(UAP)
Billy Gerson
102010345
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna utara no.6 Kebon Jeruk, Jakarta
Pendahuluan
Angina pektoris adalah nyeri hebat yang berasal dari jantung dan terjadi sebagai
respon terhadap suplai oksigen yang tidak adekuat ke sel-sel miokardium. Nyeri angina
dapat menyebar ke lengan kiri, punggung, rahang, atau ke daerah abdomen.1
Rasa nyeri yang dirasakan seperti diperas atau tertekan di daerah perikadium atau
substernum didada ini membuat rasa yang sangat tidak nyaman dan ketakutan pada orang
yang mengalaminya. Pada kebanyakan kasus timbul rasa nyeri yang semakin bertambah
dan dengan intensitas serta frekuensi yang sering menyebabkan pasien datang ke rumah
sakit untuk diperiksa. Rasa nyeri di dada yang timbul ini dapat disebabkan karena adanya
kelainan pada sirkulasi darah pada jantung. Perlunya ketepatan dan kecepatan dalam
menagani kasus ini diperlukan agar tidak menyebabkan kerusakan yang lebih besar pada
jantung sehingga menimbulkan masalah yang lebih serius.
Hasil anamnesis : Seorang laki-laki 56 tahun dengan keluhan nyeri pada dada kiri sejak
5 jam lalu dengan onset ± 5 menit, terutama timbul saat bekerja disertai dengan keringat
dingin dan mual muntah. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan perokok.
PEMERIKSAAN
Pemeriksaan fisik : 3
Bila riwayat klinis pada pasien dengan angina merupakan kunci diagnosis, maka
pemeriksaan fisik sering tidak memberikan hasil apapun kecuali bila gejala terjadi
sebagai akibat satu kondisi lain selain PJK. Pemeriksaan pasien selama satu episode nyeri
dada dapat membantu dalam menunjukkan adanya bunyi jantung tambahan transien
(bunyi jantung ketiga (S3) atau keempat (S4)) atau murmur (misalnya sekunder karena
regurgitasi mitral (MR)).
Tekanan darah sistemik
Peningkatan TD merupakan faktor risiko penting PJK.
Denyut nadi
Denyut nadi sering normal pada pasien dengan angina stabil. Selama serangan akut,
takikardia atau aritmia transien (misalnya fibrilasi atrium (AF), takikardia ventrikel)
dapat terjadi. Takikardia saat istirahat atau pulsus alterans dapat mengindikasikan
disfungsi miokard iskemik berat sebagai akibat infark sebelumnya.
Tekanan vena
Normal pada angina tanpa komplikasi namun takanan vena dapat meningkat sebagai
akibat infark miokard sebelumnya.
Auskultasi
Selama serangan angina, penurunan komplians ventrikel menyebabkan
peningkatan tekanan atrium kiri dengan S4 yang dapat terdengar. Ejeksi ventrikel yang
memanjang dapat menghasilkan pemisahan paradoksal (terbalik) bunyi jantung kedua
(S2). S3 tidak umum didapatkan pada pasien dengan angina kecuali telah ada kerusakan
miokard sebelumnya. Iskemi otot papilaris atau abnormalitas konfigurasi otot papilaris
(yang dapat transien) bisa menyebabkan murmur akhir sistolik akibat MR ringan. Yang
menarik adalah murmur mid—diastolik yang terdengar pada batas sterna kiri dan di
apeks akibat stenosis arteri koroner proksimal.4
● PENUNJANG
1. EKG (Elektrokardiogram) 4
Pemeriksaan EKG sangat penting baik untuk diagnosis maupun stratifikasi resiko
pasien angina tak stabil. Adanya depresi segmen ST yang baru menunjukkan
kemungkinan adanya iskemia akut. Gelombang T negatif juga menunjukkan salah
satu tanda iskemia atau NSTEMI. Perubahan gelombang ST kurang dari 0,5 mm
dan gelombang T negatif kurang dari 2 mm, tidak spesifik untuk iskemia dan
dapat disebabkan karena hal lain. Pada angina tak stabil 4% mempunyai EKG
normal, dan pada NSTEMI 1-6% EKG juga normal.
2. Uji latih
Pasien yang telah stabil dengan terapi medikamentosa dan menunjukkan tanda
resiko tinggi perlu pemerikasaan exercise test dengan alat treadmill. Bila hasilnya
negatif maka prognosis baik. Sedangkan bila hasilnya positif, lebih-lebih bila
didapatkan depresi segmen ST yang dalam, dianjurkan untuk dilakukan
pemeriksaan angiografi koroner, untuk menilai keadaan pembuluh koronernya
apakah perlu tindakan revaskularisasi (PCI atau CABG) karena resiko terjadinya
komplikasi kardiovaskular dalam waktu mendatang cukup besar.
3. Ekokardiografi
4. Laboratorium
1. SGOT/ AST : naik sekitar 6-8 jam setelah mulainya MCI dan mencapai kadar
normal pada hari ke-5. SGOT juga meninggi. SGOT juga meninggi pada
penyakit hati, nekrosis otot, ginjal, otak, dan lain-lain.
2. LDH : Kadarnya akan naik dalam waktu 24 jam setelah terjadinya MCI,
mencapai kadar tertinggi pada hari ke-4 dan menjadi normal kembali dalam
waktu 8-14 hari. Isoenzim terpenting adalah α HBDH (LDH 1). LDH juga
dapat meninggi pada penyakit parenkim hati, anemia megaloblastik,
leukemia,hemolisis darah) dan lainnya.
3. CK/CPK : Kadar CK naik sekitar 6 jam setelah berjangkitnya MCI dan pada
kasus-kasus tanpa penyulit mencapai kadar tertinggi dalam waktu 24 jam
untuk menjadi normal kembali dalam waktu 72-96 jam.
4. Tes CKMB : CKMB adalah isoenzim CK yang spesifik untuk sel otot jantung
karena itu kenaikan aktivitas CKMB lebih mencerminkan kerusakan otot
jantung. Kadar CKMB seperti CK (total) mulai naik 6 jam setelah mulainya
MCI, mencapai kadar tertinggi lebih kurang 12 jam kemudian dan biasanya
lebih cepat mencapai kadar normal daripada CPK yaitu dalam waktu 12-48
jam. Sensitivitas tes CKMB sangat baik (hampir 100%) dengan spesifitas
agak rendah. Untuk meningkatkan ketelitian penentuan diagnosis MCI dapat
digunakan rasio antara CKMB terhadap CK total, dan tes-tes tersebut
diperiksa selama 36 jam pertama setalah onset penyakit maka diagnosis MCI
dapat dianggap pasti.
5. Troponin
DIAGNOSIS KERJA
1. pasien dengan angina yang masih baru dalam 2 bulan, di mana angina cukup berat
dan frekuensi cukup sering, lebih dari 3 kali per hari
2. pasien dengan angina yang semakin bertambah berat, sebelumya angina stabil, lalu
serangan angina timbul lebih sering dan lebih berat sakit dadanya, sedangkan faktor
prespitasi makin ringan
2. Kualitas nyeri : biasanya merupakan nyeri yang tumpul seperti rasa tertindih/ berat di
dada, rasa desakan yang kuat dari dalam atau dari bawah diafragma, seperti diremas-
remas atau dada mau pecah dan biasanya disertai dengan keringat dingin dan sesak
napas serta perasaan takut mati. Biasanya bukanlah nyeri yang tajam, seperti rasa
diiris sembilu, dan bukan pula mules. Tidak jarang pasien mengatakan bahwa ia
hanya merasa tidak enak di dadanya (chest discomfort).
Nyeri berhubungan dengan aktivitas, hilang dengan istirahat, tapi tidak berhubungan
dengan gerakan pernapasan atau gerakan dada ke kiri dan ke kanan. Nyeri juga dapat
diprespitasi oleh stress fisik ataupu emosional.
3. Kuantitas nyeri : Nyeri yang timbul pertama sekali timbul biasanya agak nyata, dari
beberapa menit sampai kurang dari 20 menit. Bila lebih dari 20 menit dan berat maka
harus dipertimbangkan sebagai angina tidak stabil (UAP). Nyeri dapat dihilangkan
dengan nitrogliserin subligual dalam hitungan detik sampai beberapa menit.
Nyeri tidak terus-menerus, tapi hilang timbul dengan intensitas yang makin
bertamabah atau makin berkurang sampai terkontrol. Nyeri yang berlangsug terus-
menerus sepanjang hari, bahkan sampai berhari-hari biasanya bukanlah nyeri angina
pektoris.
Keluhan pasien umumnya berupa angina untuk pertama kali atau keluhan angina
yang bertambah dari biasa. Nyeri dada seperti pada angina biasa tapi lebih berat dan lebih
lama, mungkin timbul pada waktu istirahat atau timbul karena aktivitas yang minimal.
Nyeri dada dapat disertai keluhan sesak napas, mual, sampai muntah, kadang-kadang
disertai keringat dingin. Pada pemeriksaan jasmani seringkali tidak ada yang khas.
DIAGNOSIS BANDING
1. NSTEMI
Angina pektoris tidak stabil (UAP) dan infark miokard akut tanpa elevasi ST
(NSTEMI) diketahui merupakan suatu kesinambungan dengan kemiripan
patofisiologi dan gejala klinis sehingga pada prinsipnya penatalaksanaan keduanya
tidak berbeda. Diagnosis NSTEMI ditegakkan jika pasien dengan manifestasi klinis
UAP menunjukkan bukti adanya nekrosis miokard berupa peningkatan biomarker
jantung. 4
Troponin T atau troponin I merupakan petanda nekrosis miokard yang lebih disukai
karena lebih spesifik daripada enzim jantung tradisional seperti CK dan CKMB. Pada
pasien dengan IMA, peningkatan awal troponin pada darah perifer setelah 3-4 jam
dan dapat menetap sampai 2 minggu.4
Angina stabil atau disebut juga angina klasik, terjadi sewaktu arteri koroner yang
arterosklerotik tidak dapat berdilatasi untuk meningkatkan aliran darah saat terjadi
peningkatan kebutuhan oksigen. Peningkatan kerja jantung dapat menyertai aktivitas
fisik seperti berolahraga atau naik tangga. Pajanan dingin terutama apabila disertai
dengan kerja dapat meningkatkan kebutuhan metabolik jantung dan merupakan
stimulan kuat untuk terjadinya angina klasik. Stres mental, termasuk stres yang terjadi
akibat rasa marah serta tugas mental berhitung dapat mencetuskan angina klasik.
Nyeri pada angina jenis ini biasanya menghilang apabila individu bersangkutan
menghentikan aktivitasnya.1
3. Prinzmetal Angina
Angina ini terjadi tanpa peningkatan jelas beban kerja jantung dan pada kenyatannya
sering terjadi pada saat istirahat atau tidur. Pada angina prinzmetal (varian), suatu
arteri koroner mengalami spasme yang menyebabkan iskemia jantung di bagian hilir.
Kadang-kadang tempat spasme berkaitan dengan aterosklerosis. Pada lain waktu,
arteri koroner tidak mengalami sklerosis. Ada kemungkinan bahwa walaupun tidak
jelas tampak lesi pada arteri, dapat terjadi kerusakan lapisan endotel yang samar. Hal
ini menyebabkan peptida vasoaktif memiliki akses langsung ke lapisan otot polos dan
menyebabkan kontraksi arteri koroner. Disritmia sering terjadi pada angina varian.1
ETIOLOGI 6
1. Aterioklerosis
3. Anemia berat
4. Artritis
1. Emosi
2. Stres
3. Beban sirkulasi tambahan : makan dalam jumlah banyak atau pada cuaca dingin
4. Banyak merokok
Faktor Resiko 7
EPIDEMIOLOGI
Di amerika serikat setiap tahun 1 juta pasien dirawat di rumah sakit karena angina
pectoris tak stabil, dimana 6-8% kemudian mendapat serangan infark jantung yang tidak
fatal atau meninggal dalam satu tahun setelah diagnosis ditegakkan.
PATOFISIOLOGI
Pada saat beban kerja suatu jaringan meningkat, kebutuhan oksigennya juga
meningkat. Apabila kebutuhan oksigen meningkat pada jantung yang sehat, arteri-arteri
koroner akan berdilatasi dan akan mengalirkan banyak darah dan oksigen ke otot jantung.
Akan tetapi apabila arteri koroner mengalami kekakuan atau menyempit akibat
aterosklerosis dan tidak dapat berdilatasi sebagai respon terhadap peningkatan kebutuhan
oksigen dan kemudian akan terjadi iskemia (kekurangan suplai darah) miokardium.
Patofisiologi lainnya yang dapat menyebabkan terjadinya angina pektoris tidak stabil : 4
1. Ruptur Plak
Sebagai reaksi terhadap gangguan faal endotel, terjadi agregasi platelet dan
platelet melepaskan isi granulasi sehingga memicu agregasi yang lebih luas,
vasokonstriksi dan pembentukkan trombus. Faktor sistemik dan inflamasi ikut
berperan dalam perubahan terjadinya hemostase dan koagulasi dan berperan dalam
memulai trombosis yang intermiten, pada angina tak stabil.
3. Vasospasme
Terjadinya vasokonstriksi juga mempunyai peran penting pada angina tak stabil.
Diperkirakan adanya disfungsi endotel dan bahan vasoaktif yang diproduksi oleh
platelet berperan pada perubahan dalam tonus pembuluh darah dan menyebabkan
spasme. Spasme yang terlokalisir seperti pada angina prinzmetal juga dapat
menyebabkan angina tak stabil, dan mempunyai peran dalam pembentukan trombus.
PENATALAKSANAAN
Tindakan Umum
Pasien perlu perawatan di rumah sakit,sebaiknya di unit intensif koroner, pasien perlu
diistirahatkan (bed rest), diberi penenang dan oksigen. Pemberian morfin atau petidin
perlu pada pasien yang masih merasakan sakit dada walaupun sudah mendapat
nitrogliserin.
1. Obat anti-iskemia
Preparat :
Obat antiplatelet merupakan salah satu dasar dalam pengobatan angina tidak stabil
maupun infark tanpa elevasi ST segmen. Tiga gologan obat anti platelet yang terbukti
bermanfaat seperti aspirin, tienopiridin dan inhibitor GP Iib/IIIa.
b. Tiklopidin : obat ini merupakan suatu derivat tienopiridin yang merupakan obat
kedua dalam pengobatan angina tidak stabil bila pasien tidak tahan aspirin. Dalam
pemberian tiklopidin harus diperhatikan efek samping granulositopenia.
Ikatan fibrinogen dengan reseptor GP IIb/IIIa pada platelet ialah ikatan terakhir
pada proses agregasi platelet. Karena inhibitor GP IIb/IIIa menduduki reseptor
tadi maka ikatan platelet dengan fibrinogen dapat dihalangi dan agregasi platelet
tidak terjadi. Pada saat ini ada 3 macam obat golongan ini yang telah disetujui :
Obat-obat ini telah dipakai untuk pengobatan angina tak stabil maupun untuk
obata tambahan dalam tindakan PCI terutama pada kasus-kasus angina tak stabil.
3. Obat anti-trombin
a. Unfractionated Heparin
PENCEGAHAN
1. Perubahan life style (termasuk berhenti merokok dan lain-lain), penurunan BB,
penyesuaian diet, olahraga teratur dan lain-lain.4
2. Mengobati faktor predisposisi dan faktor pencetus : stress, emosi, hipertensi, penyakit
DM, hiperlipidemia, obesitas, anemia.8
3. Menghindari bekerja pada keadaan dingin atau stres lain yang diketahui mencetuskan
serangan angina klasik pada seseorang.1
KOMPLIKASI
1. Infark miokardium (IM) adalah kematian sel-sel miokardium yang terjadi akibat
kekurangan oksigen yang berkepanjanga. Hal ini adalah respon letal terakhir terhadap
iskemia miokardium yang tidak teratasi. Sel-sel miokardium mulai mati setelah
sekitar 20 menit mengalami kekurangan oksigen. Setelah periode ini, kemampuan sel
untuk menghasilkan ATP secara aerobs lenyap dan sel tidak memenuhi kebutuhan
energinya.1
2. Aritmia
Karena insidens PJK dan hipertensi tinggi, aritmia lebih sering didapat dan dapat
berpengaruh terhadap hemodinamik. Bila curah jantung dan tekanan darah turun
banyak, berpengaruh terhadap aliran darah ke otak, dapat juga menyebabkan angina,
gagal jantung.4
3. Gagal Jantung
Gagal jantung terjadi sewaktu jantung tidak mampu memompa darah yang cukup
untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrien tubuh. Gagal jantung disebabkan
disfungsi diastolik atau sistolik. Gagal jantung diastolik dapat terjadi dengan atau
tanpa gagal jantung sistolik. Gagal jantung dapat terjadi akibat hipertensi yang lama
(kronis). Disfungsi sistolik sebagai penyebab gagal jantung akibat cedera pada
ventrikel, biasanya berasal dari infark miokard.1
PROGNOSIS
Pada angina tidak stabil bila dapat didiagnosis dengan tepat dan cepat serta memberikan
pengobatan yang tepat dan agresif maka dapat menghasilkan prognosis yang baik. Namun
bila tidak dapat menimbulkan kematian.
KESIMPULAN
Angina pektoris tidak stabil merupakan suatu gejala atau sindrom yang menandakan
adanya iskemi pada sel-sel otot jantung. Iskemi tersebut timbul akibat ketidakseimbangan
antara suplai dan kebutuhan oksigen pada jantung yang biasanya terjadi karena
arterosklerosis. Sindrom tersebut timbul dengan rasa nyeri pada kiri dan dapat menyebar
ke lengan kiri, punggung, rahang, atau ke daerah abdomen. Angina tidak stabil dapat
terjadi pada saat istirahat atau saat melakukan kerja dan dapat disertai dengan keluhan
seperti mual, muntah,sesak napas, dan keringat dingin.
DAFTAR PUSTAKA