Anda di halaman 1dari 8

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

A. Judul Modul : PERANGKAT PEMBELAJARAN


B. Kegiatan Belajar : TELAAH STANDAR KELULUSAN-KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
DAN MERANCANG PROGRAM TAHUNAN DAN SEMESTER (KB1)

C. Refleksi

N BUTIR
RESPON/JAWABAN
O REFLEKSI

PETA KONSEP KB 1

Konsep
(Beberapa
istilah dan
1 definisi) di
KB

PEMBAHASAN

1. Konsep SKL-KI-KD pada kurikulum 2013 dan SKL–


Capaian pembelajaran pada kurikulum
Merdeka dan Karakteristik Perilaku Hasil Belajar sesuai
Taksonomi

a. Konsep SKL KI KD pada Kurikulum 2013


Bapak Ibu sering mendengar tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL),
apa itu SKL? SKL menurut Permendikbudristek No 5 tahun 2022 tentang
Standar Kompetensi Lulusan Pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang
Pendidikan Dasar, Dan Jenjang Pendidikan Menengah, merupakan kriteria
minimal tentang kesatuan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang
menunjukkan capaian kemampuan Peserta Didik dari hasil pembelajarannya
pada akhir Jenjang Pendidikan Ketiga kriteria tersebut diharapkan dapat
dicapai setelah menyelesaikan masa belajarnya di satuan pendidikan pada
suatu jenjang pendidikan. ada kurikulum 2013, SKL merupakan acuan utama
dalam pengembangan Kompetensi Inti (KI), selanjutnya KI dijabarkan ke
dalam Kompetensi Dasar (KD). Dan dari KD tersebut kemudian diturunkan
menjadi beberapa Indikator. Rumusan SKL tertuang dalam Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Permendikbud RI)
Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan
Dasar dan Menengah.

KI mencakup sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan, dan keterampilan.


Kompetensi Inti harus menggambarkan kualitas yang seimbang antara
pencapaian hard skills dan soft skills (Nadrah, N., 2019 )

KD merupakan kemampuan yang harus diperoleh peserta didik untuk


mencapai Kompetensi Inti melalui pembelajaran yang berisi sejumlah
kemampuan yang harus dikuasai baik pada aspek sikap, pengetahuan,
maupun keterampilan dalam mata pelajaran tertentu. Permendikbud RI
Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Pelajaran Pada Kurikulum 2013 Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah.

IPK atau sering disebut indikator merupakan ukuran, karakteristik, atau ciri-
ciri ketercapaian baik ketercapaian pada ranah sikap, pengetahuan, maupun
keterampilan. Oleh karena itu, indikator dirumuskan dengan menggunakan
kata kerja operasional.

b. Konsep SKL–Capaian pembelajaran pada kurikulum Merdeka

Kurikulum Merdeka adalah model kurikulum yang dilaksanakan pada


Program Sekolah Penggerak mengacu kepada profil pelajar Pancasila dalam
rangka penguatan kompetensi dan karakter peserta didik sebagai salah satu
komponen penting dalam pelaksanaan pembelajaran. Profil pelajar Pancasila
ini diturunkan dari Tujuan Pendidikan yang telah tercantum dalam Undang-
Undang No. 20 Tahun 2013 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang
menyatakan bahwa pelajar mendapatkan pendidikan agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Karena itu, profil pelajar Pancasila
merupakan penerjemahan yang lebih operasional dalam ruang lingkup
lembaga pendidikan serta kontekstualisasi tantangan abad 21.
Dari pernyataan Profil Pelajar Pancasila tersebut, enam karakter/kompetensi
dirumuskan sebagai dimensi kunci.
Keenam dimensi tersebut adalah:
1) beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia,
2) berkebinekaan global,
3) bergotong-royong,
4) mandiri,
5) bernalar kritis, dan
6) kreatif.

c. Karakteristik Perilaku Hasil Belajar sesuai Taksonomi

Taksonomi dimaknai sebagai seperangkat prinsip klasifikasi atau struktur


dan kategori ranah kemampuan tentang perilaku peserta didik yang terbagi
ke dalam ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan.

Umumnya klasifikasi perilaku hasil belajar yang digunakan berdasarkan


taksonomi Bloom (Magdalena, I., Islami, N. F., Rasid, E. A., & Diasty, N. T.,
2020) yang pada Kurikulum 2013 yang telah disempurnakan oleh Anderson
dan Krathwohl (Krathwohl, D. R., & Anderson, L. W., 2010) dengan
pengelompokan menjadi :
(1) Sikap (affective) merupakan perilaku, emosi dan perasaan dalam
bersikap dan merasa,
(2) Pengetahuan (cognitive) merupakan kapabilitas intelektual dalam bentuk
pengetahuan atau berpikir,
(3) Keterampilan (psychomotor) merupakan keterampilan manual atau
motorik dalam bentuk melakukan.

d. Hubungan Standar Kelulusan-Kompetensi Inti-Kompetensi

Dasar- Penilaian dan Hasil Belajar


KL adalah profil kompetensi lulusan yang akan dicapai oleh peserta
didik setelah mempelajari semua mata pelajaran pada jenjang tertentu yang
mencakup ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Selanjutnya SKL
diterjemahkan dalam bentuk Kompetensi Inti merupakan tangga pertama
pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada tingkat kelas tertentu.
Penjabaran kompetensi inti untuk tiap mata pelajaran dirinci dalam
rumusan Kompetensi Dasar. Kompetensi lulusan, kompetensi inti, dan
kompetensi dasar dicapai melalui proses pembelajaran dan penilaian yang
dapat diilustrasikan dengan skema berikut.

Penguasaan kompetensi lulusan dikelompokkan menjadi beberapa


Tingkat Kompetensi, yang diartikan sebagai kriteria capaian Kompetensi
yang bersifat generik yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada setiap
tingkat kelas dalam rangka pencapaian Standar Kompetensi Lulusan.

Kompetensi Inti pada ranah sikap (sikap spiritual dan sikap sosial)
merupakan kombinasi reaksi afektif, kognitif, dan konatif (perilaku).(
Sudrajat, Y., 2020) Gradasi kompetensi sikap meliputi menerima,
merespon/menanggapi, menghargai, menghayati, dan mengamalkan.
Kompetensi Inti pada ranah pengetahuan (KI-3) memiliki dua dimensi dengan
batasan-batasan yang telah ditentukan pada setiap tingkatnya.
a. Dimensi pertama adalah dimensi perkembangan kognitif (cognitive
process dimension) peserta didik, yakni perkembangan kognitif pada
tingkat low order thinking skills (LOTS) dan tingkat high order thinking
skills (HOTS). Untuk tingkat LOTS perkembangan berpikir peserta didik ada
pada tahap mengingat (C1), memahami (C2), dan menerapkan (C3).
Sedangkan tingkat HOTS perkembangan berpikir mereka berada pada tahap
menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan mengkreasi (C6).
b. Dimensi kedua adalah dimensi pengetahuan (knowledge dimension):
Dimensi pengetahuan ini berbicara bentuk dari pengetahuan itu sendiri, yakni
meliputi:
1. faktual
2. konseptual
3. prosedural, dan
4. metakognitif (Anderson dan Krathwohl).

Keterkaitan antara SKL, KI, KD dilakukan melalui langkah-langkah sebagai


berikut.
a. Melakukan linearisasi antara KI dan KD dari pengetahuan (KI-3), dengan
cara:
1) Melihat level kognitif pada KD dan KI, dan
2) Melihat hubungan antara level kognitif dan dimensi
pengetahuan.
b. Melakukan linierisasi KD dari KI-3 dan KD dari KI-4;
c. Mengidentifikasi keterampilan yang perlu dikembangkan sesuai rumusan
KD dari KI-4; apakah termasuk keterampilan abstrak atau konkrit.
d. Mengidentifikasi sikap-sikap yang dapat dikembangkan dalam kegiatan
yang dilakukan mengacu pada rumusan KD dari sikap spiritual dan sikap
social.

PEMBAHASAN

2. Analisis SKL-KI-KD, penilaian dan Hasil Belajar

Analisis SKL KI KD merupakan titik awal perencanaan pembelajaran.


Kerangka berpikir analisis SKL KI KD perlu dipahami agar pembelajaran
yang disajikan berjalan sesuai skema besar pencapaian SKL kurikulum.
Tujuan analisis SKL adalah untuk mengetahui arah capaian setiap
peserta didik dalam menuntaskan pembelajaran yang dilakukan.

Analisis SKL, KI, dan KD inilah wujud langkah guru meluruskan dan
melinierkan perencanaan pembelajaran untuk pencapaian SKL yang
diinginkan. Analisis SKL, KI, dan KD adalah kegiatan menguraikan
keterkaitan SKL, KI, dan KD atas berbagai bagiannya, menelaah bagian itu
sendiri serta hubungan antar-bagian untuk memperoleh berbagai informasi
pedagogis yang berguna untuk membuat perencanaan pembelajaran yang
benar. Analisis SKL, KI, dan KD menjabarkan komponen SKL, KI, dan KD
baik KD Pengetahuan maupun KD Keterampilan. Selain aktivitas
menjabarkan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, analisis SKL-KI, dan
KD menjabarkan hubungan dan keterkaitan antar-komponen yang
dianalisis tersebut.

Jelas kiranya bahwa silabus dan RPP adalah dokumen yang


diturunkan dari KI-KD, dan KI-KD diturunkan dari SKL satuan pendidikan
(SD/MI-SMP/MTs-SMA/MA). agar silabus dan RPP yang dikembangkan
benar-benar akurat mengeksekusi keinginan SKL, maka perlu ada jaminan
linieritas KI-KD terhadap SKL-nya. Analisis SKL, KI, dan KD inilah
penjamin linieritas silabus dan RPP terhadap SKL.
Analisis dilakukan melalui
dua tahapan, yakni menganalisis kesesuaian antara KI-Pengetahuan dengan
KI-Keterampilan dan menganalisis KD-3 Pengetahuan dan KD-4
Keterampilan.

a. Perumusan IPK Kurikulum 2013 berorientasi Abad 21

Apa saja yang perlu diperhatikan dalam merumuskan indikator? yang harus
diperhatikan diantaranya adalah:
a. Indikator dirumuskan dari KD.
b. Menggunakan kata kerja operasional (KKO) yang dapat diukur.
c. Indikator dirumuskan dalam kalimat yang simpel, jelas dan mudah
dipahami.
d. Tidak menggunakan kata yang bermakna ganda.
e. Hanya mengandung satu kompetensi atau tindakan
f. Memperhatikan karakteristik mata pelajaran, potensi dan kebutuhan
peserta didik, sekolah, masyarakat dan lingkungan.
Berikut ini langkah-langkah merumuskan indicator;
a. Menganalisis tingkat kompetensi yang digunakan pada KD
1) Memahami Kata Kerja Operasional dalam Taxonomi Bloom.
2) Menetapkan KD yang akan diturunkan menjadi indikator.
3) Menentukan kata kerja dari Kompetensi Dasar sesuai dengan Taxonomy
Bloom.

b. Menganalisis Indikator berdasarkan tingkat UKRK


(Urgensi,Kontinuitas, Relevansi, Keterpakaian) kompetensi pada
KD
1) UKRK dijadikan kriteria dalam memilih dan memilah ketepatan indikator
kunci atau indikator penunjang. (Fikri, A., & Hasudungan, A. N., 021)
2) Kategorikan Indikator:
a) Indikator Kunci
● Indikator yang sangat memenuhi kriteria UKRK.
● Kompetensi yang dituntut adalah kompetensi minimal yang terdapat pada
KD.
● Memiliki sasaran untuk mengukur ketercapaian standar minimal dari KD.
● Dinyatakan secara tertulis dalam pengembangan RPP dan harus
teraktualisasi dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
b) Indikator Pendukung atau indikator prasyarat
● Membantu peserta didik memahami indikator kunci.
● Kompetensi yang sebelumnya telah dikuasai peserta didik dikaitkan
dengan indikator kunci yang dipelajari.
c) Indikator Pengayaan
● Mempunyai tuntutan kompetensi yang melebihi dari tuntutan kompetensi
dari standar minimal.
● Tidak harus selalu ada.
● Dirumuskan apabila peserta didik berpotensi memiliki kompetensi yang
lebih tinggi dan perlu peningkatan dari standar minimal. Lihat lebih detail
pada
● https://www.panduanmengajar.com/2021/12/bag aimana-merumuskan-
indikator.html

PEMBAHASAN

3. Program Tahunan dan Semester

Program adalah unsur pertama yang harus ada demi terciptanya suatu
kegiatan. Program merupakan kata, ekspresi, atau pernyataan yang memuat
asas serta usaha yang dirancang dalam susunan dan rangkaian yang menjadi
satu kesatuan prosedur, kumpulan instruksi tertulis atau suatu bagian yang
executable berupa urutan langkah, untuk menyelesaikan suatu masalah. Dalam
arti lain, ia merupakan rancangan mengenai asas serta usaha dalam suatu
bidang yang akan dijalankan secara harmonis dan terpadu dalam mencapai
suatu sasaran.
Dengan demikian, suatu program pembelajaran adalah mencakup seluruh
kegiatan pembelajaran yang berada di bawah unit administrasi yang sama, atau
sasaran-sasaran yang saling bergantung dan saling melengkapi, yang
semuanya harus dilaksanakan secara integratif, sistemik, dan sistematis.
Program sering dikaitkan dengan perencanaan, persiapan, dan desain atau
rancangan.

Desain dalam perspektif pembelajaran adalah rencana pembelajaran. Rencana


pembelajaran disebut juga dengan program pembelajaran. Untuk mewujudkan
program pembelajaran secara integratif, sistemik, dan sistematis sekolah
membuat dua tahapan, yakni program tahunan (prota) dan program semester
(prosem).

Prota (program tahunan) dan promes (program semester) merupakan


administrasi pembelajaran yang menjadi dasar bagi susunan administrasi
pembelajaran lainnya. Prota adalah susunan alokasi waktu pembelajaran
selama satu tahun untuk mencapai standar kompetensi (SK) dan kompetensi
dasar (KD) yang diharapkan.

Beberapa fungsi Prota adalah:


1) mengorganisir pembelajaran agar bisa berjalan secara optimal;
2) menjadi pedoman untuk menyusun promes;
3) menjadi pedoman dalam menyusun kalender pendidikan;
4) Digunakan sebagai acuan untuk mengoptimalkan penggunaan waktu efektif
pembelajaran yang tersedia.

Sedangkan Fungsi promes adalah:


1) mempermudah tugas guru saat mengadakan pembelajaran selama satu
semester;
2) Mampu mengarahkan kegiatan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
telah diprogram;
3) Menjadi pola dasar untuk mengatur tugas dan wewenang setiap pihak yang
ikut serta dalam pembelajaran;
4) Menjadi pedoman guru dan dalam bekerja dan belajar; 5) Menjadi tolok ukur
efektivitas pada proses pembelajaran;
6) Menjadi bahan untuk menyusun data, sehingga terbentuk keseimbangan
kerja;
7) Mampu menghemat waktu, tenaga, biaya, dan alat penunjang karena
pembelajaran bisa berlangsung secara efektif dan efisien.

Fungsi program tahunan dan semester pembelajaran tersebut bagi guru adalah:
a. Sebagai acuan atau pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran.
Semakin matang rencana yang dipersiapkan maka akan semakin bagus pula
usaha itu dilaksanakan.
b. Menjadikan guru lebih siap dan percaya diri dalam menjalankan tugas
mengajar.
c. Dengan adanya desain bagi seorang guru, akan dapat meningkatkan
kemampuan guru dalam mengajar dan akhirnya akan menjadikan pembelajaran
akan berkualitas dan bermakna bagi peserta didik.
d. Karena adanya perencanaan maka pelaksanaan pengajaran menjadi baik
dan efektif.

Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengembangkan program


tahunan adalah:
1. Menelaah kalender pendidikan, dan ciri khas sekolah/madrasah berdasarkan
kebutuhan tingkat satuan pendidikan.
2. Menandai hari-hari libur, permulaan tahun pelajaran, minggu efektif, belajar,
waktu pembelajaran efektif (per minggu). Hari-hari libur meliputi:
a. Jeda tengah semester
b. Jeda antar semester
c. Libur akhir tahun pelajaran
d. Hari libur keagaman
e. Hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional
f. Hari libur khusus
3. Menghitung jumlah minggu efektif setiap bulan dan semester dalam satu
tahun dan memasukkan dalam format matrik yang tersedia
4. Mendistribusikan alokasi waktu yang disediakan untuk suatu mata pelajaran,
pada setiap KD dan topik bahasannya pada minggu efektif, sesuai ruang
lingkup cakupan materi, tingkat kesulitan dan pentingnya materi tersebut, serta
mempertimbangkan waktu untuk ulangan serta review materi.

a. Tahapan Merancang Program Semester


Langkah-langkah perancangan program semester adalah:
1. Menghitung jumlah Hari Belajar Efektif (HBE) dan Jam Belajar Efektif (JBE)
setiap bulan dan semester dalam satu tahun.
2. Mendistribusikan alokasi waktu yang disediakan untuk suatu KD serta
mempertimbangkan waktu untuk ulangan serta review materi.

Target yang harus dicapai pada pemahaman KD adalah:


a. Materi pokok yang sesuai dengan kompetensi dasar yang bersesuaian
b. Tingkat kedalaman materi yang dibahas pada kompetensi inti dan
kompetensi dasar yang bersesuaian
c. Perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk membuat peserta didik kompeten
terhadap kompetensi dasar yang bersangkutan
3. Guru selanjutnya menentukan alokasi waktu dari setiap KD,
yakni:
a. Alokasi waktu dirinci untuk setiap Kompetensi Dasar.
b. Alokasi waktu pembelajaran untuk setiap KD tergantung pada kompleksitas
KD, keluasan KD, strategi/metode pembelajaran, alat, bahan, dan sumber
belajar yang tersedia.

Daftar materi
pada KB • . Hubungan Standar Kelulusan-Kompetensi Inti-Kompetensi
2
yang sulit
dipahami

Daftar materi
yang sering • Menganalisis Indikator berdasarkan tingkat UKRK
mengalami (Urgensi,Kontinuitas, Relevansi, Keterpakaian) kompetensi pada
3 miskonsepsi KD
dalam
pembelajara
n

Anda mungkin juga menyukai