Anggota Kelompok:
Ahmad Bagas Setiawan (02311940000049)
Matheo Nigel (02311940000073)
Muhammad Bagas Saputra (02311940000065)
Muhammad Hamzah Annazily (02311940000085)
Mohammad Alfaris Fernanda (02311940000089)
Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Ir. Sekartedjo., MSc
Adapun bahan dan alat apa yang akan digunakan, diantaranya meliputi :
1. Microcontroller ESP32
2. Laser Light
3. Light Dependant Resistor (LDR)
4. Buzzer (Piezoelektrik)
5. Kabel Jumper
Sistem ini akan menggunakan pintu sebagai media untuk menempatkan Laser Light
dengan jumlah yang akan meliputi seluruh luas pintu. Pada project ini kami
menempatkan minimal tiga buah Laser Light yang akan ditempatkan di sisi pintu masuk.
Dalam sistem fotonika yang kami kerjakan, Laser Light berfungsi sebagai sensor yang
dapat mendeteksi objek yang melewati sinar laser tersebut. Setelah itu, Laser light
sendiri akan mengirimkan sinyal menuju LDR. Modul sensor LDR sendiri digunakan
untuk mendeteksi intensitas cahaya yang melewatinya. Modul ini nantinya terhubung
dengan kedua pin output analog dan pin output digital bernama A0 dan D0 secara
terpisah pada papan microcontroller. Ketika cahaya masuk ke dalam modul LDR,
hambatan LDR akan menjadi kecil sesuai dengan intensitas cahaya yang masuk
kedalamnya. Setelah mengubah satuan fotonik ke dalam bentuk digital, selanjutnya
Microcontroller akan mengirimkan sinyal yang didapat untuk diteruskan ke dalam
Security Alarm berupa Buzzer. Buzzer kemudian akan berbunyi dimana bunyi tersebut
mengidentifikasi adanya objek yang masuk melalui pintu karena terdeteksi oleh Laser
Light yang terpasang.
5. Prinsip Kerja
Pada prinsipnya, cara kerja dari safety system berbasis laser ini bergantung pada
keberadaan cahaya laser. Cahaya laser yang monokromatik dan memiliki direktivitas
tinggi membuatnya mudah diarahkan kepada sensor. Sensor yang digunakan pada kasus
ini adalah LDR atau Light Dependent Resistor. LDR tidak dapat secara langsung
dihubungkan dengan processing unit utama, dia membutuhkan module tambahan agar
bisa digunakan, yaitu LDR module. Selain itu, alat yang digunakan untuk otak atau
processing unit adalah ESP32. Untuk sistem logika yang sederhana, mikrokontroler
apapun sebenarnya dapat digunakan. Terakhir adalah ada tidaknya server, untuk
merecord riwayat aktivasi alarm.
Mulanya, cahaya laser akan dipancarkan menuju LDR. LDR yang menerima cahaya
akan menghasilkan nilai resistansi. Secara sederhana, keadaan ini kita anggap sebagai
nilai 1 pada logika Boolean. Keadaan tersebut akan diterima oleh ESP32 sebagai
processing unit yang dipilih. ESP32 mengatur regulasi alarm berdasarkan nilai logika
yang dia terima dari LDR. Saat nilai logikanya 1, maka alarm mati. Ketika nilai
logikanya 0, maka alarm akan terpicu. Ketika suatu objek melewati laser, otomatis
cahaya yang mengenai LDR akan menghilang. Hal ini dikarenakan adanya penghalang
berupa objek tersebut. Hilangnya cahaya yang mengenai LDR memicu hilangnya
resistansi. Kondisi ini terbaca sebagai nilai 0 oleh processing unit. Dengan regulasi
kontrol yang ditetapkan, hal tersebut akan memicu alarm berbunyi. Sehingga, orang yang
menggunakan akan sadar bahwa ada seseorang yang telah mencoba memasuki rumahnya
atau apapun bergantung pemanfaatannya. Sistem ini tergolong sederhana. Kompleksitas
akan meningkat ketika kita membuat sistem untuk menyimpan data aktivasi alarm. Hal
ini bisa ditujukan untuk maintenance atau mengamati kinerja sistem. Ketika database
menyatakan bahwa ada jejak aktivasi, namun alarm tidak berbunyi, bisa jadi dikarenakan
adanya error atau kesalahan pada sistem. Untuk membuatnya, dibutuhkan pembuatan
server lokal, serta processing unit yang dapat mengirim data menggunakan WiFi
misalnya, ESP32 telah memenuhi syarat tersebut.
(Pratik R. Dhende, Karan S. Mohitkar*, Hrishikesh A. Mohitkar, Shubham S. Gorwade,
Prof. Seema Bavachkar (2020). Laser Security System. India : Sanjay Bhokare Group of
Institute. Research and Applications: Emerging Technologies Volume 3 Issue 2)
6. Cara Pakai
Cara penggunaan sistem ini adalah dengan cara dipasangkan pada pintu atau ruangan
tertentu yang memeprlukan sistem keamanan. Pointer laser akan dipasankan pada sudut
ruangan atau pintu tertentu kemudian sensor ADC dipasangkan di sudut kebalikannya.
Sinar laser akan menembak ke sensor. Jika sensor menerima sinyal laser maka sistem
aman, sedangkan jika sensor tidak menerima sinyal laser maka terdapat gangguan pada
sistem yang mengartikan mungkin terdapat orang atau hal tertentu sehingga alarm akan
menyala.
Prinsip kerja sistem safety gate berbasis sinar laser ini pada dasarnya merupakan
fenomena pengkapan cahaya, dimana sistem safety ini akan dilengkapi komponen yang
menembakan laser dan kemudian akan ditangkap oleh sensor cahaya (LDR) sebagai
acceptor. Sistem keamanan ini akan aktif ketika sensor cahaya (LDR) tidak menerima
input dari laser pointer. Pengendali yang diterpasang dalam sistem akan memberikan
sinyal kontrol menuju komponen selanjutnya sebagai respons. Respons ini dapat berupa
alarm yang akan dibunyikan ketika sensor cahaya tidak menerima input.
7. Contoh Aplikasi
Sistem Safety Gate Berbasis Sinar Laser ini dapat diterapkan pada tempat - tempat
penting yang rawan kejahatan terutama pencurian. Seperti di garasi rumah, tempat
brankas, penyimpanan benda penting, dan lain - lain.
8. Prospek Pengembangan
Sistem safety yang telah kami rancang memiliki kelebihan berupa sistem yang cukup
simple sehingga dapat dibuat dengan mudah. Meskipun mudah untuk dibuat sistem ini
layak digunakan untuk keamanan rumah pribadi atau perkantoran. Ide sistem yang telah
kami buat masih berpotensi besar untuk dikembangkan. Salah satu pengembangannya
yaitu pergantian sistem pointer laser dan sensor sehingga menjadi sistem yang dapat
bergerak secara otomatis. Sistem juga bisa ditambah dengan camera dan sistem display
sehingga dapat menangkap foto orang yang telah melewati gate atau menghalangi cahaya
pointer ke sensor. Sistem alarm dapat diintegrasikan dengan sistem IoT dengan aplikasi
di smartphone atau computer lainnya.