipina sudah
mulai mengembangkan berbagai sistem pembelajaran online atau e-learning yang baru,
namun hal itu menyebabkan dilema bagi Filipina dan para siswa siswanya karena negara
Filipina masih kendur dalam koneksi internet bagaimana bisa para pelajar atau siswa
mengakses situs situs e-learning dengan mudah. Berdasarkan kasus-kasus yang ada,
pemerintah filipina dan otoritas terkait menerapkan langkahlangkah yang hampir serupa
dilakukan oleh pemerintah lain. Berdasarkan data UNESCO, sebanyak 28 juta pelajar dari
segala tingkatan terimbas dampak dari virus ini di Filipina (Edrada et al., 2020). Usaha
pemerintah Filipina sebagai respon terhadap covid diantaranya adalah penerapan command
center, peningkatan kapasitas tes, peningkatan infrastruktur kesehatan, dan diberlakukannya
aturan-aturan/kebijakan yang mengatur jalannya kehidupan dan pemerintahan dalam masa
pandemi (The Asean Post, 2020).

Adapun beberapa kendala utama yang dihadapi oleh Filipina. Pertama, Fasilitas tidak
merata di institusi Pendidikan.Hal ini bukanlah masalah kecil yang bisa ditangani dengan
mudah karena tanpa adanya fasilitas yang memadai maka hal itu akan menjadi penghambat
dalam keberlangsungan pembelajaran. Kedua, pelatihan yang tidak merata di Intitusi
Pendidikan. Ketiga, permasalahan teknologi ( minim alat dan jaringan internet ).Jika hal ini
terus terjadi di Filipina maka pembelajaran online atau e-learning tidak bisa dijalankan.
Keempat, kesulitan adaptasi. Mungkin bukan hanya di Filipina tetapi hamper diseluruh
negara pada awalnya akan sulit beradaptasi akibat perubahan sistem maupun proses
pembelajaran yang terjadi. Kelima, permasalahan finansial keluarga.Permasalahan ini adalah
masalah paling mendasar dan berpengarus dalam proses pembelajaran online atau e-learning,
seperti yang saya jelaskan sebelumnya masalah finansial keluarga bukanlah hal yang bisa kita
hindari karena yang menanggung seluruh kebutuhan yang diperlukan oleh pelajar seperti
kuota maupun smartphone terkadang jangankan untuk menanggung hal tersebut untuk
membeli makanpun mereka susah, hal ini harusnya menjadi salah satu sorotan utama
pemerintah. Keenam, minimnya komunikasi antara pengajar atau guru dengan anak
didiknya. Hal ini bisa terjadi karena minimnya teknologi yang ada sehingga semakin
menghambat interaksi yang bisa dilakukan. Dalam pembelajaran online atau e-learning
mungkin interaksi yang bisa kita lakukan sangatlah terbatas tetapi dengan tunjangan
teknologi hal ini bisa sedikit teratasi. Ketujuh, Ketersediaan listrik yang tidak merata dan
adanya gangguan listrik. Hal ini sangatlah menghambat pembelajaran online atau e-learning,
bagaimana pembelajaran bisa berlangsung jika istrik saja tidak bisa didapakan oleh
masyarakat otomatis pembelajaran online atau e-learnig bisa saja tidak bisa berlangsung.

Anda mungkin juga menyukai