6 - Audrey A. E. B. Sirait - 00000042245 - AR901 - Kelas - UTS
6 - Audrey A. E. B. Sirait - 00000042245 - AR901 - Kelas - UTS
ARCHITECTURE
AR 901 - A
UJIAN TENGAH
SEMESTER
Kelompok
6
Audrey A. E. B. Sirait - 00000042245
Eireen - 00000037617
Daniel - 00000044593
Nadya Zahira P - 00000036641
General Information:
Sumber: https://lapakfjbku.com/sejarah-stasiun-pasar-senen-jakarta
01
STASIUN PASAR SENEN
Nama Senen diambil dari nama sebuah pasar yang dibuka oleh pemerintah kolonial
LATAR BELAKANG & SEJARAH Belanda pada tahun 1733 sebagai fasilitas perdagangan di pinggiran kota Weltevreden
yang sekarang disebut Gambir.
Pasar itu disebut Pasar Senen karena pada jaman dulu memang hanya buka setiap
hari Senin saja.
Pada masa kepemimpinan Gubernur Hindia Belanda Van der Parra, Pasar Senen
semakin ramai sehingga akhirnya dibuka setiap hari.
Ramainya Pasar Senen menarik perhatian para pedagang asal Cina untuk melakukan
usaha di Pasar Senen dan menetap secara berkelompok membentuk sebuah
perkampungan di sana.
Setelah kemerdekaan hingga tahun 1975, Senen merupakan pusat perdagangan kota
Jakarta yang semakin berkembang dengan dibangunnya Pusat perdagangan Senen
atau proyek Senen pada masa pemerintahan Gubernur Ali Sadikin (1960-1970) dan di
tahun 1990 dibangun pula super blok modern Atrium Senen.
Sumber: https://lapakfjbku.com/sejarah-stasiun-pasar-senen-jakarta
01
STASIUN PASAR SENEN
LATAR BELAKANG & SEJARAH Sejak awal abad ke-19, pemerintah Hindia Belanda memiliki rencana
guna memperbaiki kondisi perkeretaapian di Jakarta dan sekitarnya.
Namun terdapat kendala yakni perkeretaapian di Jakarta terdiri dari
perusahaan kereta api Negara serte beberapa swasta
Sumber: Stasiun Pasar Senen - Heritage - Kereta Api Indonesiahttps://heritage.kai.id › page › Stasiun Pasar Senen
01
STASIUN PASAR SENEN
Sumber: Stasiun Pasar Senen - Heritage - Kereta Api Indonesiahttps://heritage.kai.id › page › Stasiun Pasar Senen
01
STASIUN PASAR SENEN
Sumber: Stasiun Pasar Senen, Aset Bersejarah yang Kini Menjadi Stasiun Terpadu (informasikereta.com)
Stasiun Pasar Senen - Wikiwand
Heritage - Kereta Api Indonesia (kereta-api.co.id)
01
STASIUN PASAR SENEN
Karakter vernakular/penyesuaian
dengan iklim setempat terlihat pada
ELEMEN ARSITEKTURAL bentuk atap limasan yg mendominasi
R. Hall
Atap Limas
01 02
Pintu
masuk Hall
Sumber:
01
STASIUN PASAR SENEN
ELEMEN ARSITEKTURAL
Kanopi Besi Terdapat terowongan bawah tanah guna
Setengah
Lingkaran sebagai penyebrangan ke peron lainnya.
03 04
Dulu
Sekarang
Facade bangunan menjadi lebih Terowongan bawah tanah Penggunaan konstruksi beton yang
modern dengan penggunaan lebih memiliki perubahan yg sedikit lebih dibandingkan konstruksi dulu
banyak kaca sebagai facade utama (polesan cat baru) yang hanya memanfaatkan kanopi
besi setengah lingkaran
02
Toko Merah
General Information:
❏ Construction year : 1730
❏ Heritage classification : -
❏ Address, coordinate : Jl. Kali Besar Barat No. 11, Pinang Siang No.3,
RT.7/RW.3, Roa Malaka, Kec. Tambora, Kota Jakarta Barat, Daerah
Khusus Ibukota Jakarta 11230, -6.135740155707897, 106.8113508797617
❏ Architect : -
Jl. Kali Besar Barat No. 11, Pinang Siang No.3, RT.7/RW.3, Roa Malaka, Kec. Tambora, Kota
Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11230, -6.135740155707897, 106.8113508797617
02
● Van Imhoff, pendiri toko merah, selain itu juga merupakan pendiri Bank of lemming (bank pertama di
Batavia) dan juga mendirikan Buitenzorg (rumah peristirahatannya) atau dikenal sekarang Istana Bogor
● 8 Juli 1767, rumah sebelah utara dibeli Steven Lieve Ganson (hakim)
● Merupakan tempat budak tinggal dulu, saat itu ditempati oleh budak yang dimiliki Van Hoosen dengan
total terdapat 138 orang, yang dimana toko merah menjadi tempat jual beli budak (tahun 1786)
● Toko merah termasuk kedalam cagar budaya karena meninggalkan nilai yang penting bagi sejarah,
memiliki gaya yang khas, dan berusia kurang lebih 50 tahun hal ini diatur dalam UU No. 5/ 1992 tentang
cagar budaya, yang dimana disebutkan keseluruhan Benda cagar budaya dikuasai negara, kemudian juga
dikeluarkan KDH Ibukota Jakarta No. 575 tanggal 29 Maret 1993 tentang penetapan Bangunan-Bangunan
Bersejarah dan Monumen di wilayah DKI Jakarta sebagai bangunan yang dilindungi
● Nama toko merah diberikan berdasarkan pemilik bangunan yang saat itu ditempati oleh Oey Liauw Kong,
yang menjadikan bangunan tersebut sebagai toko, yang menjadikan tembok bangunan ini berwarna merah
oleh batu bata yang tidak diplester
Sumber: Ataladjar, T. B. (2003). Toko Merah: saksi kejayaan Batavia lama di tepian muara Ciliwung: riwayat dan kisah para penghuninya. Dinas Kebudayaan dan
Permuseuman DKI Jakarta.
02
Toko Merah
● Setelah kembali dari pembuangan di Nederland Gubernur Jenderal VOC Batavia berfokus terhadap bidang
pertanian dan perkebunan yang sempat menjadi berantakan akibat dari pemberontakan dan pembantaian
warga Cina di Batavia pada tahun 1740, sehingga wilayah Batavia dioptimalkan kembali area perdagangan
yang sekaligus dapat merangkup perdagangan kawasan Asia bagian usaha swasta
● Serikat dagang VOC ke pihak swasta, yakni warga masyarakat bebas di Batavia dengan mengeluarkan izin
khusus
● Dalam bidang pertanian Baron van Imhoff mendatangkan petani-petani maju dari Nederland untuk
membuka perkebunan secara besar-besaran disekitar Batavia, Bogor, Krawang dan Priangan hal ini untuk
mendukung perdagangan, sehingga juga membangkitkan kembali warga Cina dan mendukung
kehidupan ekonomi, dimulai dari industri kecil yang mulai pulih
● Fungsi bangunan sebagai hotel hanya bertahan selama 22 tahun dari tahun 1786 hingga 1808, hal ini
dikarenakan VOC yang bangkrut dan manajemen hotel yang kurang baik, setelah itu bangunan ini berpindah
tangan pemilik menjadi Heerenweesmeestreen
Sumber: Ataladjar, T. B. (2003). Toko Merah: saksi kejayaan Batavia lama di tepian muara Ciliwung: riwayat dan kisah para penghuninya. Dinas Kebudayaan dan
Permuseuman DKI Jakarta.
02
Toko Merah
● Pada 11 Januari 1809 bangunan ini dibeli Anthony Nacare, merupakan hakim pemerintah Hindia Belanda, yang
difungsikan sebagai rumah tinggal
● Pada tahun 1819 beberapa kantor administrasi (schriff kantoren) menempati bangunan ini sebagai gedung
kantor
● Pada 2 september 1824 bangunan ini dijual kepada John Corvill dengan harga F 16.200
● Tahun 1846 berganti nama menjadi Moorman & Co hingga tahun 1851
● Pada tahun 1895 bangunan toko merah dibeli oleh maskapai kultur Hong Hiu Kongsi
● 21 Juni 1934 bangunan ini menjadi kantor NV. Jacobson van den Berg & Co, yang merupakan perusahan
dagang di Belanda, perusahaan ini bergerak dibidang perdagangan, jasa (asuransi) dan industri.
Sumber: Ataladjar, T. B. (2003). Toko Merah: saksi kejayaan Batavia lama di tepian muara Ciliwung: riwayat dan kisah para penghuninya. Dinas Kebudayaan dan
Permuseuman DKI Jakarta.
02
Toko Merah
Sumber: Ataladjar, T. B. (2003). Toko Merah: saksi kejayaan Batavia lama di tepian muara Ciliwung: riwayat dan kisah para penghuninya. Dinas Kebudayaan dan
Permuseuman DKI Jakarta.
02
Toko Merah Riwayat Penghuni Toko Merah
Sumber: Ataladjar, T. B. (2003). Toko Merah: saksi kejayaan Batavia lama di tepian muara Ciliwung: riwayat dan kisah para penghuninya. Dinas Kebudayaan dan
Permuseuman DKI Jakarta.
02
Toko Merah
● Ketiga persil dibuat berdasarkan akte No. 959, tanggal 13 Juli 1920
Sumber: Permatasari, R. C. (2018, November). Aesthetic research of the building heritage Toko Merah Roland Barthes semiotic
approach. In IOP Conference Series: Materials Science and Engineering (Vol. 453, No. 1, p. 012070). IOP Publishing.
Detail bangunan
ELEMEN ARSITEKTURAL
● Bangunan toko merah mencerminkan bentuk yang fungsionalisme, hal ini yang membuat toko merah dapat
memiliki fungsi yang berbeda-beda tanpa membuat bentuk dari bangunan tersebut berubah
● Lantai bangunan pintu masuk diberikan batu-batu andesit yang berasal dari pantai Koromandel India
Tenggara
● Pada pintu masuk terpasang umpak dalam bentuk plasteran Eropa (spur), materialnya batu granit yang
biasanya juga terpasang pada rumah-rumah bangsawan tiongkok.
● Pada bagian belakang pintu masuk rumah sebelah utara terdapat sebuah pintu kedua yang meiliki bentuk
arch (busur yang melengkung) bergayakan rococo, ukuran pintu 2,38 m x 2,3 m dengan daun pintu yang
ganda, materialnya kayu dan kaca, dengan warna merah pekat
Sumber: Ataladjar, T. B. (2003). Toko Merah: saksi kejayaan Batavia lama di tepian muara Ciliwung: riwayat dan kisah para penghuninya. Dinas Kebudayaan dan
Permuseuman DKI Jakarta.
02
Toko Merah
ELEMEN ARSITEKTURAL
● Pada bagian atas pintu terdapat ragam hias flora dengan motif sulur daun disepanjang lengkungan dan bunga
terdapat pada bagian tengahnya
● Pada sisi kanan dan kiri pintu terdapat empat buat pilaster yang menyerupai order bangunan bergaya seni Eropa
pada umumnya
● Dinding pintu dihiasi dekorasi plesteran barok Eropa Daratan, dengan rangka arsitektur Romawi dan motif-motif
bergaya Perancis
● Terdapat tiga tipe pintu yaitu pintu berdaun ganda, pintu berdaun tunggal, dan pintu yang tidak memiliki daun
pintu
● Tipe pertama jendela adalah jendela geser ke atas yang bergaya sas window, gaya ini berkembang pada akhir
abad ke-17 dan awal abad ke-18 M, ukurannya 4m X 2,5m jumlah jendela terdapat 8 buah, kemudian ada juga
yang berukuran 2m x 1.5m berjumlah 32 buah
Sumber: Ataladjar, T. B. (2003). Toko Merah: saksi kejayaan Batavia lama di tepian muara Ciliwung: riwayat dan kisah para penghuninya. Dinas Kebudayaan dan
Permuseuman DKI Jakarta.
02
Toko Merah
ELEMEN ARSITEKTURAL
● Tipe jendela kedua adalah jendela dorong keluar, gaya jendela ini berkembang di Eropa sejak abad ke-17,
tipe jendela ini juga terdapat dua bentuk ukuran, yang pertama 1.2m x 1.5m haya satu, terdapat diruang
bawah tanah bangunan sebelah utara
● Ukuran yang kedua 90cm x 1.8m berjumlah satu, terdapat di kamar ruang bawah tanah bengunan sebelah
selatan
● Pada bagian depan banguan terpasang 10 jendela, tembok lantai dasar empat buah
● Pada bangunan belakang terdapat 12 buah jendela yang semuanya menghadap ke barat
● Warna tangga merah hati terbuat dari kayu , bentuknya melingkar dengan jumlah anak tangga 24
Sumber: Ataladjar, T. B. (2003). Toko Merah: saksi kejayaan Batavia lama di tepian muara Ciliwung: riwayat dan kisah para penghuninya. Dinas Kebudayaan dan
Permuseuman DKI Jakarta.
02
Toko Merah
ELEMEN ARSITEKTURAL
● Ruang toko merah sangat luas memiliki langit-langit yang tinggi. Plafon bangunan ditopang oleh balok
jati, dengan warna plafon yang dominan warna merah hati
● Sama halnya dengan tangga, balkon serta warna kusen pintu jendelanya dicat warna merah pekat
● Ruang tengah bangunan berfungsi sebagai sirkulasi silang udara, dan terdapat halaman yang
memungkinkan jatuhnya cahaya dari atas kedalam ruangan
● Pada rumah bagian utara terdapat dua buah taman yang berukuran 4.3m x 5.3m, sedangkan taman yang
kedua berukuran 3.4m x 5.3m
● Saat bangunan ini menjadi gedung kantor pusat Jacoberg, dibangun beberapa bangunan tambahan
pada halaman belakang gedung yang digunakan sebagai bagian keuangan dan pembukuan serta
gudang
● Atap bangunan menjulang tinggi dan curam, tujuannya untuk menahan panas matahari masuk dalam
ruangan, bangunan atasnya sejajar dengan tampak depan
Sumber: Ataladjar, T. B. (2003). Toko Merah: saksi kejayaan Batavia lama di tepian muara Ciliwung: riwayat dan kisah para penghuninya. Dinas Kebudayaan dan
Permuseuman DKI Jakarta.
02
Toko Merah
ELEMEN ARSITEKTURAL
● Atap rumah dinding bagian depannya agak sedikit menjorok ke luar, tidak langsung berhenti pada ujung
tembok, hal ini bertujuan untuk menjadi pelindung terhadap hujan dan terik matahari
● Tampak depan bangunan bertingkat dua namun bangunan belakangnya bertingkat tiga
● Ukuran tiap modul bata bangunan panjang 20 cm, lebar 11 cm dan tebal 5 cm
Sumber: Ataladjar, T. B. (2003). Toko Merah: saksi kejayaan Batavia lama di tepian muara Ciliwung: riwayat dan kisah para penghuninya. Dinas Kebudayaan dan
Permuseuman DKI Jakarta.
02
Toko Merah
ELEMEN ARSITEKTURAL
Sumber: Ataladjar, T. B. (2003). Toko Merah: saksi kejayaan Batavia lama di tepian muara Ciliwung: riwayat dan kisah para penghuninya. Dinas Kebudayaan dan
Permuseuman DKI Jakarta.
02
Toko Merah
ELEMEN ARSITEKTURAL
Sumber: Ataladjar, T. B. (2003). Toko Merah: saksi kejayaan Batavia lama di tepian muara Ciliwung: riwayat dan kisah para penghuninya. Dinas Kebudayaan dan
Permuseuman DKI Jakarta.
03
Masjid Cut Meutia
N.V. De Bouwploeg in New Gondangdia of Batavia
General Information:
❏ Construction year : 1879
❏ Heritage classification : -
● Bouwploeg dan sebuah bangunan yang terletak di depannya (Kunstkring), menjadi pintu gerbang kawasan
Menteng. Konservasi Bouwploeg tidak sebaik Kunstkring, oleh karena itu gagasan Bowploeg sebagai gerbang
dan landmark terkenal daerah mentang menjadi hilang
● Fungsi awal bangunan ini adalah kantor arsitektur Naamloze Vennootschap de Bouwploeg yang didirikan oleh
arsitek bernama Pieter Adriaan Jacobus Moojen. Gedung ini dibangun pada tahun 1912 dan pada saat itu kantor
tersebut memiliki tugas utama untuk merancang kawasan pemukiman terdekat yang disebut Gondangdia Baru.
● Menteng merupakan bagian dari kawasan Gondangdia Baru yang direncanakan sebagai Garden City yang
dikembangkan pada tahun 1910-an. Kawasan yang terletak di bagian selatan Koningsplein ini menjadi kawasan
pemukiman baru bagi orang Belanda. Kawasan ini merupakan kawasan pinggiran kota pertama yang
direncanakan di Batavia kolonial yang dirancang oleh PAJ Moojen, seorang anggota commisie van toesicht op
het Geheer van het Land Menteng yang didirikan untuk mengembangkan kota Batavia Rencana Moojen
menyerupai model kota taman dari reformator Inggris Ebenezer Howard, termasuk jalan-jalan lebar dan lingkaran
jalan konsentris dan beberapa alun-alun. Untuk alasan praktis dan fungsional, rencana kawasan perumahan
Menteng diubah oleh F.J. Kubatz selama tahun 1910-an Kawasan ini menjadi salah satu kawasan yang paling
mahal untuk perumahan real estate di Jakarta hingga saat ini karena memiliki lokasi yang strategis dan fasilitas
umum yang baik.
03
Masjid Cut Meutia
Dulu: Bouwploeg sebagai gate garden City ( posisi rel masih rata dengan jalan)
Sekarang: Intervensi seputar Cut Meutia Masjid, letak relnya lebih tinggi dari masjid
Bouwploeg Sebagai gerbang Menteng Garden City (1910) Kondisi telah ter interverensi oleh jalan layang (2022)
Source: Troopen Museum, diolah kembali oleh penulis Source: Google Maps, diolah kembali oleh penulis
Masjid Cut Meutia berdiri di atas tanah berbentuk segitiga dan memiliki taman di depan bangunan.terletak di antara dua jalan utama – yang dapat dengan
mudah menarik orang dari berbagai arah. Pesatnya perkembangan kawasan Menteng dan tidak adanya trotoar yang memadai di sepanjang jalan-jalan utama
telah melemahkan pentingnya situs tersebut sementara pembangunan rel kereta api di belakang Bouwploeg tampaknya menghalangi pandangan dari arah
barat.
Gerbang kawasan pemukiman baru Menteng Garden City pada tahun Dengan kondisinya yang ramai saat ini, Masjid Cut Meutia tidak bisa
1910-an. diidentikkan dengan pintu gerbang
Source: bataviadigital.perpusnas.go.id. Source: Google Maps, diolah kembali oleh penulis
03
Masjid Cut Meutia
Beberapa bukaan dan kanopi baru ditambahkan ke gedung. Walaupun jendela asli dan jendela baru di dalam gedung; jendela baru memiliki
secara umum bangunan masih mempertahankan bentuk jendela lengkung yang biasa ditemukan di masjid-masjid setempat.
arsitekturalnya, perubahan pada fasad menyebabkan bangunan
kehilangan orisinalitas dan karakternya. bingkai jendela lama dan baru
yang mengabaikan bentuk aslinya.
Jendela kota-
jendela
melengkung
Ornament
Bangunan ini memiliki denah melintang simetris dan bagian tengahnya memiliki dinding yang lebih tinggi hingga 22 meter yang berfungsi
sebagai menara ventilasi. Bagian atas bangunan berbentuk persegi panjang ditambah dengan kubah segmental.
Pada saat itu, beberapa arsitek Belanda berjuang untuk menemukan cara untuk menyesuaikan bangunan dengan iklim tropis dan Moojen
memutuskan untuk menggunakan bentuk arsitektur Barat dengan ide menara ventilasi yang ditemukan dalam arsitektur lokal.
Keempat sisi bangunan memiliki atap pelana, yang jelas mengingatkan pada bentuk arsitektur Belanda, tetapi menara ventilasi dan bukaan besar
adalah dua cara untuk mencapai sirkulasi udara yang baik untuk bangunan. Penggunaan atap pelana, bata dan semen, serta penggunaan kolom dan
kubah telah memperkuat karakteristik arsitektur Barat, tetapi Moojen berhasil menangani iklim lokal.
Struktur bangunan adalah sistem sederhana dari kolom dan balok yang dipahami secara eksplisit dari fasad. Arsitek tidak memasang banyak ornamen –
Denah Masjid Cut Meutia memiliki denah silang. Tatanan simetris pada fasad Masjid Cut Meutia. Ventilasi tower tengah 22 meter
kecuali beberapa ornamen
Source: geometris
Pusat Dokumentasi Arsitektur. kolom dan balok Source: Pusat Dokumentasi Arsitektur. Source: Google Pics
03
Masjid Cut Meutia
Sumber:
Artikel:
N.L. Yulia, N.L. Amalia. (2018) Collecting Memories of the City through the Conservation of Heritage Building.
From Research to Implementation For Better Sustainability.
https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1755-1315/126/1/012081/pdf
D.M. Adhi. (2021). Masjid Cut Meutia, Bangunan Peninggalan Belanda yang Berganti Fungsi. Dinas
Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta.
Masjid Cut Meutia, Bangunan Peninggalan Belanda yang Berganti Fungsi (jakarta.go.id)
A.W. Yuri. (2009). GEDUNG BOUWPLOEG (MASJID CUT MUTIA), MENTENG TINJAUAN PERKEMBANGAN
BENTUK ARSITEKTURAL.
Sejarah - Masjid Cut Meutia Jakarta
Photo:
Troopen Museum
troopenmuseum.nl
Batavia Digital
https://Bataviadigital.perpusnas.go.id.
Google Maps
https://www.google.com/maps
PRESERVATION
04
SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS
04
STASIUN PASAR SENEN
04 Preservasi Usulan :
Policy of
01
Memberikan akses kepada siapapun untuk
memberikan kesempatan saling menghargai antar
kultur (X)
Policy of
01
Memberikan akses kepada siapapun untuk
memberikan kesempatan saling menghargai antar
kultur (X)
Policy of
01
Memberikan akses kepada siapapun untuk
memberikan kesempatan saling menghargai antar
kultur (X)
Policy of
01
Memberikan akses kepada siapapun untuk
memberikan kesempatan saling menghargai antar
kultur (X)
Policy of
Policy of 02 Material-material
lingkungan.
yang digunakan ramah
Policy of
TOKO MERAH
Policy of
02 otomatis sehingga dapat menggurangi
penggunaan energi yang berlebihan
TOKO MERAH
01 Membuat fungsi bangunan kembali menjadi
hotel dengan jenis bputique hotel,
menonjolkan keunikan bangunan melalui hotel
sekaligus menggembalikan fungsi toko merah
sebelum menjadi kantor dan toko
TOKO MERAH
Tidak mengganti elemen-elemen arsitektural
01 dengan material yang baru
menambah atau mengurangi ukuran , namun
ataupun
TOKO MERAH
Fungsi bangunan bisa dikembalikan lagi, dan
01 tanpa harus merubah banyak bentuk ruang
atau elemen arsitektural, namun melakukan
perawatan ataupun pengembangan fungsi,
sehingga bangunan digunakan kembali dan
memilik sifat yang adaptive reuse.
Policy of
Membuat fungsi baru yang dapat mendukung
02 aktivitas masyarakat. Hal ini dapat mencangkup
visitor yang lebih luas.
●
bagi semua.
Memastikan akses ke layanan dan infrastruktur yang
03 masyarakat luas. Hal ini akan berdampak pada
masyarakat sekitar bangunan Cut Meutia.
terjangkau yang disediakan oleh aset warisan berwujud dan
tidak berwujud.
● Mengurangi keterpaparan dan kerentanan terhadap peristiwa
cuaca ekstrem terkait iklim dan guncangan serta bencana
ekonomi, sosial, dan lingkungan lainnya dengan
mengintegrasikan warisan dan pengetahuan Pribumi dalam
perencanaan dan layanan masyarakat.
● Meningkatkan peluang sosial-ekonomi yang berkelanjutan
untuk semua melalui warisan. Mempromosikan
pembangunan kapasitas dengan fokus membantu
mengembangkan ekonomi lokal yang beragam dan
menghindari ekonomi tunggal yang bergantung pada
pariwisata dan pertumbuhan.
● Memastikan bahwa setiap peluang ekonomi berkelanjutan
berbasis warisan mendapat manfaat dari sistem perlindungan
sosial bagi kelompok rentan.
● •Memastikan bahwa tidak ada yang menderita pengucilan
sosial-ekonomi karena budaya dan warisan mereka
04 Preservasi Usulan :
Policy of