Anda di halaman 1dari 4

KOBUCAN STRATEGI MENINGKATKAN KREATIVITAS PESERTA DIDIK

DALAM PEMBELAJARAN PPKn


Oleh: WINARNI

NASKAH BEST PRACTICE PEMBELAJARAN INOVATIF BAGI GURU

KOBUCAN Strategi Meningkatkan Kreativitas Peserta Didik Dalam Pembelajaran PPKn.

Guru dalam memilih strategi pembelajaran harus menyesuaikan dengan kondisi peserta didik
dan mengikuti perkembangan zaman, agar pembelajaran dapat berjalan dengan maksimal.
Salah satu ciri khas generasi milenial adalah kemampuan mereka dalam penguasaan teknologi.
Kemampuan itu tentu saja harus diikuti dengan kreativitas yang tinggi sehingga dapat
menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.

Kemampuan teknologi yang tinggi namun kreativitas rendah mendorong penulis menerapkan
strategi pembelajaran KOBUCAN akronim dari Komik Berbantuan Canva meliputi 5 langkah
yaitu membuat akun canva, membentuk kelompok, membuat komik, editing, dan cetak komik.

Strategi ini telah dilakukan mulai dari tahun pelajaran 2018/2019 hingga sekarang. Melalui
strategi KOBUCAN kreativitas peserta didik mengalami peningkatan. Terwujudnya komik
dengan berbagai macam variasi menunjukkan strategi pembelajaran ini dapat meningkatkan
kreativitas dan menumbuhkan kecintaan peserta didik terhadap literasi baca dan tulis. Hal ini
sesuai amanat Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 bahwa pendidikan diselenggarakan dengan
mengembangkan budaya baca, menulis dan berhitung.

Saran dari penulis terhadap sekolah agar dapat memfasilitasi pengembangan strategi
pembelajaran. Bagi guru PPKn maupun guru mata pelajaran lain dapat menerapkan strategi
KOBUCAN dalam pembelajaran dan bagi peserta didik perlu survei pasar untuk mengetahui
komik yang layak cetak di pasaran.

i
Pembelajaran yang baik dapat menumbuhkan kreativitas peserta didik, menyesuaikan
kondisi peserta didik, dan mengikuti perkembangan zaman. Tuntutan pembelajaran abad
21 yang dikenal dengan 4C salah satu diantaranya adalah creativity. Artinya guru dalam
menyiapkan perangkat seperti kurikulum, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, model
atau metode pembelajaran mengacu pada penguasaan ketrampilan abad 21, agar mampu
menghadapi tantangan perkembangan teknologi dan informasi.

Pernyataan di atas sejalan denganUndang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional bahwa pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan
kreativitas, budaya membaca, menulis dan berhitung bagi segenap warga masyarakat.
Untuk memenuhi amanat Undang-Undang tersebut Pemerintah telah berupaya
menyediakan berbagai macam fasilitas buku murah dan berkualitas untuk meningkatkan
kecintaan membaca, dan mengadakan berbagai macam lomba menulis untuk
menumbuhkan budaya menulis. Namun sampai saat ini penyediaan buku baru sebatas
pada buku teks pelajaran, buku non teks seperti karya umum, sastra, fiksi dan karya
lainnya belum sepenuhnya mendapat dukungan dari pemerintah. Padahal buku-buku jenis
itu sangat penting untuk merangsang ketertarikan peserta didik untuk membaca dan
menulis.
Sementara itu berdasarkan hasil tes PISA pada tahun 2018 yang diikuti 78 negara
ternyata Indonesia menempati posisi ke 6 dari bawah. Hal ini menunjukkan bahwa
budaya baca tulis kita masih sangat rendah,hal ini terjadi juga di SMAN 2 Klaten. SMAN
2 Klaten yang terletak di kota kecamatan dengan jumlah peserta didik 1000 lebih,
seharusnya dapat ikut andil menyumbangkan buku minimal sejumlah peserta didik
apabila iklim pebelajaran diarahkan untuk menghasilkan karya dalam bentuk buku.
Namun sayangnya belum banyak guru yang memiliki kesadaran tinggi tentang
pentingnya budaya tulis. Bagaimana mungkin kita berharap peserta didik dapat
menghasilkan buku jika guru tidak memberikan contoh kepada mereka. Selama ini
pembelajaran hanya sekedar mencapai tujuan kurikulum dengan mengejar nilai yang
bagus akibatnya peserta didikpun hanya berusaha untuk mendapatkan nilai yang bagus
dengan berbagai macam usaha. Akibatnya kreativitas mereka amat rendah dan mudah
bosan dalam mengikuti pembelajaran.
Kondisi seperti ini membuat penulis tergerak untuk memilih model pembelajaran yang
dapat menumbuhkan kreativitas peserta didik dengan menghasilkan sebuah karya dalam
bentuk buku. Model ini diterapkan pada Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
kompetensi yang sesuai dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia. Model
yang di pilih salah satu nya adalah Project Based Learning, merupakan model
pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dengan memberikan pengalaman belajar
bermakna serta dibangun berdasarkan produk yang dihasilkan dalam proses pembelajaran
berbasis proyek. Hasil akhir dari pembelajaran ini adalah peserta didik berhasil membuat

0
komik PPKn dengan berbantuan canva. Laporan best practice apabila di buat naskah
adalah ”KOBUCAN (Komik Berbantuan Canva) strategi menumbuhkan kreativitas
peserta didik dalam pembelajaran PPKn (Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan).

Profil Penulis :

Nama : Winarni
Tempat tgl Lahir : Klaten, 11 November 1961
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Guru SMAN 2 Klaten

1
2

Anda mungkin juga menyukai