Abstract The southern Bali region was the center of tourism, especially in the North Kuta District, Kuta
District, and South Kuta District. The rapid development of tourism is also supported by the increase in
infrastructure development to land changes. It is necessary to monitor and analyze changes in land use.
For land use analysis using fusion imagery with HSV method from a combination of AVNIR-2 and PRISM
images in 2008. This study aimed at investigating the accuracy level of fusion images, and it can be
carried out for land use analysis in the southern Bali region. This research was conducted in several
phases, namely: (1) problem identification, (2) data collection, (3) data identification and analysis, (4) and
reporting. The analysis results show that the fused image can produce color images with a resolution of
2.5 m, the same as the PRISM image. The results of the accuracy-test with comparative data from Google
Earth show that the use of fused land has high accuracy with an overall accuracy of 84.848%, so it was
feasible to use the basis for land use analysis. Comparing land use analysis between fusion images and
AVNIR-2 shows that the fusion image can interpret objects in more detail because it has a higher
resolution. Besides that, the fusion image can identify a new class, namely roads.
Abstrak Wilayah Bali selatan merupakan wilayah pusat pariwisata khususnya pada wilayah Kecamatan
Kuta Utara, Kecamatan Kuta, dan Kecamatan Kuta Selatan. Pesatnya perkembangan pariwisata
didukung juga dengan meningkatnya pembangunan infrastruktur sehingga banyak terjadi alih fungsi lahan.
Perlu dilakukan pemantauan dan analisis dari perubahan penggunaan lahan tersebut. Untuk analisis
penggunaan lahan menggunakan citra fusi dengan metode HSV dari kombinasi citra AVNIR-2 dan PRISM
tahun 2008. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat akurasi citra fusi dan selanjunya dapat
dilakukan untuk analisis penggunaan lahan pada wilayah Bali selatan. Penelitian ini dilakukan dalam
beberapa fase yaitu: (1) identifikasi masalah, (2) pengumpulan data, (3) identivikasi dan analisis data, (4)
serta pelaporan. Hasil analisis menujukan bahwa citra hasil fusi dapat menghasilkan citra berwarna
dengan resolusi 2.5 m sama dengan citra PRISM. Hasil uji akurasi dengan data pembanding Google Earth
menunjukan penggunan lahan hasil fusi memiliki akurasi yang tinggi dengan overall akurasi sebesar
84.848%, sehingga layak digunakan dasar untuk analisis penggunaan lahan. Hasil perbandingan analisis
penggunaan lahan antara citra fusi dengan AVNIR-2, ternyata citra fusi mampu menginterpretasi objek
lebih detail karena memiliki resolusi lebih tinggi, selain itu pada citra fusi dapat mengidentifikasi kelas baru
yaitu jalan.
1. Pendahuluan
I Kadek Adiana Putra, I Made Dedy Setiawan
STMIK STIKOM, Indonesia Sistem penginderaan jenis
ALOS memiliki tiga instrumen: di
putraadiana@ymail.com
Aplikasi Teknik Fusi dengan Metode Pansharpening untuk Analisis Penggunaan Lahan pada Wilayah Bali
Selatan/ I Kadek Adiana Putra, I Made Dedy Setiawan
menjadi ukuran elemen citra resolusi Dimana äIHS = Pan − I dan citra
spasial tinggi dengan menggunakan fusi [𝑅′𝐼𝐻𝑆 , 𝐺′𝐼𝐻𝑆 , 𝐵′𝐼𝐻𝑆 ]T diperoleh dari
teknik nearest neighbour, bilinear, atau gambar asli dengan mengubah ukuran
cubic convolution technique. Akhirnya, [R, G, B]T dengn operasi sederhana.
mengubah kembali citra warna RGB Teknik fusi dari resolusi tinggi dan
untuk ruang warna. Output gambar citra penginderaan jauh multispektral,
RGB akan memiliki elemen ukuran tujuannya adalah memastikan informasi
gambar++6 yang sama dengan citra spektral dan menambahkan informasi
resolusi tinggi (Laben, et al., 2005). detail dari resolusi spasial tinggi, oleh
R′IHS 𝑅 + (𝑃𝑎𝑛 − 𝐼) 𝑅 + 𝛿𝐼𝐻𝑆 karena itu, fusi bahkan lebih memadai
G′IHS = 𝐺 + (𝑃𝑎𝑛 − 𝐼) = 𝐺 + 𝛿𝐼𝐻𝑆 untuk pengembang di ruang HIS, (Al-
B′IHS 𝐵 + (𝑃𝑎𝑛 − 𝐼) 𝐵 + 𝛿𝐼𝐻𝑆 Wassai, et al., 2011).
Gambar 1. Model Ruang Warna IHS a) Model Warna Kubus (b) Model Warna Silinder
(c) Model Warna Hexcone (d) Warna Bi-Conic Color, (Al-Wassai, et al., 2011).
Desain penelitian ini diawali dari jelas alur algoritma umum fusi dapat
tahap identifikasi data, tahap dilihat pada Gambar 2.
pengumpulan data, Tahap identifikasi
data dan analisis hasil, trahap akhir.
Penelitian ini menggunakan metode
analisis deskriptif kuantitatif. Deskrip
kualitatif adalah untuk jelaskan
penggunaan tkenik fusi dengan metode
phansarpening HSV untuk
menghasilkan citra baru multyspectral
dan memliki resolusi tinggi. Untuk lebih Gambar 2. Algoritma Fusi dengan
metode pansharpening HSV
Comisi
Errors commission mewakili piksel yang dimiliki kelas berbeda dan diberi kode
untuk kelas tertentu. Kesalahan komisi ditampilkan di baris confusion matrix, (Anonim,
2015).
Omisi
Errors omission merupakan piksel yang dimiliki kesalahan analisis dalam jenis
penggunaan lahan dalam melakukan analisis yang lebih akurat. Kesalahan dari
kelalaian ditunjukkan dalam kolom confusion matrix, (Anonim, 2015).
resolusi tinggi 2,5 m sesuai dengan sesuai dengan resolusi citra PRISM.
resolusi pada PRISM. Pada ALOS AVNIR-2 terdapat
Teknik fusi dengan metode gangguan sehingga mempengaruhi
pansharpening HSV dapat analisis objek. Citra fusi dapat
menghasilkan citra baru berwarna menghilangkan gangguan awan,
dengan resolusi tinggi. Dalam fusi juga sehingga dapat lebih mudah dalam
dilakukan komposit dengan kombinasi melakukan analisis dan interpretasi,
3,2,1 untuk warna asli dan 4,3,2 untuk kecuali pada objek yang sama pada
kenampakan vegetasi. Citra komposit kedua citra tertutp awan tebal teknik
hasil fusi memliki ketajaman yang tinggi fusi tidak dapat menghilangkannya.
Tabel 3. Error Matrix: Data Refrensi Dalam Kolom, Data Klasifikasi Dalam Baris
Kode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 SUM
1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
2 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
3 3 1 98 0 0 0 0 1 4 0 0 0 0 108
4 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1
5 0 0 0 0 5 0 0 0 0 0 0 0 0 5
6 0 0 0 0 0 32 0 0 0 0 0 3 0 35
7 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 3
8 0 0 0 0 0 0 1 15 0 0 0 0 0 16
9 0 1 3 0 0 0 0 0 25 0 1 1 0 31
10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 2
11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 2 0 5 0 0 0 0 0 11 0 0 69 0 91
13 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2
SUM 6 4 107 0 5 32 4 16 41 1 1 75 1 297
Gambar 7. Hasil Analsis Penggunaan Lahan Citra Fusi Dengan AVNIR-2 di Wilayah
Bali Selatan Tahun 2008
Tegalan
fusi terlihat jernih tanpa awan. Akan acuan dalam analisis penggunaan
tetapi tutupan awan pada citra PRISM lahan.
tidak dapat dihilangkan sehingga Hasil analisis penggunaan lahan
beberapa objek hasil fusi masih terlihat pada wilayah Bali selatan khususnya
tutupan dari awan pada PRISM. pada Kecamatan Kuta Utara,
Dari berbagai metode teknik fusi Kecamatan Kuta, dan Kecamatan Kuta
citra seperti Metode Transformasi Selatan dengan menggunakan
Brovey, Metode Principal Component perbandingan kedua citra antara
Analysis (PCA), Gram-Schmidt seperti AVNIR-2 dengan Citra fusi, keduanya
pernelitian yang dilakukan oleh (Putrri. sama-sama menampilkan kelas
Dkk, 2018) menunjukan metode HSV penggunaan lahan yang sama. Akan
dapat menghasilkan resolusi sesuai tetapi dengan resolusi spasial yang
resolusi citra multi spectral sehingga dimiliki AVNIR-2 yaitu 10 m berbanding
mempermudah dalam melakukan 2,5 m memberikan nilai kedetailan
klasifikasi kelas penggunaan lahan, objek yang berbeda. Pada objek
akan tetapi kelemahan dari metode ini dengan luas <10 m tidak bisa
adalah nilai DN (digital Number) diidentifikasi pada citra AVNIR-2 karena
dirubah kedalah ruang gambar pada nilai selnya adalah 10 m sehingga nilai
satuan RBG sehingga tidak bisa sel pada objek tersebut akan digabung
dilakukan koreksi lebih lanjut. dengan objek lain disekitarnya dan
Berdasarkan hasil analisis menjadi satu raster. Sedangkan pada
sampel sebanyak 10% dari total sampel fusi dengan nilai sel 2,5 m dapat
di komparasi dengan data Google Earth mengidentifikasi objek dengan luas <10
menunjukan bahwa tingkat akurasi citra m dan ≥2,5 m sehingga dapat
fusi sebesar 84,848%. Sesuai dengan menginterpretasi objek lebih rinci dari
kappa analisis menunjukan nilai overall pada citra AVNIR-2. Hal tersebut yang
accuracy sebesar 84,848% dan overall menyebabkan nilai beberapa kelas
omission error sebesar 15,151%. penggunaan lahan yang sama pada
Dengan nilai akurasi 84,848% telah kedua citra memiliki variasi yang tinggi
melampaui standar akurasi yaitu 80%, khususnya pada kelas sawah,
sehingga citra fusi dapat digunakan bangunan, pemukiman dan tegalan.
sebagai acuan dalam melakukan Selan kelas tersebut dengan resolusi
interpretasi penggunaan lahan. 2,5 dan warna yang tajam citra fusi juga
Terdapat penyimpangan dalam analisis dapat menampilkan kelas yang
akurasi sehingga mempengaruhi nilai berbeda yaitu kelas jalan yang tidak
akurasi citra yaitu, hasil klasifikasi citra terdapat pada hasil interpretasi pada
fusi terdapat kelas awan dan pasir AVNIR-2.
pantai sedangkan pada Google Erath
pada titik tersebut tidak terdapat kelas 4. Penutup
awan dan pasir pantai sehingga Aplikasi teknik fusi dengan
penyimpangan ini menyebabkan metode pansharpening HSV (Hue
penurunan hasil akurasi. Walaupun Saturation and Value) dapat
demikian dengan nilai 84,848% menciptakan citra baru berwarna
merupakan nilai yang tinggi sebagai (multispectral) dengan resolusi tinggi,