Anda di halaman 1dari 2

Sania Najwa N.

E
3021210070
Ilmu Negara B

Teori Kekuasaan Machiavelli.

Nicollo Machiavelli menyatakan bahwa seharusnya sosok penguasa tidak menjadi


seorang yang mulia dan tidak bersikap baik. Karena menurutnya hal tersebut akan
menjadikan seorang penguasa terlihat lemah dan hina, dan bila demikian maka wibawanya
akan jatuh dihadapan rakyat dan akan menumbuhkan rasa pemberontakan dari rakyatnya
karena menganggap sang raja tidak tegas dan berani. Sedangkan dengan kekerasan, akan
menstabilkan peraturan dan menghindarkan kekacauan. Mengenai keinginan rakyat,
Machiavelli mengatakan agar pangeran untuk tidak selalu berpedoman pada hal tersebut,
karena keinginan mereka selalu berubah-ubah, maka dari itu harus selalu berpedoman pada
kekuatannya, karena bila ia konsisten pada kekuatannya, maka kekuasaannya akan bertahan.
Mengenai pernyataannya ini, Machiavelli menyadari bahwa hal ini memang terdengar
tidak baik. Tapi pada kenyataannya, menurutnya, manusia itu tidak baik. Mereka selalu
melakukan hal-hal yang buruk, ingkar janji, tamak kekuasaan, pembohong, munafik, dan lain
sebagainya. Bahkan ia menggambarkan bahwa menusia-manusia itu tidak akan terlalu marah
bila ayahnya terbunuh, namun bila mereka kehilangan harta atau warisannya, mereka akan
benar-benar marah.
Machiavelli menekankan bahwa kekuasaan dapat diraih dengan menghalalkan segala
cara. Untuk mempertahankan kekuasaan di tengah persaingan perebutan kekuasaan, segala
cara bisa digunakan sekalipun perlu untuk memisahkan unsur keagamaan dan moralitas dari
unsur-unsur kenegaraan, asal sesuai dengan tujuan dan maksud penguasa. Bahkan bila hal itu
mengharuskan kekejaman dan kekerasan. Namun meski begitu, ia tidak mengingkari moral
dan agama secara keseluruhan. Ia hanya menganggap bahwa moral dan agama tidak terlalu
memberikan efek positif dalam hal kekuasaan dan pemerintahan. kecuali jika memang
keduanya bisa memberikan manfaat dalam maksud dan tujuan kekuasaan, barulah keduanya
bisa digunakan.
TANGGAPAN
Dari teori di atas yaitu teori kekuasaan menurut Machiavelli, bahwa dalam upaya
mempertahankan ataupun merebut suatu kekuasaan, penguasa berhak menghalalkan segala
cara termasuk menggunakan cara yang kejam maupun menggunakan kekerasan. Bahkan
dalam mempertahankan kekuasaan, nilai-nilai keagaman dan moralitas adalah hal yang harus
dipisahkan dari unsur-unsur kenegaraan apabila memang sesuai dengan tujuannya. Oleh
karena itu, saya tidak setuju dengan teori ini, karena menurut saya untuk mempertahankan
kekuasaan tidak perlu sampai melakukan kekerasan yang akan melanggar hak asasi setiap
manusia tanpa alasan yang nyata. Karena manusia merupakan makhluk yang beradab dan
memiliki keadilan yang setara di mata Tuhan, yang seharusnya juga diperlakukan secara adil
merata tanpa melihat kekuasaan yang dimilikinya.
Selain itu, menurut saya sebuah kekuasaan yang berdasarkan kekejaman dan kelicikan
dengan sendirinya akan rapuh, karena kekuatan yang dimiliki hanyalah berasal dari dalam
pemerintahannya saja sedangkan kekuatan yang berada di luar (kepercayaan rakyat) bukanlah
hal yang tidak mungkin untuk bisa menghancurkan kekuasaannya serta kekuasaannya tidak
akan pernah stabil. Jika seorang penguasa lengah begitu saja, maka kekuasaannya akan
mudah jatuh. Maka dari itu, seorang penguasa harusnya berperilaku baik kepada rakyat tanpa
adanya kekejaman dan tindakan sewenang-wenang, karena kepercayaan dari masyarakat
terhadap seorang penguasa sangatlah penting dalam mempertahankan suatu kekuasaan.
Dengan adanya kepercayaan dari para rakyat kepada penguasa, dan juga perlu adanya
tanggungjawab dari penguasa terhadap upaya perwujudan harapan dari para masyarakat,
walau tidak sepenuhnya keinginan para rakyat dapat dipenuhi seluruhnya, maka suatu
kekuasaan akan dengan sendirinya mendapat kekuatan dan kepercayaan dari para rakyat,
serta kekuasaan itupun pasti akan stabil.

Anda mungkin juga menyukai