Sejak itu Kota Semarang mulai dibawahi dengan sistem administrasi pembangunan. Arah
pembangunan tertuju untuk membangun permukiman Belanda yang dilengkapi dengan
fasilitas dan otoritas kota, antara lain stadion olah raga, lapangan tembak, taman-taman kota.
Jaringan jalan baru, drainasi di Banjir Kanal Timur dan Barat, Siranda Kanal dan CB2 Kanal.
Juga saluran Wijayakusuma dan pembangunan WC/Kamar Mandi umum dan lain lain.
Pembangunan sarana pelabuhan, kantor dagang, stasiun kereta api juga harus dilakukan.
Fungsi kota menjadi lebih luas, disamping kota perdagangan, militer, pemerintahan juga
menjadi kota pendidikan dan pariwisata.
Dengan semakin berkembangnya kota Semarang di sisi lain juga tumbuh menjadi salah
satu pusat pergerakan politik untuk melawan Belanda akibatnya politik Belanda berubah
dengan menekan pertumbuhan kota Semarang.
Pada periode ini meletus Perang Dunia II, Semarang dikuasi oleh Jepang. Masa ini adalah
masa diam bagi pertumbuhan Semarang, semua kegiatan diarahkan untuk kebutuhan Militer
Jepang.
Sampai saat Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di atas Kota Hirosima dan Nagasaki
yang menyebabkan Jepang menyerah kepada Amerika Serikat dan sekutunya. Momen ini pun
dimanfaatkan oleh bangsa Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya.
Waktu itu seharusnya kekuasaan Jepang di Indonesia sudah berakhir. Di Semarang,
senjata tentara Jepang dilucuti tanpa kekerasan namun Kido Butai - pusat ketentaraan Jepang
di Jatingaleh curiga bahwa senjata - senjata tersebut akan digunakan untuk melawan Jepang.
Master Recht Wongsonegoro, Gubernur Jawa Tengah saat itu sudah menjamin keamanan
tentara Jepang tetapi suasana makin memanas.
Tak bisa dihindarkan, pertempuran antara Pemuda Semarang dan tentara Jepang terjadi
pada tanggal 15 – 19 Oktober 1945 yang kemudian kita kenal dengan Pertempuran 5 hari di
Semarang.
=====
Baru setelah Kemerdekaan Indonesia, Kota Semarang mulai bebenah kembali, terutama
semenjak tahun 1950. Kota Semarang masih berdasarkan wilayah Gemente.
Masa pertumbuhan ini yang paling pesat adalah perkembangan wilayah permukiman di
daerah kota, antara lain kompleks Krobokan, Seroja, Pelabuhan, Jangli dan Mrican.
Fasilitas yang berkembang untuk menunjang sektor perdagangan antara lain
pembangunan Pasar Johar, Bulu, Karangayu, Dargo, Langgar dan sebagainya.
Juga fasilitas transportasi seperti terminal bus, industri mini bus di Srondol dan yang
tersebar dalam kota mulai bangkit kembali. Dengan melihat pertumbuhan kota yang makin
pesat, pada tanggal 19 Juli 1976 kota Semarang dimekarkan sampai ke wilayah Mijen,
Gunungpati, Tugu dan Genuk. Sedang untuk menunjang pembangunan kota yang lebih
terencana.
Kini Kota Semarang adalah Ibukota Provinsi Jawa Tengah dan salah satu kota penting yang
terletak di pesisir utara Jawa dan sebagai hub utama penghubung Jakarta - Surabaya dan kota -
kota di pedalaman selatan Jawa. Memiliki luas wilayah 373,70 kilometer persegi, terdiri dari 16
kecamatan, 177 kelurahan dengan jumlah penduduk sekitar 1 juta 669 jiwa.
Kota Semarang terus menerus membangun dan bergerak bersama menuju kemakmuran dan
kesejahteraan warganya.