Anda di halaman 1dari 2

Nama : Ananda Sudrajat

Arfan Fadhillah D
Prodi : Ilmu Politik
NPM : 170810200023
170810200013

Pemikiran Politik Menuju Era Renaissance


 Niccolo Machiavelli
Niccolo Machiavelli (1469-1527) merupakan seorang Diplomat Itali pada era
Renaissance dan juga seorang pemikir politik yang lahir di Florence, Italia. Ia dikenal karena
karakteristiknya yang tidak mementingkan hal-hal moral sehingga salah satu ajarannya yaitu
Machiavellisme disebut sebagai ajaran tanpa moral. Salah satu karyanya yaitu buku yang
berjudul II Prince (Pangeran), berisi tentang penganjuran untuk mengesampingkan nilai-nilai
moral agar dapat mempertahankan kekuasaan dan kemegahan. Di dalam buku ini juga
Machiavelli mengemukakan tentang seorang kepala negara atau pangeran yang harus bisa
dan siap selalu untuk bertempur. Machiavelli berpandangan bahwasanya sebuah nilai yang
dianggap tinggi memiliki hubungan dengan kehidupan dunia, terlebih hal ini dipersempit
oleh adanya kemasyhuran, kekuasaan, dan kemegahan belaka. Berbeda dengan Aristoteles
yang percaya akan adanya hukum alam, Machiavelli tidak mempercayai adanya hukum alam.
Machiavelli juga mengatakan bahwa seorang kepala negara atau pangeran harus siap
dipuji dan dicela karena kepala negara apabila membuat kebijakan yang tidak sesuai
keinginan rakyat akan dicela tetapi sebaliknya apabila seorang kepala negara membuat
kebijakan yang sesuai dengan keinginan rakyat maka ia akan dipuji. Machiavelli
beranggapan kalau seorang kepala negara harus mempunyai sikap murah hati dan sikap kikir.
Sikap kikir disini artinya pemimpin tidak harus selalu mengikuti keinginan rakyatnya dan
memberikan seluruh hartanya kepada masyarakat yang tidak mampu. Machiavelli
menganalogikan seorang kepala negara sebagai singa dan kancil, maksud dari analogi disini
adalah kepala negara harus bisa cerdik dan pandai seperti kancil. Namun, harus bisa kejam
dan tangan besi seperti seorang singa.
 Thomas Hobbes
Thomas Hobbes merupakan seorang filsuf inggris yang dikenal karena pemikiran-
pemikirannya terhadap kehidupan politik. Hobbes berpendapat bahwasanya segala
sesuatu yang ada di dunia termasuk juga manusia terdiri dari bagian-bagian yang
bergerak menurut hukum-hukum mekanisme yang telah pasti. Dalam arti lain, segala
sesuatu terjadi karena sebelumnya telah terjadi perhitungan yang sudah pasti. Di salah
satu karyanya yaitu buku yang berjudul Leviathan atau Commonwealth kedua bukunya
ini menunjukkan dengan nyata tentang pengaruh manusia dan pergaulan hidup sebagai
suatu mekanisme, serta manusia yang dipenuhi dengan rasa takut dan hanya bertindak
atas dasar kepentingan diri sendiri.Ia mengemukakan tentang nilai itu bersifat subjektif
tergantung dari siapa yang melihat dan perspektif yang digunakannya. Sama dengan
Machiavelli, Hobbes mengatakan bahwa penguasa dapat mempergunakan segala cara
untuk berkuasa, termasuk dengan cara kekerasan. Salah satu sumbangsih penting menurut
pemikiran Hobbes adalah mengenai perjanjian kontrak sosial dan masyarakat. Perjanjian
itu menurut Hobbes memiliki dua unsur, yaitu perjanjian sesama manusia dan perjanjian
untuk mengatakan menyerah dan menyerahkan kekuasaan pada seseorang.

Anda mungkin juga menyukai