TEKNOKRATIK
RENCANA STRATEGIS
Pembangunan Perikanan Budidaya 2020-2024
RANCANGAN
TEKNOKRATIK
RENCANA STRATEGIS
Pembangunan Perikanan Budidaya 2020-2024
Kata Pengantar
Ruang lingkup Renstra DJPB 2020-2024 ini
terdiri dari: (i) reviu kondisi umum, potensi, dan
permasalahan; (ii) rumusan visi, misi,
Kata Pengantar dan tujuan pembangunan perikanan budidaya;
(iii) arah kebijakan, strategi, kerangka regulasi, dan
kerangka kelembagaan; dan (iv)
target kinerja 2020-2024 serta rancangan kerangka
pendanaannya.
Kata Pengantar VISI, MISI, ARAHAN UTAMA, DAN TUJUAN • Dukungan Lintas Sektor
Visi Presiden • Pengarus Utamaan
Daftar Isi Misi Presiden • Rencana Lokasi Prioritas
Arahan Utama Presiden
PENDAHULUAN Agenda Pembangunan RPJMN Kerangka Regulasi
Kondisi Umum Tujuan Kerangka Kelembagaan
• Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun
2015– 2019 ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN
• Kegiatan Strategis yang Telah Dilakukan REGULASI DAN KELEMBAGAAN • Target Kinerja
pada 2015-2019 Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian • Kerangka Pendanaan
Kelautan dan Perikanan
Potensi dan Permasalahan PENUTUP
• Potensi Arah Kebijakan dan Strategi Ditjen Perikanan LAMPIRAN
• Permasalahan Budidaya DAFTAR PUSTAKA
• Pengelolaan Kawasan Berkelanjutan
Lingkungan Strategis • Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya
• Peningkatan Kesejahteraan Pembudidaya
Pendahuluan
Kondisi Umum
Potensi dan Permasalahan
Lingkungan Strategis
Pendahuluan 2. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat Dari Rencana kerja di atas, capaian kinerja IKU
perikanan budidaya, dengan indikator Ditjen Perikanan Budidaya tahun 2015-2019
kinerja: sebagai berikut:
i. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi),
meningkat dari 102 di tahun 2015 1. Pertumbuhan PDB Perikanan tahun 2015-
menjadi 103 di tahun 2019 2019 mengalami fluktuasi, dari 8,37%
ii. Rata rata pendapatan pembudidaya pada tahun 2015, kemudian turun menjadi
ikan, meningkat dari Rp. 3 juta di tahun 5,77, 5,95%, dan 4,74% pada 2016, 2017,
2016 menjadi Rp. 3,3 juta di tahun dan 2018, kemudian meningkat menjadi
2019 6,25% pada 2019. Berdasarkan catatan
PDB per lapangan usaha, maka dapat
3. Terwujudnya kedaulatan dalam diamati bahwa pertumbuhan PDB yang
pengelolaan sumber daya kelautan dan dialami oleh sektor perikanan, dipengaruhi
perikanan dengan indikator kinerja Tingkat oleh laju inflasi pada sektor tersebut. Selain
kemandirian SKPT di bawah tanggung itu, pertumbuhan PDB sektor perikanan
jawab Ditjen Perikanan Budidaya (Sabang, juga di pengaruhi oleh dampak dari efek
Rote Ndao, Sumba Timur) dari tingkat musiman faktor alam pada lapangan usaha
kemandirian 2 (persiapan) mencapai tingkat Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yang
kemandirian 3 (terbangun). mengalami penurunan.
Target Indikator Kinerja Utama (IKU) DJPB Volume Perikanan Budidaya (ton) 17.900.000 19.455.000 22.795. 000 24.080.000 29.904.000
Pembangunan perikanan budidaya tahun Tahun 2015-2019 (Tabel 1.1) adalah: • Rumput Laut (ton) 10.600.000 11.107.000 13.390.000 16.171.000 19.544.000
2015-2019 dilaksanakan dalam rangka 1. Meningkatnya produksi perikanan budidaya • Ikan (ton) 7.300.000 8.348.000 9.405.000 7.909.000 10.360.000
mewujudkan peningkatan produksi perikanan dari 17,90 juta ton di tahun 2015 menjadi
Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) 102 102,25 102,5 102,75 103
budidaya berkelanjutan dengan arah kebijakan 29,90 juta ton di tahun 2019
Pendapatan Pembudidaya (Rp) - 3.000.000 3.050.000 3.200.000 3.300.000
sebagai berikut: i. Produksi rumput laut meningkat dari
1. Pengelolaan sistem kawasan dan kesehatan 10,6 juta ton di tahun 2015 menjadi Tingkat Kemandirian SKPT - - 2 2 3
ikan; 19,54 juta ton di tahun 2019 • Sabang - - 2 2 3
2. Pengelolaan sistem perbenihan ikan; ii. Produksi ikan meningkat dari 7,3 juta - - 2 2 3
• Rote Ndao
3. Pengelolaan sistem produksi dan usaha ton di tahun 2015 menjadi 10,36 juta
• Sumba Timur - - 2 3 3
4. Pengelolaan sistem pakan dan obat ikan ton di tahun 2019
Sumber: Rencana Kerja DJPB 2015-2019
2. Produksi ikan dari tahun 2015-2019 (9,20%), ikan mas (12,09%), lele (15,84%), Desember 2019). Penurunan ini disebabkan peluang pasar yang masih terbuka lebar,
mengalami peningkatan yang cukup gurame (24,75%). Hal ini menunjukkan terutama karena penyediaan bibit rumput kemampuan bahan baku rumput laut untuk
signifikan, yaitu dari 4,36 juta ton pada bahwa budidaya ikan sudah semakin laut kultur jaringan yang berkualitas diolah menjadi produk industri, seperti
tahun 2015 menjadi 6,41 juta ton pada berkembang di masyarakat dan beberapa belum memadai dan serangan hama ikan biofuel, agar-agar, caragenan, kosmetik,
2019, atau rata-rata kenaikan per tahun kegiatan prioritas DJPB berperan positif baronang dan penyu seperti yang terjadi obat-obatan dan lain-lain.
sebesar 10,25% (Keterangan: Prognosa dalam peningkatan produksi yaitu: bioflok, di Tablolong Kabupaten Kupang Provinsi
produksi tahun 2019 hingga bulan minapadi, bantuan benih dan calon induk Nusa Tenggara Timur dan Kota Tual Provinsi 4. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi)
Desember 2019). Dari analisis tren ikan, pakan mandiri, excavator, dll. Maluku. Meskipun demikian, rumput laut mengalami kenaikan rata-rata 0,57%
capaian produksi terhadap target tahunan, tetap menjadi penyumbang utama pada per tahun pada periode tahun 2015 -
menunjukkan bahwa capaian produksi ikan 3. Produksi rumput laut memberikan total produksi perikanan budidaya. Hal ini September 2019. Sejak tahun 2018, NTPi
pada tahun 2019 diperkirakan masih belum kontribusi yang paling besar terhadap karena budidaya rumput laut mempunyai mencapai angka > 100 yang dimana pada
dapat mencapai target yaitu hanya sebesar total produksi perikanan budidaya, dengan masa pemeliharaan yang cukup singkat 4 tahun terakhir belum pernah mencapai
61,89% dari target. Namun capaian pada share sebesar 60% terhadap produksi yaitu 45 hari per siklus, cara budidaya angka tersebut. Bahkan pada Bulan Januari-
tahun 2019 ini diprediksi lebih tinggi perikanan budidaya. Akan tetapi, capaian yang mudah, cocok untuk dibudidayakan September 2019, rata-rata NTPi mencapai
dibandingkan dengan capaian pada tahun produksi rumput laut dari tahun 2015 - di daerah-daerah dengan curah hujan 101,95 (BPS 2019). Hal ini menunjukkan
2018. Komoditas utama yang menunjukkan 2019 menunjukan tren yang negatif, dari rendah, modal kerja yang relatif kecil, adanya perbaikan struktur ekonomi
peningkatan produksi selama periode 11,26 juta ton di tahun 2015 menjadi 9,91 penggunaan teknologi yang sederhana, dan masyarakat pembudidaya ikan khususnya
2015-2019 antara lain udang (14,86%), juta ton di tahun 2019, atau penurunan
kerapu (126,54%), kakap (8,85%), per tahun 3,14% (Keterangan: Prognosa
bandeng (5,61%), patin (10,40%), nila produksi tahun 2019 hingga bulan
Sumber: Produksi 2015-2018 dari Satu Data KKP; Prognosa 2019 dari DJPB (diolah) Sumber: Produksi 2015-2018 dari Satu Data KKP; Prognosa 2019 dari DJPB (diolah)
perbaikan daya beli para pembudidaya rata-rata 4,55% pertahun, dari Rp. 2,99 pendapatan pembudidaya naik. Oleh 6. Pada periode 2017-2019, Sentra Kelautan
ikan kecil. Semakin baiknya indikator NTPi juta di tahun 2015 menjadi 3,57 juta karena itu, harga ikan merupakan indikator dan Perikanan Terpadu (SKPT) yang
sejalan dengan program gerakan pakan di tahun 2019 (BPS 2019). Pendapatan yang perlu mendapat perhatian khusus menjadi tanggung jawab DJPB (Sabang,
mandiri yang terus berkembang di sentra- pembudidaya ikan sangat dipengaruhi oleh dari pemerintah. Dengan memperhatikan Rote Ndao, dan Sumba Timur) telah berhasil
sentra produksi sehingga memberikan efek fluktuasi harga ikan, sedangkan harga ikan harga ikan, maka akan bisa diketahui kapan ditingkatkan tingkat kemandiriannya,
besar dalam menekan biaya produksi serta sangat dipengaruhi oleh ketersediaan dan pendapatan pembudidaya meningkat dan dari level 2 (persiapan) menjadi level 3
meningkatkan nilai tambah keuntungan permintaan. Semakin banyak ketersediaan kapan menurun, sehingga pemerintah (terbangun). Hal ini terindikasi dari berbagai
para pembudidaya ikan. ikan akan membuat harga ikan turun, dapat melakukan kebijakan intervensi dan kegiatan, meliput persiapan pembangunan
sehingga pendapatan pembudidaya pengaturan ketersediaan ikan di pasaran. (penyusunan dokumen perencanaan);
5 Pendapatan pembudidaya ikan pada turun. Semakin banyak permintaan ikan pelaksanaan pembangunan (konstruksi
tahun 2015-2019 mengalami peningkatan akan membuat harga ikan naik, sehingga fisik); dan bantuan sarana prasarana
yang cukup signifikan dengan kenaikan (perikanan budidaya, penangkapan,
pengolahan, garam)
Gambar 1.3 Grafik NTPi Tahun 2015 – Bulan September 2019 Gambar 1.4 Pendapatan Pembudidaya Ikan Tahun 2015-2019
Outcome dan dampak positif dari ketiga SKPT • Peningkatan produksi ikan air tawar dari Kegiatan Strategis yang telah Dilakukan mampu meningkatkan produksi ikan sebanyak
di atas meliputi: 16,1 ton pada 2014 menjadi 23,6 ton pada pada 2015-2019 12 ribu ton, nilai produksi Rp. 426 Milyar, dan
2018 tenaga kerja 13.520 orang (DJPB 2019).
SKPT Sabang • Kontribusi terhadap produksi perikanan Ditjen Perikanan Budidaya telah melakukan Diharapkan pada akhir 2019, Asuransi
• Peningkatan produksi ikan dari 3.222 ton tangkap sebesar 45,86 ton beberapa kegiatan strategis yang langsung Komersial dapat terealisasi dengan rencana
pada tahun 2013 menjadi 4.441 ton pada • Pengolahan produk rumput laut oleh bersentuhan dengan masyarakat pelaku utama pilot project di beberapa lokasi antara lain
2017 (Statistik Dinas KP Kota Sabang 2018) BUMD Sumba Timur (PT Astil) dengan total dan berdampak positif terhadap peningkatan Pemalang, Purworejo, dan Lampung dengan
• Peningkatan nilai produksi ikan dari Rp. produksi chip (ATC) 463 ton pada 2017 produksi perikanan budidaya, peningkatan target 50-100 unit tambak udang per bulan
31,5 Milyar pada tahun 2013 menjadi Rp. dan 412 ton pada 2018. PT Astil juga kesejahteraan pembudidaya, peningkatan dapat diasuransikan. Dalam kerjasama ini
37,3 Milyar pada 2017 (Statistik Dinas KP mengekspor produknya ke China sebesar lapangan kerja, antara lain: pembudidaya akan mengeluarkan modal kerja
Kota Sabang 2018) 157,5 ton kurang lebih 20%-30% termasuk membayar
• Dukungan lintas sektor dari Kementerian • Pemanfaatan BBI Lewa oleh Pemda Sumba 1. Asuransi Usaha Budidaya semua premi tanpa subsidi sama sekali, agar
PUPR, Kemenhub, Kemkominfo, Kemendes, Timur Asuransi Perikanan bagi Pembudi Daya pembudidaya termotivasi untuk menghindari
Pemda, Kemen ATR/BPN, Kemenkop- Ikan Kecil (APPIK) diharapkan mampu gagal panen serta menciptakan rasa tanggung
UKM, Kementerian BUMN, Pertamina, dan SKPT Rote Ndao menjawab berbagai persoalan yang menimpa jawab yang tinggi. Sedangkan untuk akses
PLN, dengan hasil pembangunan jalan • MoU kerjasama antara PT Prima Pangan pembudidaya ikan, mulai dari bencana pembiyaan usaha, akan dibuka peluang dari
59 km, pembangunan jembatan 116 Mandiri dengan Dinas Kelautan dan alam, perubahan iklim hingga menyebabkan berbagai pihak baik perbankan maupun
meter, pembangunan tanggul penutup Perikanan Provinsi NTB. Kerjasama meliputi banjir, kekeringan, dan wabah penyakit ikan. Financial Technology (Fintech).
bendungan, pembangunan rumah, akses air sewa menyewa selama 15 tahun untuk Dasar hukum program Asuransi ini adalah
minum layak 82,92%, akses sanitasi layak memanfaatkan fasilitas produksi di PPI Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2016 tentang 2. Minapadi
89,20% Tulandale dan operasionalisasi cold storage Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Budidaya ikan sistem minapadi adalah
• Pembangunan infrastruktur kerjasama KKP dan pabrik es Pembudidaya Ikan dan Petambak Garam. budidaya ikan dan padi dalam satu hamparan
dengan JICA yang direncanakan pada tahun • Pemanfaatan PPI Tulandale oleh Dinas Berjalannya program APPIK merupakan hasil sawah. Minapadi dapat meningkatkan
2020 dan 2021, meliputi tuna processing Kelautan dan Perikanan Provinsi NTT kerja sama KKP dengan menggandeng Otoritas produktivitas lahan sawah karena selain
plant, pond dredging and wharf, Road, • Pemanfaatan sarana budidaya rumput laut Jasa Keuangan (OJK) dan Asosiasi Asuransi tidak mengurangi hasil padi, juga dapat
parking lot, IPLA, water supply, reservoir dan garam Umum Indonesia (AAUI). Dengan adanya menghasilkan ikan/udang. Usaha ini dapat
tower, dockyard, workshop, maintenance • Pemanfaatan kapal dan IFM oleh koperasi asuransi usaha ini, usaha pembudidaya ikan meningkatkan pendapatan petani karena
depot, breakwater, equipment, fish market, dan KUB. semakin diminati lembaga pembiayaan, karena dapat mencegah alih fungsi lahan sawah
culinary center, fishermen meeting hall, sudah terdapat mitigasi risiko kegagalan usaha. dan urbanisasi, meningkatkan produksi padi
administration office, electrical supply. Realisasi bantuan premi asuransi tahun dan ikan, memperbaiki kualitas lingkungan,
2017-2018 mencakup 13.520 Hektar lahan serta transfer knowledge ke masyarakat.
SKPT Sumba Timur budidaya, sedangkan pada tahun 2019 Minapadi juga memberikan multiplier effect
• Peningkatan jumlah RTP budidaya rumput mencakup 5000 hektar. Komoditas budidaya yang positif terhadap tumbuhnya sektor lain,
laut di 4 kecamatan (total 2978 unit) yang ditanggung juga diperluas, dari hanya seperti transportasi, penyediaan saprodi di
• Peningkatan produksi rumput laut dari udang/polikultur di tahun 2017 menjadi ikan masyarakat, dan agrowisata (DJPB 2019).
sebelumnya 2.400 ton pada 2014 menjadi mas, nila, patin, dan lele. Berdasarkan hasil Jumlah percontohan minapadi pada periode
3.757 ton pada 2018. Analisis Dampak Bantuan, program Asuransi tahun 2015-2018 adalah sebanyak 687
Ha yang tersebar di 10 provinsi dan 20 Selama 2016-2018, DJPB telah menyalurkan Berdasarkan hasil Analisis Dampak Bantuan, 6. Pakan Mandiri
kabupaten/kota. Berdasarkan hasil Analisis total bantuan sebanyak 437,2 juta ekor benih, selama periode 2015-2018, volume PITAP Gerakan Pakan Ikan Mandiri (GERPARI)
Dampak Bantuan, minapadi meningkatkan Sedangkan pada tahun 2019 sampai dengan sebesar 412 paket, mampu meningkatkan adalah upaya dan solusi yang tepat untuk
produktivitas ikan sebesar 2,7 ton/ha/tahun, Semester 1, capaian bantuan benih telah produksi 14,9 ribu ton, nilai produksi Rp. 447 mewujudkan kemandirian pakan ikan.
dengan produksi ikan total 212 ribu ton dan mencapai 75.133.256 ekor. Outcome yang MIlyar, dan menyerap 8240 tenaga kerja (DJPB Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan
rata-rata pendapatan petani/pembudidaya dicapai adalah peningkatan produksi ikan 2019). efisiensi biaya produksi melalui peningkatan
ikan sebesar Rp. 22.000.000/tahun, serta sebanyak 31,7 ribu ton, nilai produksi Rp. 1,1 efisiensi pembiayaan pakan dalam usaha
mampu menyerap 490 ribu tenaga kerja Trilyun, dan mampu menyerap 54 ribu tenaga 5. Excavator pembudidayaan ikan. Gerpari terdiri dari
(DJPB 2019). Program minapadi mampu kerja (DJPB 2019). Dalam mendukung percepatan peningkatan bantuan mesin pakan, bantuan bahan baku
meningkatkan total luas lahan minapadi infrastruktur tambak/kolam budidaya, pakan, bantuan pakan alami, dan bantuan
sebesar 163 ribu hektar pada 2018. 4. Pengelolaan Irigasi Tambak Partisipatif dibutuhkan penyediaan prasarana mendukung pakan dari UPT DJPB kepada pembudidaya
(PITAP) pengembangan usaha budidaya berupa ikan.
Program minapadi di Indonesia juga menjadi PITAP merupakan kegiatan rehabilitasi excavator. Spesifikasi excavator yang diberikan
salah satu model percontohan penanganan saluran irigasi tambak yang dilaksanakan kepada penerima bantuan, yaitu mini excavator Berdasarkan hasil Analisis Dampak Bantuan,
kekurangan gizi/stunting di dunia oleh FAO. oleh Kelompok Pengelola Irigasi Perikanan kelas 3 - 8 ton atau excavator standar kelas selama periode 2015-2018, volume bantuan
Sebagai pilot projek FAO telah memberikan atau disebut POKLINA. Saluran irigasi yang 10-25 ton. Excavator yang disalurkan oleh pakan mandiri sebesar 1.093 paket, mampu
alokasi anggaran sebesar 170.000 USD untuk direhab ini adalah saluran irigasi tersier, DJPB mayoritas telah dimanfaatkan untuk meningkatkan produksi 47 ribu ton, nilai
pengembangan kawasan minapadi seluas total yaitu jaringan irigasi yang berfungsi sebagai merehabiltasi tambak yang telah eksis, produksi Rp. 710 MIlyar, dan menyerap 5.465
68 Ha di Kabupaten Sukoharjo, Sleman, dan prasarana pelayanan air irigasi dalam petak mencetak tambak baru (ekstensifikasi) dan tenaga kerja (DJPB 2019).
Lima Puluh Kota (DJPB 2019). tersier yang terdiri atas saluran tersier, saluran rehabilitasi saluran irigasi. Selain itu, excavator
kuarter, saluran pembuang, dan bangunan yang disalurkan juga telah dimanfaatkan
3. Bantuan Benih Ikan pelengkapnya. untuk rehabilitasi tanggul, mencetak kolam,
Bantuan benih ikan merupakan salah satu merehabilitasi kolam, jalan produksi,
upaya pemerintah untuk membantu para Pada tahun 2016, jumlah peserta PITAP rehabilitasi caren, mencetak tambak garam dan
pembudidaya memenuhi kebutuhan benih sebanyak 234 POKLINA yang tersebar di juga membangun embung. DJPB berkomitmen untuk
bermutu dan meningkatkan hasil produksinya 71 kabupaten/kota, sedangkan pada tahun melaksanakan kegiatan prioritas
sehingga berdampak pada peningkatan 2019 jumlah peserta PITAP sebanyak 10 Dari hasil evaluasi, mulai tahun 2015 sampai yang langsung bersentuhan dengan
produksi perikanan budidaya. Bantuan benih POKLINA yang tersebar di 10 kabupaten. Dari dengan 2018, excavator telah dimanfaatkan masyarakat pelaku utama, antara
juga sebagian dilepaskan (restocking) di pelaksanaan kegiatan PITAP 5 (lima) tahun untuk kegiatan rehabilitasi tambak seluas lain bantuan benih dan calon
perairan umum dengan tujuan untuk menjaga terakhir, panjang saluran irigasi yang telah 2.742,95 Ha, mencetak tambak baru seluas induk, bioflok, minapadi, excavator,
keseimbangan ekosistem perairan melalui direhab adalah sepanjang 752.991,28 meter 5.185,68 Ha dan merehabilitasi jaringan irigasi PITAP, pakan mandiri, sarpras
pemanfaatan pakan alami dan pemanfaatan atau sekitar 753 km. Meskipun jumlah peserta sepanjang 131,7 km. Sedangkan berdasarkan rumput laut, dan asuransi usaha.
produktivitas perairan umum sehingga PITAP terbanyak di tahun 2016, namun saluran hasil Analisis Dampak Bantuan, selama periode
akan memberikan dampak positif terhadap irigasi yang telah direhab paling panjang di 2015-2018, volume bantuan excavator sebesar
kesejahteraan masyarakat dan menjaga tahun 2015 yaitu sepanjang 365.564 meter 201 paket, mampu meningkatkan produksi
keberlanjutan lingkungan. atau sekitar 366 km. 5226 ton, nilai produksi Rp. 418 MIlyar, dan
menyerap 1000 tenaga kerja (DJPB 2019).
7. Bioflok lembaga keagamaan, kelompok masyarakat, 10.249 ton, nilai produksi Rp. 153 Milyar, dan 9. Bantuan Rumput Laut
Budidaya dengan teknologi bioflok adalah kelompok masyarakat hukum adat, dan mampu menyerap 6510 tenaga kerja (DJPB Ditjen Perikanan Budidaya memberikan
pilihan yang menguntungkan karena bioflok lembaga pendidikan. Bantuan bioflok tahun 2019). perhatian untuk mengakselerasi produksi
tidak memerlukan perawatan yang rumit, 2015-2018 masih komoditas ikan lele, dan rumput laut dan memperbaiki mutu bibit
penghasil protein yang tinggi sehingga sangat baru pada tahun 2019 ditambahkan dengan 8. Bantuan Ikan Hias rumput laut. Kegiatan yang dilakukan selama
baik untuk pemenuhan gizi masyarakat, harga komoditas Nila. Ikan hias adalah komoditas unggulan non- periode 2015-2019 adalah penyediaan
jualnya terjangkau oleh masyarakat, serta konsumsi yang memberikan kontribusi sarpras percontohan rumput laut dalam bentuk
mudah didapatkan di pasaran. Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi nilai produksi yang tinggi. Ditjen Perikanan kebun bibit dan penyediaan bibit rumput
dari 418 paket bantuan bioflok yang aktif Budidaya telah memberikan 20 paket bantuan laut hasil kultur jaringan kepada masyarakat
Selama tahun 2015-2018, DJPB telah operasional sebanyak 259 paket (61,96%), percontohan ikan hias selama periode 2015- pembudidaya.
menyalurkan bantuan budidaya sistem Operasional tidak sesuai SOP sebanyak 2019. Analisis bantuan ini menunjukkan
Bioflok sebanyak 434 Paket, dimana provinsi 16,03 % atau 67 paket, 11 paket atau 2,63% peningkatan produksi ikan hias sebesar 5 juta Berdasarkan hasil Analisis Dampak Bantuan,
penerima bantuan tersebar di 31 Provinsi dan alih fungsi, dan sebanyak 81 paket (19,38%) ekor, nilai produksi 25 Milyar, dan 400 tenaga selama periode 2015-2018, volume bantuan
165 Kabupaten/Kota (DJPB 2019). Pemberian Tidak operasional/Idle. Outcome yang dicapai kerja (DJPB 2019). percontohan rumput laut sebesar 1.391 paket,
bantuan diarahkan kepada pondok pesantren, adalah peningkatan produksi ikan sebanyak mampu meningkatkan produksi rumput laut
83 ribu ton, nilai produksi Rp. 125 MIlyar, dan sekitarnya. Dari hasil Analisis Dampak, secara Pelaksanaan kegiatan priroritas Ditjen • Proyek DJPB-FAO pada 2015-2017
menyerap 27.820 tenaga kerja (DJPB 2019). umum bantuan pemerintah di lingkup DJPB Perikanan Budidaya di atas ditunjang oleh terkait model manajemen perikanan
Berbagai kegiatan prioritas di atas berfungsi telah dapat mencapai tujuannya untuk berbagai kegiatan dukungan manajemen, budidaya berkelanjutan, dengan
sebagai stimulus usaha, dengan harapan meningkatkan produksi, meningkatkan meliputi: tujuan untuk transfer teknologi
pembudidaya penerima bantuan dapat kesejahteraan pelaku usaha, dan membuka kepada pelaku usaha di Kepulauan
melanjutkan usahanya secara berkelanjutan lapangan kerja, sebagaimana Rekapitulasi a. Kerjasama Luar Negeri dan Antar Lembaga Bintan dan Kota Batam, Prov.
dan dapat mereplikasikan pengetahuan Outcome BP pada Gambar 1.5. 1. Kerjasama Bilateral Indonesia dengan Kepulauan Riau tentang penggunaan
yang didapat kepada pembudidaya di Australia, Aljazair, Belanda, Jepang, metode Feasibility Study, Ecological
Norwegia, Uni Eropa, Uzbekistan, Rusia, carrying Capacity dan Traceability
Afrika, Skotlandia, Amerika, dan IRD- dalam perencaan suatu kegiatan
Perancis. perikanan budidaya
2. Kerjasama Multilateral Indonesia • Proyek DJPB-Pharmaq Norwegia
dengan FAO, ASEAN, NACA, OIE, APEC pada 2015-2016 terkait pengujian
3. Kerjasama antar lembaga di bidang vaksin aeromonos terhadap ikan nila
perikanan budidaya dengan Kemen di BBPBAT Sukabumi
PUPR, TNI AD, Ditjen Tanaman Pangan • Proyek DJPB-Belanda tahun 2016-
Kementan, BPPT, Ditjen Pemasyarakatan 2018 terkait pengembangan pakan
Kemenkumham, WWF, Biotrop, Perindo, ikan alternatif menggunakan
PT Mandiri, Kab. Aceh Tamiang bacterial nitrogen di BBPBAP Jepara,
4. Proyek-proyek hibah yang pernah pengembangan teknologi RAS, dan
dilakukan DJPB dengan pihak mitra pembuatan aplikasi INDOGAP
kerjasama antara lain: • Proyek DJPB-FAO tahun 2017-
• Proyek DJPB-FAO pada 2013- 2018 terkait pengembangan
2015 terkait sistem perlindungan minapadi komoditas ikan nila di Kab.
kesehatan ikan dan biosekuriti untuk Sukoharjo, Jawa Tengah
mencegah IMNv dan penyakit udang • Proyek DJPB-FAO tahun 2017-2019
lainnya terkait produksi pakan mandiri di
• Proyek DJPB-FAO pada 2015 terkait Kab.Banyuasin, Sumatera Selatan
perikanan budidaya berbasis blue (DJPB 2019)
economy di Pulau Lombok dengan
komoditas rumput laut dan kerapu b. Reformasi Birokrasi
• Proyek DJPB-FAO pada 2015 Kegiatan yang dilakukan antara lain: (i)
terkait pengembangan minapadi pembentukan Tim Reformasi Birokrasi di
dan aquaponic/Bumina-Yumina di lingkup DJPB; (ii) penyusunan Road Map
Gambar 1.5 Rekapitulasi Outcome Bantuan Pemerintah DJPB 2015-2018 Kabupaten Sleman DIY dan Lima dan Rencana Kerja Reformasi Birokrasi;
Puluh Kota Sumatera Barat (iii) perubahan pola pikir dan budaya
Sumber: Laporan 5 Tahun Kinerja Ditjen Perikanan Budidaya 2015-2019
Pemanfaatan lahan sumberdaya perikanan dan kelompok pakan mandiri, tersedianya 3. Sistem logistik input produksi belum pembudidaya skala kecil masih belum
budidaya masih dapat dioptimalkan. Saat obat ikan yang terkendali mutunya, serta memadai. Kondisi geografis Indonesia bankable karena beresiko tinggi dan
ini, tingkat pemanfaatan lahan masih tersedianya alat dan mesin yang memadai. menyebabkan mahalnya transaction cost siklus bisnis lama, sehingga jaminan
rendah, dimana total lahan eksisting hanya 6. Teknologi perikanan budidaya telah dalam perdagangan untuk mendapatkan keberlanjutan usaha masih rendah.
1,2 juta hektar atau 8,71%. Pemanfaatan dikuasai, terutama oleh UPT DJPB yang input produksi berkualitas, meliputi: (i) 8. Kelembagaan pembudidaya ikan
budidaya laut paling rendah, dimana luas telah menerapkan, menguasai, dan search and information costs, yaitu biaya belum terkelola dengan baik. Pokdakan
lahan eksisting baru 278 ribu hektar atau membuat inovasi teknologi terbaru yang dikeluarkan untuk mencari informasi banyak yang belum berbadan hukum
3,49%, diikuti oleh budidaya air tawar yang perikanan budidaya, untuk selanjutnya ketersedian induk dan benih berkualitas; sehingga tidak dapat mengakses bantuan
lahan eksistingnya baru 316 ribu hektar didesiminasikan kepada pembudidaya. (ii) Production costs, yaitu biaya yang pemerintah. Selain itu, Pokdakan
atau 11,19%, dan pemanfaatan paling Teknologi cepat tersebar di masyarakat dikeluarkan untuk produksi induk, benih, menggunakan lahan budidaya yang
tinggi adalah budidaya payau dengan karena sumber daya manusia telah terbiasa dan pakan; (iii) Distribution costs, yaitu belum jelas status legalitasnya / belum
luas lahan eksisting 605 ribu hektar atau berbudidaya ikan. biaya transportasi darat/laut/udara yang tersertifikasi, sehingga masih sulit untuk
20,44% (DJPB 2019 diolah). dikeluarkan untuk mendatangkan induk dan mengakses pembiayaan dari lembaga
3. Volume produksi ikan hasil budidaya yang Permasalahan benih yang diinginkan dari wilayah yang permodalan.
selalu meningkat, dimana pada periode jauh. 9. Manajemen pengendalian penyakit dan
2015-2018 meningkat 7,12% per tahun. Indonesia masih dihadapkan pada beberapa 4. Sebagian sarana produksi masih impor. lingkungan belum optimal. Aktivitas
Komoditas yang tren kenaikannya tinggi permasalahan dalam perikanan budidaya, Dari segi komoditas, impor perikanan perikanan budidaya kurang memperhatikan
perlu untuk dipertahankan performanya, diantaranya: budidaya didominasi oleh pakan (artemia) daya dukung lahan dan mengabaikan
seperti udang, bandeng, lele, kerapu, dan dan bahan baku pakan. Hal inilah yang keberlanjutan lingkungan, seperti pada
gurame. 1. Potensi konflik kepentingan pemanfaatan menyebabkan mahalnya harga pakan ikan kegiatan budidaya dengan padat tebar
4. Beberapa komoditas unggulan memiliki tata ruang lahan dan air, dikarenakan yang memberatkan pembudidaya skala tinggi di perairan umum, tambak, dan
daya saing yang tinggi di pasar ekspor kawasan perikanan budidaya seringkali kecil, padahal pakan adalah komponen laut, sehingga akan menyebabkan
dan mampu berperan sebagai penopang tidak dilindungi pemanfaatannya dengan terbesar biaya produksi. pencemaran lingkungan, ancaman penyakit,
ketahanan pangan. Komoditas ekspor peraturan tata ruang yang ditetapkan oleh 5. Manajemen sertifikasi sistem produksi, dan penurunan kualitas air. Selain itu,
meliputi udang, kerapu, nila, dan rumput Pemerintah Daerah (baik RZWP3K atau jaminan mutu, dan traceability belum kapasitas laboratorium kesehatan ikan dan
laut. Komoditas prospektif ekspor meliputi RTRW), sehingga banyak lahan budidaya menjangkau ke semua unit usaha budidaya. lingkungan kurang memadai
patin, bandeng, kepiting/rajungan. ikan yang dimanfaatkan tidak sesuai Dalam hal ini, penerapan Sertifikasi CBIB, 10. Kurang tertatanya infrastruktur di kawasan
Komoditas untuk memenuhi ketanahan peruntukannya. CPIB, dan CPPIB belum optimal, dimana budidaya seperti saluran irigasi (primer,
pangan meliputi lele, mas, gurame, kakap, 2.`Ketersediaan induk unggul belum memadai pembudidaya bersertifikat belum banyak sekunder, tersier), jalan produksi, dan
bawal bintang, dan ikan lokal (DJPB 2018). secara kuantitas dan kualitas. Dalam merasakan insentif pasar atas produknya. wadah budidaya (kolam, KJA) sehingga
5. Tersedianya input produksi yang memadai, kegiatan perikanan budidaya, penggunaan 6. Kompetensi SDM pembudidaya ikan skala menurunkan tingkat produktivitas
antara lain tersedianya induk unggul dan benih bermutu sangat menentukan kecil masih perlu ditingkatkan. Dalam hal perikanan budidaya
benih bermutu yang dihasilkan oleh UPT keberhasilan usaha budidaya. Untuk ini, kompetensi SDM pembudidaya skala 11. Kelembagaan organisasi Ditjen Perikanan
DJPB dan UPTD Pembenihan Provinsi/ menghasilkan benih bermutu, diperlukan kecil / menengah belum siap untuk adaptif Budidaya belum menjangkau ke semua
Kabupaten/Kota, tersedianya pakan induk unggul yang memiliki kualitas yang terhadap peningkatan teknologi. provinsi, khususnya di Indonesia bagian
murah yang dihasilkan oleh UPT DJPB baik dan jumlah yang memadai. 7. Permodalan usaha budidaya skala kecil timur.
terbatas dan sulit diakses. Hal ini karena
Lingkungan Strategis hasil perikanan antar negara. Keadaan entrepreneur serta tenaga kerja di masa bentuk fresh dan bukan dalam bentuk
ini memicu Indonesia untuk semakin datang, sehingga perlu dipersiapkan untuk olahan sehingga nilai tambah yang
Lingkungan strategis yang dapat memberikan meningkatkan persyaratan jaminan berpartisipasi dan memberikan sumbangan diperoleh dari aktivitas perikanan budidaya
peluang bagi Indonesia untuk membangun kesehatan, mutu dan keamanan hasil yang nyata kepada pembangunan ekonomi masih sangat kecil. Harga jual ikan/rumput
sektor perikanan budidaya, antara lain: perikanan agar produknya dapat diterima nasional. Semakin banyak wirausahawan laut juga tidak stabil.
1. Posisi geografis Indonesia sangat strategis oleh pasar internasional. muda yang memulai bisnis di sektor 3. Perubahan iklim, yang mengakibatkan siklus
karena terletak antara dua benua yaitu 4. Permintaan pasar domestik dan ekspor budidaya ikan, maka semakin banyak pula musim tidak menentu sehingga perubahan
benua Asia dan benua Australia dan juga tinggi serta tingkat konsumsi ikan nasional terobosan baru yang menjadikan sektor ini pola tanam dan masa pemeliharaan yang
antara dua samudera yaitu Samudera dan dunia meningkat. Produk perikanan lebih maju. semakin lama; perubahan suhu permukaan
Hindia dan Samudera Pasifik. Lokasi ini budidaya telah menjadi komoditas strategis 7. SDM terampil berpotensi terus bertambah, air menyebabkan blooming alga, penurunan
sangat menguntungkan karena menjadi bagi masyarakat global. Produk pangan ditandai dengan meningkatnya jumlah DO, dan peningkatan kejadian penyakit;
titik persimpangan jalur perdagangan berbasis ikan saat ini menjadi andalan sekolah menengah dan perguruan tinggi kekeringan menyebabkan kurangnya kadar
internasional baik dari laut dan udara yang utama, seiring mulai terjadi pergeseran pola yang memiliki program studi / jurusan oksigen dan perubahan salinitas sehingga
membuat Indonesia menjadi negara yang konsumsi masyarakat dari protein berbasis perikanan budidaya. Saat ini, terdapat 45 banyak kasus kematian ikan; dan hujan
berpotensi perekonomiannya baik. daging merah menuju protein daging putih Perguruan Tinggi (Universitas/Institut/ terus-menerus menyebabkan kenaikan
2. Pertumbuhan populasi penduduk yang / ikan (DJPB 2017). Sekolah Tinggi/Politeknik yang memiliki permukaan air, upwelling, banjir, kehilangan
diperkirakan mengalami peningkatan 5. Perubahan pola tata niaga perikanan Fakultas Perikanan (Quiper Campus 2019) area pelindung
sebesar 1,02% per tahun pada periode budidaya dengan digitalisasi. Era dan menghasilkan lulusan terampil dan 4. Regulasi lintas sektor masih lemah dan
2020-2024 atau meningkat dari 271,06 globalisasi dan transformasi industri 4.0 handal yang dapat bersaing di era digital. asimetris, baik inter maupun intra sektoral,
juta orang pada tahun 2020 menjadi memaksa bisnis perikanan budidaya beralih serta perizinan usaha yang cenderung
282,24 juta orang pada tahun 2024 (BPS, dari aktivitas business-as-usual menjadi Adapun lingkungan strategis yang menjadi menghambat usaha perikanan budidaya
Bappenas, UN Population Fund 2013) aktivitas digitalisasi. Teknologi digital tantangan bagi perikanan budidaya Indonesia, sehingga belum menjamin keamanan
akan berimplikasi pada peningkatan akan mengefisiensi mata rantai pasok diantaranya: investasi untuk pengembangan usaha
kebutuhan ikan, dari 12,18 juta ton pada industri perikanan dan pemberdayaan bagi 1. Persyaratan kualitas dan keamanan pangan perikanan budidaya di Indonesia. Selain itu,
tahun 2020 menjadi 13,7 juta ton (KKP pembudidaya kecil. Yang perlu diperkuat hasil produksi perikanan budidaya yang pengaturan Norma, Standar, Prosedur, dan
2019). Untuk memenuhi kebutuhan ikan adalah kesiapan usaha budidaya skala kecil dipersyaratkan negara importir sangat ketat. Kriteria (NSPK) dalam tata kelola perikanan
tersebut, maka sektor perikanan budidaya / menengah untuk adaptif terhadap startup Terkait perikanan budidaya, negara buyer, budidaya belum optimal.
merupakan salah satu sektor yang paling aplikasi yang semakin dinamis. terutama Uni Eropa menerapkan standar 5. Belum adanya peta jalan (road map)
mungkin untuk ditingkatkan produksinya 6. Perikanan budidaya menciptakan lapangan keamana pangan yang ketat bagi produk pengembangan komoditas utama
mengingat produksi perikanan tangkap pekerjaan dan kewirausahaan baru. asing yang masuk ke wilayahnya, antara perikanan budidaya, akibatnya arah
yang cenderung mengalami stagnasi. Kondisi eksisting Rumah Tangga Perikanan lain produk harus bebas residu antibiotik, kebijakan, strategi, rencana aksi, dukungan
3. Pasar bebas (free trade). Dampak dari berjumlah 1,68 juta RTP (KUSUKA 2019). bakteria, ketertelusuran (traceability) pembiayaan, dan stakeholder yang terlibat
globalisasi dalam kerangka perdagangan Dengan karakteristik kerakyatan dan yang jelas, dan adanya sertitikasi proses belum terpetakan dengan baik.
internasional adalah mendorong mudah diaplikasikan, perikanan budidaya budidaya. 6. Belum optimalnya sentra/kawasan
peningjkatan arus lalu lintas dan berpotensi mampu menyerap tenaga 2. Keterbatasan akses pemasaran perikanan budidaya yang terintegrasi,
menurunnya secara bertahap hambatan kerja. Bonus demografi dengan banyaknya mengakibatkan produk ekspor yang sehingga aktivitas hulu dan hilir perikanan
tarif (tariff barriers) dalam perdagangan populasi kaum pemuda adalah sumber dilakukan sebagian besar masih dalam budidaya belum sejala
Visi Presiden Misi Presiden 8. Pengelolaan pemerintahan yang bersih, Arahan Utama Presiden
efektif, dan terpercaya.
Visi didasarkan pada visi Indonesia 2045 Visi di atas dilaksanakan dengan Misi Presiden 9. Sinergi pemerintah daerah dalam kerangka Misi Presiden di atas diimplementasikan
yaitu mewujudkan Indonesia sebagai dalam Nawacita II, antara lain: Negara Kesatuan. melalui 5 Arahan Utama Presiden yang
negara yang berdaulat, adil dan makmur. 1. Peningkatan kualitas manusia Indonesia disampaikan pada Pidato Pelantikan Presiden
Untuk visi pembangunan nasional 2020- 2. Struktur ekonomi yang produktif, mandiri, Ditjen Perikanan Budidaya sebagai salah satu dan Wakil Presiden 20 Oktober 2019, antara
2024 menggunakan Visi Presiden yaitu dan berdaya saing. unit kerja dalam Kementerian Kelautan dan lain:
“Terwujudnya Indonesia maju yang berdaulat, 3. Pembangunan yang merata dan Perikanan bertugas untuk membantu Presiden 1. Pembangunan Sumber Daya Manusia
mandiri, dan berkepribadian, berlandaskan berkeadilan. membidangi urusan perikanan budidaya, Membangun SDM yang pekerja keras,
gotong-royong”. Visi ini diartikan di mana saat 4. Mencapai lingkungan hidup yang maka visi dan misi Ditjen Perikanan Budidaya dinamis, terampil, menguasai IPTEK,
Indonesia telah sungguh-sungguh berdaulat, berkelanjutan. ditetapkan sama dengan Visi dan Misi Presiden mengundang talenta global untuk
mandiri, dan berkepribadian yang diwujudkan 5. Kemajuan budaya yang mencerminkan Dan Wakil Presiden 2020-2024. Implementasi bekerjasama, mengembangkan endowment
dengan kerja gotong royong, maka saat itulah kepribadian bangsa. dari Visi dan Misi tersebut dilakukan secara fund untuk manajemen SDM, serta
Indonesia telah menjadi Indonesia maju sesuai 6. Penegakan sistem hukum yang bebas bertanggungjawab berlandaskan gotong optimalisasi kerjasama dengan industri
pada cita-cita kemerdekaan yang tertuang korupsi, bermartabat, dan terpercaya. royong, sehingga saling memperkuat, memberi 2. Pembangunan Infrastruktur
pada pembukaan UUD 1945. 7. Perlindungan bagi segenap bangsa dan manfaat, dan menghasilkan nilai tambah Melanjutkan pembangunan infrastruktur
memberikan rasa aman pada seluruh warga. ekonomi, sosial, dan budaya bagi kepentingan untuk menghubungkan kawasan produksi
semua stakeholders perikanan budidaya. dengan kawasan distribusi, mempermudah
Gambar 2.1 Visi, Misi, Arahan Utama Presiden, dan Agenda Pembangunan RPJMN
Sumber: Pidato Presiden 20 Oktober 2019; Bappenas 2019
Arah Kebijakan, Strategi, pembangunan kelautan dan perikanan 2020- 2. Pemberdayaan dan perlindungan usaha,
2024, antara lain: melalui: (a) Penguatan kelembagaan pelaku
Kerangka Regulasi, Dan 1. Memperbaiki komunikasi dengan nelayan, usaha/masyarakat; (b) Afirmasi bantuan
evaluasi kebijakan, penyederhanaan izin, pemerintah; (c) Kemitraan usaha; (d)
Kelembagaan pengembangan pelabuhan, penangkapan
ikan sampai dengan ZEE dan laut lepas,
Pendampingan dan pembinaan usaha; (e)
Jaminan risiko pelaku usaha; (f) Fasilitasi
peningkatan pendapatan melalui akses permasalahan dalam menjalankan usaha
permodalan, perlindungan dan perbaikan perikanan budidaya
hidup nelayan 3. Pengelolaan sumberdaya kelautan dan
2. Perikanan budidaya dioptimalkan dan perikanan yang berkelanjutan, melalui: (a)
diperkuat untuk penyerapan lapangan Pengelolaan kawasan perikanan budidaya
kerja, peningkatan protein dan nilai berkelanjutan; (b) Optimalisasi produksi
tambah melalui akses permodalan, dan perikanan budidaya; (c) Penyediaan sarana
perlindungan usaha budidaya dan prasarana perikanan budidaya; (d)
3. Membangkitkan industri kelautan dan Optimalisasi produsi perikanan tangkap;
perikanan melalui pemenuhan kebutuhan (e) Penyediaan sarpras perikanan tangkap;
bahan baku industri, peningkatan kualitas (f) Pengelolaan sumberdaya ikan berbasis
mutu produk, penguatan sistem karantina WPP; (g) Zonasi dan tata ruang laut; (h)
ikan, peningkatan nilai tambah untuk Pengembangan produk jasa kelautan; (i)
peningkatan devisa Konservasi kawasan dan keanekaragaman
4. Pengelolaan wilayah laut, pesisir dan pulau hayati; (j) Mitigasi bencana dan adaptasi
Arah Kebijakan dan Strategi Ada 2 arahan Presiden untuk pembangunan – pulau kecil serta penguatan pengawasan perubahan iklim; (k) Penanganan
Kementerian Kelautan dan kelautan dan perikanan, yaitu: memperbaiki sumber daya kelautan dan perikanan Pencemaran laut dan sampah plastik (l)
Perikanan hubungan dengan stakeholders dan perikanan melalui koordinasi dengan instansi terkait Penumbuhan budaya bahari; (m) Riset dan
budidaya dioptimalkan dan diperkuat lagi 5. Penguatan SDM dan inovasi riset kelautan data kelautan; (n) Pengelolaan pesisir dan
Isu strategis dan tantangan pembangunan (KKP 2019). Terdapat 3 proyek besar bidang dan perikanan pulau-pulau kecil
kelautan dan perikanan dalam lima tahun ke kelautan dan perikanan yang diamanatkan 4. Peningkatan pengawasan sumberdaya
depan, diantaranya adalah (1) Pemberantasan oleh RPJMN 2020-2024 yaitu: (a) Revitalisasi Kebijakan pokok pembangunan kelautan kelautan dan perikanan, melalui (a)
perikanan ilegal, tanpa pelaporan, dan tambak-tambak perikanan di sentra produksi dan perikanan diarahkan untuk mewujudkan pencegahan terjadinya pelanggaran;
tak diatur (IUU fishing), (2) Keberlanjutan udang untuk mendorong produksi dan ekspor; industrialisasi kelautan dan perikanan yang (b) Pemantauan kegiatan pemanfaatan
(sustainability) Sumber Daya Perikanan dan (b) Integrasi pelabuhan perikanan dengan fish dapat menyerap lapangan pekerjaan dan sumberdaya KP; (c) Operasional
Kelautan, (3) Peningkatan kesejahteraan market bertaraf internasional; (c) Penguatan meningkatkan devisa negara. Terdapat 8 pengawasan SDKP; (d) Operasi armada
(prosperity) masyarakat, (4) Meningkatan daya jaminan usaha serta 350 korporasi petani dan kebijakan beserta strateginya sebagai berikut: pengawasan SDKP; (e) penegakan hukum
saing industri perikanan, (5) Pengembangan nelayan (Bappenas 2019). 1. Peningkatan SDM yang unggul, melalui kelautan dan perikanan.
SDM dan IPTEK Kelautan dan Perikanan, (6) peningkatan kompetensi SDM dan 5. Industrialisasi kelautan dan perikanan, melalui
Pembangunan Sumber Daya Kelautan (KKP Arahan Presiden dan Amanat RPJMN peningkatan inovasi teknologi dan riset peningkatan mutu, nilai tambah, dan daya
2019). tersebut diterjemahkan ke dalam 5 prioritas bidang kelautan dan perikanan
saing produk kelautan dan perikanan, serta Perikanan Budidaya yang Berkelanjutan”,
penguatan sistem karantina ikan dengan mempertimbangkan keberlanjutan
6. Peningkatan usaha dan investasi kelautan lingkungan, ekonomi, dan sosial, pada periode
dan perikanan, melalui penyederhanaan 2020-2024. Selanjutnya arah kebijakan
perizinan untuk peningkatan usaha dan pembangunan perikanan budidaya dilakukan
investasi berbasis transformasi digital. dengan mempertimbangkan pendekatan
7. Penguatan kebijakan dan regulasi berbasis tematik, holistik, integratif dan spasial.
data, informasi, pengetahuan yang faktual
dan komunikasi dengan stakeholders, Perubahan orientasi kebijakan di atas
melalui penguatan komunikasi dengan menyebabkan fokus pembangunan perikanan
stakeholder perikanan budidaya dan budidaya bertumpu pada 4 aspek, yaitu: (i)
diseminasi informasi perikanan budidaya teknologi produksi, melalui inovasi teknologi
8. Reformasi Birokrasi, melalui Implementasi untuk meningkatkan nilai produksi dan
Reformasi Birokrasi di KKP menuju world nilai tambah; (ii) sosial ekonomi, melalui
class government keterlibatan semua stakeholder dalam
peningkatan kesejahteraan pelaku usaha; (iii)
Arah kebijakan dan strategi di atas keberlanjutan lingkungan, melalui aktivitas
dilaksanakan dengan menginterasikan perikanan budidaya ramah lingkungan yang Gambar 3.1 Arah Kebijakan Pembangunan Perikanan Budidaya 2020-2024
6 pengarusutamaan, yaitu: mempertimbangkan daya dukung lingkungan;
1. Gender (iv) berorientasi pasar, artinya perikanan Sumber: Masterplan Perikanan Budidaya 2020-2024
2. Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik atau budidaya memproduksi komoditas unggulan
Reformasi Birokrasi yang berorientasi pada permintaan pasar. Pada
3. Pembangunan Berkelanjutan, dilakukan akhirnya, pembangunan perikanan budidaya
melalui: diharapkan dapat berperan penting untuk
4. Mitigasi Bencana dan Perubahan Iklim menciptakan lapangan kerja, meningkatkan
5. Modal Sosial Budaya kesejahteraan, memenuhi ketahanan pangan
6. Transformasi Digital nasional, dan peningkatan ekspor produk.
5. Pengelolaan kesehatan Ikan dan lingkungan d. Pengembangan komoditas ekspor n. Rehabilitasi UPT DJPB, UPTD Provinsi/ e. Intensifikasi, ekstensifikasi, dan
dilakukan melalui: bernilai ekonomis tinggi untuk Kabupaten/Kota, dan UPR/HSRT untuk diversifikasi produksi perikanan
a. Penguatan regulasi bidang kesehatan peningkatan devisa (contoh: udang, meningkatkan kapasitas produksi benih budidaya
ikan dan lingkungan lobster, cobia, dll) dan induk f. Inovasi teknologi untuk adaptasi
b. Pengendalian resistensi anti mikroba e. Pengembangan komoditas unggulan o. Pembangunan broodstock center dan perubahan iklim
(Antimicrobial resistance) untuk ketahanan pangan naupli center yang menjangkau sentra
c. Penguatan laboratorium dan kesehatan f. Pengembangan spesies endemik produksi ikan dan udang Peningkatan Kesejahteraan Pembudidaya
ikan dan Pos Kesehatan Ikan Terpadu g. Pengembangan budidaya ikan hias p. Penguatan sistem jejaring perbenihan
(POSIKANDU) h. Pengembangan rumput laut kultur Peningkatan kesejhahteraan pembudidaya
d. Pengendalian residu pada kegiatan jaringan 3. Sertifikasi Perikanan Budidaya, dilakukan dilakukan melalui strategi dan langkah
pembudidayaan ikan konsumsi melalui: operasional sebagai berikut:
e. Jejaring laboratorium kesehatan ikan 2. Penyediaan input produksi yang efisien a. Penyusunan regulasi untuk mendukung
dan lingkungan (induk, benih, obat, pakan, peralatan), sertifikasi perikanan budidaya 1. Perlindungan usaha bagi pembudidaya
f. Pelayanan kesehatan ikan dan dilakukan melalui: b. Penyusunan, penerapan dan skala kecil dilakukan melalui:
lingkungan a. Peningkatan kualitas induk ikan pembinaan SNI perikanan budidaya a. Fasilitasi perizinan berusaha bidang
g. Pengendalian peredaran pakan dan b. Penyusunan regulasi yang terkait c. Pembentukan organisasi dan perikanan budidaya
obat ikan dengan input produksi kelembagaan sertifikasi perikanan b. Penerapan asuransi usaha perikanan
h. Pengendalian ikan berbahaya dan/atau c. Pengembangan pakan ikan mandiri budidaya budidaya
ikan merugikan yang murah dan berkualitas d. Pengendalian pelaksanaan sertifikasi c. Fasilitasi asuransi mandiri untuk usaha
i. Implementasi izin lingkungan untuk menggunakan bahan baku lokal perikanan budidaya perikanan budidaya
usaha budidaya d. Penguatan unit produksi pakan di UPT e. Peningkatan status sertifikasi perikanan d. Penjaminan ketersediaan pasar bagi
j. Pencegahan alih fungsi lahan produktif e. Pengembangan laboratorium uji pakan budidaya untuk diterima di pasar usaha perikanan budidaya
dan obat ikan di UPT internasional e. Penyediaan informasi mitigasi resiko,
Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya f. Pembangunan pabrik pakan di sentra antara lain bencana alam, wabah
produksi 4. Inovasi, diseminasi, dan pendampingan penyakit, perubahan iklim, pencemaran
Peningkatan produksi perikanan budidaya g. Modernisasi sarana produksi induk dan teknologi budidaya yang modern dan lingkungan.
dilakukan melalui strategi dan langkah benih berkelanjutan, dilakukan melalui:
operasional sebagai berikut: h. Penerapan RAS pada pembenihan ikan a. Perekayasaan teknologi produk/proses 2. Tata kelola kemitraan usaha, dilakukan
1. Pengembangan komoditas unggulan dan i. Pengembangan bank genetik induk produksi pembenihan, pembesaran, melalui
komoditas bernilai ekonomis tinggi air j. Pemanfaatan teknologi digital pada unit pakan, obat ikan, dan kesehatan ikan a. Pemanfaatan inovasi digital untuk
tawar, payau, dan laut, dilakukan melalui: budidaya ikan b. Diseminasi teknologi perikanan kemitraan usaha perikanan budidaya
a. Pengembangan industrialisasi k. Peningkatan teknologi budidaya pakan budidaya kepada masyarakat b. Penyelenggaraan sosialisasi usaha
perikanan budidaya yang terintegrasi alami c. Pelaksanaan percontohan teknologi perikanan budidaya
dari hulu ke hilir l. Penyusunan regulasi tentang sistem perikanan budidaya c. Penyediaan informasi analisa usaha
b. Penerapan teknologi adaptif dan efisien logistik perbenihan nasional d. Pengembangan teknologi budidaya budidaya
c. Pemetaan rantai pasok pasar untuk m. Pembangunan Unit Pelaksana Teknis lepas pantai/offshore d. Peningkatan komunikasi dengan
mengetahui preferensi konsumen (UPT) Pusat baru stakeholders perikanan budidaya
3. Pembinaan kelembagaan pelaku usaha yang telah tersertifikasi dan teregistrasi proyek-proyek hibah, kerjasama antar Pengembangan statistik gender; (f)
dilakukan melalui: dalam Kartu KUSUKA lembaga dengan kementerian/lembaga, Pengembangan model pelaksanaan PUG
a. Penataan regulasi kelembagaan Pemerintah Daerah, BUMN, NGO, dan terintegrasi antar unit eselon I di KKP
pembudidaya ikan 6. Sertifikasi lahan pembudidayaan ikan Swasta. dan antar pusat-daerah; (g) Pembuatan
b. Mendorong kelompok pembudidaya dilakukan melalui: b. Integrasi pendataan perikanan profil Gender; (h) Monitoring dan evaluasi
ikan untuk berbadan hukum a. Penyusunan regulasi tentang fasilitasi budidaya antara Pusat dan Daerah. Pengarusutamaan Gender (PUG) DJPB.
c. Mendorong pembentukan jejaring dan sosialisasi sertifikasi lahan c. Pengembangan prasarana dan sarana
usaha input produksi pembudidayaan ikan di sentra produksi perikanan budidaya 2. Reformasi Birokrasi, yang diarahkan untuk
d. Kolaborasi antara pembudidaya ikan - b. Fasilitasi dan sosialisasi sertifikasi lahan (listrik, air, jalan produksi, pemukiman, meningkatkan kualitas manajemen ASN,
unit pengolahan ikan - distributor besar pembudidayaan ikan unit pengolah, gudang) efektivitas tata laksana, peningkatan
harus terus dijaga. c. Pendataan dan informasi sertifikasi d. Sinergi program, kegiatan, dan kualitas pelayanan publik, serta
e. Fasilitasi peningkatan kualitas lahan pembudidayaan ikan pendanaan pembangunan perikanan meningkatkan akuntabilitas kinerja
kelembagaan pembudidaya ikan budidaya dilakukan baik dari birokrasi di lingkungan Ditjen Perikanan
f. Pendataan dan pemetaan pelaku usaha Dukungan Lintas Sektor pemerintah (APBN, APBD, DAK), Budidaya. Reformasi Birokrasi di DJPB
perikanan budidaya berdasarkan skala lembaga keuangan (perbankan dan dilakukan melalui: (a) Pelaksanaan
usaha Strategi integratif dalam pembangunan BLU LPMUKP), investor, Corporate manajemen perubahan dan peningkatan
perikanan budidaya dilakukan melalui Social Responsibility (CSR) dari pihak integritas SDM, (b) Kelembagaan yang
4. Peningkatan kompetensi sumber daya beberapa langkah operasional sebagai berikut: BUMN dan Swasta, Pinjaman/Hibah tepat struktur, tepat fungsi, dan tepat
manusia dilakukan melalui: 1. Harmonisasi regulasi dilakukan melalui: Luar Negeri (PHLN), skema Kerjasama proses; (c) Review dan harmonisasi
a. Sertifikasi kompetensi pelaku usaha a. Pengusulan perubahan/pencabutan Pemerintah-Badan Usaha (KPBU), dan peraturan; (d) Penguatan SDM melalui
pembudidayaan ikan peraturan perundang-undangan yang sumber pendanaan lainnya. transformasi jabatan struktural ke jabatan
b. Peningkatan kompetensi SDM melalui sudah tidak relevan fungsional, penghitungan beban kerja,
kerjasama dengan multi-stakeholders b. Penyederhanaan regulasi terkait Pengarusutamaan evaluasi jabatan, peta jabatan, dan
c. Peningkatan peran penyuluh dan perikanan budidaya di Pusat dan Daerah LHKPN; (e) Penataan proses bisnis sesuai
tenaga teknis UPT c. Diterbitkannya NSPK terkait dengan 1. Pengarusutamaan Gender (PUG), Renstra sampai dengan SOP; (f) Sistem
d. Pelatihan teknis dan manajerial kewenangan konkuren tingkat provinsi/ yang diarahkan untuk mewujudkan Pengendalian Intern dan Manajemen
kabupaten/ kota terkait perikanan kesetaraan gender di berbagai sektor Resiko; (g) Pembangunan Wilayah Bebas
5. Kemudahan akses pembiayaan dan budidaya dalam pembangunan, dengan strategi Korupsi (WBK), penanganan pengaduan
stimulus usaha bagi pembudidaya ikan, d. Penyusunan regulasi yang merupakan meningkatkan peran, akses, kontrol dan masyarakat, penanganan benturan
dilakukan melalui: amanah peraturan perundang- manfaat gender dalam pembangunan kepentingan, penolakan gratifikasi; (h)
a. Fasilitasi pembiayaan dengan lembaga undangan dan regulasi-regulasi baru perikanan budidaya. Pengarusutamaan Peningkatan Kinerja Pelayanan Publik.
keuangan yang dibutuhkan untuk mendukung Gender dalam perikanan budidaya
b. Sinergisitas pemanfaatan CSR untuk pembangunan perikanan budidaya dilakukan melalui: (a) Penerapan 3. Pembangunan Berkelanjutan, yang
kegiatan perikanan budidaya 2. Integrasi lintas sektor dilakukan melalui: Perencanaan dan Penganggaran Responsif diarahkan untuk mengintegrasikan agenda
c. Pemberian bantuan sarana produksi a. Kesepakatan kerjasama dengan Gender (PPRG); b) Penguatan kelembagaan global pencapaian tujuan pembangunan
d. Kemudahan mendapatkan insentif pihak mitra, meliputi kerjasama luar PUG di KKP; c) Penyiapan roadmap berkelanjutan / Sustainable Development
usaha bagi unit pembudidayaan ikan negeri (baik bilateral dan multilateral), PUG; d) Penyusunan data terpilah; e) Goals (SDGs) ke dalam pembangunan
Kawasan Budidaya, (l) Rancangan Kepmen Berdasarkan Permen KP No. 6 Tahun 2017
Jenis Ikan Berbahaya dan Ikan Merugikan, tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
(m) Revisi Permen KP No. 1 Tahun 2019 Kelautan dan Perikanan, sebagaimana telah
Obat Ikan, (n) revisi Permen KP nomor 55 diubah dengan Permen KP Nomor 7 Tahun
tahun 2018 tentang pakan ikan, (o) Revisi 2018, tugas dan fungsi Ditjen Perikanan
Permen 56 Tahun 2018 Rekomendasi Budidaya didukung oleh 1 (satu) Sekretariat
Pemasukan Calon Induk, Induk ikan, dan 4 (empat) Direktorat Teknis serta 15 Unit
dan/atau inti mutiara, (p) R.Permen Pelaksana Teknis yang tersebar di wilayah
Kesejahteraan Ikan, (q) R.Permen Tata Cara Republik Indonesia, dengan gambaran Struktur
Sumber: Permen KP No. 6 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja KKP
Nomor 21/PERMEN-KP/2014, tentang desentralisasi dan otonomi daerah,
larangan pengeluaran ikan hias anak ikan peraturan perundang-undangan terkait
arwana, benih ikan botia hidup dan ikan yang berlaku.
botia hidup dari wilayah Negara Republik 3. Prinsip-prinsip pengorganisasian yang tepat
Indonesia ke luar wilayah Negara Republik fungsi, tepat proses, dan tepat ukuran,
Indonesia. Secara terinci kerangka regulasi sesuai dengan proses bisnis pembangunan
sebagaimana Lampiran I. kelautan dan perikanan.
4. Penataan Tata Laksana (Proses Bisnis) dan
Kerangka Kelembagaan Panataan Sistem Manajemen ASN
UPT, namun belum optimal perannya karena h. belum terdapat UPT yang fokus pada 7. Loka Perikanan Budidaya Air Payau di 11. Loka Perikanan Budidaya Air Tawar di
beberapa keterbatasan sebagai berikut: pengembangan input produksi khususnya Provinsi Kalimantan Barat; Provinsi Kalimantan Tengah;
a. sebaran lokasi UPT tidak merata setiap pakan ikan yang efisien dan berkualitas 8. Loka Perikanan Budidaya Air Tawar di 12. Loka Pemeriksanaan Penyakit Ikan dan
pulau, yakni: pulau Sumatera 4 lokasi, Jawa dalam rangka meningkatkan pendapatan Provinsi Papua Barat; Lingkungan di Provinsi Jawa Timur;
5 lokasi, Kalimantan 1 lokasi, Sulawesi 2 pembudidayaa dan daya saing produk 9. Loka Perikanan Budidaya Air Tawar di 13. Loka Alat dan Mesin Perikanan Budidaya di
lokasi, Bali-Nusa Tenggara 2 lokasi, Maluku perikanan budidaya; Provinsi Sumatera Barat; Provinsi Jawa Timur; dan
1 lokasi; i. belum terdapat UPT yang melaksanaan 10. Loka Perikanan Budidaya Air Tawar di 14. Loka Produksi dan Pengujian Pakan Ikan
b. wilayah Sumatera Barat, Sumatera Selatan, perekayasaan peralatan dan mesin Provinsi Sumatera Selatan; Mandiri di Provinsi Jawa Barat
Papua, Papua Barat, Nusa Tenggara perikanan budidaya dalam rangka
Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, modernisasi sarana prasarana perikanan
Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara budidaya untuk menghadapi persaingan
belum terdapat UPT Perikanan Budidaya; global;
c. cakupan wilayah kerja masing-masing UPT j. nomenklatur UPT saat ini dikelompokkan
sangat luas dan berdampak pada biaya pada air tawar, payau dan laut. Perlu
operasional yang cukup besar; difokuskan pada pengembangan komoditas
d. bantuan pemerintah yang didistribusikan unggulan seperti: udang, kepiting/rajungan,
sering kali terkendala dalam proses patin dan rumput laut.
pendampingan teknis dan biaya
transportasi pengiriman sehingga fungsi Untuk mendukung tugas, fungsi dan
kelembagaan belum optimal; pelaksanaan program dan kegiatan DJPB
e. penyebar luasan (diseminasi) teknologi yang tepat fungsi, tepat proses, dan tepat
usaha perikanan budidaya belum dapat ukuran, masih diperlukan penguatan
menjangkau di daerah-daerah perbatasan, kelembagaan, diantaranya pembentukan Unit
sehingga sulit menumbuhkan sentra Pelaksana Teknis (UPT) baru. Adapun usulan
perikanan budidaya yang baru dan pembentukan UPT Baru, antara lain:
mengoptimalkan potensi sumberdaya ikan 1. Loka Perikanan Budidaya Air Payau dan
lokal yang memiliki nilai ekonomi yang Laut di Provinsi NTT;
tinggi; 2. Loka Perikanan Budidaya Laut di Provinsi
f. UPT yang fokus pada pelayanan Papua;
pemeriksaan penyakit ikan dan lingkungan 3. Loka Perikanan Budidaya Laut di Provinsi
hanya terdapat satu UPT di Provinsi Banten Sulawesi Tenggara;
sehingga belum optimal perannya untuk 4. Loka Perikanan Budidaya Laut di Provinsi
menjangkau ke semua provinsi. Padahal Riau;
potensi penyakit ikan terus mengancam; 5. Loka Perikanan Budidaya Laut di Provinsi
g. belum terdapat UPT yang berperan sebagai Maluku;
broodstock center untuk memenuhi 6. Loka Perikanan Budidaya Air Payau di
kebutuhan induk dan benih ikan air tawar. Provinsi Kalimantan Utara;
Target Kinerja dan Kerangka Terkait dengan Indikator Kinerja Produksi yang perikanan tahun 2020-2024, didapatkan
dirancang berdasarkan perhitungan proyeksi proyeksi produksi ikan, udang, dan rumput
Pendanaan keseimbangan demand dan supply sektor laut, sebagaimana Gambar 4.2.
Target Kinerja
Dari gambar di atas, tren target kenaikan optimalisasi peningkatan produksi yang
produksi perikanan budidaya pada 2020-2024 memperhatikan daya dukung lingkungan dan
diproyeksikan lebih landai daripada tren target pemenuhan kebutuhan pasar. Rincian proyeksi
kenaikan produksi 2010-2019, yaitu 5,28% produksi per komoditas ditampilkan pada
pada 2020-2024 dibandingkan 23,74% pada Lampiran II. Proyeksi produksi di atas menjadi
2010-2019. Hal ini mencerminkan bahwa dasar bagi penghitungan kebutuhan benih,
kebijakan perikanan budidaya tidak lagi hanya induk, pakan, lahan, excavator, saluran irigasi,
semata-mata bertujuan pada peningkatan dan UPR seperti tertera pada Lampiran III.
produksi, tetapi fokusnya berubah ke arah
Penutup
Lampiran
Lampiran I. Kerangka Regulasi Pembangunan Perikanan Budidaya 2020-2024
76
Pembangunan Perikanan Budidaya 2020-2024
RANCANGAN TEKNOKRATIK RENCANA STRATEGIS
ϱϰ
No. Kebutuhan Regulasi Unit Terkait Keterangan Pengaturan Turunan dari Peraturan
1 Revisi atas Lampiran Kemendagri, KKP, Perbaikan atas Struktur dan Elemen Data
dalam Undang-Undang No. DJPB Urusan Konkuren Kewenangan Provinsi dan
23 Tahun 2014 tentang Kewenangan Kabupaten/Kota
Pemerintahan Daerah
2 Revisi UU No. 7 Tahun 2016 DJPB, DJPT, DJPRL Redifinisi kriteria pembudidaya ikan kecil
78
lindungan lahan dan air untuk pembudi-
dayaan ikan; dan
• Penjaminan ketersediaan induk ikan kelas
induk pokok (Parent Stock/PS).
No. Kebutuhan Regulasi Unit Terkait Keterangan Pengaturan Turunan dari Peraturan
4 Revisi Peraturan Pemerintah DJPB • Terdapat beberapa materi yang tidak UU No. 45 Tahun 2019
Nomor 28 Tahun 2017 sesuai dengan kebutuhan teknis kegiatan tentang Perubahan atas UU
tentang Pembudidayaan DJPB No. 31 Tahun 2004 tentang
Ikan • Materi yang akan di review Perikanan
• Pengendalian Mutu pembudiayaan ikan
dan pengelolaan kesehatan ikan
Lampiran
No. Kebutuhan Regulasi Unit Terkait Keterangan Pengaturan Turunan dari Peraturan
5 Rancangan Permen Tata DJPB Tata cara penyusunan rencana pem-anfaatan Peraturan Pemerintah
Cara Penyusunan Rencana air dan lahan untuk budidaya Nomor 28 Tahun 2017
Pemanfaatan Air dan Lahan tentang Pembudidayaan
untuk Pembudidayaan Ikan Ikan Pasal 7 ayat (2)
6 Rancangan Permen DJPB, BRSDM Menunggu revisi kajian master plan ka-wasan UU Nomor 31 Tahun
Potensi dan Alokasi Lahan budidaya (untuk memperoleh data potensi). 2004 tentang Perikanan
Pembudidaya Ikan di se-bagaimana telah diubah
Wilayah Pengelolaan RI dengan UU Nomor 45 Ta-
hun 2009 Pasal 7 ayat (1)
huruf e
7 Rancangan Permen tentang BKIPM, DJPB Kriteria dan persyaratan pengeluaran calon Peraturan Pemerintah
Rekomendasi Pengeluaran induk, induk dan/atau benih ikan Nomor 28 Tahun 2017 ten-
Calon Induk, Induk, dan/atau tang Pembudidayaan Ikan
Benih Ikan Pasal 23 ayat (5) dan Pasal
27 ayat (3)
80
8 Rancangan Permen KP DJPB Kriteria dan prsyaratan penggunaan sarana Peraturan Pemerintah
Penggunaan Sarana dan dan prasarana pembudidayaan ikan Nomor 28 Tahun 2017
Prasarana Pembudidayaan tentang Pembudidayaan
Ikan Ikan Pasal 46 ayat (3); Pasal
48 ayat (3); Pasal 49 ayat (2);
Pasal 51 ayat (3)
11 Revisi Permen Nomor DJPB Usul diubah, dalam Lampiran VIII 6/PERMEN-
6/2014 tentang Organisasi KP/2014 pada Balai Perikanan Budidaya Laut
dan Tata Kerja Unit Lombok Provinsi NTB untuk ditambahkan:
Pelaksana Teknis Perikanan “Instalasi: Desa Tualima, Kecamatan Rote
Budidaya Air Tawar, Barat Laut, Kabupaten Rote Ndao;
Perikanan Budidaya Air
Payau, dan Perikanan
Budidaya Laut
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya
Kementerian Kelautan dan Perikanan
13 Rancangan Permen Kriteria DJPB Kriteria teknis yang diukur berdasarkan Peraturan Pemerintah
Teknis Zona Perikanan parameter biologi, fisika, kimia, dan geografi Nomor 32 Tahun 2019
Budidaya tentang Rencana Tata Ruang
Laut Pasal 23 ayat (4)
14 Rancangan Permen Kawasan DJPB, DJPRL Materi: Kriteria persyaratan dan tata cara Peraturan Pemerintah
Budidaya penetapan kawasan budidaya Nomor 28 Tahun 2017
tentang Pembudidayaan
Ikan Pasal 12;
15 Rancangan Kepmen Jenis DJPB, BKIPM, LIPI Materi: Daftar jenis ikan asal dan ket-erangan Peraturan Pemerintah
Ikan Berbahaya dan Ikan berbahaya dan merugikan Nomor 28 Tahun 2017 ten-
Merugikan tang Pembudidayaan Ikan
Pasal 66 dan 67
16 Revisi Permen No. 1 Tahun DJPB Revisi materi klasifikasi obat ikan PP 28 Tahun 2017 tentang
2019 Obat Ikan Pembudidayaan Ikan
Lampiran
Lampiran
d,hE
No. KOMODITAS
2020 2021 2022 2023 2024
Pembudidayaan Ikan
Pembudidayaan Ikan
NASIONAL 18 440 000 19 470 000 20 540 000 21 580 000 22 650 000
1 Udang 1 208 433 1 251 670 1 342 740 1 431 183 1 520 836
2 Rumput Laut 10 990 000 11 550 000 11 850 000 12 100 000 12 330 000
3 Bandeng 917 626 994 461 1 126 461 1 276 338 1 450 032
4 Kerapu 15 567 15 844 16 855 17 935 19 135
5 Kakap 9 957 10 648 11 714 12 730 13 726
6 Kekerangan 86 783 94 050 106 534 120 708 137 135
7 Ikan Mas 697 384 749 224 828 133 904 100 979 438
Revisi: titik pelabuhan muat singgah, to-nase
9 Lele 1 494 691 1 513 203 1 593 554 1 671 619 1 751 719
Revisi: Pencantuman kode HS dan masa
kapal pengangkut ikan hidup, fruekensi 10 Patin 575 556 623 749 706 542 800 549 909 493
11 Gurame 317 188 343 747 389 374 441 181 501 220
Keterangan Pengaturan
Bawal
12 2 144 2 291 2 519 2 735 2 947
Bintang
masuk ke dalam wilayah RI
13 Lainnya 524 043 601 503 664 854 725 842 786 326
berlaku rekomendasi
DJPB, DJPT
5 Cupang 238 930 255 723 272 517 289 311 306 104
DJPB
PERMEN-KP/2016 tentang
PERMEN-KP/2016 tentang
diubah dengan Pera-turan
KP/2016 sebagaimana
Menteri Kelautan dan
Nomor 15/PERMEN-
2018 Rekomendasi
Hidup,
Hidup,
15 Banggai Cardinalfish 42 46 51 56 60
Ikan
Blue Devil/Betok
16
Ambon 34 39 43 48 52
No.
17 Lainnya
17
18
19
20
ϲϮ
82 RANCANGAN TEKNOKRATIK RENCANA STRATEGIS Kementerian Kelautan dan Perikanan 83
Pembangunan Perikanan Budidaya 2020-2024 Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya
Lampiran
Rencana Strategis (Renstra)Perikanan Bud idaya Rencana Strategis (Renstra)Perikanan Bud idaya
Tahun 2020-2024 Tahun 2020-2024
Lampiran III Proyeksi Kebutuhan Induk 2020-2024 (satuan ekor)
Proyeksi Kebutuhan Lahan 2020-2024 (satuan hektar) No. KOMODITAS d,hE
No. KOMODITAS d,hE TAHUN 2020 2021 2022 2023 2024
TAHUN 2020 2021 2022 2023 2024 NASIONAL 31 104 302 32 664 691 35 363 777 38 024 928 40 752 724
NASIONAL 833 453 892 437 986 430 1 088 371 1 202 432 1 Udang 5 594 597 5 794 767 6 216 390 6 625 849 7 040 907
1 Udang 120 843 125 167 134 274 143 118 152 084 2 Rumput Laut - - - - -
3 Bandeng 302 099 327 395 370 851 420 194 477 377
2 Rumput Laut 109 900 115 500 118 500 121 000 123 300
4 Kerapu 366 078 372 582 396 348 421 747 449 976
3 Bandeng 458 813 497 231 563 230 638 169 725 016
5 Kakap 200 697 214 615 236 118 256 582 276 673
4 Kerapu 519 528 562 598 638 6 Kekerangan - - - - -
5 Kakap 332 355 390 424 458 7 Ikan Mas 2 811 324 3 020 305 3 338 406 3 644 646 3 948 350
6 Kekerangan 2 170 2 351 2 663 3 018 3 428 8 Nila 6 452 515 6 932 166 7 662 267 8 365 147 9 062 205
7 Ikan Mas 23 246 24 974 27 604 30 137 32 648 9 Lele 11 297 743 11 437 663 12 045 002 12 635 068 13 240 503
8 Nila 80 031 85 981 95 036 103 754 112 400 10 Patin 1 087 596 1 178 664 1 335 113 1 512 753 1 718 620
9 Lele 14 947 15 132 15 936 16 716 17 517 11 Gurame 684 997 742 354 840 890 952 771 1 082 432
10 Patin 5 756 6 237 7 065 8 005 9 095 12 Bawal Bintang 43 214 46 176 50 763 55 121 59 392
6 344 6 875 7 787 8 824 10 024 13 Lainnya 2 263 441 2 598 004 2 871 628 3 135 050 3 396 290
11 Gurame
12 Bawal Bintang 71 76 84 91 98 Proyeksi Kebutuhan Pakan 2020-2024 (satuan ton)
13 Lainnya 10 481 12 030 13 297 14 517 15 727 No. KOMODITAS d,hE
TAHUN 2020 2021 2022 2023 2024
NASIONAL 9 594 940 10 225 117 11 234 412 12 269 857 13 370 396
1 Udang 1 812 649 1 877 505 2 014 110 2 146 775 2 281 254
Proyeksi Kebutuhan Benih 2020-2024 (satuan juta ekor)
2 Rumput Laut - - - - -
No. KOMODITAS d,hE
3 Bandeng 1 376 439 1 491 692 1 689 691 1 914 507 2 175 048
TAHUN 2020 2021 2022 2023 2024
4 Kerapu 28 021 28 519 30 338 32 283 34 443
NASIONAL 128 416 133 829 144 297 154 627 165 248
5 Kakap 17 923 19 166 21 086 22 913 24 708
1 Udang 90 632 93 875 100 706 107 339 114 063
6 Kekerangan - - - - -
2 Rumput Laut 1 099 1 155 1 185 1 210 1 233
7 Ikan Mas 1 046 076 1 123 836 1 242 200 1 356 150 1 469 156
3 Bandeng 4 894 5 304 6 008 6 807 7 734
8 Nila 1 920 753 2 063 532 2 280 865 2 490 095 2 697 592
4 Kerapu 52 53 56 60 64
9 Lele 1 494 691 1 513 203 1 593 554 1 671 619 1 751 719
5 Kakap 28 30 33 36 39
10 Patin 633 112 686 124 777 196 880 604 1 000 443
6 Kekerangan 260 282 320 362 411
11 Gurame 475 782 515 620 584 061 661 771 751 830
7 Ikan Mas 3 719 3 996 4 417 4 822 5 224
12 Bawal Bintang 3 430 3 665 4 030 4 376 4 715
8 Nila 8 537 9 171 10 137 11 067 11 989
13 Lainnya 786 065 902 254 997 281 1 088 764 1 179 489
9 Lele 14 947 15 132 15 936 16 716 17 517
10 Patin 1 439 1 559 1 766 2 001 2 274
11 Gurame 906 982 1 112 1 261 1 432
12 Bawal Bintang 6 7 7 8 8
13 Lainnya 2 995 3 437 3 799 4 148 4 493
No.
No.
3
2
1
No.
1 Udang
1 Primer
3 Tersier
3 Bandeng
2 Sekunder
Laut
NASIONAL
NASIONAL
Tawar
Payau
TAHUN
TAHUN
TAHUN
KOMODITAS
KOMODITAS
NASIONAL
KOMODITAS
2020
28 983
17 390
5 797
52 169
6 916
1 821
115 095
2 791
5 910
8 718
17
Tahun 2020-2024
2021
2021
2021
31 120
18 672
6 224
56 016
123 434
7 495
1 887
18
2 938
6 168
9 124
86
2022
2022
2022
d,hE
d,hE
d,hE
Proyeksi Kebutuhan Excavator 2020-2024 (satuan unit)
34 875
20 925
62 775
6 975
138 086
8 490
2 024
3 216
6 674
9 909
19
Proyeksi Kebutuhan UPR/HSRT 2020-2024 (satuan unit)
2023
2023
2023
Proyeksi Kebutuhan Saluran Irigasi 2020-2024 (satuan kilometer)
39 064
23 439
7 813
70 316
9 619
2 157
154 431
10 702
21
3 508
7 173
2024
2024
2024
Rencana Strategis (Renstra)Perikanan Bud idaya
43 855
26 313
8 771
78 939
3 828
7 687
11 537
22
173 122
10 928
2 292
Jumlah produksi induk unggul (ekor, non kumulatif) 33 Provinsi 1.000.000 1.200.000 1.400.000 1.600.000 1.800.000 47.061,53 66.000,00 77.000,00 88.000,00 99.000,00
ϲϲ
Rencana Strategis (Renstra)Perikanan Bud idaya
Tahun 2020-2024
Program / Sasaran Program (Outcome) / Sasaran Kegiatan Target Alokasi (juta rupiah)
Lokasi
Kegiatan (Output) / Indikator
2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024
Pengelolaan Kawasan dan Kesehatan Ikan 157.519,30 625.800,00 732.125,00 853.050,00 849.525,00
Sampel yang diuji dalam rangka pelayanan
laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan
Jumlah Sampel yang diuji melalui lab keskanling
15 UPT 50.000 57.000 64.000 70.000 78.000 16.788,04 22.800,00 25.600,00 28.000,00 31.200,00
(sampel)
Pengujian residu produk perikanan budidaya dan
sertifikasi untuk ekspor bidang kawasan dan
kesehatan ikan
Pengujian residu produk perikanan budidaya dan
sertifikasi untuk ekspor bidang kawasan dan
kesehatan ikan (paket)
Monitoring Residu (paket) 24 Provinsi 10.000 15.000 20.000 25.000 30.000 25.000,00 45.000,00 60.000,00 75.000,00 90.000,00
Surveilance hama penyakit ikan (paket) 34 Provinsi 200 250 275 300 325 3.000,00 4.250,00 4.675,00 5.100,00 5.525,00
Standarisasi, Akreditasi, dan Pengadaan peralatan
lab pengujian penyakit ikan dan lingkungan UPT 11 UPT 6 15 15 15 15 4.371,50 5.000,00 6.000,00 7.000,00 8.000,00
(paket)
Jumlah bantuan sarana prasarana perikanan
budidaya dan percontohan kawasan dan 38 75 90 105 120
kesehatan ikan (paket)
a. Excavator (paket) 26 Provinsi 28 50 60 70 80 39.000,00 75.000,00 90.000,00 105.000,00 120.000,00
b. Pengelolaan Irigasi / Kawasan Tambak (lokasi) 26 Provinsi 10 25 30 35 40 4.250,00 11.250,00 13.500,00 15.750,00 18.000,00
Rehabilitasi Sarana Prasarana UPT
a. Jumlah rehabilitasi sarana prasarana UPT (unit) 15 UPT 15 15 20 24 28 39.101,99 225.000,00 300.000,00 360.000,00 420.000,00
b. Jumlah UPT Pusat baru yang terbangun (unit) 13 UPT 5 4 4 150.000,00 120.000,00 120.000,00 -
RSNI 3 Perikanan Budidaya
Jumlah RSNI 3 Perikanan Budidaya (dokumen) Pusat 10 10 10 10 10 1.500,00 1.500,00 1.500,00 1.500,00 1.500,00
Percontohan Pengelolaan Kluster Kawasan
88
Budidaya Berkelanjutan
Jumlah Percontohan Pengelolaan Kluster Kawasan
Budidaya Berkelanjutan (lokasi)
a. Percontohan Pengelolaan Kawasan Budidaya
Berkelanjutan (CBF, Budidaya Udang Windu 35 Lokasi 15 20 25 30 35 4.500,00 8.000,00 10.000,00 12.000,00 15.000,00
Organik, Udang Jerbung, Teknologi RAS) (lokasi)
b. Pengembangan Kluster Sentra Usaha Perikanan
50 Kawasan 15 25 35 45 50 16.000,00 31.250,00 43.750,00 56.250,00 62.500,00
Budidaya Unggulan (kluster)
c. Rencana Induk Pengelolaan dan Pemanfaatan
30 Provinsi 6 12 18 24 30 3.000,00 12.000,00 18.000,00 24.000,00 30.000,00
Zona Perikanan Budidaya (provinsi)
Revitalisasi Tambak
Jumlah kawasan tambak yang direvitalisasi
20 kawasan 5 5 5 5 25.000,00 25.000,00 25.000,00 25.000,00
(kawasan)
Revitalisasi KJA
Jumlah paket KJA yang direvitalisasi (paket) 15 Provinsi 20 30 40 50 8.000,00 12.000,00 16.000,00 20.000,00
NSPK Bidang Kawasan dan Kesehatan Ikan
Jumlah dokumen Norma, Standar, Prosedur, Kriteria
Pusat 2 2 2 2 500,00 500,00 500,00 500,00
yang disusun (dokumen)
Layanan Dukungan Manajemen Satker
Terpenuhinya Layanan Sarana dan Prasarana
Pusat 1 1 1 1 1 793,00 1.000,00 1.300,00 1.600,00 1.900,00
Internal (Bulan Layanan)
Jumlah Layanan Dukungan Manajemen Satker
Pusat 1 1 1 1 1 214,78 250,00 300,00 350,00 400,00
(layanan)
Pengelolaan Produksi dan Usaha Pembudidayaan Ikan 74.179,86 134.950,00 156.200,00 177.450,00 198.700,00
Bidang lahan budidaya yang disiapkan
sertifikasinya
Jumlah bidang lahan budidaya yang disiapkan
33 Provinsi 13.000 15.000 17.000 19.000 21.000 1.300,00 1.500,00 1.700,00 1.900,00 2.100,00
sertifikasinya (bidang)
Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT)
Kab. Sumba Timur yang mandiri
Tingkat kemandirian SKPT di bawah tanggung jawab
Sumba Timur 4 4 5 5 5 1.922,00 3.000,00 4.000,00 5.000,00 6.000,00
Direktorat Produksi dan Usaha (skala 1-5)
Luasan usaha budidaya yang dilindungi asuransi
Jumlah luasan usaha budidaya yang dilindungi
33 Provinsi 5.000 7.000 9.000 11.000 13.000 3.500,00 6.300,00 8.100,00 9.900,00 11.700,00
asuransi untuk kelangsungan usahanya (hektar)
Bantuan sarana prasarana dan percontohan
produksi dan usaha perikanan budidaya
Jumlah bantuan sarana prasarana perikanan
budidaya dan percontohan perikanan budidaya 551 1.000 1.150 1.300 1.450
bidang produksi dan usaha (paket)
a. Bioflok Nila dan Lele (paket) 33 Provinsi 251 400 450 500 550 50.200,00 84.000,00 94.500,00 105.000,00 115.500,00
b. Bantuan minapadi (paket) 26 Provinsi 200 400 450 500 550 8.000,00 20.000,00 22.500,00 25.000,00 27.500,00
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya
Kementerian Kelautan dan Perikanan
ϲϴ
Rencana Strategis (Renstra)Perikanan Bud idaya
Tahun 2020-2024
Program / Sasaran Program (Outcome) / Sasaran Kegiatan Target Alokasi (juta rupiah)
Lokasi
Kegiatan (Output) / Indikator
2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024
Pengelolaan Pakan dan Obat Ikan 34.235,60 138.250,00 151.750,00 180.300,00 71.125,00
Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT)
Kota Sabang yang mandiri
Tingkat kemandirian SKPT Sabang (Skala 1-5) Sabang 4 4 5 5 5 2.000,00 3.000,00 4.000,00 5.000,00 6.000,00
Produksi Pakan Mandiri Untuk Bantuan dan
Operasional Budidaya di UPT
Jumlah produksi operasional Pabrik Pakan Mandiri
Skala Medium untuk bantuan kepada masyarakat 11 UPT 1.500.000 2.000.000 2.500.000 3.000.000 3.500.000 14.000,00 20.000,00 25.000,00 30.000,00 35.000,00
(ton)
Bantuan sarana prasarana dan percontohan
pakan ikan mandiri
Jumlah bantuan sarana prasarana perikanan
91 118 144 165 190
budidaya dan percontohan pakan mandiri (paket)
a. Bantuan mesin dan bahan baku pakan mandiri
25 Provinsi 60 80 100 120 140 6.600,00 10.400,00 13.000,00 15.600,00 18.200,00
(paket)
c. Upgrade mesin pakan skala medium di UPT
10 UPT 3 3 4 - - 9.000,00 9.000,00 12.000,00 - -
(paket)
d. Percontohan Pakan Alami (unit) 23 Provinsi 28 35 40 45 50 1.400,00 2.100,00 2.400,00 2.700,00 3.000,00
e. Pembangunan pabrik pakan mandiri di sentra
10 lokasi 3 3 4 90.000,00 90.000,00 120.000,00 -
budidaya (unit)
Pengujian residu produk perikanan budidaya dan
sertifikasi untuk ekspor bidang pakan dan obat
90
ikan
Jumlah pengujian residu produk perikanan budidaya
dan sertifikasi untuk ekspor bidang pakan dan obat
ikan
a. Registrasi pakan dan obat ikan (paket) Pusat 50 124 186 250 325 1.000,00 3.100,00 4.650,00 6.250,00 8.125,00
b. Sertifikasi CPPIB (paket) Pusat 50 100,00
NSPK Bidang Pakan dan Obat Ikan
Jumlah dokumen Norma, Standar, Prosedur, Kriteria
Pusat 2 2 2 2 500,00 500,00 500,00 500,00
yang disusun (dokumen)
Layanan Dukungan Manajemen Satker
Jumlah Layanan Dukungan Manajemen Satker
Pusat 1 1 1 1 1 135,60 150,00 200,00 250,00 300,00
(layanan)
ϳϬ
Lampiran
Daftar Pustaka
Daftar Pustaka Ditjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan Ditjen Perikanan Budidaya (2017). Statistik FAO (2017). The 2030 Agenda and the
dan Perikanan (DJPDSPKP) (2016). Buku Perikanan Budidaya 2016, Jakarta: Ditjen Sustainable Development Goals: The
Badan Pusat Statistik (2018). Berita Resmi Saku Angka Konsumsi Ikan Tahun 2015. Perikanan Budidaya KKP. Challenge for Aquaculture Development
Statistik Juli 2018. Jakarta: BPS. Jakarta: Ditjen PDSPKP. and Management. Roma: FAO.
Ditjen Perikanan Budidaya (2018). Kinerja
Bappenas 2014. Kajian Strategi Pengelolaan DJPDSPKP (2018). Statistik Ekspor Impor 2017 dan Rencana Kerja 2018 FAO (2018). The State of World Fisheries and
Perikanan Berkelanjutan, Jakarta: Direktorat Perikanan 2017. Jakarta: Ditjen PDSPKP. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Aquaculture 2018. Rome: FAO.
Kelautan dan Perikanan, Bappenas. Jakarta: Ditjen Perikanan Budidaya KKP.
Ditjen Perikanan Budidaya (2015). Buku Saku Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2016
Bappenas 2017. Visi Indonesia 2045. Jakarta: Statistik Perikanan Budidaya 2015, Jakarta: Ditjen Perikanan Budidaya (2018). Laporan 4 Tentang Percepatan Pembangunan Industri
Bappenas. Ditjen Perikanan Budidaya KKP. Tahun Kinerja Ditjen Perikanan Budidaya. Perikanan Nasional.
Jakarta: Ditjen Perikanan Budidaya KKP.
Bappenas 2018. “Menyongsong RPJMN Ditjen Perikanan Budidaya (2015). Data Kementerian Kelautan dan Perikanan (2017).
2020-2024”. Presentasi Lokakarya Inisiasi Potensi Kawasan Budidaya 2015, Jakarta: Ditjen Perikanan Budidaya (2018). Masterplan Kelautan dan Perikanan dalam angka tahun
Penerapan Low Carbon Development pada Ditjen Perikanan Budidaya KKP. Perikanan Budidaya 2020-2024. Jakarta: 2016, Jakarta: Pusat Data dan Informasi
Sektor Kelautan dan Perikanan. Jakarta: Ditjen Perikanan Budidaya KKP KKP.
Bappenas. Ditjen Perikanan Budidaya (2017). Rencana
Strategis Ditjen Perikanan Budidaya 2015- Ditjen Perikanan Budidaya (2019). Laporan Kementerian Kelautan dan Perikanan (2019).
Bappenas 2019, Rancangan Awal Rencana 2019. Jakarta: Ditjen Perikanan Budidaya Pelaksanaan Kerjasama Ditjen Perikanan Satu Data KKP. <https://satudata.kkp.go.id/>
Pembangunan Jangka Menengah Nasional KKP Budidaya Tahun 2012-2019. Jakarta: Ditjen
2020-2024, Jakarta: Bappenas Perikanan Budidaya KKP. Kementerian Kelautan dan Perikanan (2019).
Ditjen Perikanan Budidaya (2017). Analisa Rencana Strategis (Renstra) Kementerian
Bappenas 2019, Rancangan Teknokratis Dampak Bantuan Pemerintah. Jakarta: Ditjen Perikanan Budidaya (2019). Laporan 5 Kelautan dan Perikanan, Jakarta: KKP
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Ditjen Perikanan Budidaya KKP. Tahun Kinerja Ditjen Perikanan Budidaya.
Nasional 2020-2024, Jakarta: Bappenas. Jakarta: Ditjen Perikanan Budidaya KKP. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No
Ditjen Perikanan Budidaya (2017). Neraca 67 Tahun 2016 tentang Roadmap
Ditjen Pengelolaan Ruang Laut (DJPRL) 2019. Perikanan Budidaya Tahun 2017. Jakarta: FAO (2015). FAO’s blue growth initiative and Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender di
Luasan alokasi ruang zona perikanan Ditjen Perikanan Budidaya KKP. aquaculture. COFI:AQ/VIII/2015/7. Lingkungan KKP.
budidaya laut dalam Perda RZWP3K di 22
provinsi Ditjen Perikanan Budidaya (2017). Rencana FAO (2016). The State of World Fisheries and Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No
Strategis Ditjen Perikanan Budidaya 2015- Aquaculture 2016. Rome: FAO. 20 Tahun 2015 tentang Jejaring Pemuliaan
Ditjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan 2019, Jakarta: Ditjen Perikanan Budidaya Ikan.
dan Perikanan (DJPDSPKP) (2018). “Capaian KKP. FAO (2016). “Global per capita fish
dan target pemasaran hasil perikanan”, consumption rises above 20 kilograms Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2017
Jakarta: Ditjen PDSPKP. Ditjen Perikanan Budidaya (2017). Statistik a year”. Diakses pada 13 Agustus 2018 tentang Sinkronisasi Proses Perencanaan
Budidaya Ikan Hias 2016, Jakarta: Ditjen <http://www.fao.org/news/story/ en/ Dan Penganggaran Pembangunan Nasional.
Perikanan Budidaya KKP. item/421871/icode/>.